Anda di halaman 1dari 11

Laporan Praktikum “Kekentalan Zat Cair”

Modul M5 – Kekentalan Zat Cair


M. Fahrurozy Syahputra/22513093
Asisten: Jamilatusholikhah
Tanggal praktikum: 19 September 2022
Teknik Lingkungan – Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Setelah dilakukan eksperimen Kekentalan Zat Cair dengan tujuan memahami cara kerja
Viskometer Ostwald dan menentukan viskositas larutan dengan metode Ostwald. Viskositas adalah
gesekan internal fluida. Alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum yaitu gelas ukur, gelas
beker, sendok pengaduk, saringan, hidrometer, stopwatch, pompa air, Viskometer Ostwald, garam
halus, dan air bersih. Untuk proses kerjanya mencampurkan garam dengan air hingga larut,
masukkan larutan ke dalam gelas ukur dan catat derajat baume menggunakan hidrometer, pompa
larutan garam dengan konsentrasi 100%. ukur waktu kecepatan aliran larutan dari A ke B
sebanyak tiga kali untuk di tiap-tiap konsentrasi. Ulangi kegiatan tersebut tiga kali larutan garam
dengan konstentrasi 80%, 60%, 40% dan 0%.

Kata kunci—Viskometer Ostwald, Kekentalan Zat Cair.

I. PENDAHULUAN
Tujuan praktikum “Kekentalan Zat Cair” yaitu dapat memahami prinsip kerja Viskometer Ostwald
dan dapat menentukan viskositas larutan dengan metode Ostwald. Kekentalan/viskositas merupakan
hambatan pergerakan objek pada permukaan aliran tenang cairan. Sehingga kekentalan suatu cairan/zat
merupakan ukuran berapa banyak gaya yang diperlukan untuk menggelincirkan satu lapisan cairan
terhadap lapisan lain.
Hukum viskositas Newton menyatakan bahwa untuk laju perubahan bentuk sudut fluida yang tertentu
maka tegangan geser berbanding lurus dengan viskositas. Pengertian viskositas fluida (zat cair) adalah
gesekan yang ditimbulkan dari fluida yang bergerak, atau benda padat yang bergerak di dalam fluida.
Besarnya gesekan ini disebut sebagai derajat kekentalan zat cair. Jadi semakin besar viskositas zat cair,
maka semakin susah benda padat bergerak didalam zat cair tersebut.
Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antara lapisan
material. Karena itu viskositas membuktikan tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin
besar viskositas maka aliran jadi semakin lambat. Besarnya viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
seperti temperatur, gaya tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut.
Apabila pada permukaan suatu aliran laminar terdapat paapan muka besarnya gayaa (F) yang
dibutuhkan untuk menggerakkan papan tersebut dengan kecepatan tetap terhadap besarnya kekentalan dari
cairan berbanding lurus dengan kecepatan (v) dan luas papan (A) serta berbanding terbalik dengan jarak
antara dasar dan permukaan cairan tersebut (d). Maka berlaku persamaan,
ƞ. 𝐴. 𝑣
F= 𝑑

Gaya gesek antara dua lapisan zat cair yang mengalir berbanding lurus dengan luas lapis dan
perubahan kecepatan serta berbanding terbalik dengan perubahan jaraknya, jadi persamaannya
berbentuk:
𝑑𝑣 𝑑𝑣
𝐺 = 𝐴 𝑑𝑦
atau 𝐺 = ƞ 𝐴 𝑑𝑦
Pada praktikum ini, kami melakukan percobaan dengan zat cairnya yaitu larutan garam dapur (NaCL)
dan air bersih. Jadi, dapat membandingkan ƞ larutan NaCL dengan air bersih. Perbandingan tersebut
Bernama nisbi larutan, yaitu:
𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖ₗₐᵣᵤₜₐₜ
nisbi = 𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 ₐᵢᵣ

Pada viskometer Ostwald yang diukur yaitu waktu yang dibutuhkan sejumlah tertentu cairan untuk
mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang dipengaruhi dari berat cairan itu sendiri. Cairan kemudian
dihisap melalui labu pengukur dari viskometer sampai permukaan cairan lebih tinggi daripada garis a.
Kemudia cairan dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati garis a, stopwatch mulai
dinyalakan dan saat cairan melewati tanda garis b, stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan
cairan untuk melalui jarak antara a dan b dapat ditentukan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi viskositas yaitu:
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu
juga sebaliknya.
2. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi, karena pada konsentrasi larutan membuktikan banyaknya partikel zat
yang terlarut tiap satuan volume.
3. Berat Molekul Solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
Praktikum ini penting dijadikan jurnal karena dapat digunakan untuk panduan dalam melakukan
praktikum “Kekentalan zat cair” untuk yang membutuhkan. Selain itu, praktikum ini juga penting untuk
melengkapi syarat penilaian pada praktikum fisika dasar.
II. METODE PRAKTIKUM
Langkah percobaan:

Menyiapkan alat dan


bahan

Mencatat suhu
ruangan praktikum

Membuat larutan NaCL 100%


sebanyak 250 ml

Memasukkan larutan Nacl ke


dalam gelas ukur

Ukur dan catat Derajat Baume


menggunakan hidrometer

Memompa larutan
hingga batas A

Mengukur waktu larutan dari


batas A sampai di atas batas B

Mengulang kegiatan 3-7


dengan konsentrasi berbeda

Merapikan Alat dan


Behan
Alat dan Bahan:
1. Viskometer Ostwald

2. Pompa Air

3. Penyaring

4. Sendok Pengaduk

5. Hidrometer
6. Gelas ukur

7. Gelas beker

8. Stopwatch

9. Garam halus

10. Air

Gambar 10. Air


Sumber : Hidroponikpedia.com
III. DATA PERCOBAAN

Tabel 1. Data Percobaan


Derajat Waktu Pengaliran ( detik)
Konsentrasi
Baume Rata-rata
(%) 1 2 3
(DB)
100% 15 32,05 25,40 28,50 28,98
80% 11 26,34 27,50 25,34 26,39
60% 6 27,06 25,13 25,13 25,77
40% 3 25,72 24,13 24,45 24,76
0% 0 24,74 26,77 25,26 25,26

IV. ANALISIS DATA


1. Menentukan nilai rerata waktu aliran dan ketidakpastiannya

a. Konsentrasi = 100%

t 𝛿t (t - 𝑡̅ ) ∣𝛿t ( t - 𝑡̅ )|2
32,05 32,05 – 28,98 = 3,07 9,4249
26,40 26,40 – 28,98 = -2,58 6,6564
28,50 28,50 – 28,98 = -0,48 0,2304
Ʃ = 28,98 Ʃ = 16,311
Ʃ𝑡 86,95
t̅ = 𝑛 = 3 = 28,98 detik

16,311
Δt = √ = 2,85 detik Jadi, 𝑡̅ ± Δt = 28,98 ± 2,8 detik
2

b. Konsentrasi = 80%

t 𝛿t (t - 𝑡̅) ∣𝛿t ( t - 𝑡̅ )|2


26,34 26, 34 – 26,39 = -0,05 0,0025
27,50 27,50 – 26,39 = 1,11 1,2321
25,34 25,34 – 26,39 = -1,0,5 1,1025
Ʃ = 26,39 Ʃ = 2,337

Ʃ𝑡 79,18
𝑡̅ = = = 26,39 detik
𝑛 3

2,337
Δt = √ = 1,080 detik Jadi, 𝑡̅ ± Δt = 26,98 ± 1,0 detik
2
c. Konsentrasi = 60%

t 𝛿t ( t - 𝑡̅ ) |𝛿t ( t - 𝑡̅ )|2
27,06 27,06 – 25,77 = 1,29 1,6641
25,13 25,13 – 25,77 = -0,64 0,4096
25,13 25,13 – 25,77 = -0,64 0,4096
Ʃ = 25,77 Ʃ = 2,483
Ʃ𝑡 77,32
𝑡̅ = = = 25,77 detik
𝑛 3

2,483
Δt = √ 2
= 1,1142 detik Jadi, 𝑡̅ ± Δt = 25,77 ± 1,1 detik

d. Konsentrasi = 40%

t 𝛿t ( t - 𝑡̅ ) |𝛿t ( t - 𝑡̅ )|2
25,72 25,76 – 24,76 = 1 1
24,13 24,13 – 24,76 = -0,63 0,3969
24,45 24,45 – 24,76 = -0,31 0,0961
Ʃ = 24,76 Ʃ = 1,493

Ʃ𝑡 74,3
𝑡̅ = = = 24,76 detik
𝑛 3

1,493
Δt = √ 2
= 0,8640 detik Jadi, 𝑡̅ ± Δt = 24,76 ± 0,86 detik

e. Konsentrasi = 0%

t 𝛿t ( t - 𝑡̅ ) |𝛿t ( t - 𝑡̅ )|2
24,74 24,74 – 25,25 = -0,51 0,2601
25,77 25,77 – 25,25 = 0,52 0,2704
25,26 25,26 – 25,25 = 0,01 0,0001
Ʃ = 25,25 Ʃ = 0,5306

Ʃ𝑡 75,77
𝑡̅ = = = 25,25 detik
𝑛 3

0,5306
Δt = √ 2
= 0,51507 detik Jadi, 𝑡̅ ± Δt = 25,25 ± 0,52 detik

2. Menentukan volume pengenceran

a. Konsentrasi = 100 %
Larutan garam murni sebanyak 250 ml

b. Konsentrasi = 80%
m₁ v₁ = m₂ v₂
𝑚₂𝑣₂
v₁ = 𝑚₁

250 𝑚𝑙 𝑥 80%
v₁ = 100%

v₁ = 200 ml
Maka, untuk larutan konsentrasi 80% menggunakan 200 ml larutan konsentrasi 100%
dan ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml, yaitu sebanyak 50 ml air.
c. Konsentrasi = 60%
m₁ v₁ = m₂ v₂
𝑚₂𝑣₂
v₁ = 𝑚₁

250 𝑚𝑙 𝑥 60%
v₁ = 80%

v₁ = 187,5 ml
Maka, untuk larutan konsentrasi 60% menggunakan 187,5 ml larutan konsentrasi 80% dan
ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml, yaitu sebanyak 62,5 ml air.

d. Konsentrasi = 40%
m₁ v₁ = m₂ v₂
𝑚₂𝑣₂
v₁ = 𝑚₁

250 𝑚𝑙 𝑥 40%
v₁ = 60%

v₁ = 166,7 ml
Maka, untuk larutan konsentrasi 40% menggunakan 166,7 ml larutan konsentrasi 60% dan
ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml, yaitu sebanyak 83,3 ml air.

e. Konsentrasi = 0%
m₁ v₁ = m₂ v₂
𝑚₂𝑣₂
v₁ =
𝑚₁

250 𝑚𝑙 𝑥 0%
v₁ = = 0 ml Maka, larutan konsentrasi 40% menggunakan 0 ml larutan konsentrasi 0%
20%
dan ditambahkan air sampai larutan menjadi 250 ml, yaitu sebanyak 250 ml air.

3. Menentukan massa jenis larutan dengan interpolasi


𝐷𝐵₂ − 𝐷𝐵₁ 𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 (⍴)₂ − ⍴₁
= 𝜌𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛− 𝜌₁
𝐷𝐵𝑝𝑒𝑛𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛− 𝐷𝐵₁

a. Konsentrasi = 100%
DB pengukuran = 15
15,54 − 14,96 1,120 − 1,115
=
15 − 14,96 𝜌ₜ − 1,115

𝜌ₜ = 1,11 𝑔⁄𝑐𝑚3

b. Konsentrasi = 80 %
DB pengukuran = 11
11,36 − 10,74 1,085 − 1,080
11 − 10,74
= 𝜌ₜ − 1,080

𝜌ₜ = 1,08 𝑔⁄𝑐𝑚3

c. Konsentrasi = 60%
DB pengukuran = 6
6,24 − 5,58 1,045 − 1,040
=
6 − 5,58 𝜌ₜ − 1,040

𝜌ₜ = 1, 04 𝑔⁄𝑐𝑚3
d. Konsentrasi = 40%
DB pengukuran = 3
3,54 − 2,84 1,025 − 1,020
3 − 2,84
= 𝜌ₜ − 1,020

𝜌ₜ = 1,02 𝑔⁄𝑐𝑚3

e. Konsentrasi = 0%
DB pengukuran = 0

Berdasarkan table derajat baume, untuk derajat baume = 0 nilai density atau rho bernilai 1

4. Menentukan nisbi larutan dan ketidakpastiannya


̅̅̅̅
𝜌ₜ . 𝑡ₜ
nisbi = ̅̅̅̅̅̅
𝜌0% . 𝑡0%

𝜌ₜ
2
̅̅̅ 2
𝜌ₜ . 𝑡ₜ
∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = √| ̅̅̅̅̅|² + | −
| |∆𝑡ₜ | | |
̅̅̅̅̅̅
𝜌0% . 𝑡0% ̅̅̅̅̅̅2 ∆𝑡0% ²
𝜌0% . 𝑡0%

a. Konsentrasi 100%
1,11 . 28,98
nisbi = 1 . 25,25
= 1,27

1,11 2 1,11 . 28,98 2


∆nisbi = √| ̅̅̅̅̅̅|² + |−
| |2,85 | |0,52|2
1 . 25,25 1 . 25,252

∆nisbi = 0,128 Jadi, nisbi ± ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 1,2 ± 0.13

b. Konsentrasi 80%
1,08 . 26,39
nisbi = 1 . 25,25
= 1, 13

1,08 2 1,08 . 26,98 2


∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = √| | |1,08|2 + |− | |0,52|2
1 . 25,25 1 . 25,252

∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0,051 Jadi, nisbi ± ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 1,1 ± 0,051

c. Konsentrasi 60%
1,04 . 25,77
nisbi = 1 . 25,25
= 1,40

1,04 2 1,04 . 25,77 2


∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = √ | | |1,11|2 + |− | |0,52|2
1 . 25,25 1 . 25,252

∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0,050 Jadi, nisbi ± ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 1,4 ± 0,050


d. Konsentrasi 40%
1,02 . 24,76
nisbi = 1 . 25,25
= 0,980

1,02 2 1,02 . 24,76 2


∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = √| | |0,86|2 + |− | |0,52|2
1 . 25,25 1 . 25,252

∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0,040 Jadi, nisbi ± ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0,9 ± 0,040

e. Konsentrasi 0%
1 . 25,25
nisbi = 1 . 25,25
=1

1 2 1 . 25,25 2
∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = √| | |0,52|2 + |− | |0,52|2
1 . 25,25 1 . 25,252

∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 0,029 Jadi, nisbi ± ∆𝑛𝑖𝑠𝑏𝑖 = 1 ± 0,029

V. PEMBAHASAN
Pada praktikum “Kekentalan Zat Cair” kami menentukan kekentalan zat cair menggunakan metode
Ostwald. Pada Viskometer Ostwald yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan dari massa cairan tersebut. Viskositas menentukan
kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan material. Besarnya viskositas
ditentukan dari beberapa faktor, yaitu tempratur, gaya Tarik antar molekul dan ukuran serta jumlah terlarut.
Prinsip kerja praktikum kekentalan zat cair menggunakan metode Ostwald yaitu mengalirkan
larutan dari titik A ke titik B, lalu kita mengukur waktu di setiap konsentrasi larutan yang berbeda-beda.
Di praktikum ini, kami menggunakan larutan garam (NaCL) sebagai sampel. Kami menggunakan
praktikum dengan suhu ruangan 25°C. Kami memakai larutan dengan konsentrasi berbeda-beda yaitu
100%, 80%, 60%, 40% dan 0%. Pada saat praktikum, waktu yang kami gunakan tidak cukup karena ada
kendala dialat yang kami gunakan yaitu pompa air sehingga untuk konsentrasi 20% tidak sempat untuk
kami lakukan percobaan.
Pertama, pada saat praktikum kami menentukan rata-rata waktu aliran dan ketidakpastiannya di
setiap konsentrasi., untuk konsentrasi 100% sebesar (28,98 ± 2,8) detik, 80% sebesar (26,98 ± 1,0) detik,
60% sebesar (25,77± 1,1) detik, 40% sebesar (24,76 ± 1,1) detik, dan 0% sebesar (25,25 ± 0,52) detik.
Kami juga mendapatkan data-data berupa Derajat Baume (DB) dan waktu pengaliran larutan
disetiap konsentrasi. Untuk derajat baume kami mendapatkan nilai 15 untuk konsentrasi 100%, 11 untuk
80%, 6 untuk 60%, 3 untuk 40%, dan 0 untuk 0%.
Kedua, kami menentukan volume pengenceran di setiap konsentrasinya. Nilai volume pengenceran
dari konsentrasi 100% sebesar 250 ml, 80% sebesar 200 ml, 60% sebesar 187,5 ml, 40% sebesar 166,7 ml,
dan 0% sebesar 0 ml.
Ketiga, kami menentukan massa jenis larutan dengan interpolasi. Kami menemukan nilai untuk
3
konsentrasi 100% sebesar 1,11 𝑔⁄𝑐𝑚3 , 80% sebesar 1,08 𝑔⁄𝑐𝑚3 , 60% sebesar 1,04 𝑔⁄𝑐𝑚 , 40% sebesar
3
1,02 𝑔⁄𝑐𝑚 dan 0% berdasarkan table derajat baume, untuk derajat baume = 0 nilai density atau rho
bernilai 1.
Keempat, kami juga menentukan nilai nisbi dan ketidakpastiannya. Nilai yang kami peroleh untuk
konsentrasi 100% sebesar (1,2 ± 0,13), 80% sebesar (1,1 ± 0,051), 60% sebesar (1,4 ± 0,050),
40% sebesar (0,9± 0,040) dan 0 % sebesar (1± 0,029).
Pada saat praktikum, ada beberapa kendala seperti kecerobohan yang menyebabkan alat praktikum
menjadi rusak, kurangnya ketelitian pada perhitungan data yang menyebabkan hasil data tidak sesuai dan
kendala dialat yang kami gunakan yaitu pompa air. Pompa air tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga
waktu yang kami gunakan tidak cukup untuk melakukan percobaan pada konsentrasi 20%.
VI. KESIMPULAN
Cara praktikum metode Ostwald yaitu dengan cara mengalirkan larutan dari titik A ke titik B, lalu
mengukur waktu di setiap konsentrasi larutan yang berbeda. Cara kerja pada Viskometer Ostwald yaitu
mengukur waktu yang dibutuhkan sejumlah tertentu cairan yang mengalir melalui pipa kapiler dengan
gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Kekentalan/viskositas merupakan hambatan pergerakan objek pada permukaan aliran laminar (aliran
tenang) cairan. Viskositas menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar
lapisan material. Karena viskositas tingkat ketahanan suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar
viskositas maka aliran jadi semakin lambat.

DAFTAR PUSTAKA
Agus Wahid Habiburrohman, Fauzi.Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia. Mataram:
Universitas Mataram.
Tim Laboraturium Fisika Dasar UII.2022.Modul Praktikum Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia.
Respati, H. 1981.Kimia Dasar Terapan Modern. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai