Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MELEK MIPA DAN MELEK TEKNOLOGI


Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Landasan Pendidikan Sains
Dosen pengampu : Dr. Kartimi M.Pd

DISUSUN OLEH :

Lia Akmalia (1908106014)


Yulina Evrianti (1908106034)

KELOMPOK 13
BIOLOGI A/4

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEK NURJATI CIREBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN TADRIS DIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah memberikan Kesehatan
dan rahmat nya sehingga penulis diberikan kemudah dalam menyusun makalah ini sehingga
dapat terselesaikan tepat pada waktu yang telah disepakati. Selain untuk memenuhi untuk
kewajiban penulis, penulis juga menyadari bahwa dengan menuslis makalah ini maka akan
menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam mata kuliah ini.

Makalah dengan judul “Melek MIPA dan Teknologi” ini, penulis berharap dapat
menyugukan suatu ilmu/pengetahuan kepada siapa saja yang akan membacanya dan agar bisa
dijadikan suatu referensi dalam sebuah pembelajaran/perkuliahan. Kami selaku penulis merasa
masih terdapat banyak kekurangan baik dalam penulisan/pemilihan kata dan juga materi yang
kami gunakan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua
kalangan agar penulis dapat Kembali menyempurnakan makalah ini.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Ibu Dr. Kartimi M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah, yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan makalah kali ini, dan tentunya
teman satu kelompok penulis yang telah bekerja sama dengan sangat baik dan kerelaannya dalam
meluangkan waktunya untuk membuat makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan berkahnya kepada siapapun yang
ingin menuntut ilmu tanpa kenal lelah, dan menjadikan semua yang dikerjakan penulis sebagai ibadah
sehingga makalah yang penulis buat akan selalu bermanfaat, Aamiin Yaa Rabbal Alamin

Cirebon, 2 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARAB ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Melek MIPA dan Melek Teknologi ................................................................. 3


2.2 Dimensi Melek MIPA dan Melek Teknologi .................................................................... 5
2.3 Peningkatan Melek MIPA dan Melek Teknologi .............................................................. 6
2.4 Manfaat Melek MIPA dan Melek Teknologi..................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 8

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada abad ke-21 ini bangsa Indonesia harus siap menghadapi berbagai bentuk tantangan
global. Permasalahan global yang paling banyak dirasakan oleh bangsa Indonesia di masa
kini, di antaranya adalah pertentangan antar kelompok sosial yang tak terkendali,
kesenjangan social yang semakin besar antara pihak kaya dan miskin di dunia dan di
perlukan adanya investasi besar dalam bidang pendidikan manusia. Dalam kondisi
demikian, negara-negara di dunia, termasuk Indonesia, sangat bergantung pada
pemanfaatan iptek yang dilakukan secara baik. Kemampuan ini tergantung pada sifat,
distribusi dan efektifitas pendidikan yang diterima masyarakat. Tujuan utama dari
pendidikan yang dibutuhkan adalah mempersiapkan orang untuk membimbing mereka
untuk mewujudkan hidup mereka secara bertanggung jawab(Liliasari, 2010).
Matematika dan Sains atau yang dikenal MIPA juga diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari guna memenuhi kebutuhan manusia dalam melalui pemecahan masalah-
masalah lingkungan yang dapat diidentifikasikan. Penerapan Matematika dan Sains perlu
dilakukan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Oleh karena
itu, pembelajaran matematika dan sains sejak dini sangat diperlukan, tidak hanya
mengajarkan fakta, konsep, dan pengetahuan prosedural, tetapi juga melatih keterampilan
berpikir dan inkuiri, serta melatih kemampuan metakognitifnya.
Karena keterkaitan yang erat antara MIPA dan teknologi, mereka tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Matematika dan ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang
dapat menghadirkan hal-hal baru berupa teknologi berdasarkan hasil karya ilmuwan dalam
penelitian ilmiah dan ilmu analitik. MIPA adalah akar teknologi. Cain dan Evans (1990)
mengatakan IPA milik semua orang “Sains for All”, karena Perkembangan MIPA akan
sangat mempengaruhi kehidupan di masa depan. Dalam penerapan dan penalarannya,
matematika dan ilmu pengetahuan alam sebagai salah satu ilmu dasar memegang peranan
penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan demikian dapat ditarik suatu benang merah bahwa pendidikan diyakini dapat
memberikan sumbangan positif bagi manusia dalam menemukan dunia dan masyarakat
yang lebih adil serta rnenjunjung etika hidup bersama yang positlf dengan suasana
harmonJs dalam dunia yang disebut dengan globall village.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian melek MIPA dan melek teknologi?
2. Bagaimana dimensi melek MIPA dan melek teknologi?
3. Bagaimana peningkatan melek MIPA dan melek teknologi?
4. Bagaiamana manfaat melek MIPA dan melek teknologi?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari melek MIPA dan melek teknologi
2. Untuk mengetahui dimensi melek MIPA dan melek teknologi
3. Untuk mengetahui peningkatan melek MIPA dan melek teknologi
4. Untuk mengetahui manfaat melek MIPA dan melek teknologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Melek MIPA dan Melek Teknologi

2.1.1 Melek MIPA


MIPA merupakan gabungan dari ilmu matematika dan juga sains, Kata "sains"
berasal dari bahasa Inggris, dan “Sciencia” yang berasal dari kata Latin yang memiliki
makna mengacu pada pengetahuan. Atau Ilmu yang berkaitan dengan pemahaman
sistematis tentang alam, sehingga ilmu pengetahuan tidak hanya mengenai penguasaan
ilmu berupa fakta, konsep atau prinsip, tetapi juga proses penemuannya. (Poedjiadi, 2005;
Depdiknas b., 2006).
Melek sains adalah Secara harfiah literasi berasal dari “Literacy” (dari bahasa
inggris) yang berarti melek huruf atau gerakan pemberantasan buta huruf. Kata sains
berasal dari “Science” (dari bahasa inggris) yang berarti ilmu pengetahuan. Salah satu
indikator keberhasilan siswa menguasai berpikir logis, berpikir kreatif.
Melek MIPA merupakan seseorang yang memiliki keterampilan baik proses dan
nilai dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya jika berhubungan dengan orang
lain atau dengan lingkungannya, dan ia juga memahami interlasi antara sains, teknologi
dan masyarakat, serta perkembangan sosial ataupun ekonomi. (Nofiana & Julianto, 2017).
Dasar dari pelajaran IPA adalah untuk mengupayakan peserta didik agar dapat melek
IPA. Hal ini berarti memahami dan menguasai metode ilmiah, memiliki pengetahuan
ilmiah, memiliki sikap ilmiah, mengetahui penggunaan dan pemeliharaan teknologi, dan
memahami nilai-nilai pengetahuan dan nilai-nilai yang berlaku pada masyarakat.
Disamping itu, pembelajaran IPA membantu peserta didik meningkatkan kemampuan
membuat keputusan-keputusan dalam hidup yang lebih baik yang berhubungan dengan
mereka dan dunia mereka (Lukum, 2014). Oleh karena itu, pembelajaran IPA sebagai
suatu ilmu seyogyanya mencerminkan hakekat IPA tersebut dan tidaklah tepat apabila
guru dalam membelajarkan IPA hanya dengan menyampaikan konsep yang ada dalam
buku atau transfer of knowledge kepada peserta didik. Hal ini tidak akan memperoleh hasil
yang komprehensif sebagaimana yang diharapkan (Lukum, 2012).
Pembelajaran sains adalah pembelajaran yang berkaitan dengan pengembangan
keterampilan literasi sains yang selaras dengan proses dan produk kehidupan sehari-hari
di masyarakat. (Holbrook & Rannikmae, 2009). Sedangkan Deboer, 2000, meyakini

3
bahwa literasi sains adalah untuk semua siswa, terlepas dari apakah siswa tersebut akan
menjadi ilmuwan atau tidak. Berikut merupakan ciri orang yang melek MIPA yaitu:
• Menguasai konsep utama, prinsip, hukum dan teori sains, serta mampu
menggunakannya dengan cara yang tepat atau menggunakan proses ilmiah untuk
menyelesaikan keputusan, mengambil keputusan dan hal lainnya.
• Memiliki sikap dan nilai yang selaras degan konsep, prinsip, hukum, dan nilai IPA
dan nilai masyarakat luas.
• Memiliki ketertarikan pada kita yang akan memungkinkan nya menjalani kehidupan
yang lebih kaya dan lebih memuaskan, minat yang menggunakan sains dan nilai-nilai
masyarakat secara keseluruhan.

2.1.2 Melek Teknologi


Teknologi Pendidikan Internasional Association (ITEA) Menurut definisi
Widyawatiningtyas, melek teknologi dapat diartikan sebagai kemampuan menerapkan
teknologi berdasarkan kemampuan mengenali, memahami dampak teknologi, dan mampu
menunjukkan perilaku. Dan mampu menggunakan alat dengan aman, tepat, efektif dan
efektif.
Bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan adalah teknologi.
Perkembangan teknologi bertumpu pada ilmu pengetahuan, dan teknologi itu sendiri
mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan terutama digunakan untuk kegiatan
penemuan guna mendapatkan penjelasan tentang benda dan fenomena alam. Secara
ringkas Widyatiningtyas (2008) mengatakan bahwa Teknologi adalah perangkat keras atau
perangkat lunak yang digunakan untuk menyelesaikan masalah yang memenuhi kebutuhan
manusia.
Dapat dihubungkan bahwa literasi sains dan teknologi adalah kemampuan untuk
menggunakan pengetahuan ilmiah dan aplikasinya untuk menemukan masalah dan
menarik kesimpulan berdasarkan bukti untuk memahami dan mengambil keputusan
tentang alam dan perubahan nya sebagai aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Literasi sains dan teknologi yang dikemukakan untuk pendidikan dasar di Indonesia dapat
diartikan sebagai kemampuan menggunakan konsep ilmiah untuk memecahkan masalah,
memahami produk teknologi dan pengaruhnya, serta mampu menggunakan dan
memelihara produk teknologi yang inovatif. Dan dapat mengambil keputusan berdasarkan
nilai-nilai yang berlaku secara sosial (Permanasari, 2014).

4
Rendahnya literasi sains siswa merupakan salah satu permasalahan pendidikan di
Indonesia. Meskipun pentingnya literasi sains telah diakui oleh semua pendidik, bukan
berarti literasi sains siswa telah terlatih dengan baik. Hal ini didukung oleh data pencapaian
hasil literasi sains siswa di Indonesia dalam assessment literasi sains PISA. Selama tiga
kali mengikuti assessment literasi sains PISA tahun 2006, 2009, dan 2012, rata-rata
pencapaian skor literasi sains siswa masih dalam rentang skor 382-395. Hal ini berarti
bahwa kemampuan literasi sains siswa Indonesia masih rendah dibandingkan rata-rata
kemampuan literasi sains siswa dari negara-negara peserta lainnya (Rohmi, 2017)
Ada banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya literasi sains siswa. Faktor-faktor
tersebut antara lain, pertama-tama rendahnya kemampuan literasi sains siswa mungkin
disebabkan oleh adanya kebiasaan belajar sains tradisional, namun mengabaikan
pentingnya literasi sains sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa. Kedua, siswa
memiliki kemampuan untuk menjelaskan diagram yang ditunjukkan dalam pertanyaan.
Siswa hanya dibiasakan untuk mengisi formulir yang disediakan guru, sehingga
kemampuan menginterpretasikan diagram juga terbatas. Ketiga, siswa belum terbiasa
mengerjakan soal tes literasi sains. Faktor-faktor tersebut menunjukkan bahwa proses
pembelajaran di sekolah memiliki pengaruh yang besar terhadap terwujudnya literasi sains
siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran, guru juga berperan penting dalam
menumbuhkan literasi sains siswa. (Permanasari, 2014). Berikut merupakan ciri seseorang
yang melek terhadap teknologi :
• Memahami beberapa konsep dasar tentang mekanikal / engineering yaitu apa yang
dimaksud dengan sistem, bagaimana mempengaruhi kembali sistem, ap aitu
probabilitas dan bagaimana menggunakan model
• Memahami cara kerja teknologi tertentu serta fungsi dan batasannya.
• Menyadari bahwa teknologi dikembangkan sesuai dengan masyarakat yang
menggunakannya.
• Tetap percaya diri untuk mempelajari teknologi. meskipun tidak memiliki latar
belakang teknik,

2.2 Dimensi Melek MIPA dan Melek Teknologi


Dimensi sains terbagi menjadi 4 berdasarkan cara mendalaminya, yaitu: (1) Sains
adalah cara berpikir; (2) Sains adalah cara penyelidikan; (3) Mengambil sains sebagai
pengetahuan; (4) Sains dan interaksinya dengan teknologi dan masyarakat (Chiapetta and
Koballa, 2006).
Menurut Shen (1975) dalam Bybee (1986), terdapat 3 bentuk literasi ilmiah yang
berbeda namun terkait yaitu :raktik, kewarganegaraan, dan budaya.

5
• Melek Sains Praktis ditandai dengan dimilikinya ilmu pengetahuan sains dan
pengetahuan teknis, yang dapat juga digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan
manusia yang paling dasar di bidang kesehatan dan kelangsungan hidup.
• Melek Sains yang bersifat kewarganegaraan ditandai dengan Pemahaman ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terkait dengan masalah sosial memungkinkan warga
dan perwakilannya untuk menggunakan masalah sosial.
• Melek Sains yang bersifat kultural ditandai dengan pemahaman Ilmu sains dan
teknologi adalah hasil utama dari pekerjaan manusia. Melek sains secara kultural tidak
hanya memecahkan masalah praktis atau masalah hak-hak sipil, tetapi juga
menjembatani kesenjangan antara kedua budaya ini.
Sains Bybee (1995) menyebutkan macam-macam dimensi melek Sains. Dimensi
pertama mencakup kosakata sains dan teknologi atau istilah tertulis sains. Inilah yang
disebut literasi fungsional. Mahasiswa yang mampu melakukan literasi fungsional dalam
sains maka dapat menggunakan terminologi ilmiah dengan tepat dan lengkap. Mahasiswa
diharapkan memenuhi standar minimal literasi sains dan tenologi, yaitu pada usia dan
tingkat perkembangan tertentu, mahasiswa harus mampu membaca dan menulis terkait kata
sains dan teknologi. Dan melek Sains Konseptual dan prosedural menggambarkan aspek
lain dari literasi sains. Literasi sains di sini tidak hanya mencakup kosakata, informasi dan
fakta tentang sains dan teknologi, tetapi siswa juga harus dapat menghubungkan informasi
dan pengalaman dengan ide-ide konseptual yang menggabungkan disiplin ilmu dan bidang
keilmuan. Selain itu, literasi sains juga mencakup kemampuan dan pemahaman relatif
terhadap proses dan proses yang menjadikan sains sebagai cara mencari pengetahuan.

2.3 Peningkatan Melek MIPA dan Melek Teknologi


Ada dua hal yang perlu diperhatikan saat menilai tingkat literasi sains siswa. Pertama-
tama, penilaian literasi sains siswa bukan untuk membedakan seseorang dengan literasi.
Kedua, pencapaian literasi sains merupakan proses yang berkesinambungan dan akan terus
berkembang sepanjang hidup manusia (Solomon dan Thomas dalam Shwartz, 2006). Oleh
karena itu, evaluasi literasi sains selama pembelajaran di sekolah hanya melihat adanya
“benih literasi” di kalangan siswa, bukan sebagai ukuran absolut dari tingkat literasi sains
dan teknologi siswa (Shwartz, 2006).
Shen, Pella, Scribner, dan Shamos (dalam Shwartz, 2006) mengajukan tiga tingkat
literasi sains, yakni:

6
• Functional literacy, Mengacu pada kemampuan seseorang untuk menggunakan konsep
yang berkaitan dengan kebutuhan dasar manusia (seperti pangan, kesehatan dan
perlindungan) dalam kehidupan sehari-hari.
• Civic literacy, Mengacu pada kemampuan seseorang untuk berpartisipasi secara
bijaksana dalam ranah sosial pada isu-isu yang berkaitan dengan iptek.
• Cultural literacy, Termasuk kesadaran akan karya ilmiah dan pengakuan bahwa sains
adalah aktivitas intelektual yang utama.

2.4 Manfaat Melek MIPA dan Melek Teknologi


Pendidikan sains memiliki potensi besar dan berperan strategis dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkualitas di era globalisasi dan industrialisasi (Arsyad,
2005). Potensi tersebut dapat terwujud karena pendidikan sains dapat melatih siswa agar
dapat berpikir logis dan kreatif tentang teknologi yang beradaptasi dengan perubahan dan
perkembangan, serta dapat memecahkan masalah yang sangat penting. Dengan demikian
manusia yang melek MIPA dan teknologi dapat terbentuk melalui proses pendidikan sains
(Chiapetta, 1993).
Pendidikan sains dapat membantu siswa mengembangkan kebiasaan memahami dan
berpikir, yaitu orang yang toleran yang dapat berpikir untuk dirinya sendiri dan negaranya.
Dalam berpartisipasi untuk proses menyumbangkan gagasan dengan rekan senegaranya,
pendidikan sains juga harus mempersenjatai mereka para peserta didik untuk melindungi
masyarakat yang terbuka dan berbahaya. Pendidikan MIPA juga digunakan untuk
memahami diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, serta prospek untuk dikembangkan
lebih lanjut dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.Pendidikan matematika dan
sains sangat membantu perkembangan teknologi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Melek MIPA merupakan seseorang yang memiliki keterampilan baik proses dan nilai
dalam mengambil keputusan dalam kehidupannya jika berhubungan dengan orang lain
atau dengan lingkungannya, dan ia juga memahami interlasi antara sains, teknologi dan
masyarakat, serta perkembangan sosial ataupun ekonomi.
2. melek teknologi dapat diartikan sebagai kemampuan menerapkan teknologi
berdasarkan kemampuan mengenali, memahami dampak teknologi, dan mampu
menunjukkan perilaku. Dan mampu menggunakan alat dengan aman, tepat, efektif dan
efektif.
3. 3 bentuk melek MIPA yang berbeda namun berkaitan Yaitu : Praktis, yang bersifat
kewarganegaraan, dan yang bersifat kultural.
4. 3 tingkat literasi sains, yakni Functional literacy, Civic literacy, dan Cultural literacy,
5. Pendidikan sains berpotensi besar dan berperan strategis dalam menyiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas untuk menghadapi era globalisasi dan industrialisasi

8
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. (2005). Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Persada.


Chiapetta, E. L, Fillman, D. A, dan Setha, G. H. (1993). Do Middle School Life Science
Textbooks Provide a Balance of Scientific Literacy Themes?. Journal of Research in
Science Teaching. vol. 30, 787-797.
DeBoer, G.E. (2000). Scientific Literacy: Another Look at Its Historical and Contemporary
Meaning and Its Relationship to Science Education Reform. Journal of Research in
Science Teaching, Vol. 3. No. 6. Hal. 582-601
Holbrook, J & Rannikmae, M., (2009). The Meaning of Scientific Literacy. International
Journal of Environmental & Science Education,Vol. 4. No. 3. Hal. 275-288.
Liliasari. (2010). Pengembangan berpikir kritis sebgai karakter bangsa Indonesia melalui
pendidikan sains berbasis ict, Potret Profesionalisme Guru dalam Membangun
Karakter Bangsa: Pengalaman Indonesia dan Malaysia, Bandung: UPI
Lukum, A. (2012). Evaluasi Program Supervisi Pembelajaran IPA SMP di Kota Gorontalo.
(Disertasi Doktor. Universitas Negeri Jakarta
Lukum, A. (2014). Evaluasi Program Pembelajaran IPA SMP di Kabupaten Bone Bolango.
Laporan Penelitian Universitas Negeri Gorontalo
Nofiana, M. (2017). Profil kemampuan literasi sains siswa smp di kota purwokerto ditinjau
dari aspek konten, proses, dan konteks sains. JSSH (Jurnal Sains Sosial dan
Humaniora), 1(2), 77-84.
Permanasari, A. (2014). Memperkokoh MIPA dan Teknologi melalui Pendidikan MIPA. In
Prosiding Seminar Nasional MIPA.
Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat Model Pembelajaran Kontekstual
Bermuatan Nilai. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Rohmi, P. (2017). Peningkatan Domain Kompetensi dan Pengetahuan Siswa melalui
Penerapan Levels of Inquiry dalam Pembelajaran IPA Terpadu. EDUSAINS, 9(1).
Shwartz,Y., et al. (2006). "The Use of Scientific Literacy Taxonomy for assessing the
development of chemical Literacy among high school student" Chemical Education
Research and Practice, 7(4), 203-225
Widyatiningtyas, R. (2008). Pembentukan Pengetahuan Sains, Teknologi, dan Masyarakat
dalam Pandangan Pendidikan IPA. Educare.

Anda mungkin juga menyukai