Kelompok 5
Ketua : Reginald Ulysses Lorenzo Sumalie (24)
Anggota :
1. Evita Debora Meipresta Purba (08)
2. Fadil Afranda (09)
3. Renuka Halim (25)
KELAS XI MIPA 6
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Jln. Bangau No. 60/1258, 9 Ilir, Kec. Ilir Timur II, Kota Palembang,
Sumatera Selatan, 30112
A. Daftar hadir proses penyelesaian laporan tetap
1. Reginald 25 Ketua
Ulysses
Meipresta
Purba
11. Kesimpulan 10
12. Penutup 1
I. Nomor Prercobaan : 02
II. Judul percobaan : Perubahan Energi Pada Reaksi Kimia
III. Tujuan percobaan :
1. Memahami pengertian dan perubahan energi pada reaksi kimia.
2. Menyelidiki reaksi reaksi kimia yang termasuk reaksi endoterm
dan eksoterm.
3. Memahami ciri ciri reaksi kimia endoterm dan eksoterm.
Energi potensial (EP) adalah energi yang dimiliki oleh suatu objek yang
dapat diubah menjadi energi kinetic disebut juga sebagai energi yang tersimpan.
Sebagai contohnya jika kita membunyikan alarm jam, energi potensial diubah
menjadi energi kinetic untuk menggerakan kerja mekanik jam.
Pada beberapa reaksi kimia, produksi reaksi memiliki energi potensial
(energi kimia) yang lebih rendah daripada energi potensial pereaksi. Sebagai
contoh ketika gas metana, CH4 terbakar dalam Bunsen, molekul molekul CH4 dan
O2 dengan jumlah energi kimia yang besar berubah menjadi produk reaksi dengan
energi kimia yang lebih rendah. Jika reaksi terjadi dalam sistem terbuka sebagian
enegi ditransfer ke lingkungan lebih panas. Reaksi yang melepaskan energi ke
lingkungan disebut reaksi eksoterm. Pada reaksi jenis ini, entalpi atau energy
yang dihasilkan produk lebih rendah dari reaktan.
Pada reaksi yang lain, produk reaksi memiliki energi kimia yang lebih
besar daripada pereaksi. Sebagai contoh, tumbuhan hijau membentuk glukosa.
C6H12O6 dan oksigen dari karbon dioksids dan air melalui proses fotosintesis.
Reaksi penyerapan energi dari lingkungan disebut reaksi endoterm. Pada reaksi
jenis ini, entalpi atau energi yang dihasilkan produk lebih besar dari reaktan.
A. Percobaan pertama:
1. Masukkan Kristal Ba(OH)2.8 H2O sebanyak 2 spatula ke dalam
tabung reaksi.
2. Tambahkan Kristal NH4Cl sebanyak 2 spatula kemudian
aduk/guncang campuran itu
3. Tutuplah tabung itu dan rasakan suhunya (panas atau dingin).
Biarkan sebentar, kemudian buka tabung dan cium bau yang
terjadi. Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
B. Percobaan kedua:
1. Masukkan Larutan HCl 3M ke dalam tabung reaksi ± 2 cm
2. Masukkan pula pita magnesium pada tabung tersebut.
3. Rasakan suhu tabung reaksi dan juga amati apa yang terjadi.
Catat hasil pengamatan pada tabel pengamatan.
C. Percobaan ketiga:
1. Campurkan serbuk belerang sebanyak 3 spatula dengan 1
spatula serbuk besi
2. Kemudian masukkan campuran itu ke dalam tabung reaksi.
Panaskan campuran itu sampai MULAI berpijar.
3. Hentikan pemanasan. Amati apa yang terjadi dan catat hasil
pengamatan pada tabel pengamatan.
D. Percobaan keempat :
1. Masukkan 1 spatula Serbuk CuCO3 x H2O ke dalam tabung
reaksi
2. Kemudian panaskan sampai terjadi perubahan pada Serbuk
CuCO3 x H2O dan segera hentikan pemanasan.
3. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatan pada tabel
pengamatan.
VII. Data Hasil Pengamatan
No Kegiatan Perubahan
1 a. Pencampuran Kristal Campuran setelah reaksi adalah dari
Ba(OH)2.8 H2O dengan berwujud padat, menjadi lembap dan keras
Kristal NH4Cl sehingga mengendap pada dinding tabung.
Terjadi penurunan suhu campuran tersebut
sehingga terasa(dingin).
Munculnya gas NH3 dan H2O dapat dilihat dari persamaan reaksi :
Dari persamaan diatas, dapat dilihat bahwa dalam rekasi ini, gas
yang dihasilkan adalah gas hidrogen. Kemudian, juga terjadi perubahan
fase pada masing masing zat, dari larutan HCL yang bersifat cair dan
magnesium yang padat, terbentuk zat MgCl2(aq) yang bersifat larutan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa reaksi pada campuran belerang dan serbuk
besi adalah reaksi eksoterm. Setelah dipanaskan, suhu campuran akan
tetap meningkat meski pijaran pada zat tersebut sudah berhenti. Pada
reaksi ini juga, suhu sistem lebih tinggi daripada suhu lingkungan. Salah
satu sifat mendasar dari reaksi eksotermis adalah kalor berpindah dari
sistem ke lingkungan.
Dari persamaan reaksi diatas, dapat dilihat bahwa wujud zat dari
serbuk setelah dipanaskan sebagiannya akan menjadi CO2, dan sisanya
menjadi endapan CuO.
a. Pada percobaan 1:
Suhu campuran mengalami penurunan (menjadi dingin).
Dihasilkan gas yang berbau.
b. Pada percobaan II :
Adanya perubahan suhu menjadi panas akibat adanya kalor.
Terjadinya pendidihan.
Pita magnesium lama kelamaan habis karena peleburan.
2. Jika hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, apa yang terjadi pada
suhu campuran reaksi 1 dan 2 jelaskan?
1. Reaksi eksoterm adalah reaksi yang disertai pelepasan kalor ke lingkungan dan
memiliki perubahan entalpi negatif.
2. Reaksi endoterm adalah reaksi yang disertai perpindahan kalor dari lingkungan ke
sistem dan mempunyai perubahan entalpi positif.
4. Reaksi (2) dan (3) termasuk reaksi eksoterm, sedangkan reaksi (1) dan (4) termasuk
reaksi endoterm.
3. Penutup
Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada
akhirnya laporan ini dapat diselesaikan tepat waktu dan tanpa kendala. Kami
ucapkan terimakasih sebesar besarnya kepada Bapak Guru kami, Bapak
Untung Supriyanto yang telah membimbing kami dan memberi arahan kepada
kami selama praktikum berlangsung, yang berkaitan dengan materi ini.
Serbuk CuCO3