BAB I
PENDAHULUAN
Garam Epsom ditemukan secara tidak sengaja. Penduduk memasak air dari
mata air pahit, ketika cairan menguap, penduduk memanen bubuk mineral
pertamanya yaitu pada 1695. Pada mulanya orang-orang minum air tersebut dari
cawan batu, mereka menggunakanya untuk “membersihkan” sistem mereka dan
menyembuhkan gangguan pencernaan. Garam Epsom menjadi sangat popular dan
kota tersebut menjadi satu dari destinasi spa pertama di Inggris.
Mata air lain kemudian diketemukan di lain daerah, dan mereka mengambil
keuntungan atas mata air Epsom yang asli. Semakin tertariknya orang-orang,
Nehemiah Grew mendokumentasikan penemuan tersebut dan mematenkan
industri garam Epsom. Dalam setahun, dia memproduksi sangat banyak dan lebih
murah ketimbang harus mengunjungi sumur Epsom dahulu.
Magnesium sulfat saat ini sudah tidak hanya berasal dari Inggris. Kita
memproduksinya dari batuan yang dinamakan Dolomit. Mineral ini melimpah di
pegunungan Tyrolean Selatan. Dolomit ditambang dalam skala besar dan dirubah
menjadi produk bermanfaat tersebut.
(Brooks, 2016)
Perencanaan pabrik magnesium sulfat ini memiliki tujuan utama yaitu untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri yang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Disamping itu mengingat produk magnesium sulfat ini juga merupakan produk
yang berorientasi pasar, maka perencanaan pabrik magnesium sulfat ini juga
dipakai sebagai produk komoditi ekspor sehingga mampu meningkatkan devisa
negara. Pendirian pabrik magnesium sulfat di Indonesia mempunyai peluang investasi
yang menjanjikan dan mempunyai profitabilitas yang tinggi.
produksi pabrik magnesium sulfat ini. Direncanakan pabrik berdiri pada tahun
2018. Kapasitas produksi pada tahun 2018 dihitung dengan menggunkan metode
semi average :
Keterangan :
Tahun dasar = tahun tengah kelompok 1 = 2013
y = kebutuhan produk (kg/tahun)
a = semi average kelompok 1 = 51647543,33
b = (selisih semi average kelompok 1 dan 2) / banyak data tiap kelompok
= 11061826
x = 6 (tahun 2018)
dengan demikian maka akan diperoleh persamaan :
y = a + bx
y = 51647543,33 + 11061826 (6)
y = 118018499,33 kg/tahun
Untuk perencanaan, pabrik direncanakan memproduksi 45% dari total
kebutuhan impor maka kapasitas produksi pabrik = 50.000.000 kg/tahun = 50.000
ton/tahun.
Sifat fisis :
Bentuk : Liquid
Warna : Kekuningan
Sifat kimia :
Titik lebur : 10,49 °C
Berat molekul : 98,07 gr/mol
Titik didih : 340 °C
Densitas : 1,84 gr/ml
Lain-lain : terurai dalam etanol 95%
Bersifat korosif terhadap logam
Merupakan senyawa polar
Pelarut yang baik untuk senyawa organik
(Perry, 1999)
B. Dolomit
Bahan baku Dolomit berasal dari batuan dolomit yang ditambang dari
kawasan pertambangan di Gresik. Menurut pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum Bandung,
batuan dolomit di Gresik adalah jenis batuan dolomit yang berkualitas tinggi,
yakni dengan kadar MgO 18% - 21% (PT. Sari Bumi Sidayu).
Sifat fisis :
Berupa batuan pejal
Warna putih keabu-abuan
Sifat kimia :
Rumus kimia (Ca,Mg,(CO3)2)
Tidak mudah menyala dan beracun
Kandungan senyawa dalam dolomit:
CaCO3 = 56,07 %
MgCO3 = 43,26 %
Fe2O3 = 0,24 %
H2O = 0,14 %
SiO2 = 0,29 %
(PT. Indo Bumi Agung,2011)
Produk
A. Magnesium Sulfat Heptahidrat (MgSO4.7H2O)
Sifat fisis :
Bentuk : Serbuk
Warna : Putih
Sifat kimia :
Berat molekul : 246,.8 gr/mol
Spesifik grafity : 1,68
Densitas : 1680 kg/m3
Titik leleh 150
Kelarutan : 72,40°
Kelarutan 17840
Kristalnya berbentuk rhombohedral
Tidak berwarna
(Kick Othmer 4ed, Vol.15)
B. Kalsium Sulfat (CaSO4)
Sifat kimia :
Berat molekul : 136,14 gr/mol
Spesifik grafity : 2,96
Densitas : 2960 kg/m3
Kelarutan : 0,2980°
Kelarutan : 0,1619100°
Putih kuning muda sampai abu-abu
Sebagai bahan pembuatan gypsum
(Perry 7ed, 1999)
Berdasarkan faktor – faktor diatas maka disediakan tanah seluas 27054 m2.
Pembagian luas pabrik adalah sebagai berikut :
1 1
4 2 2
11
5 12
6 7
1
100 1
8 9 10
m
17
15
14 13
18
16
1
19 20 21 22
4 1
300
m
BAB II
SELEKSI DAN URAIAN PROSES
Teknik Kimia
UPN “Veteran” Jawa Timur II-1
Pra Rencana Pabrik
Magnesium Sulfat dari Dolomit dan Asam Sulfat
Teknik Kimia
UPN “Veteran” Jawa Timur II-2
b) Pembuatan Magnesium Sulfat Heptahydrate dari Magnesit atau Dolomit
Pada proses ini prinsipnya adalah dimana campuran antara dolomit atau
MgCO3 yang dilarutkan dengan Asam Sulfat kemudian di filtrasi untuk
memisahkan CaSO4 dan MgSO4, dimana sebagian besar kandungan dari dolomit
adalah MgCO3 dan CaCO3 .
b. Reaksi utama
Dolomit dan larutan Asam Sulfat di reaksikan dalam reaktor pada suhu 90ºC,
dimana kandungan yang terdapat dalam Dolomit adalah sebagai berikut:
CaCO3 = 56,07%
MgCO3 = 43,26%
Fe2O3 = 0,15%
SiO2 = 0,29%
H2O = 0,14 %
Dari reaksi yang terjadi akan menghasilkan MgSO4 sebagai produk utama,
CaSO4 sebagai produk samping, dan gas CO2 serta impurities dalam MgSO4 yaitu
Fe2(SO4)3.
c. Pemisahan produk
Produk yang keluar dari Reaktor diumpankan ke dalam Rotary Drum Vacuum
Filter untuk memisahkan larutan Magnesium Sulfat dalam fasa cair dan cake dalam
bentuk padatan yang nantinya akan ditampung. Cake CaSO4 akan dijual sebagai
produk samping dan filtrat akan diumpankan ke evaporator untuk memekatkan
larutan tersebut.
d. Produk
Filtrat dari Rotary Drum Vacuum Filter yang mengandung MgSO4,
Fe2(SO 4)3, H2SO4, dan H2 O ditampung dalam tangki feed RDVF. Dari tangki
penampung di pompa menuju evaporator untuk di uapkan airnya sampai
konsentrasi MgSO4 mencapai 45%.
Larutan pekat dari evaporator ditampung di tangki Feed Crystalizer kemudian
di pompa ke Crystalizer untuk proses pembentukan Kristal MgSO4.7H2O yang
merupakan produk utama, dimana MgSO4 akan di lewatkan pada kondisi lewat
jenuh dengan cara didinginkan sampai suhu ±30ºC. Setelah kristal terbentuk
kemudian dipisahkan dari larutan induk (Mother Liquor) menggunakan
centrifuge. Mother Liquor sisa di pompa kemudian di recycle ke Crystalizer.
Setelah itu Kristal MgSO4.7H2O di angkut dengan Screw Conveyor masuk ke
dalam Rotary Dryer untuk dikeringkan dengan bantuan udara panas, kemudian
masuk ke Cooling Conveyer untuk mendinginkan produk dan MgSO 4.7H2O siap
di packing dalam kemasan per 50 kg.
Dolomit
Reaktor
H2SO4
CaSO4
(Kirk Othmer 4ed, Vol.15)