Keuntungan :
- caranya sederhana (tidak memerlukan teknik yang rumit)
- Memiliki sifat yang sama dengan induknya
Kerugian :
- memiliki perakaran lemah, karena berakar serabut
- tidak bisa digunakan untuk perbanyakan semua jenis tanaman
- persentasi keberhasilan pertumbuhan rendah
Faktor lingkungan tumbuh stek yang cocok sangat berpengaruh pada terjadinya
regenerasi akar dan pucuk. Lingkungan tumbuh atau media pengakaran seharusnya kondusif
untuk regenerasi akar yaitu cukup lembab, evapotranspirasi rendah, drainase dan aerasi baik,
suhu tidak terlalu dingin atau panas, tidak terkena cahaya penuh (200-100 W/m2) dan bebas
dari hama atau penyakit.
Mencangkok merupakan salah satu cara pembiakan vegetatif buatan yang bertujuan untuk
mendapatkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan induknya dan cepat
menghasilkan. Pencangkokan dilakukan dengan menyayat dan mengupas
kulit sekeliling batang, lebar sayatan tergantung pada jenis tanaman yang dicangkok.
Penyayatan dilakukan sedemikian rupa sehingga lapisan kambiumnya dapat dihilangkan
(dengan cara dikikis). Setelah luka yang dibuat cukup kering, Rootone-F diberikan sebagai
perlakuan agar bahan cangkokan cepat berakar. Media tumbuh yang digunakan terdiri dari
tanah dan kompos dan dibalut dengan sabut kelapa atau plastik. Bila batang diatas sayatan
telah menghasilkan sistem perakaran yang bagus, batang dapat segera dipotong dan ditanam
di lapang.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pencangkokan tanaman adalah:
1. waktu mencangkok, sebaiknya pada musim hujan karena tidak perlu melakukan
penyiraman berulang-ulang
2. Memilih batang cangkok, pohon induk yang digunakan adalah yang umurnya tidak
terlalu tua atau terlalu muda, kuat, sehat dan subur serta banyak dan baik buahnya
3. Pemeliharaan cangkokan, pemeliharaan sudah dianggap cukup bila media cangkokan
cukup lembab sepanjang waktu.
Cabang yang baik untuk dicangkok mempunyai arah ke atas 45 derajat atau ke samping
dan rajin berbuah.
Metode yang dikembangkan adalah sambung lidah (tongue grafting), sambung samping (side
grafting), sambung celah (cleft grafting), sambung susu (approach grafting), dan sambung
tunjang (inarching).
Batang atas yang biasanya disebut entres (scion) adalah calon bagian atas atau tajuk tanaman
yang di kemudian hari akan menghasilkan buah berkualitas unggul.
Batang atas ini dapat berupa mata tunas tunggal yang digunakan dalam tehnik okulasi
ataupun berupa ranting dengan lebih dari satu mata tunas atau ranting dengan tunas pucuk
yang digunakan dalam sambungan (grafting).
Persyaratan batang atas :
1. Besar cabang hampir sama dengan besar batang bawah, cabangnya lurus.
2. Umur cabang hampir sama dengan umur batang bawah.
3. Cabang diambil pada waktu pohon induk dalam keadaan dorman
Sambung lidah
3. Sambung Sisip
4. Sambung Susu
5. Sambung mahkota
6. Sambung Keji
D. PERBANYAKAN VEGETATIF DENGAN BUDDING/OKULASI
Sedangkan budding adalah salah satu bentuk dari grafting, dengan ukuran batang atas
tereduksi menjadi hanya terdiri atas satu mata tunas (Hartmann et al, 1997). Tanaman
sebelah atas disebut entries atau batang atas (scion), sedangkan tanaman batang bawah
disebut understam atau batang bawah (rootstock) (Ashari, 1995). Batang atas berupa
potongan pucuk tanaman yang terdiri atas beberapa tunas dorman yang akan berkembang
menjadi tajuk, sedang batang bawah akan berkembang menjadi sistem perakaran (Hartmann
et al, 1997).
Teknik ini dipilih dengan pertimbangan untuk memperbanyak tanaman yang
sukar/tidak dapat diperbanyak dengan cara stek, perundukan, pemisahan, atau dengan
cangkok. Menurut Ashari (1995), banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar/tidak dapat
diperbanyak dengan cara-cara tersebut, tetapi mudah dilakukan penyambungan, misalnya
pada manggis, mangga, belimbing, jeruk dan durian.
Syarat batang bawah untuk okulasi :
1. Tanaman berasal dari biji
2. Berdiameter 3-5 mm, berumur sekitar 3-4 bulan
3. Dalam fase pertumbuhan yang optimum (tingkat kesuburannya baik), kambiumnya
aktif, sehingga memudahkan dalam pengupasan dan proses merekatnya mata tempel ke
batang bawah.
4. Batang sudah berkayu dan tumbuh subur, dan rimbun.
5. Tidak terserang hama atau penyakit
6. Perakarannya baik.
Syarat batang atas untuk okulasi :
1. Entres yang baik adalah yang cabangnya dalam keadaan tidak terlalu tua dan juga tidak
terlalu muda (setengah berkayu).Warna kulitnya coklat muda kehijauan atau abu-abu
muda. Entres yanng diambil dari cabang yang terlalu tua pertumbuhannya lambat dan
persentase keberhasilannya rendah. Besar diameter cabang untuk entres ini harus
sebanding dengan besarnya batang bawahnya.
2. Cabang entres untuk okulasi ini sebaiknya tidak berdaun (daunnya sudah rontok). Pada
tanaman tertentu sering dijumpai cabang entres yang masih ada daun melekat pada
tangkai batangnya. Untuk itu perompesan daun harus dilakukan dua minggu sebelum
pengambilan cabang entres. Dalam waktu dua minggu ini, tangkai daun akan luruh dan
pada bekas tempat melekatnya (daerah absisi) akan terbentuk kalus penutup luka yang
bisa mencegah masuknya mikroorganisme penyebab penyakit (patogen).
3. Syarat lain yang perlu diperhatikan pada waktu pengambilan entres adalah kesuburan
dan kesehatan pohon induk. Untuk meningkatkan kesuburan pohon induk, biasanya tiga
minggu sebelum pengambilan batang atas dilakukan pemupukan dengan pupuk NPK.
Kesehatan pohon induk ini penting karena dalam kondisi sakit, terutama penyakit
sistemik mudah sekali ditularkan pada bibit.
4. Entres diambil setelah kulit kayu cabangnya dengan mudah dapat dipisahkan dari
kayunya (dikelupas). Bagian dalam kulit kayu ini (kambium) akan tampak berair, ini
menandakan kambiumnya aktif, sehingga bila mata tunasnya segera diokulasikan akan
mempercepat pertautan dengan batang bawah.
gergaji stek
STEK
Macam teknik penyetekan :
Stek datar
Stek miring
Stek bermartil/bertumit
a. STEK DAUN
Bahan awal perbanyakan yang dapat digunakan pada stek daun dapat berupa lembaran
daun atau lembaran daun beserta petiol.
Akar dan tunas baru pada stek daun berasal dari jaringan meristem primer atau meristem
sekunder. Pada tanaman Bryophyllum, akar dan tunas baru berasal dari meristem primer
pada kumpulan sel-sel tepi daun dewasa, tetapi pada tanaman Begonia rex, Saint
paulia (Avrican violet), Sansevieria, Crassula dan Lily, akar dan tunas baru berkembang
dari meristem sekunder dari hasil pelukaan.
Secara teknis stek daun dilakukan dengan cara memotong daun dengan panjang 7,5 – 10 cm
(Sansevieria) atau memotong daun beserta petiolnya kemudian ditanam pada media
(Hartmann et al, 1997). Untuk Begonia dan Violces, perlakuan kimia yang umum dilakukan
adalah penyemprotan dengan IBA 100 ppm.
b. STEK UMBI
Bahan utama pada stek ini adalah umbi yaitu umbi batang, umbi akar, dll. Sebagai bahan
perbanyakan dapat digunakan umbi secara utuh atau dipotong-potong asalkan setiap
potongan memiliki caon tunas. Untuk menghindari terjadinya busuk pada potongan umbi,
maka umbi dapat direndam pada larutan fungisida dan bakterisida.
Contoh tanaman yang bisa diperbanyak dengan stek umbi antara lain: Solanum tuberosum,
Ipomoea batatas, Caladium, Helianthus tuberosus, Amarilis, dan lainlain.
c. STEK BATANG
Bahan awal perbanyakan berupa batang tanaman. Stek batang dikelompokkan menjadi empat
macam berdasarkan jenis batang tanaman, yakni:
berkayu keras; contoh apel, cemara
semi berkayu; contoh jeruk
Lunak; contoh tanaman Magnolia
Herbaceous; contoh Dieffenbachia, Chrysanthemum, Ipomoea batatas
CANGKOK
OKULASI
Tahapan Okulasi :
Waktu penyambungan
Pada umumnya penyambungan dilakukan pada waktu cuaca yang cerah, tidak hujan,
dan tidak di bawah terik matahari.
Waktu terbaik pelaksanaan okulasi adalah pada pagi hari, antara jam 07.00-11.00 pagi,
karena saat tersebut tanaman sedang aktif berfotosintesis sehingga kambium tanaman juga
dalam kondisi aktif dan optimum. Diatas Jam 12.00 siang daun mulai
layu.Tetapi ini bisa diatasi dengan menempel di tempat yang teduh, terhindar dari sinar
matahari langsung.
a. Keahlian
Kecepatan menyambung merupakan pencegahan paling baik terhadap infeksi
penyakit dan kerusakan pada kambium
b. Kesempurnaan alat
Dalam penyambungan diperlukan ketajaman dan kebersihan alat, tali pengikat yang
tipis dan lentur.
b. Pemupukan
Pemupukan pada bibit stek dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun satu
minggu sekali dengan konsentrasi 0,2-0,3% pupuk dilarutkan dalam air setelah itu
disemprotkan pada bibit hasil stek.
c. Penyiangan
Penyiangan dalam pembibitan stek baik dalam bedengan, bak batu bata, kotak kayu
dan polybag perlu dilakukan. Penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput-rumput yang
berada disekitar bibit stek. Penyiangan dilakukan agar supaya pertumbuhan bibit stek tidak
terganggu baik dalam menyerap unsur hara maupun mengganggu dalam pencahayaan (proses
asimilasi).
d. Pengendalian hama penyakit
Serangan hama dan penyakit segera diberantas dengan pestisida untuk menjaga
terjadinya serangan hama dan penyakit di lakukan pengendalian secara precentif yaitu
disemprot setiap 2 kali dalam 1 minggu, hama yang menyerang pada pembibitan yaitu kutu-
kutu daun, ulat dan kepik, pestisida yang digunakan dengan konsentrasi 0,1- 0,2%.
e. Pemangkasan
Bibit hasil setekan yang masih berada daun pembibitan perlu dilakukan pemangkasan
agar supaya didapatkan tunas yang banyak sehingga akan dihasilkan bibit stek yang banyak
tunas. Pada waktu akan dipindahkan bibit stek perlu dilakukan pemangkasan agar supaya
mengurangi penguapan yang berlebihan sehingga akan mengakibatkan bibit mengalami stress
(staknasi). Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan gunting atau pisau.
Di dalam pemotongan stek dilakukan menurut jenis dari bahan stek yang diperbanyak.
Setiap jenis tanaman mempunyai syarat pemotongan yang berbeda baik ukuran panjangnya
maupun bentuk ukurannya.
Pemeliharaan bibit merupakan rangkaian kegiatan yang tidak boleh dilupakan. Pada
pembiakan tanaman dengan sambung dan okulasi ini, pemeliharaan bibit meliputi :
1). Pengairan/Penyiraman
Air mempunyai peranan penting dalam mempertahankan kesuburan media tanam.
Oleh karena itu, pemberian air dalam media tanam harus diatur sehingga cukup memadai
untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian air diantaranya adalah :
2). Pemupukan
Pemupukan merupakan aktivitas pemberian unsur-unsur hara untuk mendukung
pertumbuhan tanaman dan mempertahankan kesuburan media tanam. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pemupukan yaitu: