Anda di halaman 1dari 17

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di GOR KONI Jalan Veteran No. 45,
Kota Salatiga sebagai tempat latihan pemusatan atlet PPLOPD Salatiga.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Februari 2021.
Tabel 3.1 Rincian Waktu Penelitian:

Tahun 2020-2021

N Kegiatan Nove
Desember Januari Februari Maret April
o Penelitian mber

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1
Persiapan
.
a. Observasi
b. Identifikasi
Masalah
c. Pengajuan
Judul
d. Penyusunan
Proposal
2
Pelaksanaan
.
a. Seminar
Proposal
b. Pengajuan
Izin Penelitian

c. Penelitian
3 Penyusunan
. Laporan
a. Penulisan
Laporan
b. Ujian
Skripsi

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

19

B. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif untuk
mengetahui gambaran kondisi fisik pada atlet taekwondo PPLOPD Kota
Salatiga Tahun 2021. Menurut Sugiyono (2016:11), metode kuantitatif
adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei, sedangkan teknik dan pengumpulan data menggunakan tes
dan pengukuran.
2. Variabel Penelitan
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai (misal variabel
model kerja, keuntungan, biaya promosi, volume penjualan, timgkat
pendidikan manajer, dan sebagainya). Variabel dapat diartikan sebagai
pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih (Syahrum dan Salim,
2014:123). Sesuai dengan judul penelitian ini terdiri dari beberapa variabel
diantaranya sebagai berikut:
a. Variabel Independen
Variabel independen (variabel bebas) yaitu variabel yang
mempengaruhi variabel lain. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah profil kondisi fisik.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang disebabkan
atau dipengaruhi oleh adanya variabel independen (bebas). Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah atlet taekwondo PPLOPD Kota
Salatiga.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

20

C. Populasi dan Sampel


Menurut Sugiyono (2016:119) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet
taekwondo PPLOPD Kota Salatiga. Semua objek dalam penelitian ini adalah
seluruh populasi.

D. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai
teknik sampling yang digunakan. Penelitian ini menggunakan Sampling Jenuh,
sampling ini dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil atau kurang dari 30
orang.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pegumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan one shotmethod, yaitu model pendekatan
yang menggunakan satu kali pengumpulan data. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan teknik tes dan pengukuran yang meliputi:
1. Tes dan pengukuran tinggi badan:
a. Perlengkapan:
1) Stadiometer atau pita pengukur yang dilekatkan dengankuat secara
vertikal di dinding, dengan tingkat ketelitian sampai 0,1 cm.
2) Sebaiknya dinding tidak mengandung papan yang mudah
mengerut.
3) Apabila menggunakan pita ukur, dipersiapkan pula segi tiga suku-
siku.
4) Permukaan lantai yang dipergunakan harus rata dan padat.
5) Alat tulis
6) Formulir commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

21

b. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri tegak tanpa alas, tumit, pantat dan kedua bahu
menekan pada stadiometer atau pita pengukur.
2) Kedua tumit sejajar dengan kedua lengan yang menggantung
bebas di samping badan (dengan telapak tangan menghadap ke
arah paha).
3) Dengan berhati-hati tester menempatkan kepala testi di belakang
telinga agar tegak dan tubuh terentang secara penuh.
4) Pandangan testi lurus ke depan smbil menarik napas panjang dan
berdiri tegak.
5) Upayakan tumit testi tidak terangkat.
6) Apabila pengukuran menggunakan stadiometer, turunkan
platform-nya sehingga dapat menyentuh bagian atas kepala.
Apabila menggunakan pita pengukur, letakkan segitiga siku-siku
tegak lurus pada pita pengukur di atas kepala, kemudian turunkan
ke bawah sehingga menyentuh bagian atas kepala.
c. Penilaian:
1) Catatlah tinggi badan dalam posisi berdiri tersebut dengan
ketelitian mendekati 0,1 cm.

Gambar 3.1 Tinggi Badan


(Widiastuti, 2015:58)
2. Tes dan pengukuran berat badan:
a. Perlengkapan:
1) Alat penimbang dengan ketelitian hingga 0,5 kg, ditempatkan pada
permukaan yang rata.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

22

2) Skala alat penimbang harus ditera lebih dahulu agar alat tersebut
memenuhi standar.
b. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi tanpa alas kaki dan hanya mengenakan pakaian yang ringan
(seperti t-shirt dan celana pendek skirt).
2) Alat penimbang disetel pada angka nol.
3) Testi berdiri tegak dengan berat tubuh terdistribusi secara merata
di bagian tengah alat penimbang.
c. Penilaian:
1) Catatlah berat badan testi hingga ukuran 0,5 kilogram yang
terdekat dan jika diperlukan alat penimbang ditera lebih dahulu.

Gambar 3.2 Berat Badan


(Widiastuti, 2015:62)
3. Tes dan pengukuran panjang lengan:
a. Tujuan: Mengukur panjang lengan
b. Perlengkapan:
1) Pita pengukur
2) Alat tulis
3) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri dengan posisi tegak tanpa mengenakan alas kaki.
2) Panjang lengan diukur dari acromion sampain dengan ujung jari
tengah.
d. Penilaian:
1) Catatlah panjang lengan hingga ukuran 0,1 cm terdekat.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

23

Gambar 3.3 Panjang Lengan


(Albertus F, AIFO, dan Muhammad Muhyi F, 2015:33)
4. Tes dan pengukuran panjang tungkai:
a. Tujuan: Mengukur panjang tungkai
b. Perlengkapan:
1) Pita pengukur
2) Alat tulis
3) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri dengan posisi tegak tanpa menggunakan alas kaki.
2) Panjang tungkai diukur dari tulang belakang terbawah atau dari
trochanter sampai ke lantai.
d. Penilaian:
1) Catatlah panjang tungkai hingga ukuran 0,1 cm terdekat.

Gambar 3.4 Panjang Tungkai


(Albertus F, AIFO, dan Muhammad Muhyi F, 2015:34)
5. Tes dan pengukuran kekuatan otot perut dengan tes sit-up:
a. Tujuan: Mengukur kekuatan otot perut
b. Perlengkapan:
1) Matras atau lantai commit to user
yang datar
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

24

2) Stopwatch
3) Alat tulis
4) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi tidur terlentang dengan lutut ditekuk dan kedua kaki selebar
kurang lebih 25 cm.
2) Kedua jari-jari tangan dihubungkan dan diletakkan dibelakang
kepala.
3) Teman testi memegang kedua pergelangan kakinya dan menekan
agar telapak kaki tetap melekat di lantai selama melakukan sit up.
4) Sikap awal dimulai gerakan sit up dengan menyentuh siku kanan
ke lutut kiri kemudian kembali ke sikap awal. Berikutnya siku kiri
disentuhkan ke lutut kanan.
c. Penilaian:
1) Jumlah sit up yang benar dihitung dalam 60 detik.

Gambar 3.5 Sit Up


(Ahmad Muchlisin, 2020:28)
6. Tes dan pengukuran kekuatan otot lengan dengan tes push-up:
a. Tujuan: Mengukur kekuatan otot lengan
b. Perlengkapan:
1) Matras atau lantai yang datar dan rata.
2) Stopwatch
3) Alat tulis
4) Formulir

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

25

c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri berhadapan, sehingga salah satu diantara mereka
dapat menghitung gerakan.
2) Testi menelungkup dan menempatkan telapak tangan di lantai
dibawah dada testi. Kedua tangan testi terletak di lantai dibawah
kedua bahu.
3) Siku dipertahankan atau dikunci dalam keadaan lengan diluruskan.
Seluruh tubuh lurus, tidak ada bagian tubuh yang menyentuh lantai
kecuali kedua tangan dan tumitnya. Kedua kaki direnggangkan
selebar bahu.
4) Testi membengkokkan lengannya, badan diturunkan sampai dada
dapat menyentuh tangan dan dorong kembali ke posisi awal.
5) Tubuh harus tetap dipertahankan dengan lurus sepanjang
melakukan gerakan, testi melakukan tes sebanyak mugkin tanpa
berhenti.
d. Penilaian:
1) Nilai yang diberikan didasarkan jumlah pengulangan yang
dilakukan dengan benar selama 60 detik.

Gambar 3.6 Push Up


(Ahmad Muchlisin, 2020:26)
7. Tes dan pengukuran daya ledak otot tungkai dengan tes vertical jump:
a. Tujuan: Mengukur daya ledak atau tenaga eksplosif otot tungkai
b. Perlengkapan:
1) Bubuk kapur.
2) Papan yang ditempel pada dinding dengan ketinggian dari 150
hingga 350 cm (tingkat ketelitian hingga sebesar 1 cm).
3) Alat tulis commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

26

4) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi memasukkan ujung jari yang digunakan untuk menjangkau
dalam kapur bubuk.
2) Testi berdiri dengan tangan yang digunakan meraih di dekat papan
dan meraih ke atas dengan lengan sebelah dalam, kemudian
menyentuh papan dengan ujung jari tengah untuk menempelkan
tanda pada titik terjauh yang dapat dicapai.
3) Kedua telapak kaki harus menginjak rata dengan lantai, sedangkan
kedua lengan atau tangan terentang sejauh mungkin.
4) Catatlah posisi tanda hingga 1 cm yang terdekat (mencapai
ketinggian).
5) Kedua lengan testi harus tetap berada di dalam posisi yang sama
(tangan atau lengan yang disukai diangkat dalam posisi vertikal
dan lengan yang lain bergantung di samping badan) pada waktu
testi mengambil posisi berjongkok. Testi dapat memilih kedalam
atau kerendahan tertentu dari posisi jongkok dan diperbolehkan
melambung apabila menghendaki. Testi tidak diperkenankan
mengayunkan lengan untuk membantu mementum loncatan.
6) Testi kemudian meloncat ke atas untuk menyentuh dinding pada
titik ketinggian yang mampu dicapai dengan lengan sebelah dalam
terentang ke arah timur.
7) Testi diperbolehkan melakukan loncatan sebanyak dua kali.
d. Penilaian:
1) Catatlah ketinggian yang dapat dicapai pada sentimeter yang
terdekat.
2) Catatlah ketinggian yang dapat dicapai (hingga hitungan
sentimeter terdekat) pada loncatan yang paling tinggi.
3) Kurangkan tinggi jangkauan dengan tinggi loncatan dalam
hitungan sentimeter.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

27

Gambar 3.7 Vertical Jump


(Widiastuti, 2015:67)
8. Tes dan pengukuran kelentukan dengan tes sit and reach:
a. Tujuan: Mengukur kelentukan otot punggung ke arah depan dan paha
belakang
b. Pelaksanaan:
1) Box khusus
2) Alat tulis
3) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi duduk selinjur tanpa sepatu, lutut lurus, telapak kaki
menempel pada sisi box.
2) Kedua tangan lurus diletakkan di atas ujung box, telapak tangan
menempel dipermukaan box.
3) Dorong dengan tangan sejauh mungkin, tahan 1 detik, catat
hasilnya.
4) Dilakukan 4 kali pengulangan.
5) Pada saat tangan mendorong ke depan kedua lutut harus tetap
lurus.
6) Dorongan harus dilakukan dengan kedua tangan bersama-sama,
bila tidak tes harus diulang.
7) Sebelum melakukan tes harus pemanasan terlebih dahulu.
d. Penilaian:
1) Raihan terjauh ke empat ulangan merupakan nilai kelentukan
punggung bawah testi. Angka dicatat sampai mendekati 1 cm.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

28

Gambar 3.8 Sit and Reach


(Ismaryati, 2008:102)
9. Tes dan pengukuran keseimbangan dengan stork stand:
a. Tujuan: Mengukur keseimbangan tubuh
b. Perlengkapan:
1) Stopwatch
2) Tempat permukaan yang datar
3) Alat tulis
4) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri di atas satu kaki yang dominan, kaki yang lain
diletakkan di samping lutut, tangan berada di pinggang.
2) Dengan diberi aba-aba “ya”, testi mengangkat tumitnya dari
lantai (jinjit) dan mempertahankan sikap ini selama mungkin
tanpa gerakan apapun atau meletakkan tumitnya menyentuh
lantai.
3) Saat mengangkat tumit dan mempertahankannya, tanga tidak
boleh lepas dari pinggang.
4) Dilakukan tiga kali ulangan.
d. Penilaian:
1) Waktu yang terlama dalam mempertahankan posisi keseimbangan
merupakan waktu yang digunakan untuk menilai keseimbangan
testi.
2) Waktu dicatat dalam detik, dimulai dari saat testi mengangkat
tumit sampai mulai kehilangan keseimbangannya.
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

29

Gambar 3.9 Stork Stand


(Albertus F, AIFO, dan Muhammad Muhyi F, 2015:166)
10. Tes dan pengukuran kecepatan dengan tes lari 20 meter:
a. Tujuan: Mengukur kecepatan
b. Perlengkapan:
1) Stopwatch
2) Kerucut pembatas atau patok
3) Lintasan lari 20 meter yang lurus, datar dan tidak licin
4) Bendera start
5) Alat tulis
6) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi berdiri di belakang start.
2) Pada aba-aba “siap” testi mengambil sikap start berdiri dan siap
untuk lari.
3) Kemudian testi lari secepat mungkin menuju ke garis finish
dengan jarak 20 meter.
4) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 20 meter.
5) Pengambilan waktu dengan cara satu angka dibelakang koma
stopwatch manual, dan dua angka dibelakang koma stopwatch
digital.

commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

30

d. Penilaian:
1) Catatlah waktu yang diperlukan pada pelaksanaan yang paling
cepat dengan ketelitian 0,1 detik yang terdekat.

Gambar 3.10 Lari 20 meter


(Widiastuti, 2015:126)
11. Tes dan pengukuran kelincahan dengan tes squad thrust:
a. Tujuan: Mengukur kelincahan
b. Perlengkapan:
1) Tempat datar
2) Stopwatch
3) Alat tulis
4) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Testi sikap berdiri tegak.
2) Jongkok dengan menempatkan tangan dilantai.
3) Kedua kaki dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh lurus
seperti sikap tubuh akan melakukan gerakan push up
4) Kemudian tarik kedua kaki sehingga kembali berdiri tegak.
d. Penilaian:
1) Jumlah squad thrust yang benar dihitung dalam waktu 60 detik.

Gambar 3.11 Squad Thrust


commit to2008:43)
(Ismaryati, user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

31

12. Tes dan pengukuran daya tahan denagan tes MFT (Multistage Fitness
Test):
a. Tujuan: Mengetahui tingkat kebugaran jasmani seseorang.
b. Perlengkapan:
1) Tempat tes dapat berupa halaman, lapangan atau tanah datar dan
tidak licin yang panjangnya tidak kurang dari 22 meter dan lebar 1
sampai 1,5 meter. Panjang lintasan 20 meter
2) Tape recoder
3) Kaset panduan tes MFT
4) Alat pengukur panjang
5) Tanda batas jarak
6) Stopwatch
7) Alat tulis
8) Formulir
c. Petunjuk pelaksanaan:
1) Hidupkan tape recorder mulai dari awal pita kaset, lalu ikuti
petunjuk selanjutnya.
2) Pada bagian permulaan, jarak antara dua sinyal “tut” memadai
suatu interval satu menit yang terukur secara akurat.
3) Selanjutnya terdengar penjelasan ringkasan mengenai pelaksanaan
tes yang mengantar pada penghitungan mundur selama lima detik
menjelang dimulainya tes.
4) Setelah itu akan keluar sinya “tut” tinggal pada beberapa interval
yang teratur.
5) Testi diharapkan berusaha agar dapat sampai keujung yang
berlawanan bertepatan dengan sinyal “tut” yang pertama berbunyi
untuk kemudian berbalik dan berlari ke arah yang berlawanan.
6) Selanjutnya setiap sinyal “tut” berbunyi maka testi harus sudah
sampai disalah satu ujung lintasan lari yang ditempuhnya.
7) Setelah mencapai interval satu menit disebut level 1 yang terdiri
dari 7 shuttle. commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

32

8) Selanjutnya interval 1 menit akan berkurang sehingga untuk


menyelesaikan level berikutnya testi harus lari lebih cepat.
9) Setiap testi menyelesaikan jarak 20 meter, posisi satu kaki tepat
menginjak atau melewati batas 20 meter, selanjutnya berbalik dan
menunggu sinyal berikutnya untuk melanjutkan lari ke arah yang
berlawanan.
10) Setiap testi harus berusaha berlari selama mungkin, sesuai dengan
kecepatan yang telah diatur. Jika tidak mampu maka peserta harus
berhenti atau dihentikan dengan ketentuan.
11) Jiika testi gagal mencapai dua langkah atau kurang dari garis 20
meter setelah sinyal “tut” berbunyi, pengetes memberikan
toleransi 1 x 20 meter, untuk memberikan kesempatan
menyesuaikan kecepatannya.
12) Jika pada masa toleransi testi gagal menyesuaikan kecepatannya,
maka testi diberhentikan dari kecepatan tes.
d. Penilaian:
1) Perhitungan besarnya VO2 maks dapat dihitung berdasarkan level
(tingkatan) dan shuttle (balikan) yang dapat dicapai oleh testi.
2) Setelah didapat data mengenai level dan shuttle testi, lalu dirujuk
ke tabel VO2 maksimal.

Gambar 3.10 MFT


(Bafirman HB & Asep Sujana Wahyuri, 2019:65)
commit to user
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

33

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh tiap-tiap item tes merupakan data kasar dari hasil tiap tes
yang diperoleh, kemudian hasil data kasar tersebut diubah menjadi nilai t-skor
dengan rumus sebagai berikut:

𝑀−𝑋
𝑇 = 10 ( ) + 50
𝑆𝐷
dan

𝑋−𝑀
𝑇 = 10 ( ) + 50
𝑆𝐷
Keterangan : T = nilai t-skor
M = nilai rata-rata kasar
X = nilai data kasar
SD = standar deviasi data kasar
Setelah data kasar dirubah ke dalam t-skor, kemudian data dimaknai dengan
mengkategorikan data. Pengkategorian dikelompokkan menjadi lima yaitu baik
sekali, baik, sedang, kurang dan kurang sekali. Sedangkan pengkategorian
menggunakan lima batasan norma, pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Rumus Kategori Rentang Norma Penilaian


No Rentang Norma Kategori
1 X ≥ M + 1,5 SD Baik Sekali
2 M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Baik
3 M – 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Cukup
4 M – 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD Kurang
5 X < M – 1,5 SD Kurang Sekali
Sumber: Anas Sudijono (2006:186)

Langkah selanjutnya setelah data diperoleh yaitu menganalisis data untuk


menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan.
commit to user Analisis data yang digunakan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

34

dari penelitian ini menggunakan teknik analisis kuantitatif dengan persentase.


Menurut Anas Sudijono (2006:245) rumus yang digunakan sebagai berikut:
𝑓
𝑃= 𝑋 100%
𝑁
Keterangan: P = persentase yang dicari
f = frekuensi
N = jumlah responden

G. Prosedur Penelitian
Berikut tahapan yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan
populasi, agar bisa mendapatkan populasi peneliti mangajukan perizinan
penelitian ke Pengkot (Pengurus Kota) Taekwondo Kota Salatiga tahun
2021.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan kegiatan eksekusi dengan cara pengambilan
data dengan rekomendasi waktu dan tempat oleh Pengkot Taekwondo
Kota Salatiga tahun 2021. Tahap ini peneliti mengambil data dengan satu
kali tes pengukuran agar mendapatkan data kondisi fisik atlet taekwondo
PPLOPD Kota Salatiga.
3. Tahap Penyelesaian
Setelah semua data terkumpul kemudian data ditabulasikan. Hasil data
yang telah ditabulasikan kemudian dikonsulkan kepada dosen
pembimbing, kemudian hasil diskusi dicatat sebagai bahan untuk
perbaikan skripsi.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai