42
43
(a) (b)
Gambar 14. (a) Segmen C’’’-I dan Segmen H-I dan (b) Segmen AC-STPL1 dan
Segmen AC-AD (Digambar menggunakan Autocad 2007)
44
Tabel 10. Lebar Jalan Angkut Aktual dan Penambahan Lebar Jalan Pada Jalan Angkut dari Front Menuju Stockpile 1 dan
Stockpile 2
Lebar jalan yang tidak ideal dapat menghambat kerja dari alat angkut
sehingga menyebabkan cycle time khususnya travel time menjadi lebih lama.
Untuk mengatasi masalah tersebut maka segmen jalan angkut yang belum
memliki lebar ideal dilakukan perbaikan berupa penambahan lebar jalan untuk
mencapai kondisi ideal seperti yang terdapat pada tabel 10.
(a) (b)
Gambar 15. (a) Lebar Segmen Jalan AB-AC Aktual dan (b) Lebar Segmen Jalan
AB-AC Perbaikan (Digambar menggunakan Autocad 2007)
Tabel 12. Superelevasi Aktual, Beda Tinggi Aktual dan Nilai Perbaikan
Elevasi Pada Sisi Kiri Dan Kanan Jalan Angkut Untuk
Mencapai Superelevasi Ideal
Perbaikan Elevasi
Superelevasi Beda Tinggi
No Segmen
Aktual Aktual (m) Elevasi Sisi Elevasi Sisi
Kiri (m) Kanan (m)
1 B-B’ 0,002297 0,017 0 -0,342
2 B'-B" 0,002748 0,015 0 -0,344
3 B-C -0,07667 -0,779 0 -1,138
4 C’’’-I -0,01108 -0,138 0 -0,497
5 B-D -0,07667 -0,779 0 -1,138
6 D-E -0,12686 -1,071 0 -1,430
7 G-H 0,002686 0,031 0 -0,328
8 *L-M -0,03428 -0,386 -1,015 0
9 Q-R 0,042537 0,442 0 -0,187
10 T-U 0,12626 1,614 0 0,985
11 V-W 0,136617 1,407 0 0,778
12 *W-X -0,1164 -1,347 -1,975 0
13 X-Y 0,078971 0,588 0 -0,040
14 AA-AB -0,1196 -0,890 0 -1,518
15 *AC-STPL1 0,096865 1,019 0,391 0
16 AC-AD -0,08657 -0,732 0 -1,361
17 *AE-AF -0,01233 -0,091 -0,719 0
18 *AG-AH -0,09475 -0,704 -1,332 0
19 *AI-AJ -0,0087 -0,102 -0,731 0
20 AK-AL 0,002696 0,024 0 -0,604
21 AN-AO -0,01695 -0,175 0 -0,803
*: jalan berbelok kearah kiri dengan sisi kanan yang lebih tinggi
Nilai superelevasi dan elevasi sisi pinggir perbaikan pada tabel 12 akan
diterapkan sesuai dengan pencapaian superelevasi yang baik seperti pada
gambar 12, dimana pada perbatasan jalan lurus dan belokan, bentukan jalan
angkut dengan kaidah cross slope yang baik akan berubah secara bertahap
hingga mencapai bagian full circle. Bagian full circle merupakan bagian tengah
jalan belokan yang telah mencapai nilai superelevasi ideal. Setelah melewati
bagian full circle, bentukan jalan angkut akan berubah kembali secara bertahap
hingga menuju bentukan cross slope yang baik pada perbatasan jalan lurus dan
belokan selanjutnya.
Contoh perbaikan superlevasi ditampilkan pada gambar 16 dan 17.
Segmen D-E yang merupakan jalan berbelok kearah kanan, aktualnya memiliki
sisi kanan yang lebih tinggi sehingga perlu dilakukan pengurangan sisi kiri
sebesar 1,430 m untuk mencapai superelevasi ideal. Pengurangan elevasi dapat
dilakukan dengan scrubing jalan angkut menggunakan bulldozer atau motor
50
grader. Pengurangan dan penambahan elevasi pada setiap segmen jalan secara
lengkap dapat dilihat pada lampiran 4.
Grade
Nilai grade aktual dihitung berdasarkan hasil pengukuran menggunakan
total station yang berupa elevasi tertinggi dan terendah suatu tanjakan dengan
menggunakan persamaan 13. Hasil pengukuran elevasi jalan angkut terbagi
menjadi 3 elevasi, yaitu elevasi pada sisi pinggir kiri, tengah serta pinggir
kanan. Ketiga elevasi kemudian dirata-ratakan untuk mendapatkan elevasi
batas segmen jalan angkut yang selanjutnya digunakan untuk menentukan
nilai grade aktual. Nilai grade aktual kemudian dibandingkan dengan nilai
grade ideal untuk dapat menentukan segmen jalan angkut yang perlu
dilakukan perbaikan.
Grade ideal dihitung dengan menggunakan persamaan rimpull (RP).
Untuk menentukan nilai RP total terdapat tiga bagian perhitungan yaitu RP
untuk grade, RP untuk rolling resistance (RR) dan RP untuk acceleration (Acc).
RP untuk RR dihitung dengan menggunakan RR sebesar 2% (RR pada front
51
menuju stockpile) karena jalan angkut yang umum dilewati adalah jalan dengan
RR pada front menuju stockpile dengan deskripsi kondisi permukaan jalan
berupa jalan terpelihara dan ban tidak terbenam.
Selain itu nilai kecepatan yang digunakan dalam menghitung RP total
merupakan nilai kecepatan pada saat alat angkut melalui jalan yang berada
didekat front yaitu senilai 9,66 Km/jam. Daerah didekat front memiliki nilai
grade yang cukup tinggi dan tersebar cukup merata pada beberapa bagian jalan
serta memiliki lintasan yang pendek sehingga alat angkut harus mengeluarkan
tenaga yang lebih besar untuk melintasi segmen jalan pada daerah tersebut
dibandingkan dengan segmen jalan pada daerah lain yang memiliki lintasan
panjang serta dipengaruhi oleh turunan sebelum tanjakan yang dapat
menyuplai tenaga alat angkut untuk melintasi tanjakan. Kecepatan senilai 9,66
Km/jam juga merupakan kecepatan terendah alat angkut pada saat melintasi
jalan menanjak sehingga hasil perhitungan dapat diimplementasikan pada
daerah lain yang dapat dilewati alat angkut dengan kecepatan yang lebih tinggi
dari 9,66 Km/jam.
Berdasarkan persamaan RP nilai grade maksimum yang dihasilkan
bernilai 8,79%. Hasil pengukuran grade aktual, beda tinggi aktual dan
pengurangan beda tinggi yang perlu dilakukan untuk mencapai grade ideal
ditampilkan pada tabel 13. Grade aktual dan ideal dihitung berdasarkan
perhitungan yang terdapat pada lampiran 5.
Pada tabel 13, nilai grade terbagi menjadi 2 yaitu nilai grade yang
bernilai positif dan negatif. Apabila grade bernilai negatif (-) maka jalan tersebut
berbentuk turunan jika dilihat dari arah front menuju stockpile. Nilai grade
tertinggi yang ada pada jalan angkut PT SPC terdapat pada segmen C-C’ dengan
nilai beda tinggi senilai 5,925 m dan jarak datar yang cukup pendek yaitu
32,3949 m, sehingga menghasilkan nilai grade yang besar. Untuk mengetahui
beda tinggi dan jarak datar dari masing-masing segmen dapat dilihat pada
lampiran 5.
Pada umumnya grade pada lokasi jalan masuk dan jalan keluar yang
berada di dekat front memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu lebih besar dari
8,79%. Dari tabel 14 terdapat segmen jalan angkut dengan grade tinggi seperti
pada segmen B-B’ hingga B’’-B’’’ kemudian B-C hingga C’’’-I serta B-D hingga G-
H. Hal tersebut terjadi karena posisi front batubara telah memasuki tahap
penggalian pada seam 5 lower, sehingga beda tinggi yang terbentuk semakin
besar dikarenakan penggalian batubara semakin dalam. Kondisi grade yang
tinggi akan mempengaruhi kemampuan alat angkut seperti menanjak dan
mengerem untuk melintasinya.
52
Tabel 13. Grade Aktual dan Beda Tinggi Aktual Serta Pengurangan Beda Tinggi Aktual yang Harus Dilakukan Agar
Mencapai Grade Pebaikan yang Ideal
Beda
Jarak miring Jarak Datar Grade Pengurangan Beda Grade Setelah
No Segmen Tinggi
(m) (m) Aktual (%) Tinggi Aktual (m) Perbaikan (%)
Aktual (m)
Cross Slope
Pengukuran cross slope menggunakan total station dilakukan pada 3
titik berbeda dengan posisi sejajar, yaitu pada bagian sisi kanan, kiri dan
tengah jalan angkut untuk mengetahui beda tinggi antara sisi pinggir kiri
(elevasi sisi pinggir 1) dengan sisi tengah serta beda tinggi antara sisi pinggir
kanan (elevasi sisi pinggir 2) dengan sisi tengah.
Berdasarkan hasil pengukuran, elevasi jalan angkut pada ketiga titik
memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal tersebut tidak sesuai dengan gambar 7
yaitu cross slope ideal memiliki elevasi sisi kanan dan kiri yang sama serta
elevasi tengah jalan angkut yang lebih tinggi dibandingkan dengan kedua sisi
pinggirnya, sehingga apabila terjadi hujan air tidak akan menggenang pada
tengah jalan angkut melainkan mengalir menuju bagian sisi jalan angkut. Hasil
pengukuran elevasi sisi pinggir, cross slope aktual serta elevasi sisi pinggir
perbaikan ditampilkan pada tabel 14 sedangkan perhitungan cross slope dapat
dilihat secara lengkap pada lampiran 6.
Pada Tabel 14 nilai cross slope aktual jalan angkut yang dibagi menjadi
2, yaitu nilai cross sope aktual 1 untuk sisi kiri dan cross slope aktual 2 untuk
sisi kanan. Cross slope yang bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa terdapat
beda tinggi yang tidak sesuai sehingga cross slope memiliki bentuk yang buruk.
Sebaliknya nilai cross slope positif menandakan bahwa cross slope memiliki
bentuk yang baik yaitu memiliki elevasi sisi tengah lebih tinggi dibandingkan
dengan elevasi sisi pinggir jalan angkut serta elevasi sisi pinggir memiliki nilai
yang sama.
Untuk mencapai nilai cross slope ideal dengan bentuk yang baik maka
dilakukan perbaikan pada elevasi sisi kanan dan kiri jalan angkut tanpa
memperbaiki elevasi sisi tengah jalan angkut. Agar elevasi sisi kanan dan kiri
memiliki nilai yang sama, maka dihitung nilai beda tinggi ideal antara sisi
tengah dengan kedua sisi pinggir sebagai acuan perbaikan elevasi kedua sisi
pinggir jalan angkut.
Menurut Azwari (2015), nilai cross slope ideal untuk jalan angkut
tambang adalah 41,67 mm/m. Cross slope aktual yang belum ideal pada tabel
14 dapat terjadi akibat dilakukannya scrub jalan angkut dengan menggunakan
bulldozer atau motor grader yang kurang baik serta tidak dilakukan
penimbunan kembali untuk menjaga bentukan cross slope yang baik. Dengan
demikian perlu dilakukan perbaikan beda tinggi untuk menghasilkan cross
slope ideal sesuai dengan lebar jalan angkut ideal. Beda tinggi yang harus
dibentuk pada jalan kondisi lurus satu lajur senilai 104,175 mm dan dua lajur
55
Tabel 14. Elevasi Sisi Pinggir 1 (kiri) dan 2 (kanan) Aktual Dengan Nilai
Cross Slope Aktual Kedua Sisi dan Perbaikan Elevasi Kedua
Sisi Untuk Mencapai Cross Slope Ideal
Elevasi Elevasi
Elevasi Elevasi Cross Cross
Sisi Sisi
Sisi Sisi Slope Slope
No Segmen Pinggir 1 Pinggir 2
Pinggir Pinggir Aktual 1 Aktual 2
Perbaikan Perbaikan
1 (m) 2 (m) (mm/m) (mm/m)
(m) (m)
1 A-B 24,652 24,533 -37,2525 -2,8269 24,340 24,340
2 B"-B"' 34,415 34,409 171,2028 173,5505 34,733 34,733
3 C-C' 29,228 30,409 89,69579 -433,731 29,326 29,326
4 C’-C’’ 33,484 33,914 -49,0279 -169,674 33,205 33,205
5 C’’-C’’’ 37,558 38,457 -23,929 -257,362 37,361 37,361
6 E-F 28,393 29,459 37,05376 -224,94 28,439 28,439
7 F-G 34,727 35,874 20,76768 -247,43 34,712 34,712
8 H-I 41,970 41,436 -56,4503 21,81489 41,402 41,402
9 I-J 42,350 42,105 -56,6159 -19,0128 41,799 41,799
10 J-K 40,595 39,686 -50,4987 93,31847 40,093 40,093
11 K-L 38,324 37,825 -27,0103 47,20542 37,960 37,960
12 M-N 44,577 44,548 46,77697 53,62734 44,590 44,590
13 N-O 51,605 51,508 -8,33675 16,62165 51,390 51,390
14 O-P 55,100 55,032 2,535438 19,54295 54,928 54,928
15 P-Q 59,084 58,898 20,28262 58,14488 59,001 59,001
16 R-S 57,855 57,394 -8,49094 113,4632 57,640 57,640
17 S-T 56,227 55,292 -17,411 130,1832 55,934 55,934
18 U-V 47,171 45,811 -97,7 188,449 46,525 46,525
19 Y-Z 27,386 27,431 -2,1658 -14,7919 27,195 27,195
20 Z-AA 28,941 29,525 10,24554 -173,566 28,791 28,791
21 AB-AC 36,529 36,949 0,740234 -132,979 36,349 36,349
22 AD-AE 46,392 45,845 -216,503 -67,988 45,412 45,412
23 AF-AG 48,120 48,489 10,10696 -73,4808 47,983 47,983
24 AH-AI 44,319 43,406 -105,732 91,44517 43,647 43,647
25 AJ-AK 40,628 40,856 141,6957 99,34282 41,210 41,210
26 AL-AM 39,416 39,403 192,9769 196,0322 40,035 40,035
27 AM-AN 40,026 39,715 211,8017 265,7233 41,066 41,066
AO-
28 42,831 42,968 45,13411 13,12992 42,841 42,841
STPL2
56
260 merupakan alat angkut yang termasuk kedalam jenis diesel 2-tak. Hino 500
Fm 260 tidak akan mengalami penurunan tenaga karena elevasi jalan yang
dilalui oleh alat angkut tidak mencapai 150 mdpl yang dapat menurunkan
tenaga alat angkut jenis diesel 2-tak sebesar 1%. Dengan demikian kegiatan
pengangkutan di PT SPC dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya
pengurangan tenaga akibat ketinggian lokasi kerja dari permukaan laut.
Tanggul Pengaman
Pengukuran tanggul menggunakan total station dilakukan pada setiap
sisi tanggul yang berupa crest dan toe tanggul. Berdasarkan hasil pengukuran,
terdapat 25 tanggul yang mengelilingi jalan angkut di PT SPC. Masing-masing
tanggul diukur dimensinya dengan menggunakan software autocad 2007.
Pengukuran dilakukan dengan membagi tanggul menjadi beberapa bagian.
Pembagian tanggul dilakukan dengan mengikuti titik ukur yang ada pada
tanggul.
Parameter tanggul pengaman yang diukur berupa beda tinggi, jarak
datar dan sudut kemiringan tanggul. Beda tinggi diukur dengan menentukan
selisih antara crest dan toe tanggul sedangkan jarak datar diukur dari sisi
tengah crest tanggul menuju toe tanggul dan kemiringan dihitung dengan
memodelkan kembali beda tinggi dan jarak datar tanggul. Tabel 15 dibawah ini
menampilkan hasil pengukuran jarak datar dan sudut aktual tanggul serta
penambahan beda tinggi dan perbaikan jarak datar aktual untuk menghasilkan
bentuk tanggul PT SPC yang sesuai standar.
Secara umum, tanggul yang terdapat di PT SPC berbentuk trapezoidal
atau segi empat. Namun pada peta segmen jalan angkut, terdapat beberapa
tanggul yang hanya memiliki satu crest saja (bentukan tanggul tidak jelas)
karena mengalami longsor saat terkena hujan. Dengan demikian perlu
dilakukan perbaikan tanggul yang mengacu pada RSNI tahun 2016. Perbaikan
dilakukan pada jarak datar dan beda tinggi tanggul.
58
Tabel 15. Beda Tinggi, Jarak Datar dan Sudut Tanggul Aktual Serta
Penambahan Beda Tinggi dan Perbaikan Jarak Datar Aktual
Untuk Mencapai Bentuk Tanggul Sesuai Standar
Penambahan Perbaikan
Tanggul Beda Tinggi Jarak Datar Sudut Beda Tinggi Jarak Datar
(m) Aktual (m)
1 0,956 6,197 8,667 0 -5,241
2 0,961 3,529 16,357 0 -2,569
3 0,993 2,413 22,613 0 -1,420
4 1,086 3,261 19,947 0 -2,175
5 1,472 1,027 55,000 0 Ideal
6 1,094 2,207 25,750 0 -1,113
7 2,452 2,943 37,462 0 -0,491
8 1,025 4,425 15,056 0 -3,400
9 1,705 3,729 24,554 0 -2,024
10 1,311 5,162 18,449 0 -3,851
11 0,965 6,763 7,125 0 -5,798
12 2,055 6,889 16,071 0 -4,834
13 1,968 4,250 24,000 0 -2,282
14 1,241 2,212 29,414 0 -0,971
15 1,150 4,401 12,625 0 -3,251
16 0,750 2,578 14,182 0 -1,828
17 0,739 0,922 38,267 0 -0,183
18 0,277 2,801 8,080 8,667 -2,251
19 0,443 1,367 17,222 8,667 -0,817
20 2,319 2,958 37,125 0 -0,639
21 0,161 1,141 8,000 8,667 -0,591
22 0,689 1,082 32,000 0 -0,393
23 0,529 4,240 7,143 8,667 -3,690
24 0,722 1,332 28,650 0 -0,610
25 0,710 1,629 23,429 0 -0,918
Tabel 16. Tanggul yang Harus Dilakukan Pemotongan Pada Lokasi yang
Berdekatan Dengan Segmen Jalan Tertentu
No Tanggul Lokasi Pemotongan Tinggi Tanggul
1 3 Segmen B-B’ dan B’’-B’’’
2 6 Segmen C’’’-I dan K-L
3 9 Sisi Segmen Q dan R
4 10 Segmen Q-R dan V-W
5 18 Segmen AC-AD
6 19 Segmen AE-AF
7 21 Segmen AG-AH
8 23 Segmen AI-AJ
9 24 Segmen AK-AL
Selain tanggul pengaman, bentuk dan keberadaan jeda air juga perlu
diperhatikan berdasarkan RSNI 2016. Dari 25 tanggul yang terdapat di
sepanjang jalan angkut terdapat 4 jeda tanggul sebagai saluran air yang terletak
pada tanggul 3, 8, antara tanggul 10 dan 14 serta antara tanggul 13 dan 15.
Jeda tersebut belum memiliki nilai yang ideal, sehingga perlu dilakukan
perbaikan dimensi jeda tanggul.
Lebar jeda tanggul aktual memiliki nilai yang lebih besar dari 1 meter
(RSNI,2016), sehingga perlu dilakukan perbaikan dengan mengurangi lebar jeda
tanggul sesuai tabel 17. Selain itu jeda tanggul perlu dibuat setiap 25 meter
panjang tanggul sehingga air tidak akan mengendap di permukaan jalan angkut
yang dapat menyebabkan permukaan jalan angkut menjadi rusak.
seperti disepanjang tanggul 13, 14, 15 dan 10. Untuk daerah lainnya dapat
ditambahkan tonggak penuntun yang dapat dibuat dari besi, beton atau bahan
lainnya yang dilengkapi dengan retro reflektif. Dikarenakan jalan dari front
menuju stockpile merupakan jalan produksi, maka tinggi tonggak dibuat dengan
ukuran 250 – 350 cm dengan jarak antar tonggak 50 m dan dipasang pada
tanggul di kedua sisi jalan. Pada daerah berdebu seperti pada tanggul 6, 8, 9,
24 dan 25, tonggak dipasang dengan jarak antar tonggak 30 m. Dikarenakan
kegiatan penambangan di PT SPC dilakukan selama 24 jam maka perlu
dipasang delineator pengaman tambahan dengan ukuran minimal 6cm x 15cm
dan dipasang dengan posisi tegak dengan jarak 5 cm – 10 cm dari ujung
tonggak. Deliniator dipasang dengan warna merah untuk sebelah kiri dan warna
putih untuk sebelah kanan tanggul jalan angkut.
(a) (b)
Gambar 24. (a) Excavator CAT 330 D2L dan (b) Hino 500 Fm 260
yang masing-masing berjalan dari front menuju stockpile serta arah sebaliknya.
Pengukuran kecepatan alat angkut dilakukan dengan membagi jalan angkut
menjadi 7 daerah, yaitu daerah front, tanjakan menikung, datar-tanjakan DP,
tengah, tanjakan tengah serta stockpile. Daerah pengukuran dibagi berdasarkan
perubahan grade jalan secara umum yang berbeda dengan pembagian segmen.
Berdasarkan perhitungan aktual produksi batubara sebesar
48.582,12 ton (lampiran 7). Produksi dihitung berdasarkan nilai cycle time
aktual yang dikombinasikan dengan nilai produksi yang di hitung oleh divisi
produksi. Berdasarkan RKAB PT SPC tahun 2018, target produksi batubara
perbulan yang harus PT SPC capai adalah 50.000 ton. Dengan demikian, nilai
produksi batubara aktual belum mencapai target produksi sehingga perlu
dilakukan perbaikan geometri untuk meningkatkan produksi batubara hingga
mencapai target.
1.400
1.300 1.231,3 1.231,3
Gambar 25. Grafik Penurunan Cycle Time Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Perbaikan Geometri Jalan Angkut
Cycle time aktual saat menuju stockpile tidak dilakukan pembagian pada
kedua jalan keluar karena terdapat kendala seperti tertutupnya jalan masuk ke
front setelah hujan akibat longsor sehingga akses jalan masuk menggunakan
salah satu jalan keluar, rusaknya salah satu jalan keluar, serta jalan keluar
dapat bebas dipilih tanpa ada aturan sehingga sulit untuk dilakukan
pembagian cycle time pada kedua jalan. Dengan demikian nilai cycle time pada
gambar 25 sebelum perbaikan memiliki nilai yang sama pada kedua stockpile
dan jalan keluar.
Setelah dilakukan perbaikan, nilai cycle time aktual mengalami
peningkatan dari 988,6 detik menjadi 856,532 detik untuk cycle time menuju
stockpile 1 menggunakan jalan 1 dan 859,943 detik menggunakan jalan 2,
sedangkan cycle time menuju stockpile 2 meningkat menjadi 997,876 detik
menggunakan jalan 1 dan 1001,29 detik menggunakan jalan 2 dari cycle time
aktual sebesar 1231,3 detik. Dengan demikian perhitungan produktivitas dan
produksi perbaikan akan menggunakan cycle time pada jalan 1 karena
mengalami penurunan yang besar dibandingkan jalan 2.
produktivitas. Hasil hubungan antara cycle time dan produktivitas alat angkut
ini mengindikasikan bahwa cycle time merupakan salah satu faktor dominan
yang mempengaruhi nilai produktivitas alat angkut. Namun terdapat faktor lain
yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas.
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
Cycle Time Alat Angkut (s)
Gambar 26. Hubungan Antara Cycle Time dan Produktivitas Alat Angkut
Menggunakan Regresi Linear
70000
60000 Produksi
50.000 50.000
50000 Batubara
(ton)
40000
30000 Target
20000 Produksi
Batubara(ton)
10000 48.582,12 67.549,4192
0
Produksi Batubara Produksi Batubara
Aktual Perbaikan
Gambar 27. Grafik Produksi Aktual dan Perbaikan Batubara PT SPC