Anda di halaman 1dari 21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

39
 
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi di mana peneliti akan
melaksanakan suatu penelitian guna memperoleh data-data yang diperlukan
dari masalah yang akan diteliti. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA
Negeri Ponorogo yang terdiri dari SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA Negeri 2
Ponorogo dan SMA Negeri 3 Ponorogo pada kelas XI IPS tahun pelajaran
2012/2013. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut karena :
a. SMA Negeri 1, 2, dan 3 Ponorogo merupakan SMA Negeri favorit bagi
warga yang tinggal di Kabupaten Ponorogo, oleh sebab itu perlu diketahui
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi di SMA
Negeri Ponorogo, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai
masukan untuk memperpaiki kualitas proses pembelajaran dan diharapkan
dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat untuk kemajuan sekolah.
b. Penelitian dengan tema faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi belum pernah dilakukan baik di SMA Negeri 1, 2, maupun SMA
Negeri 3 Ponorogo.
c. Pihak sekolah, baik SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3
Ponorogo mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian pada
masing-masing sekolah tersebut.

2. Waktu Penelitian
Pengalokasian waktu dalam setiap kegiatan penelitian perlu
diperhatikan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar dan teratur.
Pelaksanaan penelitian ini direncanakan kurang lebih selama 6 bulan mulai
bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Juli 2013, yang terbagi dalam
empat tahap yaitu tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan penelitian,
tahap penyusunan laporan/skripsi serta tahap pelaksanaan ujian skripsi dan
commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

40
 
revisi. Adapun bentuk Gantt chart atas waktu yang telah direncanakan dalam
penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian


Bulan
Jenis Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Persiapan penelitian
a. Mengurus perizinan     
b. Koordinasi dengan kepala  
sekolah dan guru
c. Menyusun angket     
d. Melakukan uji coba angket     
e. Menganalisis hasil uji coba dan  
merevisi angket   
f. Finalisasi dan penggandaan  
angket   
2. Pelaksanaan penelitian     
a. Pelaksanaan penyebaran angket     
b. Analisis data angket     
3. Penyusunan laporan/skripsi     
a. Penyusunan draf     
b. Pengetikan skripsi     
4. Pelaksanaan ujian skripsi dan  
revisi   

B. Rancangan atau Desain Penelitian


1. Jenis Rancangan Penelitian
Setiap kegiatan penelitian tidak terlepas dari metode penelitian, hal
ini dikarenakan keberhasilan suatu penelitian dipengaruhi oleh pemilihan
metode yang digunakan. Sasaran dalam suatu penelitian dapat tercapai
dengan baik apabila menggunakan metode yang tepat. “Metodologi
penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk
melakukan sesuatu, dan logos yang artinya ilmu atau pengetahuan” (Narbuko
& Achmadi, 1999:1). Jadi metodologi dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk melakukan sesuatu guna mencapai suatu tujuan. Menurut
Narbuko & Achmadi (mengutip pendapat Mohammad Ali) “Penelitian adalah
suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melakukan penyelidikan atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

41
 
melalui usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya”
(1999:1).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode
penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk melakukan dan
memahami sesuatu dengan melakukan penyelidikan untuk mencari bukti-
bukti terhadap suatu permasalahan dan dilakukan secara hati-hati sehingga
diperoleh pemecahan terhadap suatu permasalahan. Sesuai dengan masalah
yang ada dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode penelitian
deskriptif kuantitatif karena bermaksud untuk menggambarkan suatu keadaan
pada waktu penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Untuk menjawab
pertanyaan penelitian maka digunakan Exploratory Factor Analysis yang
bertujuan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
akuntansi siswa kelas XI IPS pada SMA Negeri Ponorogo.

2. Hubungan Antar Variabel


Menentukan variabel penelitian merupakan salah satu tahapan
terpenting dalam penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:38) dalam
Widoyoko (2012:1) “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulnya”.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel terikat
(dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel yang lain, variabel
terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar akuntansi dan
dilambangkan dengan (Y), sedangkan variabel bebas merupakan variabel
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi dan dilambangkan
dengan (X). Ada 31 variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu:

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

42
 
XI = kesehatan X17 = metode mengajar
X2 = pancaindra X18 = kurikulum
X3 = sikap X19 = relasi guru dengan siswa
X4 = minat X20 = relasi siswa dengan siswa
X5 = bakat X21 = disiplin sekolah
X6 = motivasi X22 = alat pelajaran
X7 = kematangan X23 = waktu sekolah
X8 = kesiapan X24 = standar pelajaran di atas ukuran
X9 = kelelahan jasmani X25 = keadaan gedung
X10 = kelelahan rohani X26 = metode belajar
X11 = cara orang tua mendidik X27 = tugas rumah
X12 = relasi antaranggota keluarga X28 = kegiatan siswa dalam masyarakat
X13 = suasana rumah X29 = mass media
X14 = keadaan ekonomi keluarga X30 = teman bergaul
X15 = pengertian orang tua X31 = bentuk kehidupan masyarakat
X16 = latar belakang kebudayaan

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan” (Zuriah, 2006:116). Menurut
Arikunto (2002:108) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Senada
dengan pendapat Sugiyono (2001:72) yang menyatakan bahwa “Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pendapat dari
beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu wilayah yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

43
 
1, 2, dan 3 Ponorogo Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 278 siswa
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo Tahun Pelajaran
2012/2013
No Nama Sekolah Kelas Jumlah
1 SMA Negeri 1 Ponorogo XI IPS 1 19
XI IPS 2 20
XI IPS 3 17
XI IPS 4 18
2 SMA Negeri 2 Ponorogo XI IPS 1 33
XI IPS 2 32
XI IPS 3 32
3 SMA Negeri 3 Ponorogo XI IPS 1 36
XI IPS 2 36
XI IPS 3 35
Jumlah 278
(Sumber: Data Dokumentasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo)

2. Sampel
Secara umum di dalam suatu penelitian biasanya tidak semua
populasi dikenakan penelitian, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan
waktu, tenaga dan biaya. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu adanya
pembatasan yaitu dengan menetapkan jumlah sampel yang representatif yang
dapat menggambarkan atau mencerminkan keadaaan populasi. Beberapa ahli
kemudian mendefinisikan sampel sebagai berikut:
a. “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Arikunto,
2002:108).
b. “Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri yang sama
dengan populasi” (Purwanto, 2008:242).
c. “Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki, dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (jumlahnya
lebih sedikit daripada jumlah populasi)” (Djarwanto & Subagyo, 1988:95).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa sampel adalah suatu bagian yang memiliki ciri yang sama dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

44
 
populasi yang dipilih dengan cara tertentu untuk mewakili keseluruhan
populasi. Besarnya sampel yang digunakan untuk analisis faktor setidaknya
adalah 4 atau 5 kali jumlah variabel yang ditelit. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hidayat, T. & Istiadah, N. (2011) yang menyatakan bahwa:
Berdasarkan justifikasi peneliti, teori atau hasil riset, ditentukan
variabel apa saja yang akan digunakan dalam analisis faktor. Jumlah
variabel ini tidak hanya akan digunakan dalam proses factoring,
namun juga bisa digunakan sebagai pedoman dalam memilih ukuran
sampel. Menurut Maholtra (1993), ukuran sampel minimal adalah 4
atau 5 kali jumlah variabel (hlm. 186).

Besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah


sebesar 4 × 31 = 124 responden dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.3 Perhitungan proporsional sampel setiap kelas


No Nama Sekolah & Kelas Jumlah Sampel
1 SMA Negeri 1 Ponorogo
Kelas XI IPS 1 19/278 × 124 = 8,47 8
Kelas XI IPS 2 20/278 × 124 = 8,92 9
Kelas XI IPS 3 17/278 × 124 = 7,58 8
Kelas XI IPS 4 18/278 × 124 = 8,02 8
2 SMA Negeri 2 Ponorogo
Kelas XI IPS 1 33/278 × 124 = 14,71 15
Kelas XI IPS 2 32/278 × 124 = 14,27 14
Kelas XI IPS 3 32/278 × 124 = 14,27 14
3 SMA Negeri 3 Ponorogo
Kelas XI IPS 1 36/278 × 124 = 16,05 16
Kelas XI IPS 2 36/278 × 124 = 16,05 16
Kelas XI IPS 3 35/278 × 124 = 15,61 16
Jumlah 124

(Sumber: Data Dokumentasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo)

Berdasarkan perhitungan proporsional sampel untuk setiap kelas


tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
124 responden yang tersebar dalam 3 sekolah yaitu SMA Negeri 1 Ponorogo
sebanyak 8 responden untuk kelas XI IPS 1, 3, dan 4, sedangkan untuk kelas
XI IPS 2 sebanyak 9 responden. SMA Negeri 2 Ponorogo sebanyak 15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

45
 
responden untuk kelas XI IPS 1, serta 14 responden untuk kelas XI IPS 2 dan
XI IPS 3. Banyaknya sampel yang digunakan di SMA Negeri 3 Ponorogo
adalah sebesar 16 responden untuk masing-masing kelas.

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling merupakan teknik yang digunakan untuk
menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian. Pengambilan sampel
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
representatif atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya.
Pengertian sampling menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
a. Purwanto (2008:245) menyatakan bahwa “Sampling adalah kegiatan
mengambil sebagian dari populasi yang akan diteliti dengan cara tertentu
yang dapat dipertanggungjawabkan supaya sebagian yang diambil
mewakili ciri populasinya”.
b. Menurut Djarwanto, dkk., (1988:99) “Sampling adalah cara atau teknik
yang dipergunakan untuk mengambil sampel”.
Bertolak dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sampling
adalah teknik yang digunakan untuk mengambil sampel yang akan digunakan
dalam penelitian. Pengambilan sampel dalam suatu penelitian memerlukan
teknik pengambilan sampel tersendiri. Menurut Sutrisno Hadi dalam Narbuko
dan Achmadi (1999:110) ada dua macam teknik sampling yaitu:
a. Teknik random sampling
Prosedur random sampling meliputi:
1) Cara undian
2) Cara ordinal
3) Cara randomisasi dari table bilangan random
b. Teknik non random sampling meliputi:
1) Teknik proportional sampling
2) Teknik stratified sampling
3) Teknik purposive sampling
4) Teknik quota sampling
5) Teknik double sampling
6) Teknik area probability sampling
7) Teknik cluster sampling

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

46
 
Untuk memperjelas pemahaman kita mengenai masing-masing
teknik sampling tersebut maka peneliti akan menguraikannya sebagai berikut:
a. Teknik random sampling
“Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel
secara atau acak tanpa pandang bulu” (Hadi, 1983:75). Dalam teknik
random sampling, semua individu dalam suatu populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk
menentukan sampel dalam random sampling dapat dilakukan dengan cara
undian, cara ordinal maupun dengan cara randomisasi dari tabel bilangan
random (Hadi, 1983:76) yang akan peneliti uraikan sebagai berikut:
1) Cara undian
Pengambilan sampel secara undian dilakukan dengan cara seperti
melaksanakan undian yang digunakan dalam arisan. Awalnya peneliti
membuat daftar yang berisi semua subjek yang akan diteliti kemudian
memberi kode yang berupa angka dan menuliskan kode tersebut pada
masing-masing kertas kecil untuk selanjutnya kertas yang telah diberi
kode tersebut digulung dan dimasukkan ke dalam kaleng. Langkah
terakhir peneliti mengocok kaleng tersebut, lalu mengambil satu persatu
gulungan kertas sesuai dengan kebutuhan. Angka-angka yang tertera
pada gulungan kertas yang terambil itulah yang nantinya digunakan
sebagai sampel dalam penelitian.
2) Cara Ordinal
Cara ini dilakukan dengan mengambil subjek dari urutan teratas hingga
terbawah dengan memilih nomor-nomor genap atau gasal atau kelipatan
tertentu sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat oleh peneliti. Nomor-
nomor yang terambil merupakan nomor subjek sampel penelitian.
3) Cara randomisasi dari tabel bilangan random
Pada umumnya tebel bilangan random banyak terdapat pada buku-buku
statistik. Cara randomisasi dari tabel bilangan random paling banyak
digunakan oleh peneliti karena prosedurnya paling sederhana serta
kemungkinan terjadinya penyelewengan sangatlah kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

47
 
b. Teknik non random sampling
Teknik non random sampling adalah teknik pengambilan sampel
secara non random atau tidak semua individu dalam populasi, diberi
peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel (Zuriah,
2006:123). Macam-macam sampling dalam non random sampling adalah
sebagai berikut:
1) Teknik proportional sampling
Dalam proportional sampling pengambilan sampel dari tiap-tiap sub
populasi dilakukan dengan memperhitungkan besarnya sub-sub populasi
tersebut, artinya besarnya sampel yang ditetapkan tergantung pada besar
kecilnya masing-masing sub populasi (Narbuko dan Achmadi, 1999).
Pengambilan sampel dengan teknik ini memberi landasan generalisasi
yang lebih dapat dipertanggungjawabkan daripada pengambilan sampel
yang tidak memperhitungkan besar kecilnya sub populasi dari tiap-tiap sub
populasi.
2) Teknik stratified sampling
Teknik stratifield sampling digunakan apabila populasi terdiri dari susunan
kelompok-kelompok yang bertingkat-tingkat (Narbuko dan Achmadi,
1999). Banyaknya tingkat atau strata harus diperhatikan, kemudian setiap
tingkatan harus mewakilkan anggotanya untuk dijadikan sampel dalam
penelitian.
3) Teknik purposive sampling
Sampel bertujuan atau lebih populer disebut purposive sampling dilakukan
dengan cara mengambil subjek yang didasarkan atas tujuan tertentu,
pengambilan sampel harus didasarkan pada ciri-ciri, sifat ataupun
karakteristik tertentu yang diperkirakan memiliki keterkaitan dengan sifat
yang terdapat pada populasi yang telah diketahui sebelumnya (Narbuko
dan Achmadi, 1999). Dengan kata lain, ciri, sifat ataupun karakteristik
yang spesifik dan terdapat dalam populasi dijadikan sebagai kunci dalam
pengambilan sampel.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

48
 
4) Teknik quota sampling
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel dengan mendasarkan pada
terpenuhinya jumlah (quotum) yang akan diteliti (Narbuko dan Achmadi,
1999). Dalam mengumpulkan data, peneliti memilih subjek yang
memenuhi kriteria populasi, tanpa menghiraukan dari mana asal subjek
tersebut (asalkan masih dalam populasi). Agar pengumpulan data lebih
mudah dilaksanakan biasanya peneliti akan memilih subjek yang mudah
untuk ditemui. Ciri utama dari teknik ini adalah bahwa jumlah subjek yang
telah ditetapkan terpenuhi.
5) Teknik double sampling
Teknik ini menghendaki pengambilan sampel yang mengusahakan adanya
sampel kembar, sampel kembar diartikan sebagai dua buah sampel yang
diambil secara bersamaan oleh peneliti dengan tujuan untuk melengkapi
jumlah apabila ada data yang tidak masuk dari sampel pertama, atau
berfungsi untuk melakukan pengecekan terhadap kebenaran data dari
sampel pertama (Narbuko dan Achmadi, 1999). Pada umumnya jumlah
sampel pertama lebih besar dibandingkan dengan sampel kedua yang
berfungsi sebagai pengecek sampel pertama.
6) Teknik area probability sampling
Dalam area probability sampling cara pengambilan sampel didasarkan
pada pembagian area (daerah-daerah) yang terdapat pada populasi
(Narbuko dan Achmadi, 1999). Dengan kata lain, suatu daerah yang
terdapat pada populasi dibagi-bagi menjadi beberapa daerah yang lebih
kecil.
7) Teknik cluster sampling
Dalam cluster sampling pemilihan sampel bukan didasarkan pada
individual, akan tetapi lebih didasarkan pada kelompok, daerah, atau
kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama (Narbuko dan
Achmadi, 1999). Dengan teknik ini populasi sengaja dipandang secara
berkelompok, kemudian kelompok-kelompok yang terdapat pada populasi
tersebut tercermin dalam sampel.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

49
 
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah proportional random sampling. Teknik ini merupakan gabungan
antara teknik proportional sampling dengan teknik random sampling.
Proportional sampling digunakan untuk menentukan banyaknya sampel
secara merata yang terdapat pada masing-masing kelas baik di SMA Negeri
1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 3 Ponorogo, sedangkan random sampling
dipilih karena merupakan teknik pengambilan sampel yang tepat untuk
memperoleh sampel yang representatif, hal ini dikarenakan semua anggota
dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi anggota
sampel. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan cara undian
hingga semua sampel terpenuhi.

D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam suatu penelitian dilakukan dengan maksud
untuk memperoleh serta menyediakan data yang benar dan dapat dipercaya untuk
selanjutnya dianalisis guna menjawab permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Data yang dikumpulkan harus jelas mengenai dari mana data
tersebut dikumpulkan serta data-data apa saja yang harus dikumpulkan. Dalam
penelitian ini, data yang digunakan terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan secara langsung oleh
peneliti, sedangkan yang dimaksud dengan data sekunder adalah data yang sudah
jadi dan telah diolah yang diperoleh dari pihak lain (Widoyoko, 2012). Data
primer diperoleh dari siswa kelas XI IPS yang tersebar secara proporsional dalam
tiga sekolah yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, dan SMA Negeri 3 Ponorogo
dengan menggunakan angket (kuesioner) melalui tanggapan siswa terhadap
jawaban atas angket tersebut. Data primer mencakup data mengenai faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang terdiri dari faktor internal
dan faktor eksternal. Sedangkan data sekunder mencakup data mengenai keadaan
sekolah, data identitas siswa, serta data tentang hasil prestasi belajar siswa. Data
tersebut diperoleh dari bagian tata usaha serta guru mata pelajaran akuntansi
melalui dokumentasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

50
 
Teknik pengumpulan data merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan demi keberhasilan suatu penelitian serta untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari metode
angket atau kuesioner (questionnaires) dan dokumentasi. Penjelasan dari masing-
masing metode tersebut akan peneliti uraikan sebagai berikut:
1. Angket atau Kuesioner (Questionnaires)
Metode angket adalah suatu daftar pertanyaan atau pertanyaan yang
diberikan kepada responden baik secara langsung maupun melalui perantara.
Arikunto (2006:151) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia
ketahui”. Dengan kata lain angket atau kuesioner merupakan sejumlah
pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada subjek penelitian yang
digunakan untuk memperoleh tanggapan ataupun informasi dari responden.
Angket atau kuesioner dapat dibedakan menjadi beberapa jenis
tergantung pada sudut pandangannya, Arikunto (2006:152) mengemukakan
macam-macam angket adalah sebagai berikut:
a. Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada:
1) Kuesioner terbuka, yang memberi kesempatan kepada responden untuk
menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2) Kuesioner tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga
responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan,maka ada:
1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang
orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya maka ada:
1) Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
2) Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
3) Check list, sebuah daftar di mana responden tinggal membubuhkan
tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
4) Rating scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh
kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan, misalnya mulai
dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

51
 
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup dengan bentuk check list (√). Angket tersebut dipilih dengan
pertimbangan bahwa alternatif jawaban telah disediakan oleh peneliti,
sehingga responden tinggal memberikan jawaban dengan cara membubuhkan
tanda (√) pada kolom yang sesuai. Penggunaan metode angket (kuesioner) ini
dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA
Negeri Ponorogo yaitu dengan melihat tanggapan siswa terhadap sejumlah
pertanyaan yang telah peneliti siapkan sebelumnya.
Langkah-langkah peneliti dalam menyusun angket adalah sebagai
berikut:
a. Menetapkan tujuan
Tujuan penyusunan angket dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo, yaitu SMA
Negeri 1 Ponorogo, SMA Negeri 2 Ponorogo, dan SMA Negeri 3
Ponorogo.
b. Menetapkan aspek-aspek yang ingin diungkap
Untuk memperjelas aspek yang ingin diungkap maka dilakukan
spesifikasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dengan membuat
kisi-kisi angket yang berfungsi untuk mempermudah dan memperjelas
pembuatan item-item pertanyaan dalam angket. Pembuatan kisi-kisi
maupun item-item pertanyaan mengacu pada indikator-indikator yang
telah ditentukan sebelumnya sesuai dengan lingkup masalah dan tujuan
yang ingin dicapai.
c. Menentukan jenis dan bentuk angket
Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup dengan bentuk check list (√). Bentuk ini dipilih dengan
pertimbangan untuk lebih memudahkan responden dalam memberikan
penilaian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang telah diajukan oleh peneliti
sehingga hasil penelitian ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

52
 
d. Menyusun item angket
Setelah terselesaikannya kisi-kisi angket maka angket mulai
disusun dengan terlebih dahulu membuat item-item pertanyaan, membuat
surat pengantar angket dan yang terakhir menyusun petunjuk dan pedoman
pengisian angket.
e. Menentukan skor
Tahap selanjutnya setelah item angket selesei disusun adalah
pemberian skor. Untuk menentukan besarnya skor pada angket, maka
peneliti menggunakan skala Likert. “Skala Likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang terhadap suatu kejadian atau keadaan sosial, di mana
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
pernyataan” (Sarjono & Julianita, 2011:6). Selanjutnya responden diminta
untuk memberikan pilihan jawaban dalam skala ukur yang telah
disediakan. Dalam penggunaan skala Likert ada dua bentuk pertanyaan
yang biasa digunakan yaitu bentuk pernyataan positif dan bentuk
pernyataan negatif (Sukardi, 2003). Pernyataan positif digunakan untuk
mengukur sikap positif, sedangkan pernyataan negatif digunakan untuk
mengukur sikap negatif. Pada umumnya skala Likert memiliki 5 (lima)
tingkatan alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Netral
(N), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS), masing-masing
jawaban dalam bentuk pertanyaan positif diberi skor 5=SS, 4=S, 3=N,
TS=2, dan STS=1, sedangkan untuk pertanyaan negatif masing-masing
diberi skor 5=STS, 4=TS, 3=N, 2=S, 1=SS (Sukardi, 2003).
Dalam suatu penelitian yang menggunakan skala Likert sering
sekali responden memberikan pendapat yang bersifat netral (N) dengan
alasan jawaban tersebut dirasa paling aman. Untuk menghindari hal
tersebut, maka katagori netral (N) dihilangkan, sehingga alternatif jawaban
yang digunakan dalam penelitian ini menjadi 4 (empat) yaitu Sangat
Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

53
 
(STS). Hal ini sesuai dengan pendapat Sarjono & Julianita (2011) yang
menyatakan bahwa:
Skala Likert dengan empat alternatif jawaban dirasakan sebagai
hal yang paling tepat. Jika kita menggunakan skala Likert dengan
lima alternatif jawaban (Sangat Setuju, Setuju, Netral, Tidak
Setuju, dan Sangat Tidak Setuju), maka akan membuat hasil
penelitian “rancu”. Dalam kenyataan di lapangan, sebagian besar
responden akan memilih jawaban “netral”. Dengan demikian,
dalam penarikan kesimpulan, hasil penelitian yang diperoleh
menjadi kurang akurat karena sulit memberikan kriteria penilaian
pada jawaban netral (hlm. 7).

Pemberian skor untuk keempat alternatif jawaban tersebut adalah


sebagai berikut:
1) Bentuk pernyataan positif
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 43
Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 1
Sangat Tidak Setuju (STS)
2) Bentuk pernyataan negatif
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 3
Sangat Tidak Setuju (STS) 4

f. Mengadakan uji coba (try out) angket


Sebelum angket benar-benar dipakai dalam sebuah penelitian,
maka angket tersebut perlu diuji cobakan (try out) terlebih dahulu. Uji
coba ini dimaksudkan untuk mengetahui validitas serta reliabilitas suatu
instrumen penelitian. Uji coba dilakukan pada 30 siswa kelas XI IPS tahun
pelajaran 2012/2013 yang tersebar di SMA Negeri 1 Ponorogo, SMA
Negeri 2 Ponorogo dan SMA Negeri 3 Ponorogo yang bukan merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

54
 
anggota sampel. Secara teknis Arikunto (2006:167) menyebutkan tujuan
dari uji coba tersebut adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui tingkat keterpahaman instrumen, apakah
responden tidak menemui kesulitan dalam menangkap maksud
peneliti.
2) Untuk mengetahui teknik paling efektif.
3) Untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh responden
dalam mengisi angket.
4) Untuk mengetahui apakah butir-butir yang tertera dalam
angket sudah memadai dan cocok dengan keadaan di lapangan.
Mungkin sekali ada butir yang sudah dimuat dalam angket
tetapi ternyata tidak ada di lapangan, atau sebaliknya, ada usul-
usul untuk tambahan butir baru karena di lapangan ada aspek
tersebut tetapi belum termuat dalam angket.
g. Penyebaran angket
Apabila telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas angket serta
diketahui hasilnya, maka angket tersebut bisa disebarkan kepada
responden untuk selanjutnya dihimpun kembali guna dilakukan analisis
terhadap hasil angket tersebut.

2. Dokumentasi
Arikunto (2006:231) menjelaskan metode dokumentasi adalah
“Mencari data mengenai hal-hal atau variabel-variabel yang berupa catatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda
dan sebagainya”. Metode dokumentasi digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data-data yang diperlakukan untuk mendukung kegiatan
penelitian sehingga hasil penelitian dapat diolah sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Data-data tersebut meliputi data mengenai
sekolah, identitas siswa, serta data mengenai hasil belajar akuntansi siswa
kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

55
 
E. Validasi Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Validitas
juga dapat diartikan sebagai kemampuan alut ukur untuk dapat mengukur
dengan tepat apa yang hendak diukurnya (Widoyoko, 2012). Suatu instrumen
dinyatakan valid tentunya memiliki nilai validitas yang tinggi, sebaliknya jika
validitas suatu instrumen rendah hal tersebut mengindikasikan bahwa
instrumen yang disusun kurang valid. Instrumen angket yang telah dibuat
dapat dikatakan valid apabila dapat mengukur pernyataan dari sutau data
yang diteliti secara tepat. Untuk mengetahui validitas item-item angket dapat
digunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson yaitu sebagai
berikut:
N ∑ XY ∑X ∑Y
∑ ∑ ∑ ∑

(Arikunto, 2006:170)
Keterangan:
X = skor butir
Y = skor total
N = banyaknya subjek
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Suatu item pertanyaan dikatakan valid jika (r hitung) > r tabel
(Sarjono & Julianita, 2011). Apabila jumlah responden N = 30 dengan taraf
signifikansi 5% maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,361. Dalam penelitian
ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.
Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 62 item pernyataan terdapat 1
item pernyataan yang tidak valid yaitu item nomor 44, hal ini dikarenakan
nilai r hitung yang diperoleh kurang dari 0,361 yaitu sebesar 0,289
(selengkapnya lihat lampiran hal 150). Oleh sebab itu, item nomor 44 harus

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

56
 
dikeluarkan. Nilai r hitung yang diperoleh 61 item pernyataan lainnya lebih
dari 0,361 yang dapat diartikan bahwa pernyataan tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto (2006:178) “Reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik”. Suatu instrumen dinyatakan dapat dipercaya (reliabel) apabila
memberikan hasil yang ajeg atau tetap (konsisten) apabila diteskan berkali-
kali. Suatu angket dikatakan reliabel apabila dapat memberikan hasil yang
relatif sama pada saat dilakukan pengukuran kembali pada subjek yang
berlainan dan dalam waktu yang berlainan. Untuk mengetahui realibilitas
angket dapat digunakan rumus Alpha sebagai berikut:
K ∑σ
1
K 1 σ
(Arikunto, 2006:196)
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ = jumlah varians butir
= varians total
Pemberian skor pada instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skor mulai dari skor yang terendah sampai yang tertinggi yaitu
mulai dari 1 sampai 4, oleh sebab itu untuk mencari reliabilitas instrumen
maka digunakan Rumus Alpha. Hal ini sesuai dengan pendapat Widoyoko
(2012) yang menyatakan bahwa:
Instrumen skor non diskrit adalah instrumen pengukuran yang dalam
sistem skoringnya bukan 1 dan 0 (satu dan nol), tetapi bersifat gradual, yaitu
ada penjenjangan skor, mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah. Hal ini
biasanya terdapat pada instrumen tes bentuk uraian dan pilihan ganda, dan
instrumen non tes bentuk angket dengan skala Likert dan skala lanjutan
(rating scale). Interval skor dapat mulai 1 sampai 4; 1 samapi 5; maupun 1

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

57
 
sampai 8 dan sebagainya. Untuk instrumen skor non diskrit ini analisis
reliabilitasnya menggunakan rumus Alpha (hlm. 163).

Menurut Ghozali (mengutip pendapat Nunnaly, 1994) “Suatu


konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0.70” (2011:48). Dalam penelitian ini uji reliabitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS versi 17. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari semua faktor lebih dari 0,70. Nilai
Cronbach’s Alpha yang diperoleh sebesar 0,835, sehingga berdasarkan
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa semua item pernyataan
tersebut sudah reliabel (selengkapnya lihat lampiran hal 152).

F. Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk melakukan
analisis terhadap data-data yang telah terkumpul. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis faktor. Menurut Siswandari
(2009:153) “Analisis faktor merupakan salah satu teknik pengelompokan
(grouping technique) di mana sekelompok besar variabel akan dikurangi dengan
menggunakan teknik tersebut atau dengan kata lain sejumlah besar variabel
dikelompokkan ke dalam sejumlah faktor yang tentu saja lebih kecil”. Prianto
(2008:155) mengemukakan prinsip dasar dari analisis faktor meliputi:
1. Analisis faktor dilakukan dengan jalan membuat abstraksi atau meringkas
dari banyak variabel menjadi sedikit variabel.
2. Analisis faktor mengidentifikasi variabel yang berkorelasi dan yang tidak
berkorelasi.
3. Analisis faktor menekankan adanya comunality, atau jumlah varian yang
disumbangkan oleh suatu variabel pada variabel lainnya.
4. Konvariasi antar variabel yang diuraikan akan memunculkan common factors
dan unique factors masing-masing variabel.

Mastuti (2011) membedakan teknik analisis faktor menjadi dua yaitu:


1. Exploratory Factor Analysis (EFA)
Merupakan teknik statistik yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi
faktor yang mendasari suatu variabel yang saling terkait dan sangat luas.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

58
 
Teknik ini bertujuan untuk menemukan faktor yang mendasari variabel yang
saling terkait dan sangat luas.
2. Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Merupakan teknik statistik yang digunakan untuk memverifikasi
struktur faktor yang memuat ukuran variabel untuk mendapatkan hasil
sebagaimana teori dasar (penelitian) yang telah ada sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan Exploratory Factor Analysis (EFA)
dikarenakan penilitian ini bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap prestasi belajar akuntansi kelas XI IPS SMA Negeri Ponorogo. Analisis
faktor dihitung dengan menggunakan program SPSS versi 17. Adapun langkah-
langkah dalam melakukan analisis faktor menurut Siswandari (2009) adalah
sebagai berikut:
1. Merumuskan masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor-faktor apa
sajakah yang mempengaruhi prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS
SMA Negeri Ponorogo Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Memperoleh matrik korelasi dari semua variabel yang diteliti
Proses analisis dengan teknik analisis faktor didasarkan pada sebuah
matrik yang bernama matrik korelasi. Dari matrik ini peneliti dapat
mendeteksi apakah secara umum variabel-variabel yang diteliti mempunyai
keterkaitan dengan variabel yang lain. Untuk menguji apakah terdapat
korelasi antar variabel digunakan uji Bartlett test of sphericity. Apabila
hasilnya menunjukkan signifikan berarti matrik korelasi memiliki korelasi
signifikan dengan sejumlah variabel. Uji lain yang dapat digunakan untuk
melihat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya analisis faktor
dilakukan adalah Kaiser-Mayer-Olkin Measure of Sampling Adequacy
(KMO-MSA). Nilai MSA bervariasi dari 0 sampai 1, jika nilai MSA < 0.50
maka analisis faktor tidak dapat dilakukan.
3. Menetukan banyaknya faktor
Apabila semua syarat pada tahap sebelumnya sudah terpenuhi maka
proses selanjutnya adalah ekstraksi faktor. Ekstraksi faktor dimaksudkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

59
 
untuk menentukan banyaknya faktor yang dibutuhkan untuk mewakili
variabel-variabel nyata. Dalam tahap ini dapat diketahui sejumlah faktor yang
layak untuk mewakili seperangkat variabel yang dianalisis dengan melihat
besarnya eigenvalue, apabila eigenvalue minimal adalah 1,0 maka faktor
berperan, jika <1,0 maka faktor tidak dipertimbangkan. Terdapat beberapa
metode yang dapat dilakukan untuk melakukan ekstrasi dalam faktor, namun
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Principal component
(PC).
4. Merotasi Faktor
Apabila ditemui kesulitan untuk menentukan pola pengelompokan
variabel dari hasil ekstaksi faktor maka perlu dilakukan rotasi faktor. Jika
variabel memiliki factor loading ≥ 0,5 maka variabel berperan tetapi jika
factor loading ≤ 0,5 maka tidak dipertimbangkan.
5. Mengintepretasikan faktor
Intepretasi faktor diperlukan untuk memperjelas hasil analisis faktor
yang telah dilakukan dengan memberikan nama terhadap masing-masing
faktor yang telah terbentuk.
6. Menentukan model yang tepat
Langkah terakhir adalah menentukan model yang tepat. Residual
atau residu (prediksi error) digunakan untuk melakukan uji ketepatan model.
Jika residu disimbolkan dengan ’e’ maka peneliti dapat melakukan deteksi
apakah model yang dihasilkan dari analisis faktor tersebut tepat atau tidak
berdasarkan banyaknya residu dengan nilai absolut >0,05. Secara umum
e>0,05 dipandang sebagai kelompok yang mewakili banyaknya koefisien
korelasi yang berubah setelah dilakukan analisis faktor. Apabila banyaknya
faktor koefisien korelasi yang tidak berubah lebih banyak dari yang berubah
maka model yang dihasilkan dari analisis faktor tepat.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai