Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MINGGUAN

BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

LEAF SAMPLING UNIT PADA TANAMAN KELAPA SAWIT

IRANDA ANASTASYA ADE KUSUMANINGRUM

1906111472

AGRIBISNIS-B

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2020
I. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Leaf Sampling Unit

Tanaman kelapa sawit membutuhkan unsur hara untuk produksi yang


optimal. Apabila tanaman mengalami kahat hara, maka tanaman akan mengalami
pertumbuh dengan tidak sehat, mudah diserang penyakit, serta produksi
cenderung menurun. Kondisi tanaman seperti ini akan merugikan bagi pihak
perkebunan. Mengingat bahwa dalam usaha perkebunan kelapa sawit, biaya
pemupukan adalah 60% dari biaya pemeliharaan. (Hakim,2007).

Pemupukan tanaman dilaksanakan untuk memenuhi unsur hara pada


tanaman. Untuk menentukan jenis pupuk yang akan diberikan pada tanaman
kelapa sawit baik masih dalam tanaman belum menghasilkan maupun tanaman
menghasilkan, maka dilakukan penelitian seperti analisa daun, analisa tanah
dengan memperhatikan kondisi alam. Dengan analisis daun dan analisis tanah
yang tepat dan efisien,yang bertujuan untuk memperoleh jenis dan dosis pupuk
yang tepat, cara aplikasi dan frekuensi Pemupukan berdasarkan analisis tanah dan
daun dalam peningkatan produksi tanaman kelapa sawit.

Leaf sampling Unit (LSU) merupakan kegiatan pengambilan contoh-


contoh daun dari setiap blok di lahan untuk keperluan analisis daun di
laboratorium, ditujukan untuk merekomendasikan pemberian pupuk pada tanaman
belum menghasilkan (TBM) dan tanaman menghasilkan (TM). LSU(Leaf
Sampling Unit) atau KCD (Kesatuan Contoh Daun) yaitu kegiatan pengambilan
contoh daun untuk mendiagnosa nilai nutrisi yang ada pada tanaman kelapa
sawit,dan untuk mengetahui jenis dan dosis pupuk yang tepat.

1.1.1. Penentuan Kesatuan Contoh Daun (KCD)

Pengambilan contoh daun didasarkan pada satu unit yang dikenal dengan
Kesatuan Contoh Daun (KCD) atau Leaf Sampling Unit (LSU). Satu KCD harus
mencerminkan keseragaman meliputi :

a. Umur tanaman
b. Jenis tanah
c. Tindakan kultur teknis
d. Topografi dan Drainase

Luas satu KCD berkisar 20–30 ha, namun jika keadaannya sangat seragam
maka luas KCD dapat diperluas menjadi 40 ha. Luas KCD tidak dianjurkan
kurang dari 10 ha agar tidak menyulitkan dalam aplikasi pemupukan dan
mengefisienkan biaya analis. Adapun Syarat pohon contoh yaitu :

a. Tidak berada di batas blok/pinggir jalan, sungai, serta parit


b. Bukan pohon sisipan
c. Normal, tidak terkena penyakit.

1.1.2. Penomoran Kesatuan Contoh Daun (KCD)

Nomor KCD ditulis pada pohon di pinggir jalan produksi, untuk


mempermudah petugas pengambilan contoh daun maupun untuk pengawasan.
Penomoran KCD di sarankan dengan sistem afdeling. Nomor terdiri atas tiga
digit, digit pertama menunjukkan nomor afdeling, sedangkan digit kedua dan
ketiga menunjukkan nomor KCD di afdeling tersebut. Nomor pohon umumnya
dibuat pada bekas tunas an pelepah dengan warna biru (Ardiansyah, 2010).

1.1.3. Cara Penentuan Letak daun

Contoh daun yang diambil harus sensitif dalam menggambarkan keadaan


hara tanaman. Daun ke-9 untuk Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) dan daun
ke-17 untuk Tanaman Menghasilkan (TM). Pedoman penentuan letak daun:

a. Daun ke-1 adalah daun termuda yang helai daunnya telah terbuka seluruhnya
dan jarak antara helai daun tersebut dengan daun yang lain sudah jelas nampak
pada pangkal pelepah.
b. Daun ke-9 letaknya dibawah daun ke 1 agak ke sebelah kiri pada spiral arah
kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri.
c. Daun ke-17 letaknya di bawah daun ke 9 agak kesebelah kiri pada spiral arah
sebelah kanan dan agak kesebelah kanan pada spiral arah kiri.

1.1.4. Pengambilan Contoh Daun

Langkah – langkah dalam melakukan pengambilan contoh daun yaitu:


a. Potong 3 helai daun bagian kanan dan 3 helai daun bagian kiri
b. Potong helai anak daun menjadi 3 bagian
c. Setelah dipotong, bersihkan dari debu serta jamur, dengan menggunakan
kapas yang telah dibasahi dengan aquadest
d. Kemudian pisahkan lidi dengan daun
e. Helai-helai daun dari satu KCD dijadikan satu contoh. Kemudian contoh
tersebut dimasukkan dalam amplop berlubang dan diberi label
f. Pengeringan sampel daun pada oven dengan suhu 70˚C – 80˚C selama 10 - 12
jam pada hari itu juga
g. Sampel daun yang telah dikeringkan, siap dikemas untuk dikirim ke
laboratorium
II. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengamatan Kakao

Pada proses pengamatan sampel tanaman kakao diambil 10% dari populasi
benih kakao yang ditanam. Pengamatan dilakukan dengan mengukur tinggi
tanaman kakao, jumlah daun yang terbuka dan hari muncul tunas. Pengukuran
tinggi tanaman dan jumlah daun dilakukan setiap satu minggu sekali. Tinggi
tanaman diukur dari pangkal batang hingga pucuk tanaman dan jumlah daun
dihitung perhelai daun yang muncul. Tinggi tanaman dan jumlah daun ini dihitung
sejak pertama tanaman kakao dipindahkan ke media tanam yang baru sampai
dengan minggu pengamatan terakhir guna mengetahui pertumbuhan vegetatif
tanaman kakao tersebut. Pengamatan sampel kakao pada minggu ke-1 ditunjukkan
oleh Tabel 1.
Tabel 1. Pengamatan Kakao Minggu Ke-1

Hari Muncul Tinggi Tunas Banyak


No Sampel
Tunas (hst) (cm) Daun(helai)
1 9 7,5 2
2 9 11,5 2
3 9 9,5 2
4 9 8,0 2
5 9 9,5 2
Sumber: Data Olahan,2020
Tabel 1. Menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit kakao dengan perlakuan
serasah LCC (kacang-kacangan) pada minggu ke-1memiliki tinggi yang berkisar
antara 7,5cm-11,5cm dan memiliki jumlah daun terbuka sebanyak 2 helai.
Tanaman kakao mulai tumbuh tunas saat berusia 9hst. Pengamatan sampel kakao
pada minggu ke-2 ditunjukkan oleh Tabel 2.

Tabel 2. Pengamatan Kakao Minggu Ke-2


No Sampel Tinggi Tunas (cm) Banyak Daun (helai)
1 25 4
2 21 5
3 22 4
4 24 5
5 24 4
Sumber: Data Olahan,2020
Tabel 2. Menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit kakao dengan perlakuan
serasah LCC (kacang-kacangan) pada minggu ke-2 memiliki tinggi yang berkisar
antara 21 cm-25 cm dan memiliki jumlah daun terbuka sebanyak 4-5 helai.
Tabel 3. Pengamatan Kakao Minggu Ke-3

No Sampel Tinggi Tunas (cm) Banyak Daun (helai)


1 27 4
2 24 6
3 23 5
4 26 5
5 28 6
Sumber: Data Olahan,2020
Tabel 3. Menunjukkan bahwa pertumbuhan bibit kakao dengan perlakuan
serasah LCC (kacang-kacangan) pada minggu ke-3 memiliki tinggi yang berkisar
antara 23cm-28cm dan memiliki jumlah daun terbuka sebanyak 4-6 helai.

III. KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan

LSU (Leaf Sampling Unit) atau KCD (Kesatuan Contoh Daun) yaitu
kegiatan pengambilan contoh daun untuk mendiagnosa nilai nutrisi yang ada pada
tanaman kelapa sawit,dan untuk mengetahui jenis dan dosis pupuk yang tepat.
Adapun Syarat pohon yang akan diambil sebagai sampel contoh yaitu : Tidak
berada di batas blok/pinggir jalan, sungai, serta parit, bukan pohon sisipan,
normal, tidak terkena penyakit. Nomor KCD ditulis pada pohon di pinggir jalan
produksi, untuk mempermudah petugas pengambilan contoh daun maupun untuk
pengawasan. Penomoran KCD di sarankan dengan sistem afdeling. Nomor terdiri
atas tiga digit, digit pertama menunjukkan nomor afdeling, sedangkan digit kedua
dan ketiga menunjukkan nomor KCD di afdeling tersebut.

3.2. Saran

Sebaiknya kegiatan praktikum dilaksanakan secara baik dan benar agar


ilmu yang didapat dapat dimanfaatkan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, 2010. Analisa Unsur Hara Cu dan Zn pada Daun Kelapa Sawit
Dengan Menggunakan AAS di PPKS Medan. Karya Ilmiah. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
Medan.

Hakim, M. 2007. Kelapa Sawit, Teknis Agronomis dan Manajemennya. Lembaga


Pupuk Indonesia. Jakarta. 295 hal.

DOKUMENTASI
Gambar 1. Penyiraman Gambar 2. Pengukuran Tinggi Kakao

Gambar 3. Pengendalian Gulma Gambar 4. Pengendalian Penyakit

Gambar 5. Pengendalian Hama

Anda mungkin juga menyukai