Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

DISUSUN OLEH :

Nama : Muhammad Rizqi Ramadhan

NIM : 13716010

Kelompok :3

Tanggal Praktikum : Rabu, 20/09/2017

Tanggal Pengumpulan : Rabu, 07/09/2017

Asisten Praktikum : Rifki Alfiansyah / 10514046

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
PERCOBAAN K-1

VISKOSITAS CAIRAN SEBAGAI FUNGSI SUHU

I. Tujuan
1. Menentukan viskositas cairan dengan metode Ostwald
2. Menentukan pengaruh suhu terhadap viskositas cairan
3. Menentukan nilai energi ambang(E)
4. Menentukan tetapan Van der Walls

II. Prinsip Percobaan

Viskositas didefinisikan sebagai tahanan yang dilakukan suatu lapisan fluida


terhadap lapisan lain. Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan didalam fluida. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas rendah, dan sebaliknya fluida yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas tinggi.Setiap cairan memiliki viskositas yang berbeda-
beda. Viskositas yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

 Temperatur, viskositas akan turun ketika suhu naik


 Adanya ikatan hidrogen, viskositas naik
 Adanya ikatan rangkap, viskositas naik
 Berat molekul, ketika berat molekulnya tinggi maka viskositas akan tinggi
 Jumlah atom karbon, semakin rendah jumlah atom karbonnya, semakin rendah pula
daya tarik antar molekulnya yang menyebabkan cairan tersebut memiliki viskositas
rendah
 Tekanan, viskometer cairan naik dengan naiknya tekanan sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.

Viskositas dapat diukur menggunakan beberapa metode, salah satunya yaitu metode
viskometer Ostwald. Prinsip kerja dari percobaan penentuan viskositas metode
Ostwald adalah mengukur waktu alir suatu sampel cairan ketika bergerak melewati
dua titik yang telah ditentukan akibat adanya gaya gavitasi. Waktu alir dari cairan
yang diuji lalu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang
viskositasnya telah diketahui, biasanya digunakan air sebagai pembanding. Saat
pengukuran waktu alir cairan pembanding, harus digunakan alat yang sama dengan
alat saat pengukuran waktu alir sampel cairan.
Hasil pengukuran waktu (t), rapat massa (𝜌) cairan sampel terhadap waktu (t0) dan
rapat massa (𝜌0) cairan pembanding yang diketahui viskositasnya pada suhu
pengukuran. Dinyatakan sebagai berikut
η 𝜌𝑡
=
η0 𝜌0 t0

Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam keadaan setimbang, maka sebelum
suatu lapisan molekul menembus lapisan molekul lain dibutuh suatu energi tertentu (E).
Menurut hokum distribusi Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energy yang
diperlukan untuk mengalir dihubungkan dengan faktor eE/RT. Pengaruh suhu terhadap
viskositas dinyatakan dengan persamaan:

η = A eE/RT

Untuk cairan yang terasosiasi, Batschinski mengemukakan persamaan empiric


yang mengaitkan koefisien viskositas dengan volume jenis pada suhu yang sama
sebagai :

𝑐 η
η= v=b+ = b +cΦ
𝑣−𝑏 𝑐

b dan c adalah tetapan yang bergantung pada jenis zat cair dan v adalah volume
jenis dalam cm3/gram. Ditemukan bahwa tetapan b praktis dengan tetapan Van der
Waals cairan yang bersangkutan.
III. Data Pengamatan

T ruang (oC) : 24 ± 0,05 oC

Massa piknometer 1 kosong : 20,67 gram

Massa piknometer 2 kosong : 30,24 gram

Massa piknometer 1 + air : 46,43 gram

Massa piknometer 2 + air : 64,35 gram

Tabel 1 waktu alir larutan pada berbagai suhu

t (s)
ZAT T (oC)
t1 (s) t2 (s) t3 (s) t rata rata(s)

25 7,32 6,25 6,94 6,93

30 6,83 7,14 6,75 6,91


Air
35 5,77 5,84 5,97 5,86

40 5,68 5,85 5,71 5,75

25 20,99 20,24 20,25 20,49

30 20,16 19,88 19,97 20


Kloroform
35 19,37 19,68 19,62 19,56

40 19,28 18,67 18,28 18,74

25 5,52 6,08 5,57 5,72

30 5,07 5,35 5,21 5,21


Toluena
35 5,11 5,06 5,16 5,11

40 4,05 5,01 4,50 4,52


25 2,72 2,98 2,9 2,87

30 2,76 2,81 2,77 2,78


Metanol
35 2,68 2,77 2,54 2,66

40 2,72 2,59 2,55 2,62

Tabel 2 Massa piknometer dan berbagai zat

Massa pikno + zat


Massa sampel
Zat T (oC) (gram)
(gram)
Pikno 1 Pikno 2

25 57,73 37,06

30 57,77 37,01
Kloroform
35 57,49 36,82

40 56, 54 35,87

25 59,33 29,09

30 59,11 28,87
Toluena
35 59,10 28,86

40 59,24 29,00

25 57,86 27,62

30 40,41 19,74
Metanol
35 40,33 19,66

40 40,18 19,31
IV. Pengolahan Data

a. Penentuan Volume Piknometer

Rumus umum :

Wpikno+air− Wpikno kosong


Vpiknometer = 𝜌𝑎𝑖𝑟

46,43 gr − 20,67 gr
Vpiknometer 1 = = 25,76 𝑚𝐿
1𝑔𝑟/𝑚𝐿

64,35 gr − 30,24 gr
Vpiknometer 2 = = 34,11 𝑚𝐿
1𝑔𝑟/𝑚𝐿

ρair = 1gram/mL

Tabel 3 Massa dan volume Piknometer

Piknometer Wpikno+air Wpikno kosong Volume Piknometer


(gram) (gram) (mL)

1 46,43 20,67 25,76

2 64,35 30,24 34,11

b. Penentuan 𝜌 Zat

Rumus umum :
Wpikno+zat− Wpikno kosong
𝜌zat =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑃𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟

57,73 gr − 20,67 gr 𝑔𝑟
𝜌zat = = 1,438
25,76 𝑚𝐿 𝑚𝐿
Tabel 4 Massa jenis cairan

Massa pikno + zat


Massa jenis
Zat T (oC) (gram)
sampel (gr/mL)
Pikno 1 Pikno 2

25 57,73 1,438

30 57,77 1,440
Kloroform
35 57,49 1,429

40 56, 54 1,392

25 59,33 0,852

30 59,11 0,846
Toluena
35 59,10 0,846

40 59,24 0,850

25 57,86 0.809

30 40,41 0,766
Metanol
35 40,33 0,763

40 40,18 0,757

c. Penentuan η zat

Rumus umum :

t zat × 𝜌 𝑧𝑎𝑡
ηzat = × ηair
t air × 𝜌 𝑎𝑖𝑟

20,49 × 1,438
ηzat = × 1,02 𝑥 10−3 = 0,003323N s/m2
6,93 × 1
Tabel 5 Viskositas cairan

Temperatur tAVG zat


Zat 𝜌 𝑧𝑎𝑡 (gr/mL) ηzat (N s/m2 )
(oC) (s)

25 20,49 1,438 0,003793

30 20 1,440 0,003323
Kloroform
35 19,56 1,429 0,003429

40 18,74 1,392 0,002962

25 5,72 0,852 0,000704

30 5,21 0,846 0,000500


Toluena
35 5,11 0,846 0,000530

40 4,52 0,850 0,000513

25 2,87 0.809 0,000335

30 2,78 0,766 0,000245


Metanol
35 2,66 0,763 0,000249

40 2,62 0,757 0,000225

25 6,93 0,99704 0,001016

30 6,91 0.99571 0,001012


Air

35 5,86 0.99408 0,000857

40 5,75 0.99225 0,000839

d. Penentuan E dan A
Ln η=

y= mx + c
ln A= c E/R=m
Tabel 6 1/T dan ln η

ln η
Larutan T ( C)o
T (K) -1
1/T (K ) ηzat (N s/m )
2
(N s/m2 )

25 298 0,0003557 0,003793 -5,5745

30 333 0,0003003 0,003323 -5,7068


Kloroform
35 338 0,0002958 0,003429 -5,6754

40 343 0,0002915 0,002962 -5,8218

25 298 0,0003557 0,000704 -7,2587

30 333 0,0003003 0,000500 -7,6009


Toluena
35 338 0,0002958 0,000530 -7,5426

40 343 0,0002915 0,000513 -7,5752

25 298 0,0003557 0,000335 -8,0013

30 333 0,0003003 0,000245 -8,3142


Metanol
35 338 0,0002958 0,000249 -8,2980

40 343 0,0002915 0,000225 -8,3994


Grafik ln η
terhadap 1/T
0
0,0033557 0.0033003 0,0032467 0,0031948
-5
-8.3994 -8.3142 -8.298 -8.0013
-10
air
-15 -7.2587 kloroform
-7.6009 -7.5752 -7.5426
toluena
-20
-5.7068 -5.6754 -5.5745 metanol
-5.8218
-25

-7.0262 -6.8958 -6.8918


-7.0832
-30

-35

y= mx + c

y = 24,582x – 9,033

ln A= c E/R=m
A = 1,19403 x 10-4
E = mR = 204,38 Joule/mol

Zat E (Joule/mol) A

Metanol 204,38 0,0001194

Toluena 162,87 0,0002990

Kloroform 116,54 0,002157


e. Menentukan tetapan Van der Waals

Zat T(⁰C) ρ (g/ml) 1⁄ρ (ml/g) ɳ (Pa.s) 1⁄ɳ(1/Pa.s)

25 1,438 0,69541 0,003793 263,6436

30 1,44 0,694444 0,003323 300,9329


Kloroform
35 1,429 0,69979 0,003429 291,6302

40 1,392 0,718391 0,002962 337,6097

25 0,853 1,172333 0,000704 1420,455

30 0,846 1,182033 0,000500 2000


Toluena
35 0,846 1,182033 0,000530 1886,792

40 0,809 1,236094 0,000513 1949,318

25 0,809 1,236094 0,000335 2985,075

30 0,766 1,305483 0,000245 4081,633


Metanol
35 0,763 1,310616 0,000249 4016,064

40 0,757 1,321004 0,000225 4444,444


Kloroform
0.72

0.715

0.71

0.705

0.7

0.695

0.69
0 50 100 150 200 250 300 350 400

Toluena
1.24

1.23

1.22

1.21

1.2

1.19

1.18

1.17

1.16
0 500 1000 1500 2000 2500
Metanol
1.33

1.32

1.31

1.3

1.29

1.28

1.27

1.26

1.25

1.24

1.23
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000

Y=mx + c

Y= 1/ ρ ; x= 1/ƞ ; c = b = tetapan Van der Waals

Zat Harga b

Kloroform 747,61

Toluena - 781,08

Metanol + 3078,8

V. Pembahasan

Viskositas diartikan sebagai tahanan aliaran fluida yang merupakan gesekan antara
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. Jika terdapat kekentalan maka ada pula fluiditas
yang merupakan kebalikan dari viskositas atau dapat disebut sebagai keenceran.
Suhu merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari
viskositas.Berdasarkan data hasil percobaan, Viskositas cairan akan bekurang ketika zat
dipanaskan. Karena saat diberi panas, jarak antar molekul cairan akan merenggang dan
interaksi atau ikatan antar molekulnya akan melemah. Hal ini juga yang menyebabkan cairan
menguap ketika dipanaskan. Perubahan kondisi dari cairan yang "lebih padat" menjadi cairan
yang "kurang padat" menyebabkan cairan lebih mudah mengalir, atau dengan kata lain
memiliki viskositas lebih rendah. Berbedahalnya dengan gas, saat temperatur dinaikkan,
viskositas gas akan bertambah.
Salah satu cara yang paling mudah untuk menentukan viskositas suatu cairan adalah
dengan menggunakan metode viskometer Ostwald. Prinsip kerja dari percobaan penentuan
viskositas metode Ostwald adalah mengukur waktu alir suatu sampel cairan ketika bergerak
melewati dua titik yang telah ditentukan akibat adanya gaya gavitasi. Waktu alir dari cairan
yang diuji lalu dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu cairan yang
viskositasnya telah diketahui, biasanya digunakan air sebagai pembanding. Saat pengukuran
waktu alir cairan pembanding, harus digunakan alat yang sama dengan alat saat pengukuran
waktu alir sampel cairan.
Selain waktu alir, dalam percobaan viskometer Ostwald kita juga harus
membandingkan nilai dari massa jenis cairan sampel dengan cairan pembanding..Kita dapat
mengetahui massa jenis dari suatu zat dengan menggunakan piknometer yaitu dengan
menghitung selisih massa pikno + zat dengan massa pikno kosong lalu membagi selisih
tersebut dengan volume piknometer itu sendiri. Seperti halnya pengukuran waktu alir,
pengukuran massa jenis pun terdapat galat dan perbedaan nilai dengan data dari referensi massa
jenis dari literatur. Salah satunya yaitu suhu cairan yang dapat berubah ketika diangkat dari
waterbath dan ketika penimbangan. Lalu terdapat lemak lemak yang berasal dari tangan
praktikan yang menempel pada piknometer yang mempengaruhi massa dari pikno tersebut.

Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
dan kecepatan alir yang berbeda. Dalam percobaan, kami meggunakan cairan Kloroform,
Metanol dan Toluena. Berdasarkan hasil percobaan tersebut terbukti bahwa semakin tinggi
suhu cairan semakin rendah nilai viskositasnya. Hal ini dapat dilihat ketika kami mengamati
kecepatan cairan saat melewati 2 titik pengamatan. Ketika cairan bergerak turun dari titik M
ke titik N, cairan yang bersuhu 40 oC memiliki waktu alir yang lebih cepat dari cairan yang
bersuhu 25 oC . Berdasarkan Metode Ostwald, untuk menentukan viskositas diperlukan nilai
dari waktu alir cairan yang akan diukur viskositasnya. Sehingga terdapat banyak faktor yang
dapat mempengaruhi nilai dari waktu alir cairan tersebut, seperti suhu cairan dan gaya gravitasi
lalu juga terdapat tekanan dan Energi ambang yang mempengaruhi kecepatan cairan tersebut.
Karena tekanan merupakan fungsi dari ketinggian dan saat melakukan percobaan kita
memasang dan melepas viskometer dari klem dan statif. Hal ini berpotensi untuk menimbulkan
ketidaksamaan dari ketinggian dan posisi(sudut) viskometer tersebut. Lalu terdapat juga human
error saat kami melakukan pengukuran waktu alir menggunakan stopwatch. Sehinnga pasti
terdapat perbedaan dari nilai viskositas yang kami dapat dengan nilai viskositas yang tertera
pada berbagai literatur.
Viskositas cairan juga merupakan fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik menarik antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya diperlukan
energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki
energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh factor e-E/RT dan viskositas
sebanding dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan
dengan persamaan empirik,
h = A e-E/RT

A merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume
molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses awal aliran.
Salah satu aplikasi viskositas dalam industri adalah pada proses pembuatan kecap dan
sirup. Nilai viskositas sangat diperlukan oleh produk tersebut agar dapat diketahui energi yang
dibutuhkan dalam produksi melalui uji pengaruh suhu terhadap viskositas kecap dan sirup.
VI. Kesimpulan
 Berdasarkan hasil percobaan, didapat nilai viskositas cairan sebagai berikut:

Temperatur
Zat ηzat (N s/m2 )
(oC)

25 0,003793

30 0,003323
Kloroform
35 0,003429

40 0,002962

25 0,000704

30 0,000500
Toluena
35 0,000530

40 0,000513

25 0,000335

30 0,000245
Metanol
35 0,000249

40 0,000225

25 0,001016

30 0,001012
Air
35 0,000857

40 0,000839

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara viskositas dengan suhu
adalah semakin tinggi suhu suatu cairan maka semakin rendah nilai viskositasnya.
 Berdasarkan percobaan dapat disimpulkan bahwa nilai enegi ambang

Emetanol > Etouluena > Ekloroform

Dengan: Emetanol : 204,38 J/mol Etouluena : 162,87 J/mol


Ekloroform : 116,54 J/mol

 Lalu diperoleh pula nilai tetapan Van der Walls ; Kloroform : 747,61

Toluena : - 781,08

Metanol : + 3078,8

VII. Daftar Pustaka


 Atkins, PW., “Physical Chemistry”, 8th ed, Oxford University Press, hal. 682-684.
 J. M. Wilson et al, “Experimental in Physical Chemistry”, ed. 2, 1968, hal. 8-9.
 Peter Atkins dan Julio de Paula. 2006. Atkins’ Physical Chemistry. New York: W.
H. Freeman and Company. Halaman 38
 R. Lide, David. 2004. CRC Handbook of Chemistry and Physics. New York: CRC
Press. Halaman 986
 S. Glasstone, “texbook of physical chemistry”, ed. 2, 1946, hal. 496-500
VIII. Lampiran

Data pengamatan praktikum

Anda mungkin juga menyukai