Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

IPA
PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF BUATAN

Disusun Oleh :
1. Unzila Intan Fahdiana (31)
2. Anisa Laili Mutmainah (05)
3. Trianto Cahyo Legowo (30)
4. Muhammad Kamil Aqil (21)
Kelas VII H

SMP NEGERI 2 PATEBON


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
MENCANGKOK TANAMAN

Pengertian Mencangkok Tanaman


Proses mencangkok tanaman merupakan proses perkembangbiakan yang cukup
sederhana dan mudah. Proses mencangkok tanaman bahkan bisa dilakukan oleh orang yang
belum terlalu mengerti soal perkebunan, tetapi dengan syarat orang tersebut memahami langkah-
langkah dalam mencangkok.
Mencangkok merupakan salah satu solusi tercepat untuk menumbuhkan akar pada batang
tanaman. Oleh karena itu, kebanyakan proses mencangkok menggunakan ranting yang tidak
terlalu besar. Mencangkok memiliki tujuan utama untuk menghasilkan buah secara lebih cepat
dengan pertumbuhan tanamannya tidak terlalu besar.
F. Rahardi dalam bukunya yang berjudul Agar Tanaman Cepat Berbuah mengungkapkan
bahwa mencangkok ternyata hanya bisa diaplikasikan pada jenis tanaman biji berkeping dua
atau dikotil. Supaya bisa mendapatkan hasil yang bermutu dan berkualitas, cabang atau ranting
yang akan digunakan dalam mencangkok tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda.
Langkah-Langkah Mencangkok Tanaman
1. Memilih tanaman induk yang akan dicangkok.
Pemilihan ini merupakan langkah terpenting. Baik dan tidaknya hasil mencangkok
ditentukan dari pemilihan tanaman induknya. Oleh karena itu, sebelum mencangkok
diharapkan untuk memastikan tanaman induk yang akan digunakan dalam mencangkok
memiliki mutu dan kualitas yang baik.
2. Memilih ranting atau batang tanaman yang berbentuk lurus.
Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan sebelum memilih batang untuk
mencangkok yakni batang tidak terlalu tua atau terlalu muda. Selain itu, batang tanaman
yang dipilih harus berbentuk lurus dan mendapatkan sinar matahari yang cukup. Pemilihan
batang tanaman di sini memiliki tujuan supaya proses fotosintesis pada tanaman dapat
berjalan dengan baik dan bisa mempercepat pertumbuhan akar pada batang tanaman yang
dicangkok.
3. Mengupas kulit pada batang tanaman
Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah mengupas kulit kayu
sepanjang 5 cm. Batang atau ranting atau cabang yang akan digunakan harus dikupas bagian
kulitnya. Pastikan batang tanaman sudah bersih dari kulit kayu yang menempel.
4. Membersihkan kambium pada batang tanaman
Kambium yang ada pada batang atau ranting atau cabang tanaman harus dibersihkan
sekelilingnya dengan pisau terlebih dahulu. Teknik termudah untuk membersihkan
kandungan kambium pada batang tanaman adalah dengan meraba bagian batang tanaman.
Jika batang tanaman sudah terasa kesat, maka dapat dipastikan batang tanaman sudah bersih
dari kambium.
5. Membiarkan batang tanaman selama 1 hari.
Langkah ini perlu dilakukan agar batang tanaman yang sudah terkelupas bisa kering
dan tahan terhadap penyakit dan jamur. Pada tahapan ini, hal yang perlu dipastikan adalah
kandungan kambium pada batang tanaman, diharapkan batang tanaman sudah bersih dan
tidak ada kambium yang menempel. Langkah ini akan bermanfaat supaya hasil cangkokan
dapat tumbuh dengan baik dalam menghasilkan bibit yang bermutu dan berkualitas.
6. Menutup batang tanaman
Langkah selanjutnya yakni membungkus batang tanaman dengan plastik atau
menggunakan sabut kelapa. Pembungkusan bisa dilakukan dengan menali terlebih dahulu
bagian bawah batang tanaman yang sudah terkelupas. Setelah membuat tali pada bagian
bawah batang tanaman, selanjutnya adalah mengisi batang tanaman dengan tanah.
Penggunaan tanah diharapkan adalah tanah yang subur. Terakhir, bungkuslah bagian atas
dengan plastik atau sabut kelapa hingga bentuknya menyerupai kapsul.
7. Menyirami tanaman secara rutin dan teratur.
Proses mencangkok tanaman memerlukan sikap sabar dan telaten. Hal yang bisa
dilakukan supaya proses mencangkok bisa lebih cepat dan cangkokan bisa segera
menghasilkan akar yakni melakukan penyiraman secara rutin dan teratur. Sangat tidak
diperbolehkan membiarkan tanah yang ada didalamnya mengalami kekeringan karena
kurang mendapatkan asupan air. Selain itu. hal yang bisa dilakukan agar tanah semakin
subur adalah menambah dengan pupuk.
8. Menunggu hingga akar tumbuh.
Nah, tanda-tanda proses mencangkok telah berhasil adalah batang tanaman
mengeluarkan akar tumbuh berwarna coklat dari pembungkusnya. Setelah keluar akar, dapat
dipastikan batang tanaman hasil cangkokan sudah bisa dipotong untuk kemudian disemai.
SETEK / STEK

Stek merupakan sebuah metode untuk mengebangbiakan tanaman dengan menggunakan


potongan tubuh tanaman seperti akar, daun, maupun batang. Cara yang satu ini cenderung lebih
mudah apabila dibandingkan dengan cara perkembangbiakan vegetatif buatan yang lainnya.
Beberapa jenis tumbuhan mempunyai kondisi tersendiri untuk mempercepat propagasi
stek. Intensitas cahaya yang tinggi bisa membuat potongan setek membentuk akar lebih cepat,
tetapi temperatur tetap perlu untuk dijaga karena bisa menyebabkan tumbuhan menjadi stres.
Jenis Metode Stek Tanaman
Metode stek ini mempunya beberapa jenis yang diantaranya ialah sebagai berikut :
1. Stek Batang
Stek batang merupakan cara yang paling umum digunakan. Tanaman yang biasa
dikembangbiakan dengan cara stek batang ialah tumbuhan yang memiliki potongan batang
tumbuhannya mempunyai ruas-ruas atau mata yang kemudian bisa tumbuh tunas baru.
Batang yang akan distek harus memiliki umur yang tua sehingga tunas baru bisa tumbuh
pada bagian ruas-ruasnya.
Batang tanaman yang telah dipotong, hendaknya ditanam pada tanah yang memiliki
tekstur gembur serta memiliki kelembaban cukup supaya lebih mudah untuk tumbuh. Sirih,
jambu air dan ketela pohon ialah beberapa contoh tanaman yang bisa dikembangbiakan
dengan cara stek batang.
Stek batang memiliki 4 jenis yakni yang berkayu keras (hard wood), setengah keras
(semi hard wood), kayu lunak (soft wood) dan juga golongan herba (herbaceous).
2. Stek Daun
Metode stek daun ialah metode stek yang cara perkembangbiakan dengan menanam
daun tanaman yang telah cukup tua dan bisa ditumbuhi oleh tunas baru. Jenis tanaman yang
biasanya dikembangbiakan dengan cara stek daun adalah tanaman hias seperti cocor bebek,
sri rejeki, begonia dan bunga biru (sain folia).
Bagian daun yang dapat digunakan sebagai bahan stek yakni berupa helaian daun
atau helaian daun berserta dengan tangkainya. Akar dan batang nantinya akan bertumbuh
pada bagian daun yang telah terpotong. Sedangkan bagian daun tersebut tak berkembang
dan menjadi tanaman yang baru.
3. Stek Akar
Umumnya metode stek akar dilakukan dengan cara disemai sejajar dengan permukaan
tanah dan sedikit masuk ke dalam tanah sebagai media tanam. Contoh dari tanaman yang dapat
dikrmbangbiakan dengan cara stek akar yakni tanaman sukun, apel, stroberi dan beberapa jenis
tanaman hias.
MERUNDUK

Merunduk juga merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk memperbanyak
tanaman. Proses merunduk menggunakan teknik dengan cara membengkokkan batang atau
cabang ke dalam tanah untuk ditimbun dengan tanah. Namun, ujung tanaman tetap dikeluarkan
ke permukaan tanah. Dalam proses perkembangbiakan ini, batang pohon yang digunakan harus
berupa batang yang tua atau dewasa.
Proses reproduksi merunduk biasanya diterapkan pada tanaman-tanaman yang memiliki
batang atau ranting panjang dan lentur. Tanaman yang biasa digunakan untuk cara
perkembangbiakan merunduk yaitu sirih-sirihan. Cara merunduk membuat kambium pada
batang tanaman tidak perlu dihilangkan, karena sudah dihilangkan oleh tanah secara alami.
OKULASI

Pengertian Okulasi
Okulasi atau shield budding merupakan salah satu teknik perbanyakan pada tanaman
yang dilakukan secara vegetatif. Umumnya, teknik ini digunakan untuk meningkatkan mutu
pada tanaman itu sendiri. Cara ini sudah banyak dilakukan dan dikembangkan oleh para petani,
dan untuk melakukannya diperlukan keterampilan khusus.
Shield budding sendiri kerap dikenal sebagai T-budding dalam bahasa Inggris.
Melakukan okulasi melibatkan batang bawah (atau batang dengan sistem akar yang berkembang
dengan baik). Potongan vertikal dibuat untuk memisahkan kulit dari kambium (lapisan sel antara
kulit bagian dalam dan kayu), diikuti oleh potongan tegak lurus tepat di atasnya, membentuk
huruf “T”.
Teknik ini akan memungkinkan potongan batang direduksi menjadi satu mata tunas
dengan pohon yang diiris. Tanaman yang dihasilkan pun ialah klon, atau tanaman yang secara
genetik identik dengan direproduksi dari satu individu seluruhnya dengan cara vegetatif.
Proses menambahkan kayu batang atas dengan tunas dari pohon yang akan
dikembangkan dengan potongan batang bawah inilah metode perbanyakan yang disebut dengan
okulasi, dan banyak digunakan dalam dunia kebun anggur.

Cara Melakukan Okulasi Pada Tanaman


Okulasi tersendiri adalah teknik paling umum, ketika celah berbentuk huruf “T” dibuat
dengan pisau untuk melonggarkan kulit kayu. Tunas yang digunakan berada di ketiak daun, dan
mereka mungkin sangat kecil, sehingga hampir tak terlihat.
Berikut adalah cara melakukan okulasi pada tanaman, yang terdiri dari beberapa langkah
dan penjelasannya:
1. Pilih Batang Tunas yang Sehat
Batang tunas yang dipilih adalah yang tampak sehat dan segar. Tunas ini perlu
berada di cabang untuk menunjukkan pertumbuhan yang baik sepanjang musim yang telah
dilaluinya. Selain itu, yang digunakan bukanlah berasal dari bagian dalam pohon berbatang
ramping, jarak dekat, dan kuncup kecil.
Bilah daun dipotong dari potongan yang akan ditempel, meninggalkan tangkai daun
yang utuh.
2. Potong Kuncup dan Sepotong Kayu
Potong kuncup dan sepotong kecil kayu di bawahnya menggunakan gerakan
mengiris ke atas. Pemotongan kayu ini harus dilakukan sekitar setengah sampai tiga per
empat inci di bawah kuncup, serta masuk cukup dalam ke kayu.
Hal ini dilakukan agar ketika pemotongan selesai pada sekitar setengah hingga tiga
per empat di atas kuncup, kulit kayu dan sepotong kecil kayu bagian atas dapat terpotong
juga. Potongan tegak lurus di bagian atas dan potongan ke atas akan memisahkan potongan
dari induknya.
Pisau yang digunakan untuk proses ini harus dijaga agar tetap sangat tajam.
Tujuannya, meminimalisir kerusakan sedikit mungkin pada tunas yang akan diambil.
Pasalnya, pisau yang tumpul akan mengupas dan merobek kayu, meninggalkan luka yang
tak akan pulih dengan baik.
Tunas harus dipotong dari mata tunas sesaat sebelum proses penyambungan. Jika
tidak, maka akan mengering. Fakta uniknya, beberapa orang yang melakukan okulasi
tanaman bahkan memasukkan tunas yang baru saja dipotong ke dalam mulut mereka
sebelum menempelkannya pada induk baru. Namun, praktik ini tidak dianjurkan, Grameds!
3. Potong dari Bawah Hjngga Tengah Kuncup
Beberapa pencangkok memotong dari bawah hingga tengah kuncup, lalu
melanjutkannya dengan membuat potongan ke bawah dari atas kuncup sebagai potongan
kedua untuk memotong seutuhnya. Selama tidak menghilangkan terlalu banyak kayu dari
kuncupnya, cara ini akan bekerja dengan baik.

4. Potong Batang Akar Secara Vertikal


Potongan ini harus cukup dalam untuk memastikan bahwa kulit kayu akan terpisah
pada kambium.

5. Lakukan Okulasi
Selanjutnya, okulasi pun dilakukan. Artinya, dilakukanlah pembuatan potongan
berbentuk huruf “T” pada induk (potongan vertikal yang dilengkapi dengan potongan tegak
lurus di atasnya).
Di daerah bercurah hujan tinggi, selama musim okulasi, atau pada spesies tanaman
di mana batang bawah cenderung mengeluarkan banyak cairan, potongan “T” umumnya
dibuat terbalik untuk mencegah air atau getah menggenang di okulasinya.
6. Selipkan Potongan Tunas pada Batang Bawah
Dengan hati-hati, potongan tunas diselipkan pada batang bawah yang
memperlihatkan “kantong”. Maksudnya, sisi-sisi dari potongan “T” dilonggarkan hingga
menciptakan kantong. Sikap ekstra hati-hati harus dilakukan pada tahap ini agar tidak
merobek lipatan kulit kayu dalam prosesnya.
Dalam tahap ini, kita akan mengetahui apakah kulit kayu mudah dilonggarkan atau
tidak. Jika tidak, artinya tumbuhan tidak sedang dalam pertumbuhan yang aktif dan proses
okulasi pun harus ditunda di kemudian hari dans sebaiknya dilakukan saat pertumbuhan
aktif telah dimulai kembali.
Terdapat metode alternatif untuk penggabungan tanaman yang tidak memerlukan
kulit kayu yang “tergelincir”, yakni teknik chip budding atau kuncup dipotong bersama
serpihan dari kayu di bawahnya. Hal ini membutuhkan potongan dengan ukuran yang sesuai
dari mata tunas untuk menyelaraskan kambium dan menuntaskan penyambungan yang
tepat.
7. Selipkan Potongan Tunas di Antara Penutup Kulit Kayu
Potongan tunas diselipkan dengan hati-hati di antara penutup kulit kayu. Potong
bagian atas strip kulit yang pada potongan tunas agar pas dengan potongan horizontal yang
pada induk, sehingga menghasilkan potongan yang pas di dalam kantong tersebut.
8. Tutup Kulit Kayu
Tutup kulit kayu dengan karet, selotip, atau penutup lain yang sesuai agar menempel
erat pada potongan tunas. Pada akhirnya, tutup haruslah memiliki sifat yang akan rusak oleh
pelapukan, atau harus dilepas dalam 2 hingga 3 minggu setelah penggabungan sukses. Jika
bahan penutup tidak rusak, maka akan mengikat batang bawah.

Anda mungkin juga menyukai