Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Faktor utama yang menentukan produktivitas ternak adalah pakan.


Kualitas pakan di negara berkembang masih sangat rendah dan hal ini adalah
permasalahan utama pakan dalam negara berkembang khususnya Indonesia.
Peternakan di Indonesia masih mempunyai permasalahan nutrisi, yaitu terjadi
defisien dan ketidakseimbangan gizi baik energi, protein dan mineral termasuk
vitamin (Hartanto 2009). Produksi hijauan yang berkelanjutan dengan kualitas
yang baik merupakan salah satu faktor penting dalam sistem produksi ternak.
Introduksi legum pakan Indigofera dan teknologi pengolahan Indigofera
menjadi berbagai bentuk merupakan salah satu cara untuk meningkatkan
kualitas pakan ternak dan sekaligus menjadi upaya pengawetan pakan untuk
menjaga ketersediaan pakan sepanjang tahun. Introduksi tanaman legum pakan
Indigofera yang berpotensi sebagai sumber protein dan mineral dan menjadi
bahan campuran pakan diharapkan dapat memperbaiki kualitas pakan hijauan
ternak.
Pengembangan usaha peternakan harus didukung dengan ketersediaan
pakan yang cukup, karena pakan akan mempengaruhi kualitas dan produksi
ternak. Permasalahan yang terjadi di peternakan pada umumnya adalah
manajemen pakan yang dilakukan secara tradisional sehingga peternak kurang
memperhatikan kecukupan nutrisi ternak seperti pemenuhan energi, protein,
dan air. Kekurangan zat makanan selain dapat berpengaruh langsung terhadap
penurunan produksi susu juga dapat mempengaruhi performa ternak, apabila
dibiarkan dalam jangka waktu lama sehingga mengakibatkan umur produksi
ternak menjadi pendek (Hartanto 2009).
Pemanfaatan Indigofera sp. sebagai hijauan pakan sumber protein adalah
salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi ternak. Daun Indigofera sp.
mengandung protein kasar 27,9%, serat kasar 15,25%, kalsium 0,22% dan
fosfor 0,18%. Beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk melihat
pemanfaatan Indigofera sp. sebagai pakan ternak menyatakan bahwa kecernaan
protein kasar Indigofera sp. yang diuji secara in vitro mencapai 90,64%
(Suharlina 2010). Hal terebut menunjukkan bahwa kandungan protein pada
daun Indigofera sp. berpotensi untuk digunakan sebagai pakan sumber protein.
Selain itu, penelitian Hartanto (2009) memperlihatkan bahwa nilai kecernaan
bahan kering daun Indigofera sp. yang diberikan pada kambing Boerka
sebanyak 45% dari total ransum adalah 60,07%.
Tanaman Indigofera sp. merupakan legum pohon yang dapat dipanen
setiap 60 hari sehingga kontinuitas persediaan pakan terjamin. Pemberian daun
Indigofera sp. dapat diberikan langsung dalam bentuk segar maupun dalam
bentuk olahan. Pengolahan daun Indigofera sp. dalam bentuk pellet akan
mempermudah proses distribusi dan meningkatkan umur simpan pakan tanpa
mengubah komposisi zat makanan. Potensi Indigofera sp. sebagai bahan pakan
ternak diharapkan mampu memperbaiki kualitas nutrisi pakan ternak sehingga
dapat meningkatkan produktivitas ternak dengan menggunakan Indigofera sp
dengan berbagai bentuk olahan pakan untuk ternak (Hartanto 2009).
Tujuan

Praktikum ini bertujuan mengetahui sifat organoleptik pakan Indigofera sp


baik dari warna, tekstur, bentuk maupun warna.

Daftar Pustaka

Hartanto. 2009. Pengaruh suplementasi tepung indigofera terhadap profil lemak


dan darah dan performa kambing kacang. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor.
Suharlina. 2010. Peningkatan produktivitas Indigofera sp. sebagai pakan
hijauan berkualitas tinggi melalui aplikasi pupuk organik cair dari limbah
industri penyedap masakan. Tesis. Sekolah Pascasarjana. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.

Anda mungkin juga menyukai