Anda di halaman 1dari 12

TUGAS MAKALAH

PELAKSANAAN DEMOKRASI
DI INDONESIA PADA PERIODE 1965-1998
(ORDE BARU)

Disusun Oleh :
1. DHEA
2. nessya
3. fauzan
4. fadil
5. aldi
6. yully
7. suci

SMA NEGERI 2 TUALANG


TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dari Tahun 1965 -
1998. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasa
serta pengetahuan kita mengenai pelaksanaan demokrasi yang terjadi di Indonesia
dalam kurun waktu tertentu. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Akhir kata semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Tualang, 19 September 2022

Penyusun

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
BAB II..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Demokrasi............................................................................................................5
2.2 Macam-macam Demokrasi....................................................................................................6
2.3 MASA REPUBLIK INDONESIA III (1965-1998): MASA DEMOKRASI..........................7
PANCASILA.....................................................................................................................................7
2.4 Pelaksanaan Demokrasi Pancasila.......................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12

3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kita mengenal bermacam-macam istilah demorasi. Ada yang dinamakan demokrasi
konstitusional, demokrasi parlementer, demokrasi Terpimpin, demokrasi pancasila,
demokrasi rakyat, demokrasi soviet, demokrasi nasional, dan sebagainya. Semua konsep ini
memakai istilah demokrasu yang menuru asal kata berarti rakyat berkuasa atau government
by the people (kata yunani demos berarti rakyat, kratos/kratein berarti kekuasaan atau
berkuasa). Sesudah perang dunia II kita melihat gejala bahwa secara formal demokrasi
merupakan dasar dari kebanyakan Negara di dunial menurut suatu peneleitian yang
diselenggarakan oleh UNESCO dalam tahun 1949 maka: “mungkin untuk pertama kali dalam
sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama yang paling baik dan wajar untuk semua system
organisasi politik dan social yang diperjuangkan oleh pendukung-pendukung yang
berpengaruh.
Akan tetapi UNESCO juga menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi
dianggap ambiguous atau mempunyai berbagai pengertian, sekurang-kurangnya
ada ambiguity atau ketaktentuan mengenai: “lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai

4|Page
untuk melaksanakan ide, atau mengenai keadaan kultural serta historis yang memengaruhi
istilah, ide, dan praktik demokrasi. Tetapi diantara sekian banyak aliran pikiran yang dinakan
demokrasi ada dua kelompok aliran yang paling penting, yaitu demokrasi kontstitusional dan
satu kelompok aliran yang menamakan dirinya demokrasi, tetapi yang pada hakikatnya
mendasarkan dirinya atas komunisme. Kedua kelompok aliran demokrasi mula-mula berasal
dari Eropa, tetapi sesudah Perang Dunia II nampaknya juga didukung oleh beberapa Negara
di Asia. India, Pakistan , Filipina dan Indonesia mencita-citakan demokrasi konstitusional,,
sekalipun terdapat bermacam-macam bentuk pemerintahan maupun gaya hidup dalam Negara
tersebu.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan maalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang Dimaksud dengan Demokrasi?
2. Apa saja macam-macam demokrasi?
3. Apa saja prinsip-prinsip demokrasi?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Demokrasi


Secara etimologis “Demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, “Demokrasi” terdiri dari
dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan cratein/cratos yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau sering dikenal dengan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Berdasarkan sudut pandang
terminologis, banyak sekali definisi demokrasi yang dikemukakan oleh beberapa ahli politik.
Masingmasing memberikan definisi dari sudut pandang yang berbeda. Beberapa definisi
tentang demokrasi yaitu :
1. Menurut Haris Soche dalam Winarno (2008:91), mengatakan bahwa : Demokrasi
adalah sistem yang menunjukkan bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan
dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

5|Page
2. Menurut Miriam Budiardjo (2010:59) mengatakan bahwa “Demokrasi dapat
didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh mayoritas;
pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh
mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang
biasanya dilakukan dengan caramengadakan pemilu bebas yang diadakan secara
periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya
distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan”.
3. Menurut Philippe C. Schmitter dalam Komaruddin Hidayat dan Azyumardi Azra
(2008:36) mengatakan bahwa : demokrasi adalah suatu sistim pemerintahan di mana
pemerintahan dimintai pertanggungjawaban atas tindakantindakan mereka diwilayah
publik oleh warga negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi dan
kerjasama dengan para wakil mereka yang telah terpilih.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas,penulis dapat
menyimpulkan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan rakyat, karena itu kekusaan
pemerintahan itu melekat pada diri rakyat atau diri orang banyak dan merupakan hak bagi
rakyat atau orang banyak untuk mengatur, mempertahankan dan melindungi dirinya dari
paksaan dan pemerkosaan orang lain atau badan yang diserahi untuk memerintah serta peran
utama rakyat dalam proses sosial dan politik dan pertanggungjawaban wakil rakyat yang
duduk di pemerintahan kepada rakyat serta pemilihan wakil rakyat dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung melalui pemilihan umum. Sehingga demokrasi adalah
pemerintahan di tangan rakyat yang mengandung pengertian tiga hal yaitu pemerintahan dari
rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan pemrintahan untuk rakyat yang penuh tanggung jawab.

2.2 Macam-macam Demokrasi


Macam-macam demokrasi yang dianut oleh negara-negara di dunia yaitu:
1. Demokrasi parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan
legislatif lebih tinggi dari pada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh
seorang perdana menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam kabinet
diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi parlementer presiden
menjabat sebagai kepala negara
2. Demokrasi dengan sistem pemisahan kekuasaan, dianut sepenuhnya oleh Amerika
Serikat. Dalam sistem ini, kekuasaan legislatif dipegang oleh kongres, kekuasaan
eksekutif dipegang presiden, dan kekuasaan yudikatif dipegang oleh mahkamah
agung.

6|Page
3. Demokrasi melalui referendum, yang paling mencolok dari system demokrasi melalui
referendum adalah pengawasan dilakukan oleh rakyat dengan cara referendum.
Sistem referendum menunjukkan suatu sistem pengawasan langsung oleh rakyat.
4. Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada dua macam yaitu;
a. Demokrasi langsung, demokrasi ini memiliki makna bahwa paham demokrasi
yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam permusyawaratan untuk
menentukan kebijaksanaan umum dan undang-undang.
b. Demokrasi tidak langsung, demokrasi ini memiliki makna bahhwa paham
demokrasi yang dilaksanakan melalui system perwakilan. Demokrasi tidak
langsung dan demokrasi perwakilan biasanya dilaksanakan melalui pemilihan
umum.
5. Demokrasi substantif menempati rangking paling tinggi dalam penerapan demokrasi.
Demokrasi substantif memberi tempat kepada rakyat jelata, kaum miskin, perempuan,
kaum muda, golongan minoritas keagamaan dan etnik, untuk dapat benar-benar
menempatkan kepentingannya dalam agenda politik di suatu negara. Dengan kata
lain, demokrasi substantif menjalankan dengan sungguh-sungguh agenda kerakyatan,
bukan sekadar agenda demokrasi atau agenda politik partai semata.

2.3 MASA REPUBLIK INDONESIA III (1965-1998): MASA DEMOKRASI


PANCASILA
Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, serta
ketetapan-ketetapan MPRS. Dalam usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan
terhadap Undang-Undang Dasar yang telah terjadi dalam masa Demokrasi Terpimpin, telah
diadakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan MPRS No.III/1963 yang menetapkan masa
jabatan seumur hidup untuk IR. Soekarno telah dibatalkan dan jabatan presiden kembali
menjadi jabatan elektif setiap lima tahun. Ketetapan MPRS No. XIX/ 1996 telah menentukan
ditinjau kembali produk-produk legislative dari masa Demokrasi Terpimpin dan atas dasar itu
Undang-Undang No.19/1964 telah diganti dengan suatu undang-undang baru (No.14/1970)
yang menetapkan kembali ke asas kebebasan badan-badan pengadilan.
Dewan perwakilan rakyat gotong royong deiberi beberapa hak control di samping
tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah . pemimpinnya tidak lagi mempunyai
status mentri. Begitu pula tata tertib dewan perwakilan rakyat gotong royong yang baru yang
telah meniadakan pasal yang memberi wewenang kepada presiden untuk memutuskan
permasalahan yang tidak dapat mencapai mugakat antara anggota badan legislative.

7|Page
Golongan Karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan penting, diberi landasan
konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi diusahakan sypaya
diselenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebasan lebih luas kepada pers untuk
menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk bergerak dan menyusun
kekuatannya, terutama menjelang pemilihan umum 1971. Dengan demikian diharapkan
terbinanya artisipasi golongan-golongan dalam masyarakat di samping diadakan
pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana.
Perkembangan lebih lanjut pada masa Republik Indonesia III (yang juga disebut
sebagai Orde Baru yang menggantikan Orde Lama) menunjukkan peranan presiden yang
semakin besar. Secara lambat laun tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden karena
Presiden Soeharto telah menjelma sebagi seorang tokoh yang paling dominan dalam system
politik Indonesia, tidak saja karena jabatannya sebagai presiden dalam system presidensial,
tetapi juga karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik Indonesia. Keberhasilan
memimping penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan
menggunakan Surat Perintah 11 Maret memberikan peluang yang besar kepada Jendral
Soeharto untuk tampil sebagai tokoh yang paling berpengaruh di Indonesia. Status ini
membuka peluang bagi Jendral Soeharto untuk menjadi presiden berikutnya sebagai
pengganti presiden soekarno.
Perlunya menjaga kestabilan politik, pembangunan nasional, dan integrasi nasional
telah digunakan sebagai alat pembenaran bagi pemerintah untuk melakukan tindakan-
tindakan politik, termasuk yang bertentangnan dengan demokrasi. Contohnya adalah prinsip
monoloyalitas pegawai negeri sipil (PNS). Semua prinsip itu diperlukan utnuk melindungi
Orde Baru dari gangguan-gangguan yang mungkin timbul dari musuh-musuh Orde Baru
dengan mewajibkan semua PNS untuk memiliki Golkar dalam setiap pemilihan umum
(pemilu). Kemudian setelah Orde Baru menjadi lebih kuat, ternyata prinsip monoloyalitas
tersebut tetap digunakan untuk mencegah partai politik lain keluar sebagai pemenang dalam
pemilu sehingga Golkar dan Orde Baru dapat terus berkuasa.
Masa Republik Indonesia III menunjukkan keberhasilan dalam penyelenggaraan
pemilu. Pemilu diadakan secara teratur dan berkesinambungan sehingga selama periode
terseut berhasil diadakan enam kali pemilu, masing-masing pada tahun
1971,1977,1982,1987,1992, dan 1997. Dari awal, Orde Baru memang menginginkan adanya
pemilu. Ini terlihat dari dikeluarkannya Undang-Undang pemilu pada tahun 1969, hanya
setahun setelah presiden soeharto dilantik sebagai Pejabat Presiden pada tahun 1967. Hal ini

8|Page
sesuai dengan slogan Orde Baru pada masa awalnya, yakni Melaksanakan UUD 1945 secara
murni dan konsekue.
Namun ternyata nilai-nilai demokrasi tidak diberlakukan dalam pemilu-pemilu
tersebut karena tidak ada kebebasan mimilih bagi para pemilih dan tidak ada kesempatan
yang sama bagi ketiga organisasi peserta pemilu (OPP) untuk memenangkan pemilu.
Sebelum fusi partai politik tahun 1973, semua OPP kecuali Golkarm menghadapi berbagai
kendala dalam menarik dukungan dari para pemilih, antara lain karena adanya asas
monoloyalitas yang sudah di sebutkan sebelumnya. Setelah fusi 1973 yang menghasilkan
duar partai politik di samping Golar, tidak ada perubahan dalam pemilu karena Golkar tetap
dapat dipastikan memenangkan setiap pemilu. Hal ini disebabkan karena dua partai lainnya,
yaitu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai demokrasi Indonesia (PDI)
menghadapi banyak kendalam dalam memperoleh dukungan dari para pemilih. Terlepas dari
semua itu, pelaksanaan pemilu sebanyak 6 kali terseut telah memberikan pendidikan politik
yang penting bagi rakyat Indonesia sehingga rakyat telah terbiasa memberikan suara dan
menentukan pilihan dalam pemilu.
Keberhasilan pemerintah presdien Soeharto untuk menjadikan Indonesia swasembada
beras pada pertengahan dasarwarsa 1980-an dan pembangunan ekonomi pada masa-masa
setelah itu ternyata tidak diikuti dengan kemampuan utnuk memberantas korupsi. Korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN) berkembang dengan pesat seiring dengan keberhasilan
pembangunan ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi malah dianggap sebagai
peluang untuk melakukan KKN yang dilakukan oleh para anggota keluarga dan krooni para
penguasa, baik di pusat maupun di daerah.
Dibidang politik, dominasi Presiden Soeharto telah membuat presiden menjadi
penguasa mutlak karena tidak ada satu institusi/ lembagapun yang dapat menjadi pengawas
presiden dan mencegahnya melakukan penyelewengan kekuasaan (abuse of power).
Menjelang berakhirnya Orde Baru, elit politik semakin tidak peduli dengan aspirasi rakta dan
semakin banyak membuat kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para krooni dan
merugikan Negara dan rakyat banyak.
Akibat dari semua ini adalah semakin menguatnya kelompok-kelompok yang
menentang Presiden Soeharto dan Orde Baru. Yang menjadi pelopor para penentang ini
adalah para mahasiswa dan pemuda. Gerakan mahasiswa yang berhasil menduduki Gedung
MPR/DPR di Senayan pada bulan Mei 1998 merupakan langkah awal kejatuhan Presiden
Soeharto dan tumbangnya Orde Baru. Kekuatan mahasiswa yang besar yang menyebabkan
sulitnya mereka diusir dari gedung tersebut dan semakin kuatnya dukungan para mahasiswa

9|Page
dan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia terhadap gerakan tersebut berhasil
memaksa elit politik untuk berubah sikap terhadap Presiden Soeharto.
Pimpinan DPR secara terbuka meminta presiden turun. Kemudian 14 orang mentri
Kabiner pembangunan menyatakan penolakan mereka untuk bergabung dengan cabinet yang
akan deibetuk presiden Soeharto yang berusaha memenuhi tuntutan mahasiswa. Melihat
perkembangan politik seperti ini, presiden Soeharto merasa yakin bahwa ia tidak mendapat
dukungan yang besar dari rakyat dan orang-orang dekatnya sendiri, sehingga ia kemudian
memutuskan untuk mundur sebagai presiden RI pada tanggal 20 Mei 1998. Mundurnya
Soeharto dari kursi presiden menjadi pertanda dari berakhirnya masa Republik Indonesia III
yang diusul oleh munculnya Republik Indonesia IV.

2.4 Pelaksanaan Demokrasi Pancasila


Berikut ini karakteristik demokrasi Pancasila pada masa orde baru, di antaranya:
1. Rotasi Kekuasaan
Rotasi kekuasaan eksekutif sangat kecil terjadi, kecuali pada jajaran yang lebih
rendah, seperti gubernur, bupati atau walikota, camat, dan kepala desa. Meski ada
perubahan di tingkat yang lebih tinggi, itu hanya perubahan wakil presiden, sementara
pemerintahan secara esensial masih sama.
2. Rekrutmen Politik Sifatnya Tetutup
Rekrutmen politik pada masa orde baru ini sifatnya tertutup kecuali DPR yang
berjumlah 400 orang dipilih secara umum. Pengisian jabatan tertinggi negara, seperi
Mahkamah Agung, Dewan Pertimbangan Agung, dan jabatan lainnya dalam birokrasi
dikontrol sepenuhnya oleh lembaga kepresidenan. Hal ini juga terjadi pada anggota
legislatif yaitu anggota DPR yang berjumlah 100 orang dipilih melalui proses
pengangkatan dengan surat keputusan presiden.
3. Pemilihan Umum
Pemilihan umum pada masa orde baru dilaksanakan sebanyak enam kali dengan
frekuensi yang teratur, yaitu setiap lima tahun sekali. Akan tetapi, pemilihan umum
yang dilakukan masih jauh dari semangat demokrasi dan tidak melahirkan persaingan
yang sehat.

10 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara etimologis “Demokrasi” berasal dari bahasa Yunani, “Demokrasi” terdiri dari
dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan cratein/cratos yang berarti pemerintahan,
sehingga dapat diartikan sebagai pemerintahan rakyat atau sering dikenal dengan
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Saran Sama halnya dengan warga dari seluruh Negara lain, sudah saat definisi dari
demokrasi benar-benar di jalankan. Yang mana pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat
benar-benar terpenuhi.

11 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://adjar.grid.id/read/543027056/pelaksanaan-demokrasi-di-indonesia-periode-1965-
1998?page=all
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/13/070000469/demokrasi-indonesia-periode-
orde-baru-1965-1998?page=all
https://brainly.co.id/tugas/34205807
https://nasional.sindonews.com/read/617089/12/4-periode-perkembangan-demokrasi-di-
indonesia-1638479558

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai