Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN KE-4

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FISIKA 1
PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI
METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

Dosen Pengampu Matakuliah:


Dr. Dra. Hj. Fauziatul Fajaroh, M.S.
Dr. Dra. Nazriati, M.Si.

Oleh:
Kelompok 3 Offering C 2017
Ahsanah Amalia (170331614031)*
Annida Dhea H. M. (170331614056)
Khoirul Inayati (170331614066)

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MEI 2019
A. JUDUL PERCOBAAN
Penentuan berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik
beku larutan.

B. TUJUAN PERCOBAAN
1. Menentukan berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik
beku larutan.
2. Menentukan presentase kesalahan penentuan berat molekul zat
nonelektrolit melalui penurunan titik beku.

C. DASAR TEORI
Berat molekul dapat ditentukan melalui beberapa metode
diantaranya metode kenaikan titik didih (ebulliscopic), metode penurunan
titik beku (cryoscopic), dan hipotesis avogrado. Penentuan berat molekul
menggunakan metode cryoscopic memiliki kelebihan dibandingkan
dengan dua metode lainnya. penentuan berat molekul melalui metode
cryoscopic didasarkan pada penurunan titik beku larutan yang lebih besar
dibandingkan kenaikan titik didihnya. Penurunan titik beku yang relative
besar emudahkan dalampengamatan.
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan jumlah partikel zat
terlarut dalam sejumlah tertentu pelarut. Pleh karena itu julah molekul atau
ion terlarut dalam sejumlah yang sama pelarut akan menghasilkan
penurunan titik beku dengan nilai yang sama pula. Berdasarkan hal ini,
dapat dikatakan bahwa penurunan titik beku yang disebabkan oleh suatu
molekul zat nonelektrolit adalah sama, tanpa memperhatikan jenis zat
terlarutnya, sepanjang jenis dan jumlah pelarutnya sama. Penurunan titik
beku yang diakibatkan oleh suatu mol partikel zat terlarut dalasau
kilogram pelarut disebut penurunan titik beku molwl, yang digunakan
sebagi tetapan untuk penentuan berat molekul zat terlarut.
Apabila g garam zat terlarut mempunyai berat molekl M terlarut
dalam p gram pelarut, menghasilkan penurunan titik beku sebesar ∆T f dan
tetapan penurunan titik beku molal Kf, maka berat molekul zat terlarut
tersebut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

M = g x 1000 xKf
px∆Tf

Sebelum mengekstrapolasi data dari perbedaan titik beku antara pelarut


dengan larutan, untuk mencari titik beku larutan atau pelarut tersebut
digambar grafik penurunan titik beku antara pelarut atau larutan terlebih
dahulu.
D. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
 Satu set peralatan pengukuran penurunan titik beku
 Neraca
 Gelas arloji
2. Bahan
 Aquades
 Zat non elektrolit (urea)

E. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut
Aquades
-ditimbang bejana bagian dalam
-dimasukkan aquades ke dalam bejana bagian dalam
-ditimbang sekali lagi bejana yang telah diisi pelarut
-dimasukkan termometer beckmann dan batang agitator
-ditempatkan pendingin delam bejana bagian luar
-ditempatkan bejana bagian dalam pada bejana bagian luar
yang telah berisi pendingin
-diaduk pendingin perlahan dan dibaca thermometer beckmann
per 30 sekon
-dikeluarkan bejana bagian dalam dengan thermometer
beckmann saat kristal terbenuk
Dipanaskan bejana dengan menggunakan tangan

hasil
2. Pengukuran titik beku larutan

Aquades

-ditimbang masa urea


-dilarutkan dalam pelarut secara sempurna
Dipastikan sampel tidak mengendap dalam bagian
termometer beckmann atau pada batang agitator
-ditentukan titik beku larutan dengan metode yang sama
dengan metode pengukuran titik beku pelarut
-ditentukan penurunan titik beku berdasarkan perbedaan
titikbeku antara pelarut dan larutan
Aquades
F. DATA PENGAMATAN
Massa urea : 1,0017 gram
Massa air : 30 gram
Suhu es : -5oC
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut
Waktu (menit) Suhu(ºC)
1 4,78
2 3,67
3 2,89
4 2,25
5 3,14
6 3,14
7 3,14
2. Pengukuran titik beku larutan
Waktu (menit) Suhu(ºC)
1 5,00
2 4,24
3 3,60
4 3,13
5 2,83
6 2,55
7 2,40
8 2,31
9 2,18
10 1,90
11 1,68
12 1,58
13 1,50
14 1,49
15 1,42
16 1,42
17 1,44
18 1,45
19 1,49
20 1,55
21 1,63
22 1,70
23 1,68
24 1,65
25 1,62
G. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Titik beku adalah temperatur tetap saat suatu zat atau senyawa tepat
mengalami perubahan wujud dari cair ke padat. Titik beku larutan adalah
temperatur saat kristal pertama dari pelarut mulai terbentuk dalam
kesetimbangan dengan larutan. Pada tekanan 1 atm, aquades membeku pada
temperatur 0 oC. Temperatur tersebut dinamakan titik beku normal air. Dengan
penambahan zat terlarut dalam air, titik beku air tidak lagi berada pada
temperatur 0 oC. Pada temperatur itu tekanan uap jenuh larutan lebih kecil dari
1 atm. Untuk membuat larutan dapat membeku kembali, temperatur larutan
harus diturunkan sampai tekanan uap jenuh larutan mencapai 1 atm.
Penurunan titik beku adalah selisih antara titik beku pelarut dan titik
beku larutan dimana titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut. Titik
beku pelarut murni seperti yang kita tahu adalah 0 0C. Karena adanya zat
terlarut misalnya saja gula atau urea yang ditambahkan ke dalam air maka titik
beku larutan ini tidak sama dengan 0oC melainkan akan menjadi lebih rendah
di bawah 0oC itulah penyebab terjadinya penurunan titik beku yaitu oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain cairan tersebut menjadi tidak
murni, maka akibatnya titik bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Praktikum kali ini bertujuan untuk menentukan berat molekul zat non
elektrolit melalui penurunan titik beku larutan, dan menentukan persentase
kesalahan penentuan berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik
beku larutan. Praktikum ini dilakukan dua kali percobaan yaitu pengukuran
titik beku pelarut dan pengukuran titik beku larutan. Dalam percobaan ini
digunakan air sebagai pelarut dan urea sebagai zat terlarut. Massa molekul urea
bisa diketahui dengan mengukur titik beku urea dan titik beku air lalu
menghitung berapa banyak penurunan titik beku yang terjadi. Hal tersebut
dijelaskan sebagai berikut.
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut
Pada pengukuran titik beku pelarut, hal pertama yang dilakukan
adalah mengisi bejana stainless dengan balok es hingga tingginya setinggi
½ tabung reaksi. Setelah itu pada es-es tersebut ditambahkan dengan
garam dapur secukupnya. Penambahan garam bertujuan untuk
menurunkan titik lebur dari balok es-es sehingga balok esnya tidak mudah
mencair pada suhu ruang. Penambahan garam tidak terlalu banyak dan
tidak terlalu sedikit. Hal itu dikarenakan terlalu banyaknya garam dapur
akan mempengaruhi proses penurunann titik beku dan hasil yang didapat
kemungkinan kurang akurat, sedangkan apabila garam yang digunakaan
terlalu sedikit, penurunan titik beku tidak mencapai suhu yang paling
rendah dan akurat, serta pada pembentukkan kristal urea terjadi dengan
tidak sempurna.
Langkah selanjutnya adalah menimbang massa air sebagai pelarut
seberat 30 gram dengan neraca ohauss. Kemudian dimasukkan tabung
reaksi bagian tengah-tengah bejana yang sudah berisi es batu dan
memasukkan termometer Beckmann beserta batang agitator kedalam
tabung reaksi. Ketika termometer dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
diusahakan agar termometer tidak menyetuh dinding tabung karena akan
membuat termometer jadi tidak stabil yang dapat mempengaruhi
temperatur titik beku pelarut. Sebelum penghitungan suhu, termometer
harus dalam temperatur yang stabil. Termometer harus selalu tegak lurus
agar air raksa yang terdapat pada temometer akan pecah saat proses
pengukuran suhu yang dapat mempengaruhi hasil pengkuruan.
Langkah berikutnya, mengaduk dengan konstan pelarut dalam tabung
reaksi menggunakan batang agitator agar proses pendinginan terjadi
merata. Saat suhu menunjukkan pada 6 ⁰C, dimulai menyalakan stopwatch
atau penghitung waktu. Setiap satu menit dicatat suhu pelarut. Penurunan
suhu berlangsung hingga diperoleh suhu yang konstan. Berikut hasil yang
diperoleh:
Tabel 1
Waktu (menit) Suhu(ºC)
1 4,78
2 3,67
3 2,89
4 2,25
5 3,14
6 3,14
7 3,14
Dari tabel 1, dapat digambar hubungan antara waktu dengan suhu
pelarut menggunakan kurva. Hal tersebut ditunjukkan sebagai berikut:

Hubungan antara suhu dengan waktu pada penentuan titik beku


pelarut
6

4
Suhu (oC)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu (detik)

Titik beku konstan yang terjadi pada pelarut adalah pada temperatur
3,14oC.

2. Pengukuran Titik Beku Larutan


Pada percobaan ini, langkah pertama yang dilakukan adalah
menimbang urea dengan neraca analitik. Hasil yang penimbangan yang
diperoleh adalah 1,0017 gram. Setelah itu masukkan urea dalam tabung
reaksi yang berisi air yang telah digunakan pada percobaan sebelumnya,
yang telah diketahui titik bekunya. Setelah itu langkah berikutnya,
mengaduk dengan konstan larutan dalam tabung reaksi menggunakan
batang agitator agar proses pendinginan terjadi merata. Saat suhu
menunjukkan pada 6 ⁰C, dimulai menyalakan stopwatch atau penghitung
waktu. Setiap satu menit dicatat suhu larutan. Penurunan suhu berlangsung
hingga diperoleh suhu yang konstan. Berikut hasil yang diperoleh:

Tabel 2
Waktu (menit) Suhu(ºC)
1 5,00
2 4,24
3 3,60
4 3,13
5 2,83
6 2,55
7 2,40
8 2,31
9 2,18
10 1,90
11 1,68
12 1,58
13 1,50
14 1,49
15 1,42
16 1,42
17 1,44
18 1,45
19 1,49
20 1,55
21 1,63
22 1,70
23 1,68
24 1,65
25 1,62

Dari tabel 2, dapat digambarkan dengan kurva yang menyatakan


hubungan antara waktu dengan suhu larutan. Hal ini ditunjukkan sebagai
berikut:

Hubungan antara suhu dengan waktu pada penentuan titik beku larutan
6

4
Suhu (oC)

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (detik)
Dari kurva, dapat disimpulkan bahwa titik beku larutan urea adalah
pada temperatur kurang lebih 2oC.
Untuk menghitung berat molekul urea, maka harus menghitung
penurunan titik beku larutan urea terhadap titik beku pelarut.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan Penurunan Titik Beku Larutan Urea terhadap Pelarut
Yang diketahui:
 Titik beku pelarut: 3,14oC
 Titik beku larutan: 2,00oC
Dari data di atas dapat dihitung penurunan titik beku larutan urea, yaitu:

∆Tf = Titik beku pelarut – Titik beku larutan


∆Tf = 3,14oC – 2,00oC
∆Tf = 1,14oC
Penurunan titik beku larutan terhadap pelarut adalah sebesar 1,14oC.

b. Perhitungan Berat Molekul Urea


Yang diketahui :
 Massa urea percobaan = 1,0017 g
 Massa air = 30 g
 Kf urea = 1,86 oC g/mol
 ∆Tf = 1,14oC
Dari data dapat dihitung berat molekul urea dengan:
∆Tf = Kf.m
m urea 1000
∆Tf = Kf . ×
BM urea mair
murea 1000
BM urea = Kf urea . ×
∆ Tf m air
1,0017 g 1000
BM urea = 1,86 0C g/mol . ×
1,14 ℃ 30 g
BM urea = 54,48 g/mol
Jadi, berat molekul urea hasil perhitungan adalah 54,48 g/mol
c. Persentase Kesalahan
Yang diketahui:
 Berat molekul urea teori = 60 g/mol
 Berat molekul urea perhitungan = 54,48 g/mol
Untuk menghitung persen kesalahan pada percobaan penentuan berat
molekul urea melalui metode penurunan titik beku sebagai berikut :
massa teoritis−massa eksperimen
% kesalahan = ×100 %
massa teoritis
g g
60 −54,48
mol mol
= ×100 %
g
60
mol
= 9,2 %
Persen kesalahan yang diperoleh dari percobaan ini adalah sebesar 9,2 %.

H. SIMPULAN
1. Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
berat molekul urea secara perhitungan berdasarkan percobaan adalah
sebesar 54,48 g/mol.
2. Dari berat molekul urea yang telah dihitung, dapat diperoleh persen
kesalahan sebesar 9,2 %.
I. TUGAS
1. Buatkah kurva pendinginan pelarut yang menunjukkan hubungan
antara suhu dan waktu.
Jawab:

Hubungan antara suhu dengan waktu pada penentuan titik beku


pelarut
6

4
Suhu (oC)

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Waktu (detik)

2. Buatlah kurva pendinginan larutan yang menunjukkan hubungan


antara suhu dan waktu.
Jawab:

Hubungan antara suhu dengan waktu pada penentuan titik beku larutan
6

4
Suhu (oC)

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (detik)
3. Tentukan penurunan titik beku larutan terhadap pelarut.
Diketahui:
 Titik beku pelarut: 3,14oC
 Titik beku larutan: 2,00oC
Jawab:

∆Tf = Titik beku pelarut – Titik beku larutan


∆Tf = 3,14oC – 2,00oC
∆Tf = 1,14oC

4. Tentukan berat molekul sampel (urea).


Diketahui :
 Massa urea percobaan = 1,0017 g
 Massa air = 30 g
 Kf urea = 1,86 oC g/mol
 ∆Tf = 1,14oC
Jawab:
∆Tf = Kf.m
m urea 1000
∆Tf = Kf . ×
BM urea mair
murea 1000
BM urea = Kf urea . ×
∆ Tf m air
1,0017 g 1000
BM urea = 1,86 0C g/mol . ×
1,14 ℃ 30 g
BM urea = 54,48 g/mol

J. DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter dan Julio De paula. Physical Chemistry 9th edition.
NewYork: W. H. Freeman and Company.
Chang, Raymond. 2010. Chemistry 10th Ed. New York: Mc Graw Hill.
Gillis, Oxtoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid I. Jakarta:
Erlangga.
KBK KIMIA FISIKA. 2019.Petunjuk Praktikum Kimia
Fisika.Malang:Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.
LAMPIRAN
1. Pengukuran titik beku pelarut

Gambar 1.1 Gambar 1.2


Penimbangan massa Penimbangan massa Gambar 1.3
tabung reaksi besar dan tabung reaksi besar, gelas Menyiapkan es dalam
gelas beaker, kemudian beaker dan akuades. baskom
dimasukkan akuades 30
gram.

Gambar 1.4 Gambar 1.5 Gambar 1.6


Suhu es dalam baskom Setelah suhu es dalam Tabung reaksi besar
diukur hingga mencapai berisi akuades dikocok
baskom mencapai -5C,
menggunakan pengaduk.
-5C tabung reaksi besar berisi
akuades dimasukkan ke
es beserta termometer
beckmann dan pengaduk.
Gambar 1.7
Diamati perubahan suhu
setiap menit hingga suhu
konstan

2. Pengukuran titik beku larutan

Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3


Penimbangan massa urea Menyiapkan es dalam Suhu es dalam baskom
baskom. diukur mencapai -5C

Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6


Setelah suhu es dalam Tabung reaksi besar Diamati perubahan suhu
baskom mencapai -5C, berisi urea dan akuades setiap menit hingga suhu
dimasukkan urea kedalam dikocok menggunakan konstan.
tabung reaksi besar berisi pengaduk.
pelarut.

Anda mungkin juga menyukai