DEMOKRASI
Dosen Pengampu : Dr. Mariani Sihombing, S. Pd, M. Pd
DISUSUN
KELOMPOK 2:
OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadiran Tuhan yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada kami, sehingga kami
mampu menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Kewarganegaraan mengenai Demokrasi
tepat pada waktunya.
Tak lupa Kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Mariani Sihombing, S. Pd, M. Pd.
selaku dosen mata kuliah Pendidikan Pancasila yang telah berkenan memberikan arahan dan
bimbingannya dalam proses penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, apabila
dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Kami mohon maaf karna
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.
Oleh sebab itu kami sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun guna menyempurnakan tugas makalah ini. Kami berharap semoga tugas makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi kami khususnya. Akhir kata kami mengucapkan
Terima Kasih.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................................... 1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang
membagi ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk
diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam
peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga
negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi, untuk di Asia
Tenggara Indonesia adalah negara yang paling terbaik menjalankan demokrasinya, mungkin
kita bisa merasa bangga dengan keadaan itu. Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak
masa awal kemerdekaan hingga saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan
di Indonesia terdiri dari beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu
dengan lainnya.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang
dapat penulis rumuskan dan akan dibahas dalam laporan ini adalah:
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Demokrasi
Isitilah "demokrasi" berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada
abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang
berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah
sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan
dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak negara.
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan rakyat, atau
yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep
demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi
wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan negara
yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar ternyata tidak
mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan kekuasaan absolut
pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia. Demikian
pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan berlebihan dari
lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan tunjangan anggota-anggotanya
tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi kekuasaan
lembaga negara tersebut.
B. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani "Demokratia" yang
terdiri dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/
pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam praktik
kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga dalam
2
berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia,
menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian kedaulatan raja menjadi
kedaulatan rakyat.
Istilah-istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai kesamaan
prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat.
3
C. Macam-Macam Demokrasi
a) Demokrasi liberal
Yaitu paham demokrasi dengan menitikberatkan pada ideologi liberalis yang
cenderung pada kebebasan individu atau perseorangan.
b) Demokrasi rakyat
Yaitu demokrasi yang cenderung kepada kepentingan umum (dalam hal negara ini)
sehingga hak-hak politik rakyat dan kepentingan perseorangan kurang diperhatikan.
c) Demokrasi pancasila
Merupakan ciri khusus demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja,
melainkan juga bidang ekonomi, sosial, budaya, dan mewujudkan kesejahteraan rakyat.
a) Demokrasi klasik
Yaitu paham demokrasi yang menitikberatkan pada pengertian politik kekuasaan atau
politik pemerintahan negara.
b) Demokrasi modern
Yaitu paham demokrasi yang tidak hanya mencakup bidang politik saja, melainkan juga
bidang ekonomi, sosial, budaya dan menwujudkan kesejahteraan rakyat.
a) Demokrasi liberal
Dalam demokrasi ini pemerintah dibatsi oleh undang-undang dan pemilihan umum
yang bebas diselenggarakan dalam waktu yang tetap.
b) Demokrasi terpimpin
4
Dalam demokrasi ini terdapat keyakinan para pemimpin bahwa semua tindakan mereka
dipercaya oleh rakyat, tetapi menolak persaingan dalam pemilihan umum untuk
menduduki kekuasan.
c) Demokrasi sosial
Demokrasi ini menaruh kepeduliannya kepada keadaan sosial dan egalitarianisme
(paham persamaan) bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik.
d) Demokrasi partisipasi
Demokrasi yang menekankan hubungan timbal balik antara penguasa atau pemimpin
dengan yang dipimpin.
e) Demokrasi konstitusional
Demokrasi yang menekankan pada proteksi khusus bagi kelompok kelompok budaya
dan menekankan kerja sama yang erat diantara elite yang mewakili bagian budaya
umum.
D. Prinsip-prinsip Demokrasi
a. Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau melakukan
sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri, tanpa tekanan
dar pihak manapun.
b. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
c. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya sifat
solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
d. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan,
kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda dengan pendirian
sendiri.
5
e. Menghormati kejujuran
f. Menghormati penalaran
6
F. Demokrasi di Indonesia
1. Secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila baik sebagai pedoman penye lenggaraan maupun sebagai cita-cita.
2. Secara sempit demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan
menurut hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Demokrasi Pancasila dalam arti luas adalah kedaulatan atau kekuasaan tertinggi ada
pada rakyat yang dalam penyelenggaraannya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai
Pancasila yaitu nilai: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan nilai keadilan
sangat mendukung demokrasi. Nilai-nilai Pancasila menentang sistem otoriter atau
kediktatoran.
Demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah berdasar pada sila keempat Pancasila
yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijak sanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Dengan demikian, demokrasi Pancasila dalam arti sempit adalah masalah
pengambilan keputusan yaitu pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hitmat
kebijaksanaan. Wujud dari pengambilan keputusan yang dipimpin oleh hidmat
kebijaksanaan adalah dengan musyawarah mufakat.
Dari sudut per kembangan sejarah demokrasi Indonesia sampai masa orde baru dapat
dibagi dalam 4 (empat) masa, yaitu:
G. Pendidikan Demokrasi
Saat ini di alam demokrasi harus ditumbuhkan kesadaran bahwa demokrasi hanya akan
tumbuh kuat jika didukung oleh warga-warga yang demokratis, yakni warga yang memiliki
dan menjalankan sikap hidup demokratis. Ini artinya warga negara yang bersikap dan
berbudaya hidup demokratis menjadi syarat bagi berjalannya negara demokrasi.
7
Perkembangan demokrasi suatu negara tergantung pada sejumlah faktor yang menentukan,
yakni: tingkat perkembangan ekonomi, perasaan akan identitas nasional, pengalaman
sejarah dan budaya kewarganegaraan. Budaya kewarganegaraan mencerminkan tradisi
demokrasi yang ada di masya rakat. Jika di masyarakat tumbuh budaya demokrasi, maka
akan sangat mendukung perkembangan demokrasi negara yang bersangkutan.
Oleh karena itu, tradisi atau budaya demokrasi di masyarakat perlu untuk ditumbuh
kembangkan. Menumbuh kembangkan budaya demokrasi tersebut dapat dilakukan melalui
pendidikan demokrasi. Pendidikan demokrasi pada hakikatnya adalah sosialisasi nilai-nilai
demokrasi supaya bisa diterima dan dijalankan oleh warganegara. Pendidikan demokrasi
secara subtantif menyangkut sosialisasi, diseminasi, aktualisasi dan implementasi sistem,
nilai, konsep dan praktik demokrasi melalui pendidikan.
Pendidikan demokrasi diartikan sebagai upaya sistematis yang dilakukan negara dan
masyarakat untuk memfasilitasi individu warga negaranya agar memahami, menghayati,
mengamalkan dan mengembang kan konsep, prinsip, dan nilai demokrasi sesuai dengan
status dan perannya dalam masyarakat. Pada dasarnya, pendidikan demokrasi dapat
dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Pendidikan demokrasi secara formal: pendidikan yang lewat tatap muka, diskusi timbal
balik, presentasi, serta studi kasus.
2. Pendidikan demokrasi secara informal: pendidikan yang lewat tahap pergaulan di
rumah maupun masyarakat, sebagai bentuk aplikasi nilai berdemokrasi sebagai hasil
interaksi terhadap lingkungan sekitarnya dan langsung dapat dirasakan hasilnya.
3. Pendidikan demokrasi secara non formal: pendidikan yang melewati lingkungan
masyarakat secara lebih makro karena pendidikan di luar sekolah memiliki parameter
yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang, seperti kelompok masyarakat,
lembaga swadaya, partai politik, pers, dan lain-lain (Budi Juliardi, 2016:101).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dri rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Istilah demokrasi ini memberikan posisi penting bagi rakyat sebab dengan
demokrasi, hak-hak rakyat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi Negara dijamin.
Penerapan demokrasi di berbagai Negara di dunia memiliki ciri khas dan spesifikasi
masing-masing, lazimnya sangat dipengaruhi oleh ciri khas masyarakat sebagai rakyat
dalam suatu negara. Indonesia sendiri menganut demokrasi pancasila di mana demokrasi
itu dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-nilai luhur Pancasila sehingga tidak dapat
diselewengkan begitu saja. Implementasi demokrasi pancasila terlihat pada pesta
demokrasi yang diselenggarakan tiap lima tahun sekali.
9
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, O., dkk. (2022). Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi. Medan. CV.
Harapan Cerdas.
Drs. Sunarto, dkk. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan Tinggi. Semarang : Pusat
10