1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan critical book ini dengan baik. Laporan Critical Book
ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Mipa. Tidak lupa pula kami
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Feri Andi Syuhada yang telah membimbing dan
mendukung dalam penyelesaian tugas kami ini. Dan kami ucapkan terimakasih kepada teman
teman yang memberikan dukungan dan semangat kepada kami untuk dapat menyelesaikan tugas
ini.
Kami sangat berharap sekiranya Critical Book ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
mengetahui isi buku beserta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam critical book ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan critical book yang
selanjutnya. Sebelumnya, kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang
kurang berkenan.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN. ....................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4
1.2 Tujuan ................................................................................................................................ 4
1.3 Manfaat .............................................................................................................................. 4
1.4 Identitas Buku .................................................................................................................... 5
BAB II RINGKASAN ISI BUKU. .......................................................................................... 6
2.1 Ringkasan Buku Utama ..................................................................................................... 6
2.2 Ringkasan Buku Pembanding ............................................................................................ 9
BAB III PEMBAHASAN ......................................................................................................... 12
3.1 Kelebihan dan Kelemahan Buku Utama. ............................................................................ 12
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku Pembanding ....................................................................12
BABIV PENUTUP. ................................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 14
4.2 Saran ...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA. ............................................................................................................... 15
LAMPIRAN
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam makalah ini akan membahas materi tentang Melek Ipa dan Melek Teknologi.
Dimana IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas
terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan
dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat
manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan
masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu
pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
1. Membuat pembaca lebih memahami secara mendalam mengenai Melek Ipa dan Melek
Teknologi.
4
2. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dari sebuah buku atau
hasil karya lainnya secara ringkas.
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan buku maupun jurnal yang dikritik.
• Buku Utama
1. Judul Buku : Dasar – Dasar Pendidikan Matematika dan Ilmu-ilmu
Pengetahuan Alam
2. Penulis : Dr. Saronom Silaban,M.Pd
3. Penerbit : Harapan Cerdas Publisher
4. Kota Terbit : Medan
5. Tahun Terbit : Agustus 2017
6. Jumlah Halaman : 210 Halaman
7. ISBN : 978 – 602 – 73497 - 9 – 7
• Buku Pembanding
1. Judul Buku : Pendidikan Sains dan Teknologi
2. Penulis : Feri Noperman
3. Penerbit : Universitas Bengkulu Press AnggotaIKAPI
4. Kota Terbit : Bengkulu
5. Tahun Terbit : 2020
6. Jumlah Halaman : xvii + 175 halaman
7. ISBN : 978-602-5830-18-1
5
BAB II
RINGKASAN BUKU
B. Melek IPA
Melek IPA atau literasi sains menurut National Science Education Standards (1995)
adalah Scientific literacy is knowledge and understanding of scientific concepts and
processes required for personal decision making, participation in civic and cultural
affairs, and economic productivity. It also includes specific types of abilities. Yaitu suatu
ilmupengetahuan dan pemahaman mengenai konsep dan proses sains yang akan
memungkinkan seseorang untuk membuat suatu keputusan dengan pengetahuan yang
dimilikinya, serta turut terlibat dalam hal kenegaraan, budaya dan pertumbuhan ekonomi,
termasuk di dalamnya kemampuan spesifik yang dimilikinya.
Literasi IPA (scientific literacy) didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakan
pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan
fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang terjadi
karena aktivitas manusia (OECD, 2003).
a. Ciri-Ciri Melek IPA
1) Memiliki pengetahuan mengenai konsep, prinsip, hukum dan teori utama dalam
IPA dan mampu menggunakannya secara tepat atau menggunakan proses IPA
untuk memecahkan keputusan, membuat keputusan dan hal-hal lain, dengan
cara-cara yang tepat.
2) memiliki sikap dan nilai yang selaras degan konsep, prinsip, hukum, dan nilai IPA
dan nilai masyarakat luas.
3) Mengembangkan minat terhadap kita yang akan membawanya ke kehidupan yang
lebih kaya dan lebih memuaskan.
b. Dinamika Melek IPA
Menurut Shen (1975) dalam Bybee (1986), ada 3 bentuk melek IPA yang berbeda,
namun berkaitan yaitu:
6
1) Melek IPA Praktis, ditandai dengan dimilkinya pengetahuan ilmiah dan
pengetahuan teknis yang juga dapat digunakan untuk membantu memecahkan
kebutuhan manusia.
2) Melek IPA yang bersifat kewarganegaraan ditandai dengan adanya kesadaran
bahwa Sains dan teknologi itu berkaitan dengan masalah-masalah sosial.
3) Melek IPA yang bersifat kultural ditandai dengan pemahaman bahwa Sains dan
teknologi merupakan hasil kerja manusia yang utama.
Antara ilmu dan filsafat ada hubungan. Filsafat adalah induk ilmu pengetahuan. Ada
tiga tiang penyangga filsafat, yakni ontologi, epistemologi dan axiologi. Ontologi
membahas tentang hakikat sesuatu. Membahas tentang hakikat sesuatu objek yang ingin
diketahui atau hakikat yang ditelaah, jenis, dan ciri-cirinya. Epistemologi membahas
tentang proses, langkah-langkah, prosedur, untuk memperoleh sesuatu produk. Axiologi
membahas tentang nilai, atau kegunaan dan manfaat sesuatu ditelaah. Filsafat diartikan
sebagi suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh, suatu cara berpikir yang
mengupas sesuatu sedalam–dalamnya.
IPA adalah ilmu. Sebagai ilmu ia memiliki ciri-ciri ilmu pengetahuan yang disebut
sebagai ilmu. Bidang yang dapat ditelaah ilmu adalah dunia empirik. Objek masalah dari
ilmu adalah hal-hal yang nyata yang dapat diamati secara nyata. Ciri pertama dari ilmu
adalah mempunyai objek dunia nyata. Ciri kedua, untuk memperoleh ilmu pengetahuan
membuat asumsi.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa milik IPA adalah pengetahuan berkaitan dengan
dunia empirik. Bertujuan untuk menjelaskan dan mengontrol, serta memprediksi variabel
yang akan datang berdasarkan data empirik. Bidang garapan IPA adalah penjelasan alam ,
proses dan mekanisme kejadian alam, penemuan, dan pengembangan ilmu pengetahuan
alam dengan menerapkan metode ilmiah yang memiliki ciri tertentu.
C. Melek Teknologi
7
menggunakannya.
4) Memiliki kepercayaan diri untuk mempelajari teknologi, walaupun tidak memiliki
latar belakangteknik.
Teknologi adalah penerapan praktis dari ilmu pengetahuan untuk memperoleh alat
atau produk. Antara ilmu pengetahuan dan teknologi ibarat pisau bermata dua, sehingga
perkembangan teori IPA selalu diikuti perkembangan teknologi IPA. Untuk
mengembangkan teknologi perlu dipahami apa ciri-cirinya dan dampaknya ke lingkungan
sehingga dalam pengembangan itu tidak merusak alam.
b. Ciri-Ciri Teknologi
Secara umum teknologi memiliki ciri-ciri tertentu, yakni:
1) Sebagai tangan menjalankan apa yang ada dalamilmu.
2) Sifatnyadialektik.
3) Memiliki kecenderungan MIPA dengan memunculkan teknorasi.
4) Berkorelasi denganenergi.
5) Memiliki masalah adanyaketak-Esaan.
6) Memiliki sifat adanya kemampuan melampaui batasilmu
Teknologi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan, maka makin berkembang ilmu,
makin berkembang pula teknologi untuk memproduksi alat kebutuhan manusia. Sekarang
ini teknologi dibutuhkan bukan hanya untuk memperoleh alat, tetapi sudah menjadi sarana
untuk mengembangkan IPTEK itu sendiri dan untuk komunikasi. Produk teknologi sudah
digunakan manusia untuk banyak kegunaan yang berfungsi untuk berbagai alat dan untuk
berbagai sarana komunikasi.
Dapat disimpulkan milik teknologi adalah disain dan memproduksi alat dan sarana
untuk berbagai kebutuhan manusia. Disain dan memproduksi sarana pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu sendiri.
A. Pendahuluan
Tidak dapat dipungkiri, listrik sudah menjadi kebutuhan mendasar kehidupan
manusia modern sekarang ini (Zohuri and McDaniel, 2019). Penerangan di rumah-
rumah, pusat pendidikan, gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, pusat
hiburan, stasiun, serta bandara, hampir semuanya ditenagai oleh listrik. Hampir semua
8
alat-alat elektronik yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari seperti handphone,
komputer, televisi, radio, kipas angin, air conditioner, dan masih banyak peralatan
lainnya yang dioperasikan dengan menggunakan energilistrik.
10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
1. Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam buku ini sudah sesuai dengan EYD atau kamusbesar
bahasaindonesia.
2. Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian dalam buku ini diawali dengan pengertian pengertian yang dapat membuat
pembaca mudah memahami materi serta dalam buku itu juga di lengkapi ciri ciridari
materi yang dibahas.
B. Kelemahan Buku
Buku ini memiliki lembar yang begitu banyak sehingga pembaca sedikit bosan untuk
membacanya. Aspek Kelayakan Isi materi yang dibahas belum mencakup semuanya
atau belum terlalu lengkap karena tidak ada perbedaan antara melek ipa dan melek
teknologi.
A. Kelebihan Buku
1. Aspek Kelayakan Bahasa
Bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD atau kamus besar bahasa indonesia.
2. Aspek Kelayakan Penyajian
Penyajian dalam buku ini diawali dengan pengertian dam pembahasan yangdapat
membuat pembaca mudah memahamimateri.
B. Kelemaham Buku
kelemahan buku tersebut yaitu tidak terdapat tabel. Aspek kelayakan isi belum mencakup
semuanya atau belum terlalu lengkap penjelasan secara rinci mengenai penggunaan
teknologi yang baik,serta pengaruh sains bagi kehidupan.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Disarankan kepada para penulis buku alangkah baiknya di dalam buku tersebut di
sertakan gambar atau pun tabel. Dan di bagian materi melek ipa dan melek teknologi di
sertakan perbedaan dari keduanya.
12
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Saronom Silaban, M.Pd, 2017, Dasar-Dasar Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Medan, Harapan Cerdas Publisher
Feri Noperman, 2020, Pendidikan Sains dan Teknologi ,Transformasi Sepanjang Masa Untuk
Kemajuan Peradaban, Bengkulu, Universitas Bengkulu Press Anggota IKAPI
Herlanti Y, (dkk). (2019). Finding Learning Strategy in Improving Science Literacy. Jurnal Penelitian
dan Pembelajaran IPA ,5 (1), 59-71
Yulianti Y, Saputra DS. (2019). STEM Education : InovasiI Pembelajaran Sains Di Era 4.0. Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan 1,1504-1509
COVER BUKU :
13
14
Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA JPPI
Vol. 5, No. 1, 2019, p. 59-71 p-ISSN 2477-1422 e-ISSN 2477-2038
1,2,3,4,5,6,7,8
Department of Biology Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Indonesia
Corresponding Author: *yantiherlanti@uinjkt.ac.id
9
Public Senior High School V, Depok, Indonesia
DOI: 10.30870/jppi.v5i1.4902
Abstract
The result of science literacy in Indonesian students has been satisfactorily yet. The
government has introduced some new learning strategies. The research is aimed to
finding some learning strategies can improved literacy science. The research was
conducted in Indonesian school involving 213 participants who are divided into study
groups using several learning strategies. Research involved all student on 10 th grade in
that school. Improvement of science literacy was analyzed by N-gain and comparing
some strategies of learning was analyzed by Anova followed Turkey. The results shows
the impovement of science literacy in the learning by using scientific approach was not as
good as inquiry approach, Argument Driven Inquiry (ADI), and Science Technology
Education Matematics (STEM). The results of science literacy finding the improvement
in science literacy of students who learn by using scientific approach comparing using
scientific approach is similar to the one using Science Technology Scociety (STS)
strategy.
59
INTRODUCTION defined as a learning, a competence and
Science literacy plays an social function. Next, according to the
important role in people‘s daily life. study of 100 articles, literacy science
Some educational experts believe that relates to six aspects, i.e. the
the 21st century society needs people interrelationships of science and society,
who have knowledge of technological the ethics, the nature of science,
and scientific issues in order for the conceptual knowledge, science and
democratic process to run well (Turiman technology, and the interrelationships of
et al., 2011). There are four rationales science and humanities.
on the necessity and importance of Finally, the OECD (2016) defines
science literacy in the society, i.e. science literacy as the ability to engage
economy, personal, democratic, and with science-related issues, and with the
culture rationales. ideas of science, as a reflective citizen.
Economic rationale is determined Science literacy is very beneficial, i.e. in
by the development of a country as well the practical scientific literacy, the
as the skills of the society in science and application of scientific principles to
technology. Personal rationale lies on improve living standards; in civic
the ability of an individual in facing scientific literacy, how to understand
issues and challenges that encourage and engage with contemporary science-
him to make a decision in the daily life. related issues; and in the cultural
The democratic rationale rests on the scientific literacy, how the appreciation
claim that a democracy only functions of science as a major human
when its citizens are informed achievement (Shen, 1975). The
participants in civic decision making. sustainability of future democracy as
The cultural rationale for science well as economy is determined by the
literacy is the idea that the sciences offer literacy of the society. Literacy enables
some of the “best that is worth society to fully participate in the
knowing” (Snow & Dibner, 2016). democracy and economy according to
There has been considerable the demands of the 21st century
debate over the definition of science (Greenleaf, et al, 2011).
literacy since the term was first used in The result of science literacy in
1958 (DeBoer, 2000; Nbina & Indonesia has not been satisfactorily yet
Obomanu, 2010). Firstly, in Laugksch‘s since 2000 until 2015. The biggest
research (2000) on science literacy average score of Indonesian science
articles in 1962-1993, literacy was literacy is 403. It placed below the
Figure 2 clarifies the mean of N- The results of ANOVA test showed the
Gain sorted from the learning strategy disparity of N-Gain mean among each
that gets the highest mean to the lowest treatment was significantly different (F.
one. They are STEM, ADI, Inquiry, 23.07, Sig. 0.00).
STS, and scientific learning strategies.
0,7
0,59 0,61
0,58
0,6
0,5
N-Gain
ABSTRAK
Era revolusi industri 4.0 membawa konsekuensi terhadap pendidikan sains untuk mampu mempersiapkan
individu yang memiliki multikompetensi, adapun kompetensi yang harus dimiliki peserta didik dalam
menyongsong era 4,0 ini antara lain lain melek sains, melek teknologi, mampu berpikir kritis, mamapu
bekerjasama, mampu berkomunikasi dengan baik, kreatif dan inovatif, serta memiliki rasa percaya diri
yang tinggi. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai STEM dan Implementasinya dalam pembelajaran
sains. Hasil kajian menunjukan bahwa sains berkaitan erat dengan teknologi sehingga implementasi
STEM dapat menjadi salah satu inovasi pada pembelajaran sains untuk menghadapi era 4.0.
PENDAHULUAN
Era revolusi industri 4.0 memberikan konsekuensi dan dampak yang nyata pada bidang
pendidikan sains yang mana pendidikan sains harus melalui pemanfaatan teknologi dan
didasarkan pada kebutuhan masa depan. Antara sains dan teknologi merupakan dua hal yang
saling terkait, sains merupakan pengetahuan tentang segala fenomena yang ada di alam beserta
isinya. Sedangkan teknologi merupakan aplikasi dari sains sebagai respons atas tuntutan manusia
akan kehidupan yang lebih baik. Pada era revolusi industri 4.0 perkembangan sains akan
mendorong pada perkembangan teknologi. Sehingga diperlukan pendidikan sains yang
berkualitas, hal ini dapat diupayakan melalui proses pembelajaran sains yang mengintegrasikan
teknologi serta memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menjadi penemu dan
menghasilkan sebuah karya yang inovatif dan bermanfaat dalam mengatasi permasalahan.
Sayangnya pembelajaran sains yang mendorong peserta didik untuk melakukan
penemuan dan mengintegrasikan teknologi pada setiap langkah pembelajarannya masih minim
dilakukan sehingga perbaikan proses pembelajaran harus segera dilakukan. Pembelajaran yang
dapat menjadi alternative untuk membangun generasi yang mampu menghadapi tantangan di era
4.0 salah satu diantaranya adalah STEM. Pada penerapannya pembelajaran STEM memiliki ciri
khas meliputi kemampuan untuk menerapkan pengetahuan matematika, sains, teknik dan
1504
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
kemampuan untuk mendesain serta untuk melakukan suatu eksperimen dengan baik, seperti
menganalisis dan menginterpretasi data.
Tulisan ini berisi pembahasan terkait STEM yang dapat menjadi salah satu inovasi
pembelajaran yang dapat digunakan dalam rangka menyonsong era revolusi industri 4.0. Kajian
ini merupakan kajian konseptual menggunakan studi literatur yang bersumber dari berbagai
literatur terkait.
PEMBAHASAN
Pembelajaran STEM merupakan pembelajaran inovatif yang dapat mengembangkan
berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi tantangan di era
4.0. STEM dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
memperoleh pengetahuan yang lengkap, dan terampil dalam menangani berbagai permasalahan
pada kehidupan sehari-hari. Pada pembelajaran STEM peserta didik dilibatkan secara langsung
dalam proses menemukan konsep yang sedang dipelajari.
Pembelajaran STEM tendiri dari empat komponen utama yaitu sains, teknologi, enjiniring,
dan matematika yang diintegrasikan.Dalam bidang sains, peserta didik dituntut untuk mampu
menggunakan ilmu pengetahuan alam yang diperolehnya dalam menyelesaikan suatu masalah
dikehidupannya sehari-hari. Dibidang teknologi, peserta didik dituntut untuk mampu
berkolaborasi dalam penggunaan teknologi untuk menyampaikan informasi maupun untuk
mengolah data yang ditemukan. Pada bidang teknik, peserta didik mengkolaborasikan hasil
temuannya untuk mencari solusi-solusi yang tepat atau bahkan menciptakan suatu produk.
Dalam bidang matematika, peserta didik dapat menggunakan ilmu matematika yang dimilikinya
ketika mereka mengolah data. Oleh karena itu, peserta didik akan terlatih untuk berpikir kritis
dan kreatif selain itu peserta didik akan terlatih untuk menyelesaikan permasahan dalam
kehidupannya sehari-hari.
Berikut merupakan beberapa hasil penelitian tentang STEM diantaranya yaitu penelitian
yang dilakukan oleh Becker, K. & Park, K. (2011) menunjukan hal positif dimana pembelajaran
STEM berdampak pada peningkatan prestasi belajar peserta didik. Pada jenjang menengah
penelitian mengenai STEM telah dilakukan oleh Fitriani, D., Kaniawati, I., Suwarna, R.I. (2017)
menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis STEM memberikan kontribusi besar dalam
mempengaruhi peningkatan kemampuan causal reasoning peserta didik SMP pada konsep
tekanan hidrostatis. Kholifah, N. I. Maryanto, A. Widodo, E. (2018) menyimpulkan
pembelajaran berbasis STEM berpengaruh terhadap sikap ingin tahu dan keterampilan berpikir
kreatif. Wibowo, W.A.G.I. (2018) menyimpulkan bahwa penerapan pendekatan STEM dan e-
learning dalam pembelajaran fisika mampu meningkatkan keterampilan ilmiah peserta didik
selain itu respon peserta didik terhadap pembelajaran fisika dengan pendekatan STEM dan e-
1505
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
learning sangat positif. Lestari, B.A.D., Astuti, B. Darsono, T. (2018) menyimpulkan LKS yang
dikembangkan dengan pendekatan STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
peserta didik dengan peningkatan n-gain sebesarr 0,5 pada kriteria sedang. Selanjutnya Lestari,
P.T., Sarwi. Sumarti, S.S. (2018) The conclusion of the research is the learning model of learning based
project based learning STEM can improve the skills of science process and creative thinking of the students.
Penelitian terkait dengan STEM juga dilakukan bukan hanya di Indonesia melainkan juga di
banyak negara diantaranya pada bidang pendidikan dasar dilakukan oleh Cotabish, A., Dailey,
D., Robinson, A., Hughes, G. (2013) The results of the study revealed a statistically significant gain in
science process skills, science concepts, and science‐content knowledge by general education students in the
experimental group when compared with students in the comparison group. Moreover, teacher participation
in the STEM program had a statistically significant impact on students' variability in posttest scores. These
interim student performance data support the implementation of rigorous differentiated science curriculum
focused on improving science concept, content knowledge, and process skills. Penelitian STEM pada
bidang pendidikan dasar juga dilakukan oleh Acar, D., Tertemiz, N., & Tasdemir, A. (2018) The
results showed that STEM training affects science and mathematics achievement, students have positive
views about the training, wish to see more of it in future courses, and may consider choosing STEM areas for
their future careers. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Gülhan, F. & Şahin, F. (2016)
bertujuan untuk mengetahuai pengaruh STEM terhadap sikap dan persepsi peserta didik kelas
lima sekolah dasar data hasil penelitian menunjukan bahwa STEM activities developed the students’
perceptions and attitudes in these area. In the research it is regarded being development especially on
engineering, technology, career areas in the perception test; and on science, engineeringtechnology areas in the
attitude test. Selanjutnya penelitian dilakukan oleh Ugras, M. (2018) Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh STEM terhadap sikap, kreativitas ilmiah dan motivasi. Penelitian ini
juga bertujuan untuk mengetahui respon peserta didik terhadap pembelajaran STEM yang mana
hasilnya dapat disimpulkan bahwa there was a significant difference between STEM attitudes, scientific
creativity and motivation beliefs of the students. Pembelajaran STEM mampu menambah motivasi
peserta didik dalam belajar hal ini dikarenakan dalam setiap langkah pembelajarannya peserta
didik diarahkan untuk mengembangkan kreativitasnya dengan memberikan kesempatan pada
peserta didik untuk terlibat langsung pada pembelajaran. Penelitian lain yang juga menunjukan
bahwa STEM mampu meningkatkan kreativitas dan motivasi peserta didik yaitu penelitian yang
dilakukan oleh. Büyükdede, M., Tanel, R. (2019) In this research, it was revealed that STEM based 5E
model on work-energy issues resulted in greater gains in academic achievement compared to traditional
teacher centred teaching.
Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran STEM yang berpusat pada peserta didik
memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan pemahaman yang dimilikinya
melalui desain produk sehingga menambah kreativitas dan minat peserta didik. Alasan utama
1506
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
STEM dapat meningkatkan kreativitas dan kemampuan akademik peserta didik diantaranya
yaitu bahwa STEM mengarahkan peserta didik untuk meneliti dan bertanya, dan yang paling
penting, bahwa STEM memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menerapkan
mengetahuan yang didapat melalui desain produk, dengan demikian kreativitas peserta didik
meningkat dan peserta didik merasa puas atas kinerjanya selama proses pembelajaran. Selain itu,
penekanan STEM pada isu-isu lingkungan dan energi juga menjadi salah satu faktor lain yang
dapat meningkatkan minat peserta didik karena apa yang dipelajari sangat erat dengan
kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai dengan tuntutan kompetesi di era 4.0 yang mana siswa
harus mampu menyelesaikan permasalahan melalui pemanfaatan pengetahuan yang didapat
siswa akan teknologi dan rekayasa produk yang inovatif dan bermanfaat. Dengan demikian
dapat dinyatakan bahwa STEM merupakan salah satu tipe pembelajaran inovatif yang dapat
diterapkan untuk menyonsong era 4.0.
Adapun langkah-langkah pembelajaran STEM menurut Syukri (Muharomah 2017)
diantaranya yaitu pengamatan, peserta didik dimotivasi untuk melakukan pengamatan terhadap
berbagai fenomena yang ada dilingkungan dan kehidupan sehari-hari yang memiliki keterkaitan
dengan konsep sains dalam pembelajaran yang sedang dibahas; ide baru yaitu peserta didik
mengamati dan mencari informasi tambahan mengenai berbagai fenomena yang berhubungan
dengan sains, setelah itu peserta didik memikirkan ide baru dari informasi yang didapatkan. Pada
langkah ini peserta didik memerlukan kemahiran menganilisis dan berfikir kritis; langkah inovasi,
peserta didik diminta untuk hal-hal apa saja yang harus dilakukan agar ide yang telah dihasilkan
pada langkah sebelumnya dapat diaplikasikan; langkah kreasi, langkah ini merupakan
pelaksanaan semua saran dan pandangan hasil diskusi mengenai ide yang ingin diaplikasikan;
dan langkah nilai nilai yang dimaksud disini adalah nilai yang dimiliki oleh peserta didik
terhadap ide yang dihasilkan bagi kehidupan sosial atau kehidupan dimasyarakat yang
sesungguhnya.
Berdasarkan pemaparan di atas, jelas bahwa pembelajaran STEM memberikan dampak
positif bagi peserta didik, melalui pembelajaran STEM peserta didik akan sangat memungkinkan
memiliki kemampuan yang mumpuni untuk menghadapi perkemabangan IPTEKS di era
industrialisasi dan globalisasi ini dengan demikian STEM merupakan salah satu inovasi yang
dapat diterapkan pada proses pembelajaran demi menyongsong era 4.0.
KESIMPULAN
Implementasi STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematic) sangat penting karena
pembelajaran STEM merupakan salah satu pembelajaran alternatif yang dapat digunakan untuk
membangun generasi kreatif, inovatif, serta kompetitif dalam menghadapi era revolusi industri
4.0.
1507
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
DAFTAR PUSTAKA
Pandu, et.al. (2015). Integrating STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics)
and Disaster (STEMD) Education for Building Students’ Disaster Literacy
International Journal of Learning and Teaching: 1(1), pp. 73-76.
Becker, K. and Park, K. (2011). Effects of Integrative Approaches Among. Analysis. Journal od
STEM Education Education 12, 1055–1065
Hernandez, P. R., Bodin, R., Elliott, J. W., Ibrahim, B., Rambo- Hernandez, K. E., Chen, T. W., et
al. (2014). Connecting the STEM dots: measuring the effect of an integrated engi-
neering design intervention. International Journal of Tech- nology and Design Education 24,
107–120
Ismail, A. (2016). STEM Virtual Lab : An Alternative Practi- cal Media to Enhace Student’s
Scientific Literacy. JPII 5, 239–246
Krajcik, J. and Delen, I. (2017). How to Support Learners in Developing Usable and Lasting
Knowledge of. STEM. International Journal of Education in Mathematics, Science and
Technology 5, 21–28
Permatasari, A. (2016). STEM Education: Inovasi dalam Pem- belajaran Sains. Seminar Nasional
Pendidikan Sains
Shahali, E. H. M. (2016). STEM learning through engineer- ing design: Impact on middle
secondary student’s interest 1, 5–6
Erdogan, I. and Ciftci, A. (2017). Investigating the Views of Pre-Service Science Teachers on.
STEM Education Prac- tices. International Journal of Environmental and Science toward
STEM. EURASIA Journal of Mathematics Science and Technology Education 13, 1189–
1211
Ugras, M. (2018). The Effects of STEM Activities on STEM Attitudes, Scientific Creativity and
Motivation Beliefs of the Students and Their Views on STEM Education. International
Online Journal of Educational Sciences. 10 (5), 165-182
Gülhan, F. & Şahin, F. (2016). The effects of science-technology-engineering-math (STEM)
integration on 5th grade students’ perceptions and attitudes towards these areas.
International Journal of Human Sciences. 13(1), 602-620.
Acar, D., Tertemiz, N., & Tasdemir, A. (2018). The effects of STEM training on the academic
achievement of 4th graders in science and mathematics and their views on STEM
training. International Electronic Journal of Elementary Education. 10(4). 505-513.
Kholifah, N. I. Maryanto, A. Widodo, E. (2018). Pengaruh pembelajaran IPA berbasis STEM
terhadap sikap ingin tahu dan keterampilan berpikir kreatif peserta didik SMP. E-
jurnal pendidikan IPA. 7(3). 129-135.
Afriana, J. Permatasari, A. Fitriani, A. (2016). Penerapan project based learning terintegrasi
STEM untuk meningkatkan literasi sains peserta didik ditinjau dari gender. Jurnal
Inovasi pendidikan IPA. 2(2). 202-212.
Fitriani, D., Kaniawati, I., Suwarna, R.I. (2017). Pengaruh pembelajaran berbasis STEM
(science, technology, engineering, and mathematics) pada konsep tekanan hidrostatis
terhadap causal reasoning peserta didik SMP. Prosising seminar nasional fisika.
Universitas negeri Jakarta. Oktober 2017. Vol 6. 47-52.
1508
Seminar Nasional Pendidikan, FKIP UNMA 2019
“Literasi Pendidikan Karakter Berwawasan Kearifan Lokal pada Era
Revolusi Industri 4.0”. 8 Agustus 2019
Wibowo, W.A.G.1. (2018). Peningkatan keterampilan ilmiah peserta didik dalam pembelajaran
fisika melalui penerapan pendekatan STEM dan E-learning. Journal of education action
research. 2(4). 315-321.
Lestari, B.A.D., Astuti, B. Darsono, T. (2018). Implementasi LKS dengan pendekatan STEM
(science, technology, engineering, and mathematics) untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis peserta didik. Jurnal pendidikan fisika dan teknologi. 4(2).
202-207.
Lestari, P.T., Sarwi. Sumarti, S.S. (2018). STEM-Based Project Based Learning Model to
Increase Science Process and Creative Thinking Skills of 5th Grade. Journal of primary
education. 7(1). 18-24.
Büyükdede, M., Tanel, R. (2019). Effect Of The Stem Activities Related To Work-Energy Topics
On Academic Achievement And Prospective Teachers' Opinions On Stem Activities.
Journal of Baltic Science Education. 18(4). 507-518.
Cotabish, A., Dailey, D., Robinson, A., Hughes, G. (2013). The Effects of a STEM Intervention
on Elementary Students' Science Knowledge and Skills. 133(5). 215-266.
Nurlaely, N., Permatasari, A., Riandi, R. (2017). Student’s STEM Literacy in Biotechnology
Learning at Junior High School. Journal of Physics: Conf. Series 895. (2017). 012155.
McDonald, C. (2016). STEM Education: A review of the contribution of the disciplines of
science, technology, engineering and mathematics. Science Education Internationa:
27(4), 530-569.
1509