METODOLOGI PENELITIAN
27
Tabel 9. Rincian Kegiatan Penelitian
Bulan
No Kegiatan Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Diskusi mengenai judul dan isi dalam penelitian yang dimulai
dari penyusunan proposal, revisi proposal, pegambilan dan
1 Konsultasi
pengolahan data, penyusunan skripsi hingga sidang dengan
pembimbing utama dan pembimbing pendamping
Penyusunan Penyusunan proposal penelitian yang dibimbimbing oleh
2 Proposal pembimbing utama dan pendamping tugas akhir yang
Penelitian dilaksanakan di kampus
Seminar Proposal Evaluasi proposal penelitian sebelum dilakukan pengambilan
3
Penelitian data oleh pembimbing dan penguji tugas akhir
Memperbaiki proposal penelitian berdasarkan saran dari
Revisi Proposal
4 pembimbing dan penguji setelah dilakukan seminar proposal
Penelitian
penelitian
Pengambilan data berupa lebar jalan angkut (lurus dan
tikungan), super elevasi dan jari-jari tikungan, cross slope,
5 Pengambilan Data
grade jalan, tinggi dan kemiringan tanggul serta produktivitas
alat angkut di PT SPC
Menghitung dan menganalisis geometri jalan angkut, tanggul
dan produksi aktual, menghitung perbaikan geometri jalan
6 Pengolahan Data
angkut dan tanggul serta mengevaluasi produktivitas,
dilakukan selama dilapangan dan di lanjutkan dikampus
Mengevaluasi Bab I, II dan III serta menyusun Bab IV hingga
Penyusunan
7 lampiran yang dibimbing oleh pembimbing utama dan
Skripsi
pembimbing pendamping tugas akhir
Seminar Hasil Mempresentasikan dan mengevaluasi data serta draf tugas
8
Penelitian akhir yang telah disusun kepada pembimbing dan penguji
Revisi Hasil Memperbaiki draf tugas akhir berdasarkan saran dan
9
Penelitian masukan setelah dilakukan seminar hasil penelitian
Mempresentasikan hasil akhir tugas akhir yang telah
10 Sidang
diperbaiki didepan pembimbing dan penguji tugas akhir
28
29
kondisi geometri jalan angkut aktual terhadap kelancaran lalu lintas alat
angkut, target produksi dengan kondisi jalan aktual dilapangan, kesulitan alat
angkut pada saat melalui jalan dengan kondisi geometri aktual, jenis dan
spesifikasi alat angkut yang digunakan dalam pengangkutan batubara, jam
kerja aktual serta jenis maintenance yang sering terjadi pada alat angkut.
Observasi. Observasi dilakukan dengan melibatkan semua indera
(penglihatan, pendengaran, penciuman, pembau maupun perasa). Objek yang
dilakukan observasi berupa kondisi geometri jalan angkut aktual dari front
menuju stockpile, kondisi pengaman jalan angkut aktual, kondisi efisiensi
kerja alat angkut, kemampuan alat angkut dalam melintasi kondisi geometri
aktual, jenis alat angkut yang digunakan oleh PT SPC, jenis alat angkut
terbesar yang digunakan oleh PT SPC, kecepatan kendaraan, bucket fill factor
serta mengamati ketersediaan pengaman jalan angkut yang tidak dilakukan
pengukuran seperti tonggak penutun, pagar pengaman dan delineator.
Pengukuran. Pengukuran dilakukan pada beberapa objek penelitian
yang umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan alat atau
instrument. Objek yang dilakukan pengukuran seperti geometri jalan angkut
aktual berupa lebar jalan angkut pada kondisi lurus dan tikungan, jari-jari
tikungan dan superelevasi, grade, cross slope, tinggi dan kemiringan tanggul,
jumlah isian bucket, cycle time alat angkut, hours worked, repair hours,
standby hours, berat kendaraan kosong dan bermuatan, kecepatan alat
angkut dan jarak jalan angkut dari front menuju stockpile.
Pengukuran yang dilakukan terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu
pengukuran lebar jalan angkut pada kondisi lurus dan tikungan, jari-jari
tikungan dan superelevasi, grade, cross slope, jumlah isian bucket, cycle time,
hour work, repair hours dan standby hour, berat kendaraan kosong dan
bermuatan, kecepatan alat angkut, jarak jalan angkut serta tinggi dan
kemiringan pengaman jalan angkut. Langkah-langkah pengukuran dijelaskan
pada setiap jenis pengukurannya.
Pada umumnya, pengukuran geometri jalan angkut pada penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan total station dan stick prisma. Pengukuran
dilakukan dengan total station karena memiliki tingkat keakuratan yang
cukup baik dalam segi pengukuran. Selain itu, kodisi jalan angkut di PT SPC
memiliki perubahan keadaan yang cukup signifikan pada jarak yang cukup
dekat, sehingga pengukuran dengan menggunakan total station akan lebih
mudah untuk dilakukan serta hasil yang didapatkan akan lebih akurat
dibandingkan dengan tracking menggunakan GPS.
31
Keterangan :
a = beda tinggi
b = lebar jalan horizontal (meter)
R = lebar jalan kondisi tikungan (meter)
mendapatkan nilai grade aktual, maka terlebih dahulu ditentukan nilai elevasi
melintang di setiap ujung segmen jalan (misalkan segmen A-B, maka
ditentukan elevasi melintang pada sisi A dan sisi B) serta beda tinggi pada
setiap segmen jalan angkut. Elevasi melintang adalah elevasi rata-rata dari
setiap elevasi sisi (kanan, kiri dan tengah) bagian dari jalan angkut.
Selanjutnya ditentukan nilai beda tinggi pada setiap segmen jalan, yaitu
dengan cara menentukan selisih antara elevasi pada setiap ujung segmen
(misalkan segmen A-B, maka selisih antara evelasi segmen A dan B). Nilai grade
selanjutnya dihitung dengan menggunakan persamaan (13).
Untuk mendapatkan kemiringan jalan yang ideal dan dapat dilalui oleh
alat angkut maka nilai grade dapat dihitung dengan menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Ditentukan nilai dari alat angkut bermuatan serta tenaga kuda atau
horse power alat angkut.
2. Dihitung rimpull (RP) yang diperlukan pada saat alat angkut bermuatan
dengan menggunakan persamaan :
RP untuk grade(a%) = berat alat angkut bermuatan x 20 lb/ton x grade% (32)
RP untuk RR = berat alat angkut bermuatan x RR .................. (33)
RR untuk Acc = berat alat angkut bermuatan x 20 lb/ton ........ (34)
3. Menghitung total RP yang diperlukan dengan menjumlahkan RP untuk
grade, RP untuk RR dan RP untuk Acc.
4. Dihitung RP yang tersedia dengan menggunakan persamaan (28)
5. Ditentukan nilai grade a% dengan membandingkan antara RP yang
diperlukan dengan RP yang tersedia
Setelah didapatkan nilai grade yang ideal, maka ditentukan nilai beda
tinggi ideal dengan menggunakan persamaan (13).
Cross Slope. Dalam menghitung cross slope jalan angkut aktual,
setelah diketahui elevasi sisi pinggir kanan, tengah dan kiri jalan angkut maka
selanjutnya dihitung nilai beda tinggi antara sisi kanan serta kiri jalan dengan
bagian tengah. Kemudian dihitung pula setengah lebar jalan angkut dengan
menggunakan persamaan (14). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, nilai
cross slope aktual dihitung dengan menggunakan persamaan (15).
Berbeda dengan cross slope aktual, nilai cross slope ideal menurut
Azwari (2015) bernilai 41,67 mm/m, yang berarti setiap 1 meter jarak mendatar
terdapat beda tinggi sebesar 4,167 cm. Lebar jalan angkut yang digunakan
dalam menghitung cross slope ideal juga merupakan lebar jalan angkut pada
kondisi lurus yang ideal, sehingga lebar setengah jalan angkut ideal dihitung
dengan menggunakan persamaan (14) dan beda tinggi ideal yang harus dibuat
37
Keterangan :
Va : Volume material akual (m3)
Vt : Volume material teoritis (m3)
Dikarenakan persamaan diatas menggunakan satuan volume, maka penulis
melakukan modifikasi dengan mengganti volume menjadi berat material dalam
mengitung bucket fill factor.
Sebelum menghitung produktivitas alat angkut, maka dihitung terlebih
dahulu produktivitas per siklus menggunakan persamaan (17) dan cycle time
alat angkut menggunakan persamaan (19). Produktivitas alat angkut kemudian
dihitung dengan menggunakan persamaan (18).
38
Lebar Alas Tanggul Pengaman = 2 x Lebar sisi alas ½ segitiga ..................... (44)
lebar ideal pada kedua kondisi jalan maka dihitung nilai pelebaran jalan yang
diperlukan agar lebar jalan aktual dapat mencapai lebar jalan ideal. Hal yang
sama akan dilakukan juga pada nilai jari-jari aktual yang telah dilakukan
pengolahan.
Pada nilai superelevasi dan grade, nilai aktual akan dibandingkan
dengan nilai idealnya. Jika nilai superelevasi dan grade aktual belum sesuai
maka akan dilakukan perbaikan beda tinggi jalan angkut yang belum ideal.
Perbaikan akan dilakukan dengan menambah atau mengurangi nilai beda
tinggi aktual untuk mencapai beda tinggi ideal.
Perbaikan juga dilakukan pada nilai cross slope aktual yang belum
mencapai nilai ideal. Namun, dikarenakan cross slope diukur 2 jenis beda
tinggi, yaitu beda tinggi antara sisi kanan jalan dengan bagian tengah serta sisi
kiri jalan dengan bagian kiri, maka apabila nilai cross slope aktual belum
mencapai ideal, maka perlu dilakukan perbaikan dengan menambah atau
mengurangi elevasi kedua sisi pinggir jalan.
Dalam menghitung rimpull, khususnya rimpull untuk RR maka
diperlukan analisis kondisi permukaan jalan dari setiap segmen jalan angkut
yang ada di PT SPC untuk menentukan nilai koefisien RR yang sesuai.
Berdasarkan pengamatan, kondisi segmen jalan angkut dapat dibagi menjadi 4
bagian, yaitu kondisi jalan di front tambang, tanjakan awal di front, jalan di
front-stockpile serta jalan di stockpile. Dengan demikian nilai RR pada beberapa
kondisi jalan tersebut akan memiliki nilai yang berbeda.
Nilai produktivitas dan produksi setelah perbaikan didapatkan setelah
dilakukan perhitungan rimpull. Dengan adanya perbaikan jalan angkut dari
segi geometri jalan angkut yang disesuaikankan dengan dimensi alat angkut
dan kemampuan alat angkut maka akan menghasilkan nilai produktivitas dan
produksi yang meningkat dibandingkan dengan nilai aktualnya, dengan
demikian target produksi dapat tercapai.
Selain itu data hasil pengukuran pengaman jalan angkut dianalisis
sesuai dengan SNI nomor 7167 tahun 2016. Apabila terdapat nilai yang belum
sesuai maka selanjutnya direkomendasikan nilai yang sesuai dengan teori
melalui perhitungan berdasarkan persamaan terkait.
41
Permasalahan
1. Bagaimana geometri jalan angkut aktual dari front menuju stockpile serta
hubungannya dengan proses pengangkutan batubara di PT SPC?
2. Bagaimana kondisi pengaman jalan angkut aktual dari front menuju
stockpile di PT SPC?
3. Bagaimana geometri dan kondisi pengaman jalan angkut yang ideal dari
front menuju stockpile setelah dilakukan perbaikan ?
4. Bagaimana travel time alat angkut yang melalui jalan angkut setelah
dilakukan perbaikan dari front menuju stockpile ?
5. Bagaimana produktivitas batubara di PT SPC setelah dilakukan
perbaikan terhadap geometri jalan angkut dari front menuju stockpile ?
Studi Literatur