Anda di halaman 1dari 22

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. KINETIKA DAN


KESETIMBANGAN KIMIA
PRODI S1 PENDIDIKAN
KIMIA
“KESETIMBANGAN FASA”
DOSEN PENGAMPU:AHMAD NASIR PULUNGAN, S.Si., M.Sc.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

SENARI CHRISTIN BR GINTING 4183331001


WENNY WIDIANTY 4183331033
SABRINA KHAIRANI HASIBUAN 4183131038
WINDA FOURTHELINA SIANTURI 4183131024

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena dengan bimbingan dan
petunjuk- Nya dapat diselesaikan tugas CBR ini. Tugas ini bertujuan sebagai salah satu
tugas perkuliahan Kinetika dan Kesetimbangan Kimia.
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam tugas ini masih banyak
terdapat kekurangannya baik menyangkut isi maupun penulisan, kekurangan- kekurangan
tersebut terutama disebabkan kelemahan dan keterbatasan pengetahuan maupun kemampuan
penulis sendiri. Hanya dengan kearifan dan bantuan dari berbagai pihak untuk memberikan
teguran, saran dan kritik yang konstruktif kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diminimalisir sedemikian mungkin sehingga tugas ini dapat memberikan manfaat yang
maksimal bagi pembaca.
Dengan kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terimakasih kepada dosen
pembimbing Kinetika dan Kesetimbangan Kimia. Demikianlah, mudah-mudahan tugas ini
memberikan manfaat kepada kita dan diridhai- Nya.Aamiin.

Medan, April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat........................................................................................................................ 1
1.5 Identitas Buku ............................................................................................................. 1
BAB II RINGKASAN ............................................................................................................... 3
A. Ringkasan Buku Utama .................................................................................................. 3
B. Ringkasan Buku Pembanding ..................................................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 17
A. Kelebihan Buku ............................................................................................................ 17
B. Kekurangan Buku ......................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP ................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 18
B. Saran ............................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fasa adalah bagian sistem dengan komposisi kimia dan sifat – sifat fisik seragam,yang
terpisah dari bagian sistem lain oleh suatu bidang batas. Pemahaman perilaku fasamulai
berkembang dengan adanya aturan fasa Gibbs. Untuk sistem satu komponen, persamaan
Clausius dan Clausisus – Clapeyron menghubungkan perubahan tekanankesetimbangan
dengan perubahan suhu.
Jika campuran dua cairan nyata (real) berada dalam kesetimbangan denganuapnya pada
suhu tetap, potensial kimia dari masing – masing komponen adalah samadalam fasa gas dan
cairnya. Sistem biner paling sederhana yang mengandung fasa padatdan cair ditemui bila
komponen-komponennya saling bercampur dalam fas cair tetapisama sekali tidak bercampur
pada fasa padat, sehingga hanya fasa padat dari komponenmurni yang akan keluar dari
larutan yang mendingin.
Jika suatu larutan dari dua zat A dan B didinginkan sampai suhu yang cukup rendah, akan
muncul suatu padatan. Suhu ini adalah titik beku larutan, yang bergantung pada komposisi

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana isi dari kedua buku tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kelemahan pada buku utama?
3. Bagaimana kelebihan dan kelemahan pada buku pembanding?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami isi dari kedua buku.
2. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada buku utama.
3. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pada buku pembanding.

1.4 Manfaat
1. Agar mahasiswa memahani dan mengetahui isi buku yang dinilai.
2. Agar mahasiswa mampu mrmiliki krstifitas dalam menilai isi buku.
3. Untuk menambah wawasan tentang mata kulaih Kinetika dan Kesetimbangan Kimia.

1.5 Identitas Buku


1
➢ Buku Utama
Judul buku : Kesetimbangan Fasa
Pengarang : Dr. Hardeli M.Si. dan Drs. Syukri S, M.Pd.
Tahun terbit : 2013
Penerbit : Universitas Negeri Padang
Kota Terbit : Padang

➢ Buku Pembanding
Judul buku : Fisika Statistik
Pengarang : Rustam E. Siregar
Tahun terbit : 2012
Penerbit : Universitas Padjadjaran
Kota Terbit : Jatinangor
ISBN :978-602-9238-69-3

2
BAB II
RINGKASAN
A. Ringkasan Buku Utama
Bab I : Sistem Homogen satu Komponen
• Sistem
Suatu sistem akan mengandung materi: seperti zat kimia dalam tabung
reaksi,udara dalam pompa. bahan bakar dalam mesin dan larutan elektrolit dalam sel
elektrokimia. Yang berada di luar sistem disebut lingkungan, yaitu bagian dunia yang
dapat memberikan efek berarti terhadap sistem. Antara sistem dengan lingkungan
terdapat bidang batas yang disebut dinding. Dinding yang dapat dilewati materi disebut
permiabel dan yang tidak dapat disebut impermiabel. Disamping itu, ada dinding yang
semi permiabel, yaitu dapat dilewati oleh materi tertentu dan tidak untuk yang lain.
Dinding yang dapat dilewati kalor disebut diatermal dan yang tidak disebut adiatermal.
• Wujud dan Fasa
Suatu zat (unsur atau senyawa) dapat berada dalam tiga wujud, yaitu padat, cair
dan gas. Adanya wujud adalah akibat daya tarik antar partikel materi (atom, rnolekul atau
ion). Suatu sistem yang mengandung satu macam zat disebut zat murni dan jika lebih
disebut campuran. Zat murni atau campuran dalam sistem dapat berwujud padat, cair atau
gas. Berdasarkan penyebaran partikel-partikelnya, sistem dibagi dua yaitu homogen dan
heterogen. Sistern disebut homogen jika mempunyai satu fasa dan disebut heterogen bila
ada dua fasa atau lebih. Yang disebut satu fasa adalah sistem yang komposisi dan sifat
materi di semua lokasi sistem sama, contohnya larutan gula yaitu berwujud cair
semuanya.
• Komponen system
Berdasarkan jumlah komponen zat-nya, system ada monokomponen (zat murni)
dan multi komponen. Berdasarkan fasa dan komponennya sistem dapat dikelompokkan
sebagai berikut, yaitu yang akan dibahas dalam buku ini Sistem satu komponen satu fasa
(zat murni), sistem satu komponen multifasa, sitem dua komponen satu fasa (larutan),
sistem multi komponen multi fasa, sistem zat padat dalam zat cair.
• Diferensial Parslal Persaruan Gas
Suahi sistem gas tertutup selalu mempunyai tiga besaran yaitu volume,tekanan
dan suhu. Perubahan satu atau dua besaran menimbulkan perubahan terhadap besaran

3
lain. Karena itu, ketiganya mempunyai hubungan satu sama lain. Jika suatu variabel
dijaga konstan. maka variabel kedua akan tergantung pada variabel yang ketiga.
• Konstanta Zat
Suatu zat tidak hanya mengalami perubahan volume, tekanan dan suhu tetapi juga
dapat menerima/melepaskan kalor dan melakukan kerja sambil menghasilkan perubahan
energi (U) dalam atau entalpin (AH)-ya. Jadi, ada kaitan antara V, P dan T terhadap q, U
dan H sedangkan kaitan itu dapat didapat dari data percobaan laboratoriurn.
Bab II : Sistem Heterogen Satu Komponen
• Kesetimbangan Fasa Satu Komponen
Sistem suatu komponen disebut heterogen bila mengandung dua fasa atau lebih.
Zat disebut satu fasa bila sifat dan komposisinya sarna. Oleh sebab itu zat murni benvujud
gas dan cair hanya mungkin satu fasa. sedangkan zat benvujud padat dapat satu fasa atau
lebih, karena padatan ada yang mempunyai dua struktur kristal atau lebih. Suatu zat mumi
dapat bersifat heterogen yang stabil bila membentuk kesetimbangan dua, tiga atau empat
fasa.
• Diagram Fasa Zat Murni
Diagram fasa air tidak dapat dipakai sebagai wakil untuk diagram fasa zat lain,
karena garis keseimbangan padat-cair agak condong ke kiri, sedangkan zat yang lain
condong kekanan. Hal itu disebabkan air sewaktu mencair menyusut, karena saat itu te
jadi perubahan partiksl-partikel air yang tersasun jadi acak. Dalam bentuk padat (es)
molekul tersusun dengan pola tertentu sehingga punya ruang-ruang kosong. Pada saat
menjadi cair, molekul-molekul itu jadi acak dan ruang-ruang kosong jadi semakin kecil.
Diagram fasa yang umum untuk zat yang lain selain air adalah separti pada diagram fasa
CO2. Yaitu ketiga garis kesetimbagan dua fasa: padat-cair, cair-gas dengan padat-gas
condong ke kanan, yang berarti titik cair (Tf), titik didih (Tb) dan titik sublim (Ts)
bertarnbah bila tekanan dinaikan.
• Transisi Fasa Orde Dua
Transisi fasa yang telah dibahas adalah transisi orde satu, yaitu proses yang
menyebabkan perubahan volume (∆V) dan melibatkan kalor (qp ≠ 0) terhadap
lingkungan. Dalarn transisi ini, nilai cp kedua fasa berbeda, ada yang bertambah
(misalnya air ke uap) dan ada yang berkurang (misalnya dari uap air ke cairan air). Pada
saat proses transisi tidak ada perubahan suhu sehingga bernilai tidak terbatas, karena
kalor yang diperlukan dipakai untuk merubah fasa tidak memberi efek pada suhu.

4
Bab III : Sistem Homogen Multi Komponen
• Konsentrasi Larutan
Dua zat atau lebih disebut bercampur bila partikel-partikel zat itu telah menyebar
dalarn ruangan (wadah) yang sama: tetapi tidak terjadi reaksi. Ada tiga tipe carnpuran
yang mungkin te rjadi, yaitu (1) campuran coarsa (seperti padatan gula dengan garam),
(2) disperse koloid (contohnya tanah liat yang telah dikocok dalam air), dan (3) larutan
(contohnya gula dalam air). Campuran coarsa bersifar heterogen (tidak satu fasa), dengan
partikel-partikel yang agak besar sehingga mudah dipisahkan secara mekanik. Tetapi
dispersi koloid, walaupun bersifat heterogen, lebih sulit dipisahkan karena partikelnya
cukup kecil. Larutan disebut juga campuran homogen yang dapat terbentuk bila partikel-
partikel zat yang bercampur tersebar merata sehingga membentuk satu fasa. Berdasarkan
fasanya, ada larutan berfasa gas, cair dan padat. Ada larutan yang salah satu
komponennya lebih besar jurnlahnya dari yang lain. Komponen yang terbesar itu disebut
pelarut (solvent) dan yang lain disebut zat terlarut (soiute). Contohnya air pla, dengan air
sebagai pelarut dan gula sebagai zat terlarut.
Zat yang terdapat dalarn satu carnpuran disebut komponen campuran, sedangkan
perbandingan jumlah komponen-komponen disebut komposisi campuran. Komposisi
campuran biasanya dinyatakan; dengan konsentrasi. Konsentrasi komponen campuran
didasarkan pada massa atau volume. Satuan konsentrasi yang didasarkan massa yang
sering dipakai dalam kimia adalah persen massa (%w), molalitas (m) dan fraksi mol (x).
Sedangkan suatu zat berdasarkan volume adalah molaritas (c) dan fraksi volume (ɵ).
• Nilai Parsial Molar
Sama dengan zat murni, suatu larutan tentu mempunyai sifat intensif dan ekstensif
tertentu. Tetapi nilai sifat-sifat tersebut tidak selalu merupakan jumlah aljabar dari sifat
zat komponen murninya sebelurn dicarnpur. Contohnya bila x mL air dicampur dengan y
mL etanol, akan terjadi pengkerutan volume sehingga volume campuran kurang sedikit
dari (x + y) mL. Akibatnya volume air dan alkohol dalam larutan tidak sama dengan
sebelum dicampur. Besamya volume cairan baik sebelum maupun sesudah dicampur
bergantung pada suhu, tekanan dan jurnlah molnya. Pada suhu dan tekanan tertentu,
volume air dalam larutan untuk tiap molnya disebut 'olurne parsial molar air. Demikian
juga volume tiap mol alcohol dalam larutan disebut volume parsial molar alkohol.Nilai
parsial molar dapat dicari melalui beberapa persamaan yaitu Volume parsial molar,
Entalpi parsial molar, Entropi parsial molar, Energi bebas Gibbs parsial molar.

5
• Larutan Ideal
Berdasarkan fasanya, larutan larutan dapat dibagi dua, yaitu berfasa cair dan
berfasa gas :
➢ Larutan berfasa cair dapat pula dibagi dua, (1) larutan cair dalam cairan yaitu zat
cair dalarn cair (contoh air dengan alkohol), dan (2) larutan encer, yaitu zat padat
dalam cairan (contoh gula dalam air) dan gas dalam cair (contoh oksigen dalam air).
➢ Larutan berfasa gas hanya mungkin gas dalam gas, contohnya campuran gas
oksigen dan nitrogen.
• Larutan Tak Ideal
Kita telah mengetahui larutan ideal dengan urutan : larutan cairan dalarn cairan,
larutan padatan atau gas dalam cairan, dan gas dalam gas, tetapi urutan untuk larutan tak
ideal urutanya ditukar, yaitu larutan gas dalam gas, cairan dalam cairan, gas dalam cairan
dan padatan dalam cairan. Hal ini disebabkan perhitungan larutan cair tak ideal
didasarkan pada pencampuran gas tak ideal.
Bab IV : Sistem Heterogen Multi Komponen
• Aturan Fasa
Telah dinyatakan bahwa fasa adalah bagian sistem yang mempunyai komposisi
dan sifat yang seragam. Sistem yang mengandung beberapa komponen dan fasa disebut
system heterogen multi komponen. Dalam sistem ini akan terdapat kesetimbangan fasa
tiap komponennya, mungkin antara dua fasa atau lebih. Dengan demikian, komposisi
komponen dalam suatu fasa akan berhubungan dengan komposisi pada fasa-fasa yang
lain. Fasa suatu komponen dipengaruhi oleh tekanan dan suhu, dan tentu demikian juga
dengan sistem multi komponen. Oleh sebab itu, tekanan dan suhu adalah dua variabel
yang mempengaruhi fasa. Artinya bila tekanan dan suhu (atau keduanya) dirubah maka
komposisi sistem akan berubah, dan mungkin jumlah fasa sistem juga mengalami
perubahan.

• Kesetimbangan Cair-Uap Dan Cairan Yang Saling Melarutkan


Dua cairan (A dan B) yang saling melarutkan, artinya A larut dalam B dan B
dapat pula larut dalarn A. Jika cairan itu ditutup rapat maka cairan A murni membentuk
kesetimbangan fasa.
• Kesetimbangan Dua Zat Yang Cairannya Saling Larut Sebagian

6
Bila konsentrasi dua cairan (A dan B) relatif besar maka keduanya tidak
bercampur sempurna, tetapi membentuk dua lapisan dengan satu bidang batas atau dua
fasa. Dalam ha1 ini, A larut sebagian dalam B, dan B larut sebagian dalarn A. Tetapi bila
konsentrasi salah satu (B) kecil sekali akan membentuk satu fasa, karena B larut semua
dalam cairan yang berkonsentrasi besar (A). Sebaliknya, bila konsentrasi A kecil sekali
akan membentuk satu fasa karena semua A larut sempurna dalam B. Sifat larutan seperti
A dan B ini disebut larut sebagian. Keadaan dua fasa campuran dua znt cair yang larut
sebagian dapat dijadikan satu fasa dengan cara merubah suhu. Dengan demikian fasa
campuran kedua zat ini bergantung pada komposisi dan suhu sistem. Ada campuran yang
lapisan dua fasa dapat menjadi satu fasa bila suhu dinaikkan, karena energi kinetik kedua
partikel makin besar sehingga bercampur sempurna.
• Kesetimbangan Padat-Cair Dua Komponen
Campuran dua zat padat bila dipanaskan akan melebur pada suhu tertentu. Suhu
(titik) leburnya bergantung pada jenis zat dan komposisinya. Diagram fasa titik ini
menunjukan hubungan antara titik lebur dengan komposisinya. Diagram fasa larutan
sistem ini dapat ditentukan dengan cara analisis termal. Cara analisis termal didasarkan
pada laju pendinginan. Campuran mula-mula dipanaskan sampai mencair sempurna,
kemudian didinginkan sampai membeku sempurna secara teratur dan perlahan sambil
mencatat suhu dan waktu. Dari data suhu dan waktu itu dapat dibuat sebuah sebuah grafik
dengan pola tertentu.
• Kesetimbangan Heterogen Tiga Komponen
Kesetimbangan satu fasa untuk tiga komponen (terner) mempunyai derajat
kebebasan empat (F = 4), yaitu tekanan. suhu dan dua buah komposisi. Keempat derajat
kebebasan itu tidak dapat digambarkan sekaligus. karena dalam ruang. Oleh sebab itu,
dalam ruang dapat digambarkan dua komposisi dengan tekanan pada suhu tetap, atau
dua komposisi dengan suhu pada tekanan tetap. Kesetimbangan dua fasa tiga komponen
ini banyak terpakai dalarn kesetimbangan padat-cair. Karena tekanan tidak berpengaruh
banyak terhadap zat padat dan cair, maka yang sering dibuat adalah diagram antara suhu
dengan dua komposisi yang merupakan prisma.
Bab V : Zat Padat Dan Gas Dalam Cairan
Kelarutan zat padat dalam cairan bergantung pada sifat zat dan pelarut serta suhu,
sedangkan tekanan berpengaruh kecil sekali. Kelarutan maksimum zat dalam sejumlah
pelarut pada suhu dan tekanan tertentu akan membentuk larutan jerwh. Jika suhu

7
dinaikan umurnnya kelarutan bertambah, karena kebanyakan zat menyerap kalor untuk
larut, contohnya gula dalam air. Sebaliknya, zat yang melepaskan kalor untuk melarut
akan menurunkan kelarutan bila suhu dinaikan, contohnya urea dalam air. Zat padat
dalam larutan terurai jadi partikel terkecilnya, sehingga tiap partikel dikelilingi (terikat)
oleh banyak molekul pelarut. Maka'itu, dalam larutan ini, jumlah pelarut selalu lebih
banyak dari zat terlarut, sehingga cairan disebut pelarut (solvent) dan zat padat disebut
zat terlarut (solute). Karena zat terlarut adalah padatan, maka umurnnya titik didih zat
padat lebih besar dari pelarut (cairan). Dengan kata lain, zat terlarut lebih sulit menguap
dibandingkan pelarut.
• Penurunan Titik Beku Larutan
Jika suhu cairan diturunkan, mengakibatkan energi kinetik partikel-partikel
berkurang. Sampai batas tertentu, partikel tidak mampu bergerak bebas, sehingga saling
mendekat dan terikat membentuk padatan atau kristal. Suatu cairan akan membeku pada
suhu tertentu yang disebut titik beh. Bila cairan mengandung zat terlarut yang sukar
menguap, gaya tarik antara partikel zat terlarut dengan pelarut lebih besar dibandingkan
antara partikel pelarut murni. Maka pada suhu yang sama, energi kinetik partikel larutan
lebih tinggi dari pelarut murni. Akibatnya, untuk membekukan larutan diperlukan suhu
lebih rendah dan pelarut murni, sehingga terjadi penurunan titik beku larutan.
• Kelarutan Gas Dalam Cairan
Gas yang terdapat pada ruang di atas cairan akan dapat larut sebagian.
Kelarutannya bergantung pada sifat gas, sifat pelarut, suhu larutan dan tekanan parsial
gas dalam ruang tersebut. Gas seperti nitrogen, hldrogen, helium dan oksigen larut
sedikit dalam air, tetapi hidrogen klorida dan amonia sangat besar kelarutannya.
Nitrogen, oksigen dan karbon dioksida lebih besar kelarutannya dalam etil alkohol
dibandingkan dalam air, sedangkan hidrogen sulfida clan amonia lebih Iarut dalam air
dibandingkan etil alkohol.
B. Ringkasan Buku Pembanding
Kesetimbangan Fasa
Tinjaulah suatu sistem dengan satu jenis partikel pada tekanan dan jumlah partikel
konstan. Jika suhu dinaikkan secara perlahan mulai dari suhu rendah ke suhu tinggi, maka
pada suatu suhu tertentu terjadi perubahan fasa dari fasa likuid ke fasa uap. Misalkan Gc(T,p)
adalah energi bebas Gibbs pada fasa likuid dan Gu(T,p) ) adalah energi bebas Gibbs pada fasa
uap. Dalam Gambar 1.1 diperlihatkan kurva kedua energi-dalam diagram G-T. Perpotongan

8
kedua kurva menggambarkan transisi fasa. Di saat transisi fasa, kedua fasa itu bercampur
sehingga energi Gibbs adalah:
Gu+ Gc=G

Gambar 1.1 Diagram G-T suatu zat pada tekanan dan jumlah partikel konstan.
Dalam keadaan setimbang, dG = 0 sehingga :
dGl = -dGu
-SldT + Vldp + µldNl = SudT - Vudp - µudNu
Di saat transisi fasa, suhu dan tekanan konstan, sehingga
µldNl = -µudNu
Karena jumlah partikel konstan, maka dNl dNu sehingga pada T dan p konstan
µl = µu
Jadi, syarat kesetimbangan fasa adalah potensial kimiawi kedua fasa adalah sama.

Gas van der Waals


Gas vd Waals memenuhi persamaan

di mana v adalah volume satu molekul gas, a dan b konstanta.


Kurva-kurvan isotermal dari gas van der Waals adalah seperti Gambar 1.6. Titik A dan titik E
adalah dua keadaan dengan fasa berbeda. Pada titik A, molekul-molekul berfasalikuid dan di
titik E berfasa gas (uap). Hubungan potensial kimia antara kedua titik adalah

...............1.44a
ʚµ
Berdasarkan persamaan Gibbs-Duhem dµ = -sdT + vdp maka V = µ𝑝

9
.............. 1.44b

Gambar 1.2 Kurva-kurva isotermik gas van der


Waals dengan a= 2,2 x 10-49 dan b= 5 x 10-29
Karena titik A dan titik E pada tekanan yang sama,
dan jika luas arsiran di sebelah kiri dan sebelah
kanan dari titik C sama, maka integral dalam
persamaan (1.44b) sama dengan nol sehingga
berlaku
µu (E) = µc(A) (1.45)

Persamaan Clausius-Clapeyron
Kalor laten adalah sama dengan perbedaan entalpi dari dua fasa pada suhu transisi.
Kalor laten dapat dihubungkan dengan kebergantungan suhu transisi terhadap tekanan.
Misalkan,
dµ1 = -s1dT + v1dp
untuk fasa 1. Pada transisi fasa seperti persamaan µ1 + µ2 dan dµ1 + dµ2
sehingga
-s1dT + v1dp = -s2dT + v2dp
Atau:
𝑑𝑝 𝑆1−𝑆2
= 𝑉1−𝑉2
𝑑𝑇

Dengan menyatakan Δs = s1 – s2 dan Δv = v1- v2 sebagai perubahan entropi dan volume per
molekul, serta mendefenisikan kalor laten L T s maka diperoleh

10
Gambar 1.3 Garis-garis transisi yang memisahkan dua fasa dari suatu zat.
Inilah yang disebut persamaan Clausius-Clapeyron. Persamaan ini dapat diterapkan
pada garis transisi yang memisah dua fasa dari suatu zat di dalam diagram p-T seperti
Gambar 1.3.

Campuran Gas Ideal


Dalam suatu gas ideal molekul-molekul tidak berinteraksi satu sama lain. Demikian
juga dalam campuran gas-gas ideal. Oleh sebab itu, tekanan gas adalah jumlah dari tekanan-
tekanan parsial dari gas-gas tersebut,

Berbeda halnya dengan entropi; entropi campuran lebih besar dari pada jumlah
𝑁𝑖 𝑝𝑖
entropi-entropi murni,di mana ci = = adalah konsentrasi gaske-i.
𝑁 𝑝

Variasi energi bebas Gibbs adalah dG = -SdT + Vdp sehingga untuk gas ideal

Tetapi potensial kimiawi μ = G/N, sehingga

Integrasi dari suatu tekanan poke


tekanan p menghasilkan
µ(T, p) = µ(T, po) + kbTln (p/po)
Selanjutnya, dalam campuran beberapa gas ideal berlaku energi bebas Gibbs adalah jumlah
energi bebas Gibbs parsial,

11
Dengan μi=Gi /Ni maka potensial kimiawi komponen ke-i
µi(T, pi) = µ0i(T,p) + kBTlnci
Artinya, potensial kimiawi gas ke-i di dalam campuran dengan konsentrasi ciberbeda dengan
potensial kimiawinya dalam keadaan murni dengan perbedaan kBTlnci.
Selanjutnya perubahan energi bebas Gibbs karena pencampuran adalah

dan dengan itu, maka

Untuk dua komponen i dan j berlak

Campuran dan pemisahan fasa


Transisi fasa adalah perubahan sifat-sifat fisis suatu sistem ketika variabel
termodinamika seperti suhu atau tekanan berubah sedikit. Sebagai contoh, zat murni memiliki
tiga fasa yakni gas, cair dan padat. Dalam keadaan campuran dua jenis zat, entropi adalah

di mana konsentrasi adalah ci=Ni/Ndan c1+c2=1. Harga maksimum entropi campuran


tercapai jika c1=c2=1/2. Jika partikel-partikel sistem itu berinteraksi, maka energi rata-rata
dalam suku-suku ekspansi virial dapat ditentukan. Seperti telah dikemukakan dalam
persamaan (4.30), kontribusi koefisien virial B2 ke harga rata energi potensial campuran
adalah

12
di mana indeks atas pada B2 menyatakan interaksi dalam zat yang sama atau antara kedua zat.
Misalkan v0=V/N , dan

maka jumlah energi potensial interaksi partikel-partikel campuran kedua zat adalah

.......................(4.48)
Jika kedua zat tidak tercampur maka U12 dan

𝑉1 𝑉2 𝑉
Karena vo= 𝑁1 = 𝑁2 = 𝑁maka energi potensial interaksi dua zat yang tak tercampur adalah

Selisih persamaan (4.48) dan (4.49) adalah energi pencampuran

di mana

13
Berdasarkan energi bebas Helmholtz, F=U-TS, energi bebas zat-1 dalam campuran dapat
dihitung dengan persamaan (4.45) dan (4.50), dan hasilnya

di mana c=c1.

Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis zat-1 diungkapkan sebagai berikut.

Karena c=c1=N1/N maka / N (c / N) / c , sehingga dengan persamaan (4.52)


diperoleh

Pada konsentrasi rendah, c1<<1, ln[1/(1-c)] ᴝ c+c2/2 maka p1 dapat didekati seperti

Teori Landau Tentang Transisi Fasa


Telah dikemukakan bahwa ide teori mean-field adalah pengabaian korelasi antara
spin-spin. Untuk model Ising dapat dituliskan spin di titik kisi r sebagai m(r ) = m (r ) + ϕ(r)
dan interaksi bisa dinyatakan seperti

14
Landau menyadari bahwa ungkapan kualitatif dari teori mean-field bisa
disederhanakan melalui rumusan energi bebas. Karena m sangat kecil di suhu kritis, beralasan
untuk mengasumsikan kerapatan energi bebas f=F/V bisa dituliskan seperti

di mana a, b, c bergantung pada T. Asumsi untuk persamaan di atas adalah bahwa f


bisa diekspansi dengan deret ukur dalam m di sekitar m = 0 dekat dengan suhu kritis. Seperti
teori mean-field, meskipun asumsinya kurang tepat, namun teori Landau ini secara umum
sangat berguna. Untuk model Ising, Landaumengasumsikan bahwa f(m) simetris terhadap m
= 0, sehingga m3 dilupakan. Besara m disebut parameter order karena harganya nol jika
T>TC tidak sama dengan nol jika T<TC. Jadi, m itu mengkarakterisasikan sifat transisi.
Harga setimbang dari m adalah harga yang meminimumkan energi bebas. Dalam Gambar
6.18 diperlihatkan dua buah kurva f sebagai fungsi m dengan a=1. Kurva pertama dengan
b=c=2, sedangkan yang kedua –b=c=2. Terlihat, jika b>0 dan c>0, harga minimum f di m=0.
Tetapi jika b<0 dan c>0, harga minimum f di m 0. Untuk B=0,

Jika diasumsikan b =b0 (T-Tc) dan c > 0, maka dari persamaan diatas diperoleh

Gambar : Kerapatan energy bebas f sebagai fungsi m.


Dari kerapatan energy bebas f entropi adalah

15
16
BAB III
PEMBAHASAN
A. Kelebihan Buku
Buku utama sangat banyak kelebihannya, dari segi teori, contoh soal beserta
pejelasan yang sangat lengkap. Teori yang tertera pada buku ini sangat lengkap disertai
dengan rumus-rumus yang sangat mudah untuk dipahami yang disertai dengan cara-cara
penurnan rumusnya, kemudian banyak terlampir grafik, table dan gambar sehigga
membantu para pembaca untuk memahami teori yang tertera pada buku ini. Kemudian
pada buku ini selalu terlampir contoh soal yang disertai dengan cara penyelesaiannya
yang memudahkan para pembaca untuk memahami teori-teori yang tertera pada buku
ini. Lalu pada setiap akhir bab selalu tertera soal-soal yang bertujuan untuk menambah
wawasan para pembaca. Dan juga pada akhir bab selalu tertera daftar pustaka, sehingga
memudahkan para pembaca untuk mengetahui dari mana sumber materi tersebut
diambil.
Buku pembanding memiliki kelebihan, dari segi teori, beserta pejelasan yang sangat
lengkap. Rumus-rumus yang cukup mudah untuk dipahami yang disertai dengan cara-
cara penurnan rumusnya, kemudian banyak terlampir grafik, sehigga membantu para
pembaca untuk memahami teori yang tertera pada buku ini. Lalu pada setiap akhir bab
selalu tertera soal-soal yang bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca. Buku
ini diterakan ISBN dan bahasa yang digunakan cukup mudah untuk dipahami oleh
pembaca dan tulisan yang bagus.

B. Kekurangan Buku
Jika ditinjau dari segi teori, contoh soal beserta penyelesaian dan juga soal-soalnya
buku utama tidak memiliki kekurangan sedikit pun. Namun apabila ditinjau dari segi
penampilan buku ini sangat banyak sekali halamannya, sehingga membuat para pembaca
membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memahami isi dari buku tersebut.Buku ini
tidak terlalu menjelaskan teori secara detail, buku pembanding terpacu kepada rumus-
rumus saja. Dan dari segi materi buku ini kurang lengkap.

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Buku utama memuat contoh soal beserta pejelasan yang sangat lengkap. Teori
yang tertera pada buku ini sangat lengkap disertai dengan rumus-rumus yang
sangat mudah untuk dipahami. Pada buku pembanding memuat pejelasan yang
sangat lengkap. Rumus-rumus yang cukup mudah untuk dipahami yang disertai
dengan cara-cara penurnan rumusnya, kemudian banyak terlampir grafik, sehigga
membantu para pembaca untuk memahami teori sera dilengkapi dengan soal - soal
2. Pada buku utama, kelebihannya dari ialah teori sangat lengkap, terdapat contoh
soal beserta pejelasannya, terdapat rumus-rumus yang mudah untuk dipahami
yang disertai dengan cara-cara penurunan rumusnya, kemudian banyak terlampir
grafik, table dan gambar sehigga membantu para pembaca untuk memahami teori
yang tertera pada buku ini, serta tertera soal-soal latihan pada tiap akhir bab.
Adapun kekurangan buku utama ialah penampilan buku ini sangat banyak sekali
halamannya, sehingga membuat para pembaca membutuhkan waktu yang sangat
lama untuk memahami isi dari buku tersebut.
3. Pada buku pembanding, kelebihannya ialah pejelasan yang sangat lengkap,
terdapat rumus, dan grafik guna memudahkan pemahaman teori, terdapat soal –
soal latihan pada bagian akhir babserta bahasa yang digunakan cukup mudah
untuk dipahami oleh pembaca dan tulisan yang bagus. Adapun kekurangan dari
buku ini ialah tidak terlalu menjelaskan teori secara detail, buku pembanding
terpacu kepada rumus-rumus saja.

B. Saran
Buku utama dan buku pembanding memiliki kelebihan dan kekurangannya masing
– masing, dimana pada buku utama terdapat banyak teori dan buku pembanding banyak
memuat rumus. Adapun ssaran yang dapat diberikan ialah bila hendak menggunakan
buku sebagai referensi belajar, harus menggunakan lebih dari satu buku karena belum
tentu buku pegangan yang ada sudah mencakup semua materi pada satu pokok bahasan
sehingga diperlukan banyak referensi untuk belajar. Buku utama dan buku pembanding
ini bisa digunakan bersamaan untuk memahami pokok bahasan kesetimbangan fasa

18
DAFTAR PUSTAKA

Hardeli dan Syukri S. ( 2013 ). Kesetimbangan Fasa. Padang: Universitas Negeri


Padang.
Siregar, R.E. ( 2012 ). Fisika Statistik.Jatinangor: Universitas Padjadjaran.

19

Anda mungkin juga menyukai