HIDROGEOLOGI
PUMPING TEST
Disusun Oleh :
IGNATIA TRI ASTUTI
F1D219052
F1D219052 Acc :
NIM :
Kelompok : 7
Laboratories of Geotechnical and Hydrogeology
Faculty of Science and Technology
Jambi University
3.1.2 Perhitungan
Nilai Transmissivity
2,30 𝑄 △s = s2 – s1
T=
4∏△𝑠 = 15 - 4
= 11
2,30 . 0,98
=
4 3,14 11
= 0,01631
Nilai Permeabilitas
𝑇
b = kedalaman sumur – MAT Konstan
K= = 60 – 28,15
𝑏
= 31,85
0,01631
=
31,85
= 0,00052
= 51 x 10−5
(jadi, litologinya adalah pasir kerikil lanau)
Kelompok : 7
Laboratories of Geotechnical and Hydrogeology
Faculty of Science and Technology
Jambi University
DATA SEMILOG
25
20
15
10
0
0.1 1 10 100 1000
S1 S2
Kelompok : 7
3.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini menjelaskan mengenai pumping test, yaitu uji
pemompaan yang merupakan suatu metode yang dipergunakan secara luas
untuk mengetahui karakteristik teknis akuifer. Penyelidikan karakteristik
akuifer penting untuk perencanaan dan pengontrolan sumur. Keterdapatan air
dalam tanah disebut sebagai airtanah mempunyai perilaku yang dipengaruhi
banyak faktor, faktor sifat pori dalam batuan memberikan alternatif dapat atau
tidak dapat diambil.
Pumping test terdiri dari dua metode yaitu pengujian akuifer atau lebih
dikenal dengan metode long-term constant rate test dimaksudkan untuk
pengukuran parameter yang arahnya horizontal terhadap sumur uji, sehingga
diperlukan beberapa sumur pengamat disekitar sumur uji. Dan pada uji akuifer
ini biasanya disertai pula dengan recovery test atau uji kambuh, yang
merupakan uji pemulihan kedudukan muka airtanah setelah dipompa. Dan
pengujian sumur tujuannya untuk menetapkan kemampuan sumur dan tidak
dibutuhkannya piziometer didekatnya serta lebih sederhana daripada pengujian
akuifer.
Untuk mendapatkan hasil uji akifer yang baik maka diperlukan kondisi-
kondisi sumur uji pumping harus mewakili akifer yang akan diuji. Sumur-
sumur pengamatan harus berada pada akifer yang sama. Permukaan air tanah
sumur uji ini harus terlihat dengan baik begitu juga sumur pengamatan yang
dijadikan pembanding, harus terlihat jelas saat penurunan air sewaktu uji
pumping dilakukan. Sumur-sumur pengamatan harus terletak pada bagian-
bagian atas dan bawah dari gradien hidrolik dengan sumur uji sebagai titik
pusat. Rumus yang diterapkan untuk uji akifer itu dibagi dalam 2 jenis, yakni
rumus tidak keseimbangan dengan konsep waktu dan rumus keseimbangan
tanpa konsep waktu.
Air dapat dipompa secara berturut-turut dari sumur artinya kondisi
besarnya pemompaan yang tetap dapat diperoleh pada permukaan air yang
tetap. Jadi air yang keluar dari sumur diperkirakan pertama-tama terjadi pada
penurunan permukaan air dan umumnya air yang keluar itu sama dengan
besar pemompaan selama waktu pemompaan itu kecil, Kemudian mulai dicari
kapasitas spesifik air yang keluar yakni besar pemompaan per-satuan
penurunan permukaan air relatif besar. Akan tetapi jika pemompaan besar,
maka besarnya air yang keluar akan terus mengecil (habis karna dipompa) dan
kadang-kadang banyaknya pasir serta lumpur dalam sumur ikut terpompa.
Untuk menghindarinya dilakukan uji surut muka air secara bertahap.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah :
1. Akuifer merupakan suatu formasi geologi yang jenuh air yang
mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan meluluskan air dalam
jumlah cukup dan ekonomis, serta bentuk dan kedalamannya
terbentuk ketika terbentuknya cekungan air tanah.
2. Debit airtanah merupakan jumlah air yang mengalir dari suatu
penampang dalam satuan waktu (m3/detik).
3. Ada beberapa parameter hidrolik yang penting yaitu Debit air (Q),
Koefisien Transimifitas (T), Konduktifitas Hidrolik (K), dan Koefisien
Isian (S).
4.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum Hidrogeologi kedepannya yaitu diharapkan
kepada praktikan dapat lebih memahami dan belajar terlebih dahulu sebelum
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dross. P. 2011. Technical Review Practical Guidelines For Test Pumping In Water
Wells. Jenewa: International Committee of the Red Cross.
Lorenza. A; Gregorius S.S; dan Ali. I. “Pemodelan Pumping Test Sebagai Dasar
Perhitungan Dewatering Pada Proyek Di Sudirman”. Jurnal Mitra Teknik
Sipil. Vol 2(2): 161-172.
Harjito. 2014. Metode Pumping test sebagai Kontrol Untuk Pengambilan
Airtanah Secara Berlebihan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan.
Vol.6 (2) : 139.
Harto. S. 1993. Analisis Hidrologi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.
Rejekiningrum, P. 2009. Peluang Pemanfaatan airtanah Untuk Keberlanjutan
Sumber Daya Air. Jurnal Sumberdaya Lahan. Vol. 3 (2): 86.
Soemarto, C.D. 1999. Hidrologi Teknik. Erlangga : Jakarta.
Suharyadi, 1984. Geohidrologi. Jurusan Teknik Geologi. FT UGM. Yogyakarta.