Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN SIFAT KIMIA FISIK BAHAN

PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE


PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dr. Adilah Aliyatulmuna, S.T., M.T
Endang Ciptawati, S.Si., M.Si.

Oleh
Kelompok 1 Offering I
Aksyal Khowarie Mulyawan (200332618028)
Alfiya Nur Fatimah (200332618087)
Al Izza Hafilah (200332618113)

LABORATORIUM KIMIA FISIK


DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
MARET 2022
PENENTUAN BERAT MOLEKUL MELALUI METODE
PENURUNAN TITIK BEKU (CRYOSCOPIC)

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat menentukan berat molekul zat non elektrolit melalui
penurunan titik beku larutan dan menentukan persentase kesalahan penentuan
berat molekul zat non elektrolit melalui penurunan titik beku larutan

B. Dasar Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis
zat terlarut tetapi hanya bergantung pada konsentrasi partikel zat terlarutnya.
Sifat koligatif larutan terdiri dari dua jenis, yaitu sifat koligatif larutan
elektrolit dan sifat koligatif larutan non elektrolit. Salah satu sifat koligatif
yang kita ketahui yaitu penurunan titik beku. Penurunan titik beku adalah sifat
koligatif di mana suhu beku pelarut murni menurun sebanding dengan jumlah
molekul zat terlarut dalam pelarut. Massa yang diketahui dari zat terlarut yang
ditambahkan dan titik beku dari pelarut murni memungkinkan adanya
perhitungan yang akurat dari berat molekul zat terlarut. Penurunan titik beku
yang diakibatkan oleh satu mol partikel zat terlarut dalam satu kilogram
pelarut disebut penurunan titik beku molal, yang digunakan sebagai tetapan
untuk penentuan berat molekul zat terlarut.
Apabila g gram zat terlarut mempunyai berat molekul, terlarut dalam p

gram pelarut, menghasilkan penurunan titik beku sebagai ΔTf dan tetapan titik

beku molal Kf. Maka berat molekul zat terlarut tersebut dapat dihitung dengan
persamaan:

BM =
Metode cryoscopic secara resmi diperkenalkan pada tahun 1880-an ketika
Francis-Marie Raoult menerbitkan bagaimana zat terlarut menekan titik beku
berbagai pelarut seperti benzena, air, dan asam format. Dia menyimpulkan
dari eksperimennya "jika satu molekul suatu zat dapat dilarutkan dalam 100
molekul pelarut tertentu, maka suhu pelarut diturunkan dengan kenaikan suhu
tertentu". Berdasarkan penelitian Raoult, Ernst Otto Beckmann menemukan
termometer Beckmann dan peralatan titik beku terkait, yang merupakan
peningkatan signifikan dalam mengukur nilai penurunan titik beku untuk
pelarut murni. Kesederhanaan, kemudahan, dan akurasi peralatan ini telah
memungkinkannya untuk tetap sebagai standar saat ini dengan sedikit
modifikasi untuk penentuan berat molekul senyawa yang tidak diketahui.

C. Alat dan Bahan


- Alat
1. Alat
2. Satu set peralatan pengukuran titik beku
3. Neraca
4. Gelas Arloji
- Bahan
1. Aquades
2. Zat non elektrolit (urea, glukosa, atau sukrosa)
3. Es Batu
4. Garam (NaCl teknis)

D. Prosedur Kerja
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut

Pelarut (Air)

Ditimbang massa dari bejana bagian dalam dengan sekaligus karet


penutupnya

Dimasukkan pelarut ke dalam bejana bagian dalam kemudian diukur


massanya
Ditutup bejana bagian dalam dengan karet penutup dan dimasukkan
termometer Beckmann dan batang agitator

Ditempatkan pendingin dalam bejana bagian luar

Ditempatkan bejana bagian dalam pada bejana bagian tengah dan


ditempatkan bejana bagian tengah dalam bejana bagian luar. Dibaca
termometer Beckmann tiap menit

Diambil titik beku pada kurva pendinginan

Dikeluarkan bejana bagian dalam dengan termometer Beckmann


masih di dalamnya ketika kristal terbentuk, dari bejana bagian tengah
dan panaskan dengan tangan untuk mencairkan kristal yang terbentuk

Ditempatkan bejana bagian dalam ke dalam bejana bagian tengah lagi


ketika kristal mencair

Titik beku pelarut dicari dengan cara tersebut diatas, gambaran lebih
rinci, pertama cari titik beku secara kasar, dan kemudian ulangi
pengukuran dengan carayang sama dari titik beku untuk penentuan
titik beku sebagai rata-rata dari beberapa pembacaan

Hasil
2. Pengukuran Titik Beku Larutan

Sampel

Ditimbang massa sampel dengan menimbang botolnya

Dilarutkan sampel secara sempurna dengan pelarut. Dipastikan sampel


tidak mengendap pada bagian-bagian termometer atau batang
pengaduk agitator

Ditentukan titik beku dengan menempatkan pendingin dalam bejana


bagian luar, bejana bagian dalam diletakkan pada bejana bagian
tengah, dan bejana bagian tengah pada bagian luar

Dibaca termometer Beckmann tiap menit dan digambar kurva

Ditentukan penurunan titik beku berdasarkan perbedaan titik beku


antara pelarut dan larutan

Dihitung berat molekul

Hasil
E. Data Pengamatan dan Perhitungan

Massa bejana bagian dalam + karet penutup 178,83 gram


Massa bejana bagian dalam + karet penutup + pelarut 227,37 gram
Massa pelarut 48,54 gram
Berat urea yang ditimbang 1,57 gram

Tabel 1. Hubungan antara suhu dan waktu pada pendinginan pelarut

Waktu (menit) Suhu (⁰C)


1 BT
2 BT
3 BT
4 BT
5 BT
6 BT
7 BT
8 BT
9 BT
10 BT
11 5,05
12 4,26
13 3,55
14 2,94
15 2,30
16 1,82
17 1,47
18 2,48
19 2,70
20 2,87
21 2,87
22 2,86
23 2,86
24 2,86
25 2,86

Dari table di atas dapat dibuat kurva pendinginan yang menunjukkan hubungan
antara suhu dan waktu yang akan digunakan untuk menentukan titik beku pelarut.
 Kurva Pendinginan pelarut

4
Suhu (˚C)

0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)

Tabel 2. Hubungan Antara Suhu Dan Waktu Pada Pendinginan Larutan


Waktu (menit) Suhu°C
1 BT
2 BT
3 BT
4 BT
5 6,00
6 4,93
7 3,91
8 3,20
9 2,51
10 1,92
11 1,55
12 1,04
13 1,85
14 1,90
15 1,93
16 1,93
17 1,93
18 -
19 -
20 -
21 -
22 -
23 -
24 -
25 -

Dari data diatas diperoleh grafik hubungan antara suhu dan waktu pada pendingin
lautan :

Kurva Pendinginan
7
Larutan
6

4
Suhu°

3 Suhu (⁰C)
C

Linear (Suhu
2 (⁰C))

1 y = -0.2936x +
5.8914
R² = 0.6172
0
0 5 10 15 20
Waktu
(menit)
 Penurunan Titik Beku Larutan Terhadap Pelarut
Diketahui :
Titik beku pelarut murni : 2,86°C
Titik beku larutan : 1,93°C
Jawab :
∆Tf = titik beku pelarut murni – titik beku larutan
∆Tf = 2,86°C – 1,93°C
∆Tf = 0,93°C

 Berat Molekul Urea


Diketahui :
Massa terlarut (urea) : 1,57 gram
Massa pelarut (air): 48,54 gram
Kf urea : 1,86°C. g/mol
∆Tf = 0,93°C
Jawab :
𝑔 𝑥 1000 𝑥 𝐾𝑓
BM = 𝑝 𝑥 ∆𝑇𝑓
1,57 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000 𝑥 1,86℃.𝑔/𝑚𝑜𝑙
BM = 48,54 𝑔 𝑥 0,93℃

BM = 64,69 g/mol
Jadi, berat molekul urea hasil perhitungan yaitu 64,69 g/mol

 % Kesalahan
BM urea teoritis : 60 g/mol
BM urea eksperimen : 64,69 g/mol
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛−𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
% kesalahan = x 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠
𝑔 𝑔
64,69 −60
𝑚𝑜𝑙 𝑚𝑜𝑙
% kesalahan = 𝑔 x 100%
60
𝑚𝑜𝑙

% kesalahan = 7,82%
F. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, yakni mengenai penentuan berat molekul melalui
metode penurunan titik beku (Cryoscopic). Tekanan uap larutan lebih rendah daripada
tekanan uap pelarut murni. Hal ini menyebabkan penurunan titik beku larutan menjadi
lebih rendah dibandingkan penurunan titik beku pelarut murni. Selisih temperatur titik
beku larutan dengan titik beku pelarut murni disebut penurunan titik beku (ΔTf). Pada
praktikum kali ini dilakukan dua percobaan, yakni pengukuran titik beku pelarut dan
pengukuran titik beku larutan.
1. Pengukuran Titik Beku Pelarut
Pada percobaan yang pertama ini, dilakukan dengan menimbang massa bejana
bagian dalam sekaligus dengan karet penutupnya. Kemudian diisi bejana bagian
dengan pelarut, disini pelarut yang digunakan yakni pelarut air yang kemudian
ditimbang. Hasil dari penimbangan dikurangi dengan hasil penimbangan pertama
agar mendapatkan massa netto dari pelarut. Bejana bagian luar diisi dengan
bongkahan es dan garam dapur. Penambahan garam dalam es batu adalah untuk
menjaga atau menghambat es batu tersebut mencair. Kemudian, tabung reaksi yang
berisi pelarut diletakkan dibagian dalam bejana, diposisikan tabung reaksi berada di
tengah-tengah es batu yang ada di dalam bejana. Diletakkan termometer beckmann
beserta batang pengaduk agitator ke dalam tabung reaksi. Perlu diperhatikan juga,
jangan sampai termometer menyentuh dinding tabung reaksi, karna itu bisa
mempengaruhi temperatur penurunan titik beku yang diamati. Posisi temperatur
juga harus tegak, tidak boleh ditidurkan karena air raksa yang terdapat dalam
termometer akan pecah dan menyebabkan hasil perhitungan menjadi tidak akurat.
Jika posisi sudah diatur, bisa dimulai untuk proses pengadukan. Pada proses
pengadukan ini harus berjalan konstan, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat
karena hal ini dapat mempengaruhi naik turunnya suhu pelarut. Setelah suhu turun,
dicatat penurunan suhunya tiap 1 menit hingga terjadi overcooling dan suhu
menjadi konstan dan ketika kristal terbentuk, keluarkan tabung reaksi dengan
termometer beckmen masih didalamnya, kemudian panaskan bagian bawah tabung
reaksi dengan menggunakan telapak tangan. Ketika kristal sudah mulai mencair,
diulang proses pengadukan. Kemudian dari data yang didapat maka dapat dibuat
kurva pendinginan yang menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu yang
nantinya akan digunakan untuk menentukan titik beku pelarut.
2. Pengukuran Titik Beku Larutan
Pada percobaan kedua ini, dilakukan dengan menimbang massa sampel. Setelah
ditimbang, sampel dilarutkan dalam pelarut yang ada pada percobaan pertama.
Dikeluarkan tabung reaksi yang berisi pelarut tersebut tanpa mengeluarkan
termometer dan batang pengaduk, hal ini bertujuan agar perubahan suhu pada
termometer beckmann tidak mendadak dan membuat termometer beckmann pecah.
Harus dpastikan sampel yang dilarutkan tidak mengendap pada bagian-bagian
termometer beckmann ataupun batang pengaduk agitator bejana bagian dalam yang
tidak terendam pelarut. Sebelum diletakkan di dalam bejana, pastika es batu dalam
bejana tidak mencair, jika sudah banyak yang mencair ditambahkan es batu lagi
dengan garam kasar agar memperlambat proses pencairan es batu. Kemudian,
tabung reaksi tersebut diletakkan di tengah tengah es batu yang ada di dalam bejana
sama seperti pada percobaan pertama. Setelah itu, di aduk dengan proses sama
seperti percobaan pertama dimana proses pengadukan harus berjalan konstan.
Dicatat suhu tiap menit hingga terjadi overcooling dan suhu menjadi konstan. Dari
data data yang sudah diketahui, maka dapat ditentukan untuk penurunan titik beku
berdasarkan perbedaan titik beku antara pelarut dan larutan kemudian dapat
menghitung berat molekul.

G. KESIMPULAN
1. Titik beku pelarut murni adalah 2,86 °C, sedangkan untuk titik beku larutan adalah
1,93 oC sehingga penurunan titik beku larutan terhadap pelarut adalah 0,93 oC
2. BM perhitungan adalah 64,69 g/mol
3. Persen kesalahannya sebesar 7,82%, hal ini bisa saja terjadi karena kurang
akuratnya penentuan titik beku pelarut dan larutan dalam percobaan ini
DAFTAR PUSTAKA
Barron, A. 2012. Physical Methods in Chemistry and Nano Science. Texas: Connexions, Rice
University.
Daniels et al. 1970. Experimental Physical Chemistry 7th Ed. New York: Mc Graw Hill.
Rony, K.A. 2020. Kimia Fisika II. Palembang: RAFAH Press
Tim Kimia Fisika. 2020. Petunjuk Praktikum Pengukuran Sifat Kimia Fisika Bahan.
Universitas Negeri Malang
Tony Bird. 1987. Penuntun Praktikum untuk Universitas. Jakarta: PT. Gramedia.
https://youtu.be/LBmzQL6j4NE
LAMPIRAN

Penimbangan massa beaker glass

Penempatan tabung reaksi di tengah


bongkahan es batu dengan di dalamnya diberi
batang pengaduk dan thermometer beckmann

Proses pengadukan
Tugas :
1. Buatlah kirva pendinginan pelarut yang menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu
Jawab :

Kurva Pendinginan
6
Pelaut

4
Suhu°

3
Suhu
C

(⁰C)
2 y = -0.0802x + Linear (Suhu
(⁰C))
4.3605
R² = 0.1686
1

0
0 5 10 15 20 25 30
waktu
(menit)

2. Buatlah kurva pendinginan larutan yang menunjukkan hubungan antara suhu dan waktu
Jawab :

Kurva Pendinginan
7 Larutan
6

3 Suhu
(⁰C)
2

1 y = -0.2936x +
5.8914
R² = 0.6172
0
0 5 10 15 20
Waktu
(menit)
3. Tentukan penurunan titik beku larutan terhadap pelarut
Diketahui :
Titik beku pelarut murni :
2,86°C Titik beku larutan :
1,93°C Jawab :
∆Tf = titik beku pelarut murni – titik beku larutan
∆Tf = 2,86°C – 1,93°C
∆Tf = 0,93°C

4. Tentukan berat molekul sampel


Diketahui :
Massa terlarut (urea) : 1,57 gram
Massa pelarut (air) : 48,54 gram
Kf urea : 1,86°C
∆Tf = 0,93°C
Jawab :
𝑔 𝑥 1000 𝑥 𝐾𝑓
BM = 𝑝 𝑥 ∆𝑇𝑓
1,57 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑥 1000 𝑥 1,86℃.𝑔/𝑚𝑜𝑙
BM = 48,54 𝑔 𝑥 0,93℃

BM = 64,69 g/mol
Jadi, berat molekul sampel hasil perhitungan yaitu 64,69 g/mol

Anda mungkin juga menyukai