Anda di halaman 1dari 15

PENUNTUN PRAKTIKUM

SISTEM PERBANYAKAM TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
PERBANYAKAN GENERATIVE DAN VEGETATIVE

1.1. BENIH ORTODOKS, REKALSITRAN, POLIEMBRIONI

Benih rekalsitran adalah benih yang mengalami penurunan


kemampuan pertahanan hidup cepat rusak pada kondisi kadar air yang sedikit.
Umumnya, benih rekalsitran akan mati pada kadar air berkisar antara 12%–31%. Beniih
rekalsitran juga tidak tahan disimpan
pada suhu dan kelembapan rendah. Tumbuhan yang memiliki benih rekalsitran
umumnya tidak membuat masak benih saat masih menyatu dengan bagian induknya.
Benih rekalsitran yang terpisah dari tumbuhan induk umumnya mengandung kadar air
yang tinggi. Setiap spesies tumbuhan dengan benih rekalsitran memiliki tingkat
sensitivitas yang berbeda terhadap pengeringan meskipun berada
dalam famili atau genus yang sama.

Benih ortodoks adalah benih tumbuhan yang mampu melakukan pertahanan hidup dalam


jangka waktu yang lama dalam kondisi kering. Pertahanan hidup dari benih ortodoks
dapat terjadi melalui kondisi lingkungan yang mampu membuat penurunan kadar
air dan suhu penyimpanan rendah. Benih ortodoks tetap dapat
mengalami penuaan dan kematian meskipun berada dalam kondisi penyimpanan yang
optimum. Proses isiologi dan perubahan biokimia pada benih ortodoks menjadi penyebab
utama penuaannya. Kematian benih ortodoks dipengaruhi oleh tekanan kondisi suhu dan
kadar air yang tinggi di dalam benih tinggi. Benih ortodoks yang mengalami kondisi
penuaan hanya dapat bertahan hidup selama beberapa hari atau beberapa pekan saja.

Apomixis dan polyembryony adalah dua istilah yang berkaitan dengan reproduksi
tanaman benih. Apomixis adalah pembentukan benih tanpa pemupukan. Ini menghasilkan
keturunan bibit identik dengan induk induknya. Poliembrioni adalah keberadaan atau
pembentukan lebih dari satu embrio dalam biji oleh sel telur yang dibuahi (Zygote).

Tujuan :
1. Mahasiswa mengetahui sistem perbanyakan generative.
2. Mahasiswa mampu melakukan penanaman dan pembibitan.
3. Mahasiswa mengetahui perbandingan tingkat kecepatan pertumbuhan benih.

Bahan dan alat :


1. Benih ortodoks, rekalsitran, poliembrioni.
2. Polybag, kertas label, selotip, alat tulis, cangkul.
Cara kerja :
1. Benih yang akan diperbanyak secara generative dipilih benih yang memiliki
vigor dan viabilitas yang baik.
2. Pengisian tanah kedalam polybag, sebagai media tanam
3. Benih lalu ditanam, dilakukan penyiraman dan pengamatan

1
4. Masing-masing Klon ditanam pada polybag berukuran 35 cm x 35 cm dan
disusun di lahan belakang rumah panggung lahan atas

1.2. Perbanyakan Tanaman secara Vegetative (Cangkok, stek, okulasi dsb)

Perbanyakan secara vegetatif adalahcara perkembangbiakan tanaman dengan
menggunakan bagian-bagian tanaman seperti batang, cabang, ranting, pucuk daun, umbi
dan akar, untuk menghasilkan tanaman yang baru, yang sama dengan induknya.
Tujuan:
1. Mahasiswa dapat mengetahui sistem dan cara melakukan perbanyakan tanaman
secara vegetative.
2. Mahasiswa dapat menentukan tanaman yang di perbanyak secara vegetative
Tempat Pelaksanaan : Kebun Percobaan Faperta Unand.
3. Mahasiswa mampu melakukan praktikum perbanyakan vegetative secara mandiri
dengan.
4. Mahasiswa mampu melakukan analisa tingkat keberhasilan melalui beberapa
perlakuan.

Bahan dan Alat:


1. Tanaman yang dapat diperbanyak secara vegetative. Meliputi cangkok, stek,
okulasi dsb.
2. Pisau okulasi, gunting stek, zpt ( kimia, air kelapa) plastik penutup okulasi, sabut
kelapa, tali pelastik. Polybag, pelastik es sungkup.
Pengamatan :
 Panjang perakaran
 Jumlah daun
 Panjang tanaman (stek)
 Entres yang hidup ditandai berwarna hijau jika di kelupas sedikit
 Dan lain-lain

2
1.2.1 Cangkok
Mencangkok adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara mengupas ranting
pohon yang sudah besar sampai terlihat kambiumnya. Bagian kambium kemudian diutup
tanah, humus, dan terkahir dilapisi plastik kemudian diikat. Tujuan dari mencangkok
adalah memperoleh tumbuhan baru yang dapat berbuah dengan cepat, tetapi sifatnya
masih sama seperti induknya.
Beberapa keuntungan yang akan didapatkan dari cara perkembangbiakan ini
yaitu:
1. Tanaman cepat berbuah.
2. Tanaman yang dihasilkan memiliki sifat yang sama seperti induknya.
3. Pohon yang tumbuh tidak terlalu tinggi.
Sementara itu, kekurangan dari cara perkembangbiakan ini antara lain:
1. Pohon mudah roboh atau tumbang.
2. Tanaman tidak berumur panjang.

Langkah-Langkah Mencangkok Tanaman

Ilustrasi :

1. Memilih tanaman induk yang akan dicangkok.


Pemilihan ini merupakan langkah terpenting. Baik dan tidaknya hasil
mencangkok ditentukan dari pemilihan tanaman induknya. Oleh karena itu, sebelum
mencangkok diharapkan untuk memastikan tanaman induk yang akan digunakan dalam
mencangkok memiliki mutu dan kualitas yang baik.

2. Memilih ranting atau batang tanaman yang berbentuk lurus.


Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan sebelum memilih batang untuk
mencangkok yakni batang tidak terlalu tua atau terlalu muda. Selain itu, batang tanaman
yang dipilih harus berbentuk lurus dan mendapatkan sinar matahari yang cukup.
Pemilihan batang tanaman di sini memiliki tujuan supaya proses fotosintesis pada

3
tanaman dapat berjalan dengan baik dan bisa mempercepat pertumbuhan akar pada
batang tanaman yang dicangkok.

3. Mengupas kulit pada batang tanaman


Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam tahap ini adalah mengupas kulit
kayu sepanjang 5 cm. Batang atau ranting atau cabang yang akan digunakan harus
dikupas bagian kulitnya. Pastikan batang tanaman sudah bersih dari kulit kayu yang
menempel.

4. Membersihkan kambium pada batang tanaman


Kambium yang ada pada batang atau ranting atau cabang tanaman harus
dibersihkan sekelilingnya dengan pisau terlebih dahulu. Teknik termudah untuk
membersihkan kandungan kambium pada batang tanaman adalah dengan meraba bagian
batang tanaman. Jika batang tanaman sudah terasa kesat, maka dapat dipastikan batang
tanaman sudah bersih dari kambium.

5. Membiarkan batang tanaman selama 1 hari.


Langkah ini perlu dilakukan agar batang tanaman yang sudah terkelupas bisa
kering dan tahan terhadap penyakit dan jamur. Pada tahapan ini, hal yang perlu dipastikan
adalah kandungan kambium pada batang tanaman, diharapkan batang tanaman sudah
bersih dan tidak ada kambium yang menempel. Langkah ini akan bermanfaat supaya hasil
cangkokan dapat tumbuh dengan baik dalam menghasilkan bibit yang bermutu dan
berkualitas.

6. Menutup batang tanaman


Langkah selanjutnya yakni membungkus batang tanaman dengan plastik atau
menggunakan sabut kelapa. Pembungkusan bisa dilakukan dengan menali terlebih dahulu
bagian bawah batang tanaman yang sudah terkelupas. Setelah membuat tali pada bagian
bawah batang tanaman, selanjutnya adalah mengisi batang tanaman dengan tanah.
Penggunaan tanah diharapkan adalah tanah yang subur. Terakhir, bungkuslah bagian atas
dengan plastik atau sabut kelapa hingga bentuknya menyerupai kapsul.

7. Menyirami tanaman secara rutin dan teratur.


Proses mencangkok tanaman memerlukan sikap sabar dan telaten. Hal yang bisa
dilakukan supaya proses mencangkok bisa lebih cepat dan cangkokan bisa segera
menghasilkan akar yakni melakukan penyiraman secara rutin dan teratur. Sangat tidak
diperbolehkan membiarkan tanah yang ada didalamnya mengalami kekeringan karena
kurang mendapatkan asupan air. Selain itu. hal yang bisa dilakukan agar tanah semakin
subur adalah menambah dengan pupuk.

8. Menunggu hingga akar tumbuh.


Nah, tanda-tanda proses mencangkok telah berhasil adalah batang tanaman
mengeluarkan akar tumbuh berwarna coklat dari pembungkusnya. Setelah keluar akar,

4
dapat dipastikan batang tanaman hasil cangkokan sudah bisa dipotong untuk kemudian
disemai.

1.2.2 Stek Tanaman

Ada empat jenis stek batang yang bisa dilakukan, yakni:

 Stek batang kayu keras/hardwood, dengan menggunakan cabang yang ada dalam
kondisi dorman.
 Batang kayu setengah keras/semi-hardwood, digunakan untuk tanaman berdaun
lebar seperti tanaman hias dan buah.
 Stek batang berkayu lunak/softwood,  untuk tanaman dengan kandungan air yang
tinggi seperti sukulen.
 Tanaman herba/herbaceous, untuk tanaman dengan kandungan air tinggi dan
lunak seperti bunga krisan.

Tahap Pemotongan dalam Cara Stek Batang Tanaman

5
Untuk melakukan stek batang kamu harus mengambil bagian batang yang sudah cukup
tua. Lakukan pemotongan di pagi hari, agar saat persemaian tanaman langsung mendapat
sinar matahari.

Kemudian ikuti langkah berikut:

 Pilih batang dengan diameter satu sentimeter dan berdaun hijau tua;
 Pastikan batang memiliki 3-4 mata tunas dan potong sekitar 10-15 sentimeter;
 Jarak potong harus 0,5 sentimeter di atas mata tunas paling bawah dan 1
sentimete dari mata tunas paling atas; lalu
 Pastikan memotongnya dengan bentuk runcing agar mudah ditancapkan.

2. Tahap Persemaian pada Metode Stek Batang

Setelah dipotong, rendam 2 sentimeter ujung bawah batang dalam hormon auksin selama
5 detik. Setelah itu, siapkan ember atau per besar berisi tanah gembur dan pasir.
Tancapkan batang ke media semai dengan posisi tegak dan siram secara teratur. Jika akar
tanaman sudah tumbuh dengan baik, kamu bisa memindahkannya ke lokasi akhir.

Cara Stek Tanaman dengan Daun

1. Cara Stek Menggunakan Daun Tanaman

Beberapa tanaman cenderung lebih cocok untuk kamu kembangbiakkan dengan metode
stek daun. Misalnya saja cocor bebek, kaktus, atau lidah buaya yang bagian daunnya
besar dan kuat.

Bahan yang perlu kamu ambil adalah daun yang sudah tua tapi masih berwarna hijau
segar. bisa memotong hanya daunnya saja atau bersama dengan tangkai di bawahnya agar
akar baru lebih mudah tumbuh. Setelah memotongnya, bagian bawah daun perlu kamu
rendam terlebih dahulu dalam larutan auksin dengan rasio 100-200 cc per liter air.

6
2. Tahap Persemaian pada Metode Stek Daun

Siapkan pot dengan lubang di dasarnya dan berisi campuran tanah serta pupuk kandang.
Pastikan untuk mengisi hanya 3/4 wadah dan gunakan satu tempat hanya untuk satu daun.
Tancapkan potongan daun ke dalam wadah, lalu tutup dengan plastik berlubang Simpan
wadah di tempat teduh dan siram dengan teratur hingga akar tumbuh. Biasanya, tahap ini
akan memakan waktu 3 minggu tapi kamu perlu menunggu hingga 3-5 bulan untuk
memindahkannya ke lokasi tanam akhir.

Cara Stek Tanaman dengan Akar

1. Tahap Pemotongan dalam Cara Stek Akar Tanaman

Terakhir, ada metode stek akar untuk jenis tanaman dengan akar menjalar seperti stroberi
dan daun mint. Jika kamu tertarik menanam stroberi di rumah, sebaiknya gunakan cara
ini daripada memulainya dari benih. Pembiakan akan kamu lakukan dengan mengambil
akar yang merambat jauh dari tanaman induk. Kamu hanya perlu memotong akar
berdiameter satu sentimeter dengan panjang 5-10 sentimeter. Ingat, akar yang kamu
potong harus berada dalam kondisi baik dan sehat. Artinya, jangan sampai cabang kecil
pada akar rusak selama pemotongan maupun pemindahan.

2. Tahap Penyemaian pada Metode Stek Akar

Setelah memotong sulur akar tanaman, siapkan media semai berupa campuran tanah dan
pupuk organik. Isi pot dengan media semai dan buat lubang sesuai dengan ukuran akar.
Masukkan akar ke dalam lubang lalu timbun kembali dengan tanah. Lakukan tahap ini
dengan hati-hati agar akar tidak rusak. Kemudian, siram pot dengan air dan pupuk
organik secara rutin dan tunggu hingga akar mengeluarkan tunas baru. Tunas baru ini bisa
berupa bintil dan nantinya akan berubah menjadi kalus.

7
1.2.3 Okulasi

Okulasi atau shield budding merupakan salah satu teknik perbanyakan pada


tanaman yang dilakukan secara vegetatif. Umumnya, teknik ini digunakan untuk
meningkatkan mutu pada tanaman itu sendiri. Cara ini sudah banyak dilakukan
dan dikembangkan oleh para petani, dan untuk melakukannya diperlukan
keterampilan khusus.
Shield budding sendiri kerap dikenal sebagai T-budding dalam bahasa Inggris.
Melakukan okulasi melibatkan batang bawah (atau batang dengan sistem akar
yang berkembang dengan baik). Potongan vertikal dibuat untuk memisahkan kulit
dari kambium (lapisan sel antara kulit bagian dalam dan kayu), diikuti oleh
potongan tegak lurus tepat di atasnya, membentuk huruf “T”.
Teknik ini akan memungkinkan potongan batang direduksi menjadi satu mata
tunas dengan pohon yang diiris. Tanaman yang dihasilkan pun ialah klon, atau
tanaman yang secara genetik identik dengan direproduksi dari satu individu
seluruhnya dengan cara vegetatif.

Proses menambahkan kayu batang atas dengan tunas dari pohon yang akan
dikembangkan dengan potongan batang bawah inilah metode perbanyakan yang
disebut dengan okulasi, dan banyak digunakan dalam dunia kebun anggur.

Tujuan Okulasi
Sebenarnya, untuk apa pembiakan tanaman, khususnya okulasi, dilakukan?
Berikut adalah tujuan utama dari melakukan okulasi tanaman:

 Mendapatkan jenis tanaman baru yang bersifat menguntungkan. Misalnya,


kebal dari penyakit ataupun sifat unggul dan positif lainnya dari tanaman
biasa.
 Memperoleh hasil penggabungan dua sifat atau jenis tanaman di induk
okulasi.

8
Manfaat Okulasi
Perkembangbiakan okulasi sendiri ternyata memiliki beberapa manfaat. Berikut
ini manfaat dari melakukan okulasi pada tanaman, Grameds.

1. Proses Pembuahan ataupun Perkembangbiakan Jadi Lebih Cepat


Adanya okulasi dapat berimbas pada proses perkembangbiakan yang lebih cepat.
Pasalnya, ini dipengaruhi faktor usia tanaman dan sifat induk yang unggul, serta
pertumbuhan yang cepat.

2. Produktivitas Tanaman akan Meningkat


Sebagai salah satu teknik perbanyakan vegetatif, okulasi dapat meningkatkan
produktivitas suatu tanaman. Sebab, proses ini didukung oleh induk atau bibit
dengan produksi tinggi. Inilah yang mendorong meningkatnya mutu dan
produktivitas tanaman hasil okulasi yang menguntungkan.

3. Tanaman Tumbuh dengan Lebih Seragam


Sifat seragam akan muncul dari hasil tanaman yang dibiakkan dengan okulasi. Hal
ini dikarenakan okulasi ialah teknik perkembangbiakan vegetatif tanpa adanya
peleburan, sehingga satu induk tanaman dapat memperbanyak diri dan
keturunannya memiliki sifat identik.

Penerapan Okulasi “T”


Teknik okulasi dengan bentuk “T” banyak digunakan untuk memperbanyak klon
dari pohon buah-buahan beriklim sedang dan tropis, hingga pohon peneduh hias
beriklim sedang. Untuk pohon buah-buahan tropis, misalnya jeruk, yang
ditanamkan “T” pada sebagian besar batang bawah semai.

Sementara itu, pohon peneduh hias beriklim sedang seperti kultivar maple merah,
belalang madu, abu hijau, dan maple norwegia ditanam pada batang bawah bibit,
karena sulit berakar dari stek atau perbanyakan klonal.

Syarat Okulasi

1. Bukan Tanaman dengan Tumbuhnya Daun Baru


Jendela okulasi berupa kulit mempunyai sifat yang salah satunya dipengaruhi oleh
proses pembentukan daun baru. Ketika pada suatu tanaman sedang tumbuh daun
baru, kulit yang disayat untuk jendela okulasi akan lebih cepat kering. Sebab
itulah, daun baru ini menentukan suksesnya teknik okulasi.

2. Bebas Hama atau Penyakit


Baik tanaman asal mata tunas atau tanaman induk, keduanya harus terbebas dari
infeksi penyakit ataupun hama. Hal ini perlu diantisipasi agar okulasi terhindar
dari risiko kegagalan. Sebab, hama dan penyakit pada tanaman dapat mengganggu
proses okulasi.

9
Tak hanya itu, tanaman yang diserang hama atau sakit justru nantinya akan
menjadi sumber penularan pada tanaman hasil okulasi.

3. Usia Batang Atas dan Bawah Sama


Kesamaan usia batang atas dan batang bawah akan mendukung keberhasilan
proses okulasi karena sangat berpengaruh terhadap kecepatan pembentukan tunas.
Hal inilah yang mendukung perlunya keselarasan umur antara kedua tanaman
induk.

Tanaman yang dibuat sebagai batang bawah, sebaiknya berasal dari biji agar
akarnya lebih kuat, sehingga relatif tahan kekering. Tak hanya itu, batang bawah
tersebut juga harus mampu mengaitkan dengan baik dan mendukung pertumbuhan
batang atasnya tanpa mengakibatkan efek negatif. Inilah sebabnya diperlukan usia
batang yang sama.

4. Kedua Tanaman Harus Berasal dari Satu Genus yang Sama


Penting bahwa kedua tanaman yang digunakan untuk okulasi berasal dari
satu family atau genus yang sama. Okulasi sendiri jarang diterapkan pada tanaman
dengan genus berbeda karena memiliki tingkat keberhasilan yang rendah. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan fisiologis antar tanaman yang bisa terjadi,
sehingga perlu dihindari melakukan okulasi dengan menggunakan tanaman
bergenus sama.

Timing yang Tepat Untuk Okulasi


Hasil okulasi yang berhasil dengan baik diisyaratkan atau ditandai dengan tunas
bahan batang atas menjadi terbentuk dan matang, sedangkan bahan batang bawah
berada dalam kondisi pertumbuhan aktif, sehingga kulit kayunya “tergelincir”.
Artinya, kambium vaskular tumbuh aktif dan kulit kayu dapat dikupas dengan
mudah dari potongan yang sedikit rusak.

Momen ini umumnya terjadi sesuai dengan periode ketika kambium vaskular aktif
(musim semi, musim panas). Selama dormansi, tanaman stok (musim dingin, awal
musim semi, akhir musim gugur), atau stres kekeringan, metode okulasi kulit
seperti T-budding tidak dapat dilakukan karena kulit kayu akan robek, bukan
hanya tergelincir.
Okulasi dapat dilakukan pada pohon buah-buahan tertentu dan di waktu yang
tepat. Misalnya, buah persik, pada bulan Juni dengan menggunakan potongan
okulasi yang disimpan dingin dan batang bawah bibit yang ditanam di lahan.

Cara Melakukan Okulasi Pada Tanaman

Setelah mengetahui arti, tujuan, manfaat, hingga penerapannya, lantas, bagaimana


cara melakukan okulasi pada tanaman?

10
Okulasi tersendiri adalah teknik paling umum, ketika celah berbentuk huruf “T”
dibuat dengan pisau untuk melonggarkan kulit kayu. Tunas yang digunakan
berada di ketiak daun, dan mereka mungkin sangat kecil, sehingga hampir tak
terlihat.

Berikut adalah cara melakukan okulasi pada tanaman, yang terdiri dari beberapa
langkah dan penjelasannya:

1. Pilih Batang Tunas yang Sehat


Batang tunas yang dipilih adalah yang tampak sehat dan segar. Tunas ini perlu
berada di cabang untuk menunjukkan pertumbuhan yang baik sepanjang musim
yang telah dilaluinya. Selain itu, yang digunakan bukanlah berasal dari bagian
dalam pohon berbatang ramping, jarak dekat, dan kuncup kecil.

Bilah daun dipotong dari potongan yang akan ditempel, meninggalkan tangkai
daun yang utuh.

2. Potong Kuncup dan Sepotong Kayu


Potong kuncup dan sepotong kecil kayu di bawahnya menggunakan gerakan
mengiris ke atas. Pemotongan kayu ini harus dilakukan sekitar setengah sampai
tiga per empat inci di bawah kuncup, serta masuk cukup dalam ke kayu.

Hal ini dilakukan agar ketika pemotongan selesai pada sekitar setengah hingga
tiga per empat di atas kuncup, kulit kayu dan sepotong kecil kayu bagian atas
dapat terpotong juga. Potongan tegak lurus di bagian atas dan potongan ke atas
akan memisahkan potongan dari induknya.

Pisau yang digunakan untuk proses ini harus dijaga agar tetap sangat tajam.
Tujuannya, meminimalisir kerusakan sedikit mungkin pada tunas yang akan
diambil. Pasalnya, pisau yang tumpul akan mengupas dan merobek kayu,
meninggalkan luka yang tak akan pulih dengan baik.

Tunas harus dipotong dari mata tunas sesaat sebelum proses penyambungan. Jika
tidak, maka akan mengering. Fakta uniknya, beberapa orang yang melakukan
okulasi tanaman bahkan memasukkan tunas yang baru saja dipotong ke dalam
mulut mereka sebelum menempelkannya pada induk baru. Namun, praktik ini
tidak dianjurkan, Grameds!

3. Potong dari Bawah Hjngga Tengah Kuncup


Beberapa pencangkok memotong dari bawah hingga tengah kuncup, lalu
melanjutkannya dengan membuat potongan ke bawah dari atas kuncup sebagai
potongan kedua untuk memotong seutuhnya. Selama tidak menghilangkan terlalu
banyak kayu dari kuncupnya, cara ini akan bekerja dengan baik.

11
4. Potong Batang Akar Secara Vertikal
Potongan ini harus cukup dalam untuk memastikan bahwa kulit kayu akan
terpisah pada kambium.

5. Lakukan Okulasi
Selanjutnya, okulasi pun dilakukan. Artinya, dilakukanlah pembuatan potongan
berbentuk huruf “T” pada induk (potongan vertikal yang dilengkapi dengan
potongan tegak lurus di atasnya).

Di daerah bercurah hujan tinggi, selama musim okulasi, atau pada spesies
tanaman di mana batang bawah cenderung mengeluarkan banyak cairan, potongan
“T” umumnya dibuat terbalik untuk mencegah air atau getah menggenang di
okulasinya.

6. Selipkan Potongan Tunas pada Batang Bawah


Dengan hati-hati, potongan tunas diselipkan pada batang bawah yang
memperlihatkan “kantong”. Maksudnya, sisi-sisi dari potongan “T” dilonggarkan
hingga menciptakan kantong. Sikap ekstra hati-hati harus dilakukan pada tahap ini
agar tidak merobek lipatan kulit kayu dalam prosesnya.

Dalam tahap ini, kita akan mengetahui apakah kulit kayu mudah dilonggarkan
atau tidak. Jika tidak, artinya tumbuhan tidak sedang dalam pertumbuhan yang
aktif dan proses okulasi pun harus ditunda di kemudian hari dans sebaiknya
dilakukan saat pertumbuhan aktif telah dimulai kembali.

Terdapat metode alternatif untuk penggabungan tanaman yang tidak memerlukan


kulit kayu yang “tergelincir”, yakni teknik chip budding atau kuncup dipotong
bersama serpihan dari kayu di bawahnya. Hal ini membutuhkan potongan dengan
ukuran yang sesuai dari mata tunas untuk menyelaraskan kambium dan
menuntaskan penyambungan yang tepat.
7. Selipkan Potongan Tunas di Antara Penutup Kulit Kayu
Potongan tunas diselipkan dengan hati-hati di antara penutup kulit kayu. Potong
bagian atas strip kulit yang pada potongan tunas agar pas dengan potongan
horizontal yang pada induk, sehingga menghasilkan potongan yang pas di dalam
kantong tersebut.

8. Tutup Kulit Kayu


Tutup kulit kayu dengan karet, selotip, atau penutup lain yang sesuai agar
menempel erat pada potongan tunas. Pada akhirnya, tutup haruslah memiliki sifat
yang akan rusak oleh pelapukan, atau harus dilepas dalam 2 hingga 3 minggu
setelah penggabungan sukses. Jika bahan penutup tidak rusak, maka akan
mengikat batang bawah.

12
Setelah penyatuan sukses, bagian atas tanaman dan batang bawah dapat dipotong
untuk bisa membuat tunas tumbuh.

Contoh Tanaman yang Dapat Menerapkan Okulasi


Berikut ini beberapa contoh tanaman yang bisa menerapkan okulasi dalam
perkembangbiakannya. Mari kita simak bersama, Grameds:

1. Belimbing
2. Mangga
3. Alpukat
4. Rambutan
5. Kelengkeng
6. Durian
7. Jambu biji
8. Jambu air
9. Jeruk
10. Sirsak
11. Pepaya
Teknik Lainnya
Selain okulasi, terdapat berbagai teknik perbanyakan vegetatif tanaman lainnya,
khususnya yang digunakan di Indonesia. Tentunya, hal ini tak terlepas dari
kualitas yang akan dihasilkan calon bibit yang sama dengan induknya.

Teknik perbanyakan tanaman yang sering di antaranya ialah stek, cangkok, dan
graft.. Berikut penjelasan dari berbagai teknik tersebut.

1.2.4 Teknik Sambung/Grafting

Teknik sambung atau grafting dilakukan dengan menggabungkan batang bawah


dan batang atas dari dua tanaman sejenis. Hal ini akan mencapai persenyawaan,
yakni ketika kombinasi akan terus tumbuh membentuk tanaman baru. Tak seperti
okulasi yang menggunakan mata tunas, teknik ini menggunakan seluruh bagian
pucuk sekitar 7,5-10 sentimeter.
Teknik sambung atau grafting ini dapat diterapkan pada beberapa varietas, seperti
tanaman mangga, jambu, apel, dan lainnya.

Berikut kelebihan grafting:
1. Mempercepat tanaman berbuah
2. Tanaman kuat karena batang bawahnya tahan terhadap keadaan tanah yang
kurang baik

13
3. Sifat klon akan kekal yang tak bisa dilakukan dengan teknik lainnya
4. Memperbaiki tanaman yang telah tumbuh, sehingga jenis yang tak
diinginkan berubah sesuai yang dikehendaki.

Teknik sambung pucuk

Teknik sambung samping

14

Anda mungkin juga menyukai