Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

MELEK IPA DAN MELEK TEKNOLOGI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 7 :

1. Aulia Zahra Hutasuhut (421313101)


2. Fuad Dea Rahma (421313104)
3. Ika Lespiani Br Perangin Angin (421313102)

DOSEN PENGAMPU : FERI ANDI SYUHADA,S.Pd, M.Pd

MATA KULIAH : DASAR-DASAR PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan critical book ini dengan baik. Laporan Critical Book
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Mipa. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Feri Andi Syuhada yang telah membimbing dan
mendukung dalam penyelesaian tugas kami ini. Dan kami ucapkan terimakasih kepada teman
teman yang memberikan dukungan dan semangat kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas
ini.

Kami sangat berharap sekiranya Critical Book ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan critical book yang
selanjutnya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang
kurang berkenan.

Medan, 11 Oktober 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. ............................................................................................................ 2

DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN. ....................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 4
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 4
1.4 Identitas Buku .................................................................................................................... 5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU. .......................................................................................... 6
2.1 Ringkasan Buku Utama ..................................................................................................... 6
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ............................................................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 12
3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama. ............................................................................ 12
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding ....................................................................12
BABIV PENUTUP. ................................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 14
4.2 Saran ...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................................... 15
LAMPIRAN

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sehubungan dengan penerapannya kurikulum KKNI di Universitas Negeri Medan, para


siswa/i diharapkan untuk lebih kreatif dalam mengembangkan ide dan kreativitasnya. Dalam
Makalah ini mahasiwa belajar untuk mengkaji dan mengkritisi sebuah buku dan jurnal dimulai
dengan membaca lalu meringkas menjadi satu kesatuan yang utuh, selanjutnya dibandingkan
dengan buku atau jurnal yang lain untuk dikritisi termasuk didalamnya mengkritisi keunggulan
dan kelemahan buku atau jurnal.

Dalam makalah ini akan membahas materi tentang Melek Ipa dan Melek Teknologi.
Dimana IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan
dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat
manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan
masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini bagi mahasiswa adalah :

1. Agar mahasiswa dapat mengulas (menelaah) isi buku maupun jurnal.


2. Agar para mahasiswa dapat lebih detail meringkas buku.
3. Agar dapat membandingkan kebenaran isi buku terhadap Buku pembanding termasuk
kelebihan dan kelemahan isi buku.
4. Agar melatih untuk berpikir kritis dalam mencari informasi yang diberikan oleh setiap
bab dari sebuah buku maupun jurnal.

1.3 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Membuat pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai Melek Ipa dan Melek
Teknologi.

4
2. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku maupun jurnal yang dikritik.

1.4 Identitas Buku

• Buku Utama
1. Judul Buku : Dasar – Dasar Pendidikan Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam
2. Penulis : Dr. Saronom Silaban,M.Pd
3. Penerbit : Harapan Cerdas Publisher
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : Agustus 2017
6. Jumlah Halaman : 210 Halaman
7. ISBN : 978 – 602 – 73497 - 9 – 7

• Buku Pembanding
1. Judul Buku : Pendidikan Sains dan Teknologi
2. Penulis : Feri Noperman
3. Penerbit : Universitas Bengkulu Press AnggotaIKAPI
4. Kota Terbit : Bengkulu
5. Tahun Terbit : 2020
6. Jumlah Halaman : xvii + 175 halaman
7. ISBN : 978-602-5830-18-1

5
BAB II
RINGKASAN BUKU

2.1 Ringkasan Buku Utama


A. Pendahuluan
Dalam konteks sekarang, literasi memiliki makna yang luas, yaitu melek teknologi,
politik, berfikir kritis dan peka terhadap lingkungan sekitar (Bukhori, 2005), sedangkan
kata sains merupakan serapan dari Bahasa Inggris, yaitu science yang diambil dari bahasa
latin sciencia dan berarti pengetahuan. Sains dapat berarti ilmu pada umumnya, tetapi
juga berarti ilmu pengetahuan alam (Poedjiadi,2005).

B. Melek IPA

Melek IPA atau literasi sains menurut National Science Education Standards (1995)
adalah Scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and
processes required for personal decision making, participation in civic and cultural
affairs, and economic productivity. It also includes specific types of abilities. Yaitu suatu
ilmupengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang
dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi,
termasuk di dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya.
Literasi IPA (scientific literacy) didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan
fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang terjadi
karena aktivitas manusia (OECD, 2003).
a. Ciri-Ciri Melek IPA

1) Memiliki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam
IPA dan mampu menggunakannya secara tepat atau menggunakan proses IPA
untuk memecahkan keputusan, membuat keputusan dan hal-hal lain, dengan
cara-cara yang tepat.
2) memiliki sikap dan nilai yang selaras degan konsep, prinsip, hukum, dan nilai IPA
dan nilai masyarakat luas.
3) Mengembangkan minat terhadap kita yang akan membawanya ke kehidupan yang
lebih kaya dan lebih memuaskan.
b. Dinamika Melek IPA
Menurut Shen (1975) dalam Bybee (1986), ada 3 bentuk melek IPA yang berbeda,
namun berkaitan yaitu:
6
1) Melek IPA Praktis, ditandai dengan dimilkinya pengetahuan ilmiah dan
pengetahuan teknis yang juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan
kebutuhan manusia.
2) Melek IPA yang bersifat kewarganegaraan ditandai dengan adanya kesadaran
bahwa Sains dan teknologi itu berkaitan dengan masalah-masalah sosial.
3) Melek IPA yang bersifat kultural ditandai dengan pemahaman bahwa Sains dan
teknologi merupakan hasil kerja manusia yang utama.

Antara ilmu dan filsafat ada hubungan. Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan. Ada
tiga tiang penyangga filsafat, yakni ontologi, epistemologi dan axiologi. Ontologi
membahas tentang hakikat sesuatu. Membahas tentang hakikat sesuatu objek yang ingin
diketahui atau hakikat yang ditelaah, jenis, dan ciri-cirinya. Epistemologi membahas
tentang proses, langkah-langkah, prosedur, untuk memperoleh sesuatu produk. Axiologi
membahas tentang nilai, atau kegunaan dan manfaat sesuatu ditelaah. Filsafat diartikan
sebagi suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang
mengupas sesuatu sedalam–dalamnya.

IPA adalah ilmu. Sebagai ilmu ia memiliki ciri-ciri ilmu pengetahuan yang disebut
sebagai ilmu. Bidang yang dapat ditelaah ilmu adalah dunia empirik. Objek masalah dari
ilmu adalah hal-hal yang nyata yang dapat diamati secara nyata. Ciri pertama dari ilmu
adalah mempunyai objek dunia nyata. Ciri kedua, untuk memperoleh ilmu pengetahuan
membuat asumsi.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa milik IPA adalah pengetahuan berkaitan dengan
dunia empirik. Bertujuan untuk menjelaskan dan mengontrol, serta memprediksi variabel
yang akan datang berdasarkan data empirik. Bidang garapan IPA adalah penjelasan alam ,
proses dan mekanisme kejadian alam, penemuan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
alam dengan menerapkan metode ilmiah yang memiliki ciri tertentu.

C. Melek Teknologi

Teknologi Pendidikan Internasional Association (ITEA) mendefinisikan melek


teknologi sebagai kemampuan untuk menggunakan, mengelola, menilai dan mengerti
teknologi .

a. Ciri-Ciri Melek Teknologi


Adapun ciri-ciri nya yaitu:
1) Memahami beberapa konsep dasar mengenaimesin/engineering.
2) Memiliki pemahaman mengenai bagaimana cara kerja tekologi tertentu dan
apakah kemampuan danketerbatasannya.
3) Menyadari bahwa teknologi itu dikembangkan sesuai orang yang

7
menggunakannya.
4) Memiliki kepercayaan diri untuk mempelajari teknologi, walaupun tidak memiliki
latar belakangteknik.

Teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu pengetahuan untuk memperoleh alat
atau produk. Antara ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pisau bermata dua, sehingga
perkembangan teori IPA selalu diikuti perkembangan teknologi IPA. Untuk
mengembangkan teknologi perlu dipahami apa ciri-cirinya dan dampaknya ke lingkungan
sehingga dalam pengembangan itu tidak merusak alam.

b. Ciri-Ciri Teknologi
Secara umum teknologi memiliki ciri-ciri tertentu, yakni:
1) Sebagai tangan menjalankan apa yang ada dalamilmu.
2) Sifatnyadialektik.
3) Memiliki kecenderungan MIPA dengan memunculkan teknorasi.
4) Berkorelasi denganenergi.
5) Memiliki masalah adanyaketak-Esaan.
6) Memiliki sifat adanya kemampuan melampaui batasilmu

Teknologi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan, maka makin berkembang ilmu,
makin berkembang pula teknologi untuk memproduksi alat kebutuhan manusia. Sekarang
ini teknologi dibutuhkan bukan hanya untuk memperoleh alat, tetapi sudah menjadi sarana
untuk mengembangkan IPTEK itu sendiri dan untuk komunikasi. Produk teknologi sudah
digunakan manusia untuk banyak kegunaan yang berfungsi untuk berbagai alat dan untuk
berbagai sarana komunikasi.

Dapat disimpulkan milik teknologi adalah disain dan memproduksi alat dan sarana
untuk berbagai kebutuhan manusia. Disain dan memproduksi sarana pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu sendiri.

2.2 Ringkasan Buku pembanding

A. Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri, listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar kehidupan
manusia modern sekarang ini (Zohuri and McDaniel, 2019). Penerangan di rumah-
rumah, pusat pendidikan, gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat
hiburan, stasiun, serta bandara, hampir semuanya ditenagai oleh listrik. Hampir semua

8
alat-alat elektronik yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti handphone,
komputer, televisi, radio, kipas angin, air conditioner, dan masih banyak peralatan
lainnya yang dioperasikan dengan menggunakan energilistrik.

B. Dari konsep sains menjadi teknologi


Konsep listrik merupakan salah satu temuan terbesar sains. Penemuan ini tidak
mendadak begitu saja, melainkan melalui proses yang panjang. Ide tentang listrik
sudah muncul sejak zaman Yunani kuno (sekitar 700 SM) yaitu ketika Thales
menggosokkan batu ambar yang ketika didekatkan dengan kapas, dapat menarik
kapastersebut. Fenomena tersebut kemudian dikenal sebagai listrik statis. Namun
butuh waktu 2000 tahun lebih sampai ditemukannya listrik yang dapat mengalir
seperti yang telah banyak dimanfaatkan sekarangini.
Sains dan teknologi tidak sebatas listrik, artinya selain listrik masih banyak
konsep-konsep dan prinsip-prinsip lain dalam sains yang dikembangkan menjadi
teknologi canggih. Misalnya saja, konsep gaya dan usaha telah mendasari penemuan
teknologi pesawat sederhana sampai pesawat luar angkasa. Atau konsep fluida telah
menjadi dasar dalam membuat alat semprot sampai dengan kapal laut, helikopter, dan
pesawat terbang. Selain konsep-konsep tersebut, tentu saja masih sangat banyak
konsep sains lainnya yang telah diterapkan untuk menghasilkan teknologi, baik itu
konsep di bidang fisika, kimia, maupun biologi.

C. Sains, teknologi dan peradaban


Istilah sains bisa bermakna sangat luas tergantung dengan batasan dan ruang
lingkup yang ditetapkan. Secara umum, sains merujuk kepada semua pengetahuan
ilmiah (Science Council, 2020). Pengetahuan ilmiah sendiri merupakan pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan metode ilmiah yang mengandalkan pemikiran
rasional dan pembuktian empiris dalam mencari kebenaran.
Sains merupakan salah satu jenis pengetahuan yang dapat diketahui manusia.
Berbeda dengan jenis pengetahuan lain, pengetahuan sains memiliki tingkat
keakuratan yang tinggi dalam menjelaskan perilaku objek-objek dan fenomena-
fenomena yang terjadi di alam, serta dapat memprediksi apa yang akan terjadi
selanjutnya. Karena sifatnya itu, sains sangat tepat untuk dijadikan dasar untuk
mengembangkan berbagai macam teknologi yang lebih canggih. Teknologi yang
9
dikembangkan dari sains benar-benar efektif karena sesuai dengan cara kerja alam.
Semenjak sains dan teknologi mulai saling terkait dan saling menguatkan, peradaban
manusia pun mulai berkembang dengan pesat.
Pendidikan sains dan teknologi memiliki peranan yang sangat penting bagi
peradaban manusia, baik untuk saat ini maupun di masa yang akan datang. Peranan
pendidikan sains dan teknologi penting untuk dipahami agar dapat menumbuhkan
kesadaran tentang pentingnya penyelenggaraan pendidikan sains dan teknologi yang
efektif dan berkualitas sepanjang masa.

D. Transformasi pendidikan sains dan teknologi


Hakikat pendidikan sains dan teknologi yang komprehensif, peranannya bagi
peradaban manusia, beserta prinsip-prinsip penyelenggaraannya dapat dijadikan
panduan untuk mengevaluasi dan merefleksi penyelenggaraan pendidikan sains dan
teknologi yang telah dilaksanakan selama ini
Transformasi pendidikan sains dan teknologi menjadi suatu keniscayaan agar
dapat menyesuaikan diri dan mengimbangi perkembangan sains dan teknologi serta
memenuhi tuntutan peradaban yang juga terus berkembang. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata transformasi memiliki makna perubahan rupa (bentuk, sifat,
fungsi, dan lain sebagainya). Transformasi pendidikan sains dan teknologi dapat
diartikan sebagai segala perubahan yang terjadi di dalam pendidikan sains dan
teknologi, baik itu sistemnya, bentuknya, sifatnya, fungsinya, cara
menyelenggarakannya, cara menilainya, serta semua aspek yang berkaitan dengannya.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama

A. Kelebihan Buku
1. Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah sesuai dengan EYD atau kamusbesar
bahasaindonesia.
2. Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian dalam buku ini diawali dengan pengertian pengertian yang dapat membuat
pembaca mudah memahami materi serta dalam buku itu juga di lengkapi ciri ciridari
materi yang dibahas.
B. Kelemahan Buku
Buku ini memiliki lembar yang begitu banyak sehingga pembaca sedikit bosan untuk
membacanya. Aspek Kelayakan Isi materi yang dibahas belum mencakup semuanya
atau belum terlalu lengkap karena tidak ada perbedaan antara melek ipa dan melek
teknologi.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding

A. Kelebihan Buku
1. Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD atau kamus besar bahasa indonesia.
2. Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian dalam buku ini diawali dengan pengertian dam pembahasan yangdapat
membuat pembaca mudah memahamimateri.
B. Kelemaham Buku
kelemahan buku tersebut yaitu tidak terdapat tabel. Aspek kelayakan isi belum mencakup
semuanya atau belum terlalu lengkap penjelasan secara rinci mengenai penggunaan
teknologi yang baik,serta pengaruh sains bagi kehidupan.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Melek IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mengarahkan seseorang untuk


membuat sebuah keputusan sesuai dengan pengetahuan yang iya milik. Seseorang yang
telah memenuhi syarat melek ipa memiliki pengetahuan dalam ipa dan dapat
menggunakannya secara tepat, memiliki nilai yang selaras dengan konsep, prinsip, nilai ipa.
IPA adalah ilmu pengetahuan.pola pikir untuk memperoleh ilmu pengetahuan ada dua,yakni
pola rasional dan empirik yang di sebut dengan metodeilmiah.

Melek teknologi merupakan kemampuan dalam menggunakan teknologi teknologi.


Seseorang yang dapat di katakan melek teknologi apabila Iya memahami beberapa konsep
mesin dan memahami cara kerja teknologi. Teknologi adalah penerapan dari ilmu
pengetahuan sebagai tangan menjalankan apa yang ada dalam ilmu serta berkorelasi dengan
energi

4.2 Saran

Disarankan kepada para penulis buku alangkah baiknya di dalam buku tersebut di
sertakan gambar atau pun tabel. Dan di bagian materi melek ipa dan melek teknologi di
sertakan perbedaan dari keduanya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Saronom Silaban, M.Pd, 2017, Dasar-Dasar Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Medan, Harapan Cerdas Publisher

Feri Noperman, 2020, Pendidikan Sains dan Teknologi ,Transformasi Sepanjang Masa Untuk
Kemajuan Peradaban, Bengkulu, Universitas Bengkulu Press Anggota IKAPI

Herlanti Y, (dkk). (2019). Finding Learning Strategy in Improving Science Literacy. Jurnal Penelitian
dan Pembelajaran IPA ,5 (1), 59-71

Yulianti Y, Saputra DS. (2019). STEM Education : InovasiI Pembelajaran Sains Di Era 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 1,1504-1509

COVER BUKU :

1. Buku Utama 2. Buku Pembading

13
14
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA JPPI
Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71 p-ISSN 2477-1422 e-ISSN 2477-2038

Finding Learning Strategy in Improving Science Literacy


(Received 24 February 2019; Revised 26 May 2019; Accepted 26 May 2019)
Yanti Herlanti1*, Yuke Mardiati2, Rahmawati Rahmawati3,
Annisaa Meyrizka Kusumo Putri4, Nurlaelah Jamil5, Miftahuzzakiyah Miftahuzzakiyah 6,
Ahmad Sofyan7, Zulfiani Zulfiani 8, Sugiarti Sugiarti 9

1,2,3,4,5,6,7,8
Department of Biology Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia
Corresponding Author: *yantiherlanti@uinjkt.ac.id

9
Public Senior High School V, Depok, Indonesia

DOI: 10.30870/jppi.v5i1.4902

Abstract

The result of science literacy in Indonesian students has been satisfactorily yet. The
government has introduced some new learning strategies. The research is aimed to
finding some learning strategies can improved literacy science. The research was
conducted in Indonesian school involving 213 participants who are divided into study
groups using several learning strategies. Research involved all student on 10 th grade in
that school. Improvement of science literacy was analyzed by N-gain and comparing
some strategies of learning was analyzed by Anova followed Turkey. The results shows
the impovement of science literacy in the learning by using scientific approach was not as
good as inquiry approach, Argument Driven Inquiry (ADI), and Science Technology
Education Matematics (STEM). The results of science literacy finding the improvement
in science literacy of students who learn by using scientific approach comparing using
scientific approach is similar to the one using Science Technology Scociety (STS)
strategy.

Keywords: Inquiry, Science Literacy, ADI, STS, STEM.

59
INTRODUCTION defined as a learning, a competence and
Science literacy plays an social function. Next, according to the
important role in people‘s daily life. study of 100 articles, literacy science
Some educational experts believe that relates to six aspects, i.e. the
the 21st century society needs people interrelationships of science and society,
who have knowledge of technological the ethics, the nature of science,
and scientific issues in order for the conceptual knowledge, science and
democratic process to run well (Turiman technology, and the interrelationships of
et al., 2011). There are four rationales science and humanities.
on the necessity and importance of Finally, the OECD (2016) defines
science literacy in the society, i.e. science literacy as the ability to engage
economy, personal, democratic, and with science-related issues, and with the
culture rationales. ideas of science, as a reflective citizen.
Economic rationale is determined Science literacy is very beneficial, i.e. in
by the development of a country as well the practical scientific literacy, the
as the skills of the society in science and application of scientific principles to
technology. Personal rationale lies on improve living standards; in civic
the ability of an individual in facing scientific literacy, how to understand
issues and challenges that encourage and engage with contemporary science-
him to make a decision in the daily life. related issues; and in the cultural
The democratic rationale rests on the scientific literacy, how the appreciation
claim that a democracy only functions of science as a major human
when its citizens are informed achievement (Shen, 1975). The
participants in civic decision making. sustainability of future democracy as
The cultural rationale for science well as economy is determined by the
literacy is the idea that the sciences offer literacy of the society. Literacy enables
some of the “best that is worth society to fully participate in the
knowing” (Snow & Dibner, 2016). democracy and economy according to
There has been considerable the demands of the 21st century
debate over the definition of science (Greenleaf, et al, 2011).
literacy since the term was first used in The result of science literacy in
1958 (DeBoer, 2000; Nbina & Indonesia has not been satisfactorily yet
Obomanu, 2010). Firstly, in Laugksch‘s since 2000 until 2015. The biggest
research (2000) on science literacy average score of Indonesian science
articles in 1962-1993, literacy was literacy is 403. It placed below the

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
60
international average score (OECD, Science Technology Engineering
2016). and Mathematics (STEM) is not new. In
If science literacy of Indonesian 1989 Science for All Americans that
students has not been improved yet, it promoted literacy science have set the
will endanger the future of Indonesian stage with discussions such as
democracy. Therefore, Indonesia needs “Engineering Combines Scientific
to boost the students’ science. In 2003, Inquiry and Practical Views” and “The
Indonesia has proposed a new Essence of Engineering is Design Under
curriculum. The new curriculum Constraint”. In 1996, the National
changes learning steps from exploration, Science Education Standards included
elaboration, and confirmation; to standards on science and technology for
scientific approach which consists of all grade levels. One of the standards
five learning steps i.e. observing, directly addressed the “abilities of
questioning, experimenting, associating, technological design” as a complement
and communicating (Indonesia Ministry to the abilities and understandings of
of National Education, 2016). The new scientific inquiry standards. In 2011, the
learning approach is expected to be able NRC released a new framework for
to improve Indonesian students’ science science education that included science
literacy in the future. and engineering practices (Bybee, 2013:
The United States of America has 3).
developed a learning approach that On the other hand, the standard of
improves science literacy and becomes science teaching and learning continues
an indicator in the success of science to be developed to improve science
education. Science Technology Society teaching and learning. In 1996 the
(STS) approach has been acknowledged National Research Council issued the
as the best way in promoting science National Science Education Standard,
literacy since 1970s – 1990s (DeBoer, the standard emphasizes that science
1991). Yager (1996) described STS as education needs to give students three
an approach which departs from an kinds of scientific skill and
issue. The students plan and perform the understandings. These three kinds of
activities based on issues happen in scientific skill and understandings can
society. STS has been developing in be achieved when teachers teach using
order to gain science literacy and adapt inquiry approach (NRC, 2000).
to the demand of teaching and learning Scientific inquiry continues to be
in 21st century. developed to improve science

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
61
proficiency. Sampson, et al. (2014) Table 1. A quasi-experimental Research
Design
developed the Argument Driven Inquiry
1 O1 X1 O2
(ADI) because the results of most 2 O1 X2 O2
laboratory activities do little to promote 3 O1 X3 O2
4 O1 X4 O2
the development of science proficiency. 5 O1 X5 O2
The science literacy of Indonesian 6 O1 X6 O2
Note:
students is still low; therefore, the
X1 = scientific approach
Ministry of Education created a new
X2 = Inquiry approach
curriculum. The new curriculum
X3 = Science Technology Society (STS)
changes the learning approach, from
Approach
constructivism to scientific approach.
X4 = Argument Driven Inquiry (ADI)
The curriculum is expected to increase
Approach
science literacy of Indonesian students
X5 = Science Technology Engineering
in the future. Is the scientific approach
Mathematics (STEM) Approach
effective in improving science literacy
O1 = Pre test
of Indonesian students when compared
O2 = Post test
to other learning approaches that
The research engages public
introduced by the United States of
senior high schools in Depok, West
America?.
Java, Indonesia. PISA survey in
The study focuses on the
Indonesia involved students with age 15
acquisition of science literacy through
in 10th grade or Senior High School and
the implementation of several learning
9th grade or Junior High School
approaches. Scientific approach, which
(Indonesia Ministry of National
has been the goal of Indonesian
Education, 2016). So the sample is
curriculum since 2013 is used as the
students in grade 10 of Science program.
learning approach. STS approach was
The participants are 213 students with
further developed into STEM and
the age 15-16 years old. Table 2 shows
inquiry approach recommended by NRC
sample distribution and numbers of
(1996) was later developed into
participant as the research sample.
Argument Driven Inquiry (ADI) by
NSTA.
METHOD
The research used a quasi-
experiment. A quasi-experimental
design can be seen in the Table 1.

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
62
Table 2. Treatments and Number of improvement in science literacy both
Sample
before and after the learning process.
Strategy of Number
Learning of samples The formula of Normalized Learning
Gain is:
Scientific 45
approach posttest score−pretest score
Inquiry approach 43 Gain = (1)
maximum possible score−pretest score
Science 43
Technology  High-g courses as those with (<g>) >
Society (STS) 0.7
Argument Driven 45  Medium-g courses as those with 0.7
Inquiry (ADI) > (<g>) > 0.3
Science 37  Low-g courses as those with (<g>) <
Technology 0.3.
Engineering The improvement science literacy
Mathematics
data is analyzed on one way ANOVA.
(STEM)
Total 213 When it is known that the data has
normal distribution, it is tested using
The data collected from learning Shapiro-Wilk normality test
outcomes on pre and posttest. The test (statistic=0.928, df=213, Sig.= 0.00).
items are created according to Science Then, the post-hoc test is using Tukey
Literacy of PISA. Test items are based test. Data analysis in ANOVA and
on PISA criteria. PISA science literacy Tukey’s Post-Hoc Test is used to find
measures students’ ability to identify the distinction between one
scientific issues, explain phenomenon experimental group and the other group.
scientifically, and use scientific Data analysis is conducted by SPSS
evidence. program.
The test items were tested on 69
RESULTS AND DISCUSSION
students. The results show that 9 test
After the learning process,
items are valid with Cronbach’s alpha
students’ science literacy shows
0.69 and arranged based on the
satisfactorily results. The mean of post
difficulty levels: 55.6% belongs to easy.
test score has exceeded 80 (maximum
The data is analyzed in
score is 100). The score is still low on
Normalized Learning Gain (Meltzer,
the explanatory aspect of scientific
2001) and according to Hake (1999) the
phenomena (see figure 1). Most students
category of the learning improvement
are failed to make inferences from the
belongs to high, medium and low.
available data.
Normalized learning gain analysis and
Here is the example, students are
its category is used to find the
asked to infer the data of the pH

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
63
correlation and Auricularia growth science literacy i.e. identifying scientific
based on the Table 3: issues (tpair 0.18, Sig. 0.00), explaining
Tabel 3. Task Example phenomenon scientifically (tpair 0.21,
Sig. 0,00), and using scientific evidence
Treatment pH The Growth
of each numbers (%) (tpair 0.24 Sig 0.00).
treatment of fungi
Straw 5.5 – 6 10 20% Although student’s science
Sago 4.5 – 6.5 19 38%
dregs
literacy increased. However, the
Rotting 4.5 – 6.7 13 26% increase of the science literacy is still in
wood
medium not high category (N-Gain
The sample of students’ answer: average 0.48 stdev. 0.27).
“Using sago dregs makes the fungi’s 100,00
growth increases and the numbers of 90,00
80,00
fungi at the most amount. Meanwhile 70,00
using straw makes the fungi’s growth 60,00
50,00
decreases and has the least amount.”
40,00
[DI] 30,00
“The numbers and the growth of fungi 20,00
10,00
increase a lot in sago dregs because it 0,00
has the least pH compared to the other A B C D E F G H

media.” [SAS] Average STDEV

Most students responded as in the


example above. Students only describe Figure 1. Pre and Post Test Results of
Science Literacy
the data and succeed in finding a
Note:
suitable media for the Auricularia A = Pretest of total science literacy
growth, but fail in explaining the B = Posttest of total science literacy
C = Pre test of identifying scientific
inferences that the optimum pH for
issues
fungi growth is between 4.5 – 6.5. The D = Post test of identifying scientific
students failed to predict the possibility issues
E = Pre test of explaining phenomenon
of the most optimum pH for Auricularia
scientifically
growth is 6.1 – 6.5. F = Post test of explaining phenomenon
Figure 1 showed pre and post test scientifically
result of science literacy. Students’ G = Pre test of using scientific evidence
H = Post test of using scientific evidence
science literacy increased significantly
both in total (tpair. 0.27, Sig. 0.00), and
in each indicator. Each indicator of

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
64
The distribution of students’ N- The increase of science literacy in
Gain according to the learning strategy ADI, STEM, and Inquiry leraning
used can be seen in Table 3. Table 3 strategies shows better results compared
shows 57% students are in medium N- to scientific and STS learning strategies.
Gain.
Table 3. The distibution of students’ N-Gain
Treatments N-Gain Total
Low Medium High
n (person) n (person) n (person) n (person)
Scientific 20 22 3 45
Inquiry 2 29 12 43
STS 20 22 1 43
ADI 3 28 14 45
STEM 0 21 16 37
Total 43 122 46 213

Figure 2 clarifies the mean of N- The results of ANOVA test showed the
Gain sorted from the learning strategy disparity of N-Gain mean among each
that gets the highest mean to the lowest treatment was significantly different (F.
one. They are STEM, ADI, Inquiry, 23.07, Sig. 0.00).
STS, and scientific learning strategies.

0,7
0,59 0,61
0,58
0,6
0,5
N-Gain

0,4 0,35 0,34


0,3 0,24
0,21 0,22
0,17 0,19
0,2
0,1
0
Scientific Inquiry STS ADI STEM
Learning Strategies

Mean Std. Dev

Figure 2. N-Gain Mean According to Learning Strategies

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
65
Tukey test shows STEM, ADI, science literacy. Scientific and STS
and inquiry are strategies that can learning strategies are not significantly
improve science literacy better. STEM, different because these two strategies
ADI, and inquiry are insignificantly show lower literacy improvements than
different. It means that the three the other strategies.
strategies are effective in increasing
Table 4. Tukey Test Among Learning Strategies
Scientific Inquiry STS ADI STEM
Scientific Sig. 0.00* Sig. 0.92 Sig. 0.00* Sig. 0.00*
Inquiry Sig. 0.00* Sig. 0.97 Sig. 0.13
STS Sig. 0.00* Sig. 0.00*
ADI Sig. 0.39
Noted: *significant at 0.05 level
Although student’s science or issue socioscientific, ADI only used
literacy increased. However, the scientific issues example “Do you agree
increase of the science literacy is still in that temperature affects growth
medium not high category. This results acceleration in fungi?”. Some research
showed that learning strategies have not show that issue socioscientific could
yet given spectular effect for improving promote science literacy (Osborne,
student’s science literacy. Seddon 2005; Dawson & Venville, 2009;
(2017:45) recomended strategies Marreo & Mensah, 2010;
intergrated literacy into a science Nuangchalernm, 2010).
classroom i.e: 1) look at all aspects of Among the five learning
life for phenomena Effective phenomena strategies studied, three of them are
motivate students to figure something highly result in improving science
out with a sense of urgency. 2) look for literacy. They are inquiry, argument
the controversial issues in science that driven inquiry (ADI), and Science
have multiple perspectives or claims. 3) Technology Engineering Mathematics
develop a driving questions that students (STEM). Meanwhile scientific approach
try to answer. The five learning and Science Technology Society (STS)
strategies have accommodated point 1 aren’t high enough in improving
dan 3, but point 2 hasn’t yet students’ science literacy. Table 5
implemented on the five strategies. presents the Analysis between the
Issue socioscientific discussion is a OECD (2014) science literacy and
strategy of learnig that used learning qualities.
Table 5. Learning Activities and the
controversial issue. ADI developed
some issues but not controversial issues

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
66
Aspect of Science Literacy
The Aspect of Scientific
Science Approach Inquiry ADI STS STEM
Literacy
Identify According to Do all Do you What is the Why does
Scientific the video, is fungus agree that biggest bread tend
Issues the reproduce temperatu organism in to get
reproduction sexually? re affects the world? moldy after
of fungi growth several
limited to the accelerati days?
display on the on in
video? fungi?
Explain Find Perform an Investigat Identify the Conduct a
Phenomenon information experiment e the fungus research on
Scientifically about fungi to verify influence around the how fungus
reproduction. the of school. reproduce
hypothesis. temperatu in the
re to fungi bread.
growth.
Use Scientific - - - Tempeh Oyster
Evidence production Mushroom
Cultivation
phenomenon scientifically. The
activities in inquiry, ADI, and STEM
Table 5 shows that many aspects
approaches involve variable control and
of science literacy at the time of learning
hypothesis. Meanwhile in scientific
are not factors that determine the high
approach and STS, the activities are
increase of literacy test result. Inquiry
about how to find good information
strategy explores fewer aspects of
based on the references or field
science literacy than STS strategy;
observations. The quality of activities
however, the improvement of the
during investigation justifies the the
science literacy test results in inquiry
students’ low aspects in explaining
strategy is higher than STS strategy. It
scientific phenomenon. Investigation
also shows that there are some similar
activity requires the students to conduct
types of questions provided in the aspect
variable control and verify the
of identifying issues between scientific
hypothesis in increasing their science
approach and inquiry strategy.
Nevertheless, the results in literacy competence especially in the
inquiry strategy are better than scientific aspect of explaining scientific
approach. The differences are quite phenomenon.
obvious on the aspects of explaining the Inquiry strategy has impact in
laboratory investigation that can
improve the component of science

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
67
literacy, i.e. the skill of science process. credibillty of source and the validity
According to Brickman et al. (2009) in methods used to generate it, and (g)
inquiry learning students were evaluate argument based on sciencetific
challenged to solve a particular problem evidence. In ADI strategy, students are
through open-ended observation trained with the seven competences.
followed by opportunities for making Besides ADI, STEM approach is
and testing their predictions through a also quite effective in improving science
self-planned experiment. literacy. Khaeroningtyas, Permanasari,
ADI learning strategy can & Hamidah (2016) stated that STEM
improve science literacy. ADI strategy trains procedural skill and conceptual
uses argumentation and discussion understanding.
methods. According to Jagger & Yore CONCLUSION
(2012) there were 17 articles that state Scientific approach, a new
the argumentation and discussion learning strategy created by Indonesian
methods closely related to science Ministry of Education is capable of
literacy. Viera & Viera (2016) explained improving the students’ science literacy.
that science literacy will be obtain However, the improvement of science
successfully if every student has seven literacy will be best if during
competences. experimental stage students are provided
The competences are (a) Ask or with investigation activity which
find answers to questions arising from involves hypothesis verification and
their own curriosity regarding everyday variable control such as in inquiry, ADI,
experience, (b) Descibe, explain, and and STEM learning.
predict natural phenomena, (c) Interpret ACKNOWLEDGMENTS
newspaper about science in the media The researchers would like to thank
and engage in public social discussion to the Research Center for the support
about the validity of conclusions offered to this reseach through DIPA
presented and methods used, (d) Indetify Syarif Hidayatullah State Islamic
scientific issues underlying local and University Jakarta in 2017.
national decisions, (e) Take and express
positions based on scienctific and
technology knowledge, (f) asses
scientifik information based on the

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
68
REFERENCES Hake, RR 1999, Analyzing Change/Gain
Scores, Viewed 15 October 2018,
Brickman, P, Gormally, C, Amstrong, N
<http://www.physics.indiana.edu/
& Hallar, B 2009, ‘Effects of
~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf>
Inquiry-based Learning on
Students’s Science Literacy Skills
Jagger, SL & Yore, LD 2012, ‘Mind the
and Confidence’, International
Gap: Looking for Evidence-Based
Journal for The Scholarship of
Practice of Science Literacy for
Teaching and Learning, vol. 3,
All in Science Teaching Journals’,
no. 2, pp. 1-22.
Journal of Science Teacher
Education, vol. 23, pp. 559-77.
Bybee, RW 2013, The Case for STEM
education Challenges and
Indonesia Ministry of National
Opportunities, NSTA Press,
Education 2016, Peringkat dan
Virginia.
Capaian PISA Indonesia
Mengalami Peningkatan, viewed
Dawson, V. & Venville, G.J 2009,
20 May 2019, <
‘High School Student’s Informal
https://www.kemdikbud.go.id/mai
Reasoning and Argumentation
n/blog/2016/12/peringkat-dan-
about Biotechnology: An
capaian-pisa-indonesia-
Indicator of Science Literacy?’,
mengalami-peningkatan>
International Journal of Science
Education, vol. 31, no. 11,
Khaeroningtyas, N, Permanasari, A &
pp.1412-45.
Hamidah, I. 2016, ‘STEM
Learning in Material of
DeBoer, GE 1991, A history of
Temperature and Its Change to
Ideas in Science Education,
Improve Scientific Literacy of
Teacher College Press, New
Junior High School Students’,
York.
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia,
vo. 5, no. 1, pp. 94-100.
DeBoer, GE 2000, ‘Scientific Literacy:
Another Look at Its Historical and Laugksch, RC 2000, ‘Scientific
Contemporary Meanings and Its Literacy: A Conceptual
Relationship to Science Education overview’, John Wiley & Sons,
Reform’, Journal of Research in Inc. Sci. Ed, vol. 84, pp. 71–94.
Science Teaching, vol. 37, no. 6,
pp. 582-601. Marrero, M.E. & Mensah, F.M.M 2010,
Socioscientific Decision Making
Greenleaf, CL, Litman, C, Hanson, TL, the Ocean: The Case Study of 7th
Rosen, R, Boscardin, CK, Grade Life Science Students.
Herman, J, Schneider, SA, Electronic Journal of Science
Madden, S & Jones, B 2011, Education, vol. 14, no. 1, pp. 1-26
‘Intergating Literacy and Science
in Biology: Teaching and Meltzer, DE 2002 ‘The relationship
Learning Impacts of Reading between mathematics preparation
Apprenticeship Professsional and conceptual learning gains in
Development’, American physics: A possible “hidden
Educational Research Journal, variable” in diagnostic pretest
vol. 48, no. 3, scores’, American Journal of
pp. 647-717. Physics, vol. 70, no. 12, pp. 1259.

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
69
National Research Council 1996, Snow, CE & Dibner, KA 2016, Science
National Science Education Literacy: Concepts, Contexts, and
Standards, The National Consequences, The National
Academies Press, Washington Academies Press. Washington
DC. DC.

National Research Council 2000, Turiman, P, Omar, J, Daud, AM, &


Inquiry and the National Science Osman, K 2012, ‘Fostering the
Education Standars: a guide for 21st Century Skills through
teaching and learning, National Scientific Literacy and Science
Academi Press, Washington DC. Process Skills’, Procedia-Social
and Behavioral Sciences, vol. 59,
Nbina, JB & Obamanu, BJ 2010, ‘The pp. 110-116.
Meaning of Scientific Literacy: A
model of relevance in science OECD 2001, Knowledge and Skills for
education’, Academic Leadership Life: First Result From The
The Online Journal, vol. 8, no. 4, OECD Programme for
pp. 1-7. International Student Assessmentt
(PISA) 2000, OECD Publishing.
National Research Council 2000, Paris.
Inquiry and the national science
education standards: A guide for OECD 2004, Learning for Tomorrow’s
teaching and learning, National World: First Result from PISA
Academies Press, Washington 2003, OECD Publishing. Paris.
DC.
OECD 2007, PISA 2006: Science
Nuangchalerm, P 2010, Engaging Competencies for Tomorrow’s
Students to Perceive Nature of World Volume 1, OECD
Science Though Socioscientific Publishing. Paris.
Issue-Based Instruction,
European Journal of Social OECD 2010, PISA 2009 Results: What
Science, vol. 13, no. 1, pp. 34-37. Students Know Can Do Volume I,
Sampson, V, Enderle, P, Gleim, L, OECD Publishing. Paris.
Grooms, J, Hester, M,
Southerland, S & Wilson, K 2014, OECD 2014, PISA 2012 Result in
Argument Driven Inquiry in Focus: What 15-year-olds know
Biology, NSTA Press, Arlington and what they can do with what
Virginia. they know, OECD Publishing.
Paris.
Seddon, M 2017, ‘Strategies for
integrating literacy into a science OECD 2016, PISA 2015 Result in
classroom’, viewed 20 May 2019, Focus, OECD Publishing. Paris.
<
https://scholarworks.uni.edu/grp/1 OECD 2016, PISA 2015 Assesment and
15> Analytical Framework: Science,
Reading, Mathematic, and
Shen, BSP 1975, ‘Science Literacy: Financial Literacy, OECD
Public understanding of science is Publishing. Paris.
becoming vitally needed in
developing and industrialize
countries alike’ American
Scientist, vol. 3, no. 3, pp. 265-68.

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
70
Osborne, J 2005, The Role of argument
in Science Education. K. Boesma,
M. Goedhart, O. De Jong, & H.
Eijkelhof [Eds]. Research and
Quality of Science Education.
Dordrecht, Nederlands: Spinger.

Viera, RM & Viera, CT 2016,


‘Fostering Sciencetific Literacy
and Critical Thinking in
Elementary Science Education’,
International Journal od Science
and Math Education, vol. 14, pp.
659-680.

Yager, RE 1996, Science technology


society as reform in science
education, Suny Press

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA Herlanti, et al


Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71
71
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

STEM EDUCATION: INOVASI PEMBELAJARAN SAINS DI ERA 4.0

Yuyu Yuliati*1, Dudu Suhandi Saputra2


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP, UNIVERSITAS MAJALENGKA
Jl. K.H. Abdul Halim no 103, Majalengka
e-mail: yuyuliati74@gmail.com1, d.suhandi.s@gmail.com2

ABSTRAK

Era revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi terhadap pendidikan sains untuk mampu mempersiapkan
individu yang memiliki multikompetensi, adapun kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam
menyongsong era 4,0 ini antara lain lain melek sains, melek teknologi, mampu berpikir kritis, mamapu
bekerjasama, mampu berkomunikasi dengan baik, kreatif dan inovatif, serta memiliki rasa percaya diri
yang tinggi. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai STEM dan Implementasinya dalam pembelajaran
sains. Hasil kajian menunjukan bahwa sains berkaitan erat dengan teknologi sehingga implementasi
STEM dapat menjadi salah satu inovasi pada pembelajaran sains untuk menghadapi era 4.0.

Kata Kunci : STEM, Pembelajaran era 4.0

PENDAHULUAN
Era revolusi industri 4.0 memberikan konsekuensi dan dampak yang nyata pada bidang
pendidikan sains yang mana pendidikan sains harus melalui pemanfaatan teknologi dan
didasarkan pada kebutuhan masa depan. Antara sains dan teknologi merupakan dua hal yang
saling terkait, sains merupakan pengetahuan tentang segala fenomena yang ada di alam beserta
isinya. Sedangkan teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia
akan kehidupan yang lebih baik. Pada era revolusi industri 4.0 perkembangan sains akan
mendorong pada perkembangan teknologi. Sehingga diperlukan pendidikan sains yang
berkualitas, hal ini dapat diupayakan melalui proses pembelajaran sains yang mengintegrasikan
teknologi serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menjadi penemu dan
menghasilkan sebuah karya yang inovatif dan bermanfaat dalam mengatasi permasalahan.
Sayangnya pembelajaran sains yang mendorong peserta didik untuk melakukan
penemuan dan mengintegrasikan teknologi pada setiap langkah pembelajarannya masih minim
dilakukan sehingga perbaikan proses pembelajaran harus segera dilakukan. Pembelajaran yang
dapat menjadi alternative untuk membangun generasi yang mampu menghadapi tantangan di era
4.0 salah satu diantaranya adalah STEM. Pada penerapannya pembelajaran STEM memiliki ciri
khas meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan matematika, sains, teknik dan

1504
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

kemampuan untuk mendesain serta untuk melakukan suatu eksperimen dengan baik, seperti
menganalisis dan menginterpretasi data.
Tulisan ini berisi pembahasan terkait STEM yang dapat menjadi salah satu inovasi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam rangka menyonsong era revolusi industri 4.0. Kajian
ini merupakan kajian konseptual menggunakan studi literatur yang bersumber dari berbagai
literatur terkait.

PEMBAHASAN
Pembelajaran STEM merupakan pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan
berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi tantangan di era
4.0. STEM dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
memperoleh pengetahuan yang lengkap, dan terampil dalam menangani berbagai permasalahan
pada kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran STEM peserta didik dilibatkan secara langsung
dalam proses menemukan konsep yang sedang dipelajari.
Pembelajaran STEM tendiri dari empat komponen utama yaitu sains, teknologi, enjiniring,
dan matematika yang diintegrasikan.Dalam bidang sains, peserta didik dituntut untuk mampu
menggunakan ilmu pengetahuan alam yang diperolehnya dalam menyelesaikan suatu masalah
dikehidupannya sehari-hari. Dibidang teknologi, peserta didik dituntut untuk mampu
berkolaborasi dalam penggunaan teknologi untuk menyampaikan informasi maupun untuk
mengolah data yang ditemukan. Pada bidang teknik, peserta didik mengkolaborasikan hasil
temuannya untuk mencari solusi-solusi yang tepat atau bahkan menciptakan suatu produk.
Dalam bidang matematika, peserta didik dapat menggunakan ilmu matematika yang dimilikinya
ketika mereka mengolah data. Oleh karena itu, peserta didik akan terlatih untuk berpikir kritis
dan kreatif selain itu peserta didik akan terlatih untuk menyelesaikan permasahan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Berikut merupakan beberapa hasil penelitian tentang STEM diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Becker, K. & Park, K. (2011) menunjukan hal positif dimana pembelajaran
STEM berdampak pada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Pada jenjang menengah
penelitian mengenai STEM telah dilakukan oleh Fitriani, D., Kaniawati, I., Suwarna, R.I. (2017)
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis STEM memberikan kontribusi besar dalam
mempengaruhi peningkatan kemampuan causal reasoning peserta didik SMP pada konsep
tekanan hidrostatis. Kholifah, N. I. Maryanto, A. Widodo, E. (2018) menyimpulkan
pembelajaran berbasis STEM berpengaruh terhadap sikap ingin tahu dan keterampilan berpikir
kreatif. Wibowo, W.A.G.I. (2018) menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan STEM dan e-
learning dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan keterampilan ilmiah peserta didik
selain itu respon peserta didik terhadap pembelajaran fisika dengan pendekatan STEM dan e-
1505
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

learning sangat positif. Lestari, B.A.D., Astuti, B. Darsono, T. (2018) menyimpulkan LKS yang
dikembangkan dengan pendekatan STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan peningkatan n-gain sebesarr 0,5 pada kriteria sedang. Selanjutnya Lestari,
P.T., Sarwi. Sumarti, S.S. (2018) The conclusion of the research is the learning model of learning based
project based learning STEM can improve the skills of science process and creative thinking of the students.
Penelitian terkait dengan STEM juga dilakukan bukan hanya di Indonesia melainkan juga di
banyak negara diantaranya pada bidang pendidikan dasar dilakukan oleh Cotabish, A., Dailey,
D., Robinson, A., Hughes, G. (2013) The results of the study revealed a statistically significant gain in
science process skills, science concepts, and science‐content knowledge by general education students in the
experimental group when compared with students in the comparison group. Moreover, teacher participation
in the STEM program had a statistically significant impact on students' variability in posttest scores. These
interim student performance data support the implementation of rigorous differentiated science curriculum
focused on improving science concept, content knowledge, and process skills. Penelitian STEM pada
bidang pendidikan dasar juga dilakukan oleh Acar, D., Tertemiz, N., & Tasdemir, A. (2018) The
results showed that STEM training affects science and mathematics achievement, students have positive
views about the training, wish to see more of it in future courses, and may consider choosing STEM areas for
their future careers. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Gülhan, F. & Şahin, F. (2016)
bertujuan untuk mengetahuai pengaruh STEM terhadap sikap dan persepsi peserta didik kelas
lima sekolah dasar data hasil penelitian menunjukan bahwa STEM activities developed the students’
perceptions and attitudes in these area. In the research it is regarded being development especially on
engineering, technology, career areas in the perception test; and on science, engineeringtechnology areas in the
attitude test. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Ugras, M. (2018) Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh STEM terhadap sikap, kreativitas ilmiah dan motivasi. Penelitian ini
juga bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran STEM yang mana
hasilnya dapat disimpulkan bahwa there was a significant difference between STEM attitudes, scientific
creativity and motivation beliefs of the students. Pembelajaran STEM mampu menambah motivasi
peserta didik dalam belajar hal ini dikarenakan dalam setiap langkah pembelajarannya peserta
didik diarahkan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk terlibat langsung pada pembelajaran. Penelitian lain yang juga menunjukan
bahwa STEM mampu meningkatkan kreativitas dan motivasi peserta didik yaitu penelitian yang
dilakukan oleh. Büyükdede, M., Tanel, R. (2019) In this research, it was revealed that STEM based 5E
model on work-energy issues resulted in greater gains in academic achievement compared to traditional
teacher centred teaching.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran STEM yang berpusat pada peserta didik
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan pemahaman yang dimilikinya
melalui desain produk sehingga menambah kreativitas dan minat peserta didik. Alasan utama
1506
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

STEM dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan akademik peserta didik diantaranya
yaitu bahwa STEM mengarahkan peserta didik untuk meneliti dan bertanya, dan yang paling
penting, bahwa STEM memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan
mengetahuan yang didapat melalui desain produk, dengan demikian kreativitas peserta didik
meningkat dan peserta didik merasa puas atas kinerjanya selama proses pembelajaran. Selain itu,
penekanan STEM pada isu-isu lingkungan dan energi juga menjadi salah satu faktor lain yang
dapat meningkatkan minat peserta didik karena apa yang dipelajari sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tuntutan kompetesi di era 4.0 yang mana siswa
harus mampu menyelesaikan permasalahan melalui pemanfaatan pengetahuan yang didapat
siswa akan teknologi dan rekayasa produk yang inovatif dan bermanfaat. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa STEM merupakan salah satu tipe pembelajaran inovatif yang dapat
diterapkan untuk menyonsong era 4.0.
Adapun langkah-langkah pembelajaran STEM menurut Syukri (Muharomah 2017)
diantaranya yaitu pengamatan, peserta didik dimotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap
berbagai fenomena yang ada dilingkungan dan kehidupan sehari-hari yang memiliki keterkaitan
dengan konsep sains dalam pembelajaran yang sedang dibahas; ide baru yaitu peserta didik
mengamati dan mencari informasi tambahan mengenai berbagai fenomena yang berhubungan
dengan sains, setelah itu peserta didik memikirkan ide baru dari informasi yang didapatkan. Pada
langkah ini peserta didik memerlukan kemahiran menganilisis dan berfikir kritis; langkah inovasi,
peserta didik diminta untuk hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar ide yang telah dihasilkan
pada langkah sebelumnya dapat diaplikasikan; langkah kreasi, langkah ini merupakan
pelaksanaan semua saran dan pandangan hasil diskusi mengenai ide yang ingin diaplikasikan;
dan langkah nilai nilai yang dimaksud disini adalah nilai yang dimiliki oleh peserta didik
terhadap ide yang dihasilkan bagi kehidupan sosial atau kehidupan dimasyarakat yang
sesungguhnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, jelas bahwa pembelajaran STEM memberikan dampak
positif bagi peserta didik, melalui pembelajaran STEM peserta didik akan sangat memungkinkan
memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menghadapi perkemabangan IPTEKS di era
industrialisasi dan globalisasi ini dengan demikian STEM merupakan salah satu inovasi yang
dapat diterapkan pada proses pembelajaran demi menyongsong era 4.0.

KESIMPULAN
Implementasi STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic) sangat penting karena
pembelajaran STEM merupakan salah satu pembelajaran alternatif yang dapat digunakan untuk
membangun generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif dalam menghadapi era revolusi industri
4.0.
1507
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

DAFTAR PUSTAKA
Pandu, et.al. (2015). Integrating STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)
and Disaster (STEMD) Education for Building Students’ Disaster Literacy
International Journal of Learning and Teaching: 1(1), pp. 73-76.
Becker, K. and Park, K. (2011). Effects of Integrative Approaches Among. Analysis. Journal od
STEM Education Education 12, 1055–1065
Hernandez, P. R., Bodin, R., Elliott, J. W., Ibrahim, B., Rambo- Hernandez, K. E., Chen, T. W., et
al. (2014). Connecting the STEM dots: measuring the effect of an integrated engi-
neering design intervention. International Journal of Tech- nology and Design Education 24,
107–120
Ismail, A. (2016). STEM Virtual Lab : An Alternative Practi- cal Media to Enhace Student’s
Scientific Literacy. JPII 5, 239–246
Krajcik, J. and Delen, I. (2017). How to Support Learners in Developing Usable and Lasting
Knowledge of. STEM. International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology 5, 21–28
Permatasari, A. (2016). STEM Education: Inovasi dalam Pem- belajaran Sains. Seminar Nasional
Pendidikan Sains
Shahali, E. H. M. (2016). STEM learning through engineer- ing design: Impact on middle
secondary student’s interest 1, 5–6
Erdogan, I. and Ciftci, A. (2017). Investigating the Views of Pre-Service Science Teachers on.
STEM Education Prac- tices. International Journal of Environmental and Science toward
STEM. EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education 13, 1189–
1211
Ugras, M. (2018). The Effects of STEM Activities on STEM Attitudes, Scientific Creativity and
Motivation Beliefs of the Students and Their Views on STEM Education. International
Online Journal of Educational Sciences. 10 (5), 165-182
Gülhan, F. & Şahin, F. (2016). The effects of science-technology-engineering-math (STEM)
integration on 5th grade students’ perceptions and attitudes towards these areas.
International Journal of Human Sciences. 13(1), 602-620.
Acar, D., Tertemiz, N., & Tasdemir, A. (2018). The effects of STEM training on the academic
achievement of 4th graders in science and mathematics and their views on STEM
training. International Electronic Journal of Elementary Education. 10(4). 505-513.
Kholifah, N. I. Maryanto, A. Widodo, E. (2018). Pengaruh pembelajaran IPA berbasis STEM
terhadap sikap ingin tahu dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMP. E-
jurnal pendidikan IPA. 7(3). 129-135.
Afriana, J. Permatasari, A. Fitriani, A. (2016). Penerapan project based learning terintegrasi
STEM untuk meningkatkan literasi sains peserta didik ditinjau dari gender. Jurnal
Inovasi pendidikan IPA. 2(2). 202-212.
Fitriani, D., Kaniawati, I., Suwarna, R.I. (2017). Pengaruh pembelajaran berbasis STEM
(science, technology, engineering, and mathematics) pada konsep tekanan hidrostatis
terhadap causal reasoning peserta didik SMP. Prosising seminar nasional fisika.
Universitas negeri Jakarta. Oktober 2017. Vol 6. 47-52.

1508
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019

Wibowo, W.A.G.1. (2018). Peningkatan keterampilan ilmiah peserta didik dalam pembelajaran
fisika melalui penerapan pendekatan STEM dan E-learning. Journal of education action
research. 2(4). 315-321.
Lestari, B.A.D., Astuti, B. Darsono, T. (2018). Implementasi LKS dengan pendekatan STEM
(science, technology, engineering, and mathematics) untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jurnal pendidikan fisika dan teknologi. 4(2).
202-207.
Lestari, P.T., Sarwi. Sumarti, S.S. (2018). STEM-Based Project Based Learning Model to
Increase Science Process and Creative Thinking Skills of 5th Grade. Journal of primary
education. 7(1). 18-24.
Büyükdede, M., Tanel, R. (2019). Effect Of The Stem Activities Related To Work-Energy Topics
On Academic Achievement And Prospective Teachers' Opinions On Stem Activities.
Journal of Baltic Science Education. 18(4). 507-518.
Cotabish, A., Dailey, D., Robinson, A., Hughes, G. (2013). The Effects of a STEM Intervention
on Elementary Students' Science Knowledge and Skills. 133(5). 215-266.
Nurlaely, N., Permatasari, A., Riandi, R. (2017). Student’s STEM Literacy in Biotechnology
Learning at Junior High School. Journal of Physics: Conf. Series 895. (2017). 012155.
McDonald, C. (2016). STEM Education: A review of the contribution of the disciplines of
science, technology, engineering and mathematics. Science Education Internationa:
27(4), 530-569.

1509

Anda mungkin juga menyukai