Anda di halaman 1dari 22

ASISTEN DOSEN : ALEXUS FRENKI SITORUS 19710009

DINA ENJEL K MARPAUNG 19710074

LAPORAN PRATIKUM PEMBIAKAN VEGETATIF

OLEH :
KELOMPOK 4

Realis H.Bulolo 17710014


Rusman Kurniawan Purba 19710064
Darman Lius Harefa 19710076
Ryan Ananda Simanjuntak 20710004
Firmanto Simanjuntak 20710022
Jonatan Elvando Panggabean 20710048
Indi Purba 20710058
Heri Anto.P.Sibuea 21710402

DOSEN PENGASUH

Ir. Ferlist Rio Siahaan, MSi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2023
PRAKTIKUM II
PEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA
CANGKOK

1. Pengertian Cangkok

Cangkok adalah cara perkembangbiakan pada tumbuhan dengan menanam batang


atau dahan yang  diusahakan berakar terlebih dahulu sebelum di potong dan di tanam di
tempat lain. Tidak semua tumbuhan bisa di cangkok. Tumbuhan yang bisa di cangkok
hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka.  Cara perkembang biakan dengan
mencangkok adalah sangat istimewa terutama untuk buah-buahan.
Karena rasa dan bentuk buah yang dihasilkan biasanya akan sama persis dengan
induknya. Berbeda jika perkembangbiakan di lakukan dengan menanam biji, terkadang
tanaman yang dihasilkan tidak sama dengan kriteria yang dimiliki oleh induknya.
Cangkok merupakan salah satu solusi tercepat untuk menumbuhkan akar pada batang
tanaman. Oleh karena itu, kebanyakan proses mencangkok menggunakan ranting yang
tidak terlalu besar.
Mencangkok merupakan teknik pembiakan vegetatif tanaman dengan cara
menginduksi pembentukan akar dan merangsang pertumbuhan akar pada bagian
tanaman tertentu semasih bersatu dengan tanaman induknya melalui pelukaan pada
bagian tanaman (cabang) tersebut, sehingga dapat ditanam sebagai tanaman baru.
Selain itu, dalam mencangkok dibutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu,
meliputi pemilihan batang yang sesuai untuk dicangkok dan teliti dalam pembersihan
kambium, supaya nantinya dapat menghasilkan produk yang baik sesui dengan yang
diinginkan. Pembiakan vegetatif secara mencangkok dilakukan bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan.
Namun demikian hasilnya sering mengecewakan pencangkokannya karena selalu
mengalami kegagalan. Kegagalan ini dapat dilihat, pada bagian tanaman yang dikerat atau
15
dilukai menjadi kering atau mati. Untuk menghindari kejadian itu diadakan pembaharuan
cara mencangkok dan mencurahkan perhatian yang serius dengan kesabaran dan ketelitian
yang lebih lagi serta senantiasa menjaga kelembapan media yang digunakan dalam
mencangkok karena sangat berpengaruh pada pertumbuhan akar.
Mencangkok memiliki tujuan utama untuk menghasilkan buah secara lebih cepat
dengan pertumbuhan tanamannya tidak terlalu besar. mencangkok salah satu cara
pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk memperbanyak tanaman yang memiliki
sifat yang sama dengan induknya dan cepat menghasilkan. Sifat tanaman cangkok yang
dimana tanaman hasil cangkokan hampir selalu memiliki sifat yang sama dengan tanaman
induk. Jika buah dari tanaman induk berkualitas jelek dan pertumbuhan buahnya lama,
maka buah dari tanaman hasil cangkokan juga ikut berkualitas jelek dan pertumbuhan
buahnya lama. Pada pratikum ini digunakan tanaman jambu madu (Syzygium Aqueum).

II. Tujuan Mencangkok


1. Untuk mengetahui dan mempelajari cara mencangkok.
2. Untuk mengetahui sistem pertumbuhan akar cangkokan

III. Hasil Dan Pembahasan


a. Hasil

Setelah melakukan pengamatan, berikut disajikan dalam tabel hasil pengamatan


cangkok.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Cangkok

Nama Tanaman Minggu Ke Jumlah Akar Panjang Akar (cm)


1 - -
2 - -
3 2 0,4
Mangga
4 5 3,9
(Mangifera indica).
5 17 4,3
6 25 6,8
7 28 8,5

15
a. Pembahasan
Pembahasan pada pencangkokan ranting batang ini digunakan
dari bagian batang yang memiliki kambium.Contoh tanaman yang
digunakan untuk cangkok yaitu ranting tanaman mangga.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya rata-rata pada
perlakuan dari media arang sekam disebabkan kurangnya data karena
kesalahan dari praktikan, kurangnya pemeliharaan terhadap cangkokan.
Dalam melakukan pencangkokan membutuhkan persyaratan agar
mendapatkan hasil yang baik dan maksimal, baik dari segi fisik maupun
lingkungan sekitarnya.

Beberapa persyaratan antara lain; tidak dapat dibiakkan dengan cara


layarage lain, kemudian dari segi pemilihan batang yaitu memiliki
batang/cabang yang berdiameter besar dan tinggi dengan pemilihan pohon
induk dari tanaman induk yang sehat dan kuat dipilih dari varietas yang
telah dikenal sifat buah yang diinginkan. Pohon induk dipilih dari pohon
yang bentuk cabangnya lurus, panjang cabang kira-kira sebesar jari
telunjuk orang dewasa dan sebaiknya dipilih cabang atu dahan yang telah
berumur satu tahun.
Selain dengan persyaratan tersebut perlu diperhatikan beberapa hal
antara lain; pelaksanaan mencangkok sebaiknya dilakukan pada waktu
musim penghujan agar meringankan pemeliharaan terutama dalam hal
penyiraman. Pemilihan batang cangkok, sebaiknya batang cangkoan jangan
diambil dari pohon induk yang terlalu tua karena biasanya dahan pohon
induk kurang baik untuk dicangkok juga jangan mengambil dari pohon yang
terlalu muda karena sifatnya kebanyakan belum terlihat. Kemudian dari
segi pemeliharaan, jika pencangkokan dilakukan pada musim kemarau
sebaiknya bibit disiram dua kali sehari.
Pada musim penghujan penyiraman dilakukan seperlunya
sesuai dengan situasi untuk mempercepat pertumbuhan akar.
Dalam melakukan pencangkokan haruslah mengerti bagaimana cara
pencangkokan yang benar juga harus diperhatikan cara pengikatan yang
benar agar hasilnya sesuai keinginan dan maksimal. Langkah awal yaitu
dengan mengikat lembar plastik atau sabut kelapa dibagian bawah keratan
15
dengan tali rafia.
Lembaran plastik atau sabut kelapa dilipat keatas hingga membentuk
kantong, kantong yang terbantuk diisi dengan tanah yang dicampur dengan
tanah dan arang sekam dengan posisi menutup luka sayatan seluruhnya dan
setelah kantong berisi tanah diikat beberapa sentimeter diatas keratan,
pengikatan jangan terlalu erat atau terlalu renggang.

15
IV. Kesimpulan dan saran

a. Kesimpulan
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan dapat ditarik beberapa
kesimpulan antara lain :
1. Sebaiknya diperhatikan dalam pemilihan batang yang akan digunakan
dalam pencangkokan.
2. Adanya pebedaan hasil antara perlakuan dengan menggunakan serabut
dan plastik, ternyata lebih banyak pada perlakuan dengan menggunakan
serabut kelapa. Dengan demikian berarti pembungkus berpengaruh terhadap
pertumbuhan akar cangkokan.Sebaiknya diperhatikan dalam pemilihan
batang yang akan digunakan dalam pencangkokan.
3. Pembentukan akar pada cangkok terjadi karena penumpukan zat-zat makanan
yang berasal dari daun- daun di bagian atas sayatan yang tidak dapat bergerak
menuju bagian bawah sayatan sehingga pada bagian atas tersebut, kulit batang
akan menggembung akibat penumpukan auksin dan karbohidrat.

b. Saran
Dalam Percobaan Pencangkokan Sebaiknya selalu diperhatikan
kondisi tumbuhan yang dicangkok baik dalam hal panjang akar maupun
kelembapan tanah dan juga harus diperhatikan ketelitian dalam percobaan
agar mendapatkan hasil yang maksimal.

6
DAFTAR PUSTAKA

Prastowo, N.H. dkk. 2006. “Teknik Pembibitan dan Perbanyakan Vegetatif


Tanaman Jambu Air” Bogor. World Agruforsestry Center
(ICRAF) dan Winrock Internasional 2015.13
Putri, 2007. Pengaruh Media dan Hormon Tumbuh Akar Terhadap
Keberhasilan Cangkok . Jurnal Penelitian Hutan Tanaman.
Pakpahan,T.E.2015.Kajian Teknik Mencangkok Perbanyakan
Jambu .Agrica Ekstensia,
Pakpahan, T.E. 2015. Kajian Teknik Mencangkok Perbanyakan Jambu
madu
Abdurrosyid, 2019. Cara Mencangkok Pohon Jambu Madu Ruciman dan
Hardaji. “Pencangkokan Tanaman”. Bandung: Rajawali Gromp
Wilkins. 1991. Wadah Cangkok/Pencangkokan. Jurnal argibisnis, Sulawesi.

7
LAMPIRAN

Gambar.1 Membuka Kambium Gambar.2 Pembungkusan

Pada Batang Mangga Batang Dengan Media Cangkok

Gambar.3 Hasil Pembungkusan Gambar.4 Pengamatan Cangkok

Cangkok Pada Batang Mangga

8
PRAKTIKUM III

PEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA

PENYAMBUNGAN

1.Pengertian Penyambungan

Penyambungan atau graffting disini berarti penyatuan antara batang atas


(sepotong cabang dengan dua atau tiga tunas vegetatif) dengan batang bawah yang
sehingga gabungan ini bersama-sama membentuk individu yang baru.

Sambung adalah penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sedemikian


rupa sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh dan tumbuh sebagai satu
tanaman setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka sambungan. Bagian
bawah (yang mempunyai perakaran) yang menerima sambungan disebut batang
bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock.Bagian tanaman yang
disambungkan atau disebut batang atas (scion) dan merupakansepotong batang
yang mempunyai lebih dari satu mata tunas (entres), baik itu berupatunas pucuk
atau tunas samping. Terkadang diperlukan juga batang perantara (interstock) untuk
membuat kombinasi penyambungan lebih dari dua bagian.

Penyambungan batang bawah dan batang atas ini biasanya dilakukan antara dua
varietastanaman yang masih dalam spesies yang sama. Misalnya penyambungan
antar varietas pada tanaman jambu air.Kadang-kadang bisa juga dilakukan
penyambungan antara dua tanaman yang berlainan spesiesnya tetapi masih dalam
satu famili. Tanaman mangga (Mangifera indica) disambung denga tanaman kweni
(Mangifera odorata).

Penyambungan adalah menggabungkan dua bagian tanaman (organ dan


jaringannya) yang masih hidup sedemikian rupa sehingga keduanya dapat
bergabung menjadi satu tanaman yang utuh yang memiliki sifat kombinasi antara
dua organ atau jaringan yang digabungkan tadi.

Grafting merupakan salah satu metode perbanyakan vegetatif buatan yang sudah
lama di kenal dan digunakan masyarakat luas untuk memperbaiki sifat tanaman
baik sifat yang berkaitan kualitas ataupun yang berkaitan dengan kuantitas.

9
Penyambungan juga merupakan memasukkan, menempatkan, atau menyambung
bagian dari satu tanaman ke bagian tanaman lain sedemikian rupa, sehingga akan
tercapai persenyawaan atau penyatuan, dan kombinasi ini terus tumbuh membentuk
tanaman baru.

I. Tujuan penyambungan
1. Mahasiswa mengetahui batang bawah dan batas atas
2. Mahasiswa mengetahui dan melakukan penyambungan dengan cara okulasi atau
penempelan yang baik dan benar.

II. Hasil Dan Pembahasan


a. Hasil
Setelah melakukan pengamatan,berikut disajikan dalam tabel hasil pengamatan
Penyambungan.

Tabel.1 Hasil Pengamatan penyambungan 3 MST

Tanaman Batang Bawah Batang Atas


Jambu Madu Baik Baik

Tabel.2 Hasil Pengamatan penyambungan 4 MST

Tanaman Batang Bawah Batang Atas


Jambu Madu Baik Baik

Tabel.3 Hasil Pengamatan penyambungan 5 MST

Tanaman Batang Bawah Batang Atas


Jambu Madu Baik Tunas Mulai Berkembang
Menjadi Daun

Tabel.4 Hasil Pengamatan penyambungan 6 MST

Tanaman Batang Bawah Batang Atas


Jambu Madu Baik Daun Berkembang
Menjadi Daun Dewasa

10
b. Pembahasan

Pada pratikum penyambungan ini dapat dilihat pada tabel bahwasanya pada
batang tunas atas memiliki 2 jumlah tunas baru yaitu sebelum di lakukan
penyambungan. Namun setelah melakukan penyambungan jumlah tunas atau
tunbuh daun baru menjadi 4 helai daun atau tunas baru. Pertumbuhan yang baik itu
disebabkan dengan adanya teknik penyambunagn yang baik yang sesuai dengan
prsosedur.

Penyambungan dapat diartikan sebagai teknik menyambung dua jaringan


tanaman hidup sehingga keduanya bergabung menjadi suatu individu baru.
Prosedur penyambungan yang pertama adalah memilih batang tanaman yang akan
digunakan sebagai batang bawah dan batang atas tanaman. Hal ini dikarenakan
dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil penyambungan, dimana batang atas
yang seharusnya dipakai adalah batanag atas yang berasal dari pohon induk yang
kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan hama penyakit, berbatang lurus serta
berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari tanaman buah-buahan, tanaman hias yang
berkwalitas tinggi.

Dan untuk tanaman bagian bawahnya diharapkan dari tanaman yang kekuatan
perakarannya cukup dan tahan terhadap tanah yang tidak menguntungkan termasuk
penyakit dalam tanah, mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan
tumbuh yang sesuai dengan batang atas yang digunakan, dan tidak mengurangi
kwalitas maupun kwantitas tanaman yang terbentuk sebagai hasil sambungan. Oleh
karena itu keberhasilan dari teknik penyambungan sangat dipengaruhi oleh
kompatibilitas antara dua jenis tanaman yang disambung. Pada umunya semakin
dekat keakraban antar tanaman yang disambung maka presentasi keberhasilan dari
penyambungan adalah tinggi.

Keberhasilan penyambungan ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya


pertautan antara batang atas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses
pembelahan sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan.
Berkembangnya sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan
menjadi individu sangat dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu.

11
III. Kesimpulan dan saran

a. Kesimpulan

Dalam penyambungan jambu air ada bayak faktor yang harus diperhatikan demi
keberhasilan sambungan. Faktor yang perlu diperhatikan seperti kompatibilitas dan
inkompatibilitas antara batang atas dan batang bawah karena pada umumnya batang
atas dan batang bawah yang berukuran sama akan menghasilkan sambungan yang
kompatibel, biasanya gabungan tanaman hasil sambungan akan hidup lama,
produktif dan kuat.

Faktor lain yang perlu diperhatikan suhu dan kelembapan. Kecepatan dalam
penyambungan juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan penyambuangan.
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi
penyakit dan kerusakan pada kambium. Selain itu dalam proses penyambungan
jangan terlalu lama, agar kambium tidak mengering. Zat pengatur tumbuh juga
menjadi salah satu fator dalam keberhasilan sambung pucuk pada Jambu air. Faktor
lain yang menentukan keberhasilan sambung pucuk pada jambu air yaitu sterilisasi
alat.

b. Saran

Dalam teknik grafting sebaiknya dilakukan dengan cepat agar tidak


terkontaminasi oleh virus. Pemberian ZPT perlu untuk merangsang penyatuan
kambium pada penyambuangan jambu air. Dan juga alat yang dipakai harus
disterilkan terlebih dahulu. Serta Perhatikan suhu dan kelembapan di sekitar tempat
melakukan penyambungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ariani SB, Desi SPSS, Nani KS. 2017. Keberhasilan pertautan sambung pucuk pada jambu dengan
waktu penyambungan dan panjang entres berbeda. J Agroteknosains,
Arianto E, Warganda, Dini A. 2018. Uji keberhasilan sambung pucuk langsat dengan berbagai
pemotongan daun entres. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian.Universitas Tanjungpura
Ferry dan Saefudin,2011. Pengaruh panjang entres terhadap keberhasilan sambung pucuk dan
pertumbuhan benih jambu madu. Buletin RISTRI
Firman C, Ruskandi. 2009. Teknik pelaksanaan percobaan pengaruh naungan terhadap
keberhasilan penyambungan tanaman jambu madu. Buletin Teknik
Pertanian 14 (1) 2009 : 27-30. Hanif FR, Roedy S, Nur ES. 2018. Pengaruh umur batang bawah
dan naungan terhadap keberhasilan grafting pada tanaman durian (Durio zibethinus Murr.)
lokal. Buana Sains
Heryana N, Saefudin. 2011. Bibit grafting solusi tingkatkan produktivitas jambu mete. Edisi
Khusus Penas XXIII, 19 Juni 2011 Puslitbang Perkebunan
Fauzi, A. 2017. Pengaruh Keragaman Media Tanam terhadap Pertumbuhan Varietas Jambu Air
(Eugenia aquea Burn). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Sumatera
Utara.
Persaulian, Titus dan Putu, D, B. 2012. Pengaruh Panjang Entris Terhadap Keberhasilan Sambung
Pucuk Bibit Jambu Air. Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian

13
LAMPIRAN

Gambar.1 Membentuk Huruf V Gambar.2 Menempatkan

Pada Batang Bawah Batang Atas Pada Batang

Bawah

Gambar.3 Mengikat Sambungan Gambar.4 Penyungkupan

Batang Atas Dan Batang Bawah Hasil Grafting Menggunakan

Menggunakan Tali Plastik Transparan Plastik Transparan

14
Gambar.5 Pemindahan Tanaman Gambar.6 Membuka Bagian

Ke Media Tanam Yang Lebih Baik Kambium Batang Bawah Untuk

Dilakuaknya okulasi

15
PRAKTIKUM IV
PEMBIAKAN TANAMAN DENGAN CARA
OKULASI
1.Pengertian Okulasi

Okulasi (budding) merupakan tindakan menyisipkan atau menempelkan mata


tunas pada bagian satu tanaman ke bagian tanaman lain sedemikian rupa, sehingga
akan tercapai persenyawaan atau penyatuan, dan kombinasi ini terus tumbuh
membentuk tanaman baru setelah terjadi regenerasi jaringan pada bekas luka
tempelan atau tautannya.

Bagian bawah yang mempunyai perakaran yang menerima tempelan disebut


batang bawah (rootstock atau understock) atau sering disebut stock. Bagian tanaman
yang ditempelkan atau disebut batang atas atau entres (scion) dan merupakan
potongan satu mata tunas.

Pada proses pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang
atas dan batang bawah. Kriteria batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi
adalah merupakan induk yang diperoleh dari pembiakan generatif yang tumbuh
dengan baik. Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang diambil adalah yang
sudah tua. tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk mempermudah
menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat
payung

Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan
jenis tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya delakukan pada
awal musim hujan. Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak
segera menjadi kering, demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan.
Sedangkan pada musim kemarau, mata tunas yang dikerat harus segera ditempelkan
ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola kerataannya. Untuk okulasi yang
dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis tanaman varietas lokal yang
sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat
serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas.
I. Tujuan Okulasi

1. Untuk mengetahui cara melakukan okulasi.

2. Mengetahui perkembangan batang bawah dan batang atas pada


pembiakan vegetatif secara okulasi.

III. Hasil Dan Pembahasan


a. Hasil

Setelah melakukan pengamatan, berikut disajikan dalam tabel hasil pengamatan okulasi.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Okulasi

Perkembangan
Nama Tanaman Minggu Ke
Batang Bawah Batang Atas
1 Baik Baik
2 Baik Baik
Tunas Mulai Berkembang
3 Baik
Menjadi Daun
Jambu Madu
Daun Semakin Bertumbuh
(Syzygium Aqueum) 4 Baik
Dan Berkembang

5 Baik Jumlah Daun Bertambah


Daun Berkembang Menjadi
6 Baik
Daun Dewasa

b. Pembahasan

Okulasi merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman dengan cara


vegetatif (buatan). Okulasi atau penyambungan mata tunas dapat diartikan sebagai
teknik menyambung dua jaringan tanaman hidup sehingga keduanya bergabung
menjadi suatu individu baru. Prosedur okulasi yang pertama adalah memilih batang
tanaman yang akan digunakan sebagai batang bawah dan mata tunas yang yang
diambil dari tanaman lain yang akan menjadi batang atas tanaman. Hal ini
dikarenakan dapat mempengaruhi pertumbuhan dari hasil okulasi, dimana mata tunas
yang akan menjadi batang atas yang seharusnya dipakai adalah mata tunas yang
berasal dari pohon induk yang kuat dan bebas dari keabnormalan tumbuh dan
hama.

Penyakit, berbatang lurus serta berdiameter lebih dari 1 cm, berasal dari
tanaman buah-buahan tanaman hias yang berkwalitas tinggi. Dan untuk tanaman
bagiaan bawahnya diharapkan dari tanaman yang kekuatan perakarannya cukup dan
tahan terhadap tanah yang tidak menguntungkan termasuk penyakit dalam tanah,
mempunyai adaptasi yang baik, mempunyai kecepatan tumbuh, dan tidak mengurangi
kwalitas maupun kwantitas tanaman yang terbentuk sebagai hasil okulasi. Oleh
karena itu keberhasilan dari teknik okulasi sangat dipengaruhi oleh kompatibilitas
antara dua jenis tanaman yang diokulasi. Pada umunya semakin dekat keakraban
antar dua tanaman yang diokulasikan maka presentasi keberhasilan dari okulasi akan
tinggi.

Keberhasilan budding ditentukan pula oleh kecepatan terjadinya pertautan


antara mata tunas dan batang bawah. Pertautan ini ditentukan oleh proses pembelahan
sel dan bergabungnya kambium pada bagian yang akan bertautan. Berkembangnya
sel pada kambium sehingga kedua batang bisa menyatu dan menjadi individu sangat
dipengaruhi oleh kuatnya ikatan dan keadaan suhu. Oleh karena itu mengikat okulasi
atau mata tunas yang disambungkan sebaiknya dari bawah kemudian memutar keatas
dan membuat ikatan batang tersebut benar-benar kuat. Selain itu untuk menjaga agar
suhu lingkungan okulasi tetap terjaga dengan baik maka sambungan okulasi tadi
perlu ditutupi atau diberi sungkup plastik. Sungkup tersebut juga melindungi
sambungan okulasi dari penguapan akibat sinar matahari, tetesan air hujan yang dapat
merusak sambungan okulasi dan gangguan akibat hama penyakit tumbuhan. Dan
salah satu penyebab ada beberapa teknik sambungan okulasi yang gagal adalah suhu

yang tidak menentu. Hal ini juga dapat mengakibatkan kegagalan, karena suhu sangat
mempengaruhi sambungan okulasi untuk mencegah pembusukan. Oleh karena itu,
penggunaan sungkup pada teknik budding sangat diperlukan.
Dari data diatas dapat diperoleh hasil pengamatan, bahwa persentase pada
mulai dari minggu ke-1 hingga minggu ke-6 mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat baik, sebab setiap minggunya pada mulai mata tunas
dilakukan okulasi hingga daun berkembang menjadi daun dewasa.

II. Kesimpulan dan Saran

a. Kesimpulan

Dari hal pelaksanaan praktikum pembiakan vegetatif dengan cara okulasi pada
tanaman jambu madu sangat bagus untuk para petani/ mahasiswa yang berniat untuk
berwirausaha budidaya jambu air dengan rasa manis dan buah yang besar tanpa
menghilangkan sifat asli induknyah pada tanaman turunan nyah. Dan juga dari
pelaksanaan okulasi pada tanaman jambu madu ini dapat mempercepat pertumbuhan
tanpa menunggu dari pertumbuhan biji sehingga lebih cepat di budidayakan langsung
kelapangan.

b. Saran

Jika untuk melakukan okulasi pada tanaman jambu air maka harus lebih di
perhatikan kembali hama atau penyakit induk tanaman sehingga tidak menjadikan
penyakit pada tanaman turunan dan juga tingkat pengikatan batang dan
pembungkusan sambungan batang lebih di perhatikan supaya tidak menjadikan
kegagalan dalam pelaksanaan.
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, S. D. 2016. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Tanaman Jambu Air di Mekarsari Bogor, Jawa
Barat. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bogor.
Bogor.

Alamsyah dan Dikayani, 2014. Percobaan Teknik Okulasi Chip Budding pada Tanaman Jeruk. Jurnal UIN
Sunan Gunung Djati. Bandung.

Hernita.,2004. Teknologi Perbanyakan Vegetatif Tanaman Buah. Jurnal Balai Pengkajian Teknologi
Pertanian Jambi.

Iqbal. A., dan Anwar. S. A.H. 2010. Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Apel Dan Pupuk NPK Terhadap
Pertumbuhan Batang Atas Okulasi Durian. Jurnal Pembangunan Pedesaan.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah Dan Nutrisi Tanaman. Bogor: IPB Press

Rusli., Mulatsih.S dan Anwar. R 2014. Pengaruh Waktu Aplikasi Okulasi Terhadap Keberhasilan
Pertumbuhan Okulasi Bibit Durian

Adinugraha, Hamdan Adma, S.P, T.H. (2007)., Teknik Perbanyakan Vegetatif Jenis Tanaman jambu.
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengambilan mata Gambar 2. Menempelkan mata


Okulasi tunas okulasi

Gambar 3. Membalut okulasi Gambar 4. Hasil pembungkusan


dengan plastik okulasi
23

Anda mungkin juga menyukai