Anda di halaman 1dari 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian dilaksanakan di dua tempat yaitu di SMA Negeri 86 Jakarta dan

SMA Negeri 108. Pemilihan tempat ini dilakukan untuk mempermudah

pengambilan data dari sampel, kesesuaian dengan ruang lingkup penelitian,

dekat dengan domisili peneliti dan penghematan waktu dan biaya penelitian.

2. Waktu

Proses penelitian diperkirakan memerlukan waktu 5 bulan, terhitung dari

bulan September, Desember sampai bulan Maret 2020, mulai dari penentuan

masalah, penyusunan proposal, dan menyelesaikan tesis. Perkiraan jadwal

penelitian seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

Waktu Pelaksanaan
No Aktivitas September Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penyusunan
Instrumen
3 Validasi Instrumen
4 Pengambilan data
5 Pengolahan data
dan pembahasan
6 Draft dan Revisi
7 Penyusunan Tesis
8 Asumsi dan
prediksi sidang

57
58

9 Revisi
B. Metode dan Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

(Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa, metode adalah cara kerja untuk

mencapai tujuan dan memahami objek penelitian. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen dengan model analisis treatment by level. Metode

penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan

dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisifasi masalah dalam

bidang pendidikan.

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Tujuan penelitian ini

yaitu untuk memperoleh Metode Pembelajaran yang paling efektif dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep kimia peserta didik, maka

metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

(Arikunto, 2010) menyatakan bahwa, metode penelitian eksperimen

adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal)

antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang

mengganggu.
59

Jenis pengujian yang digunakan adalah Anova Dua Arah. Eksperimen

dilakukan pada dua kelas/kelompok dimana masing-masing kelompok diberi

perlakuan (treatment) yang berbeda. Kelompok pertama diajar menggunakan

metode pembelajaran Guided discovery Learning (GDL), sedangkan

kelompok kedua diajar menggunakan metode pembelajaran Ekspositori.

Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi dua kategori menurut minat

belajar, yaitu kelompok yang memiliki minat belajar tinggi dan kelompok

yang memiliki minat belajar rendah.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen.

Penelitian ini akan menguji pengaruh metode pembelajaran Guided Discovery

Learning (GDL) dan minat belajar terhadap kemampuan pemahaman konsep

kimia. Variabel bebasnya adalah metode pembelajaran ( ) dan minat belajar

( . Metode Pembelajaran sebagai variabel perlakuan dan minat belajar

sebagai variabel atribut. Sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan

pemahaman konsep kimia (Y).

2. Desain Penelitian

Adapun desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah factorial design 2 x 2 yang disajikan dalam tabel 3.2.


60

Tabel 3.2
Desain Eksperimen
Metode Pembelajaran Metode Metode Jumlah
Pembelajaran Pembelajaran
Minat Belajar GDL Ekspositori

Minat Belajar Tinggi

Minat Belajar Rendah

Jumlah

Keterangan :

A : Metode pembelajaran

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Guided Discovery

Learning (GDL)

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Ekspositori

: Minat Belajar

: Minat Belajar Tinggi

: Minat Belajar Rendah

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Guided Discovery

Learning (GDL) dan memiliki minat belajar tinggi


61

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Ekspositori dan

memiliki minat belajar rendah

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Guided Discovery

Learning (GDL) dan memiliki minat belajar rendah.

: Peserta didik yang diberi metode Pembelajaran Ekspositori dan

memiliki minat belajar rendah.

3. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah eksperimen yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:

a. Menentukan populasi penelitian yaitu seluruh peserta didik di SMA

Negeri 86 Jakarta dan SMA Negeri 108 Jakarta.

b. Menentukan ukuran sampel terpilih dengan teknik random sampling

c. Membuat soal Kimia

d. Tahap perlakuan uji coba penelitian (evaluasi)

e. Menentukan analisis korelasional antara 2 variabel independen dan

variabel dependen

f. Mengumpulkan data

g. Pengolahan dan analisis data

h. Penyusunan data dan membuat kesimpulan hipotesis data

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi
62

(Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa, populasi adalah subjek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah atau objek penelitian. populasi juga merupakan wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh peserta didik di SMA

Negeri 86 Jakarta dan SMA Negeri 108 Jakarta yang terdiri dengan rincian

jumlah peserta didik disajikan dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3
Distribusi Jumlah Populasi Penelitian
dari Tiap-tiap Sekolah

Jumlah Peserta
No. Sekolah
Didik

1 SMA Negeri 86 Jakarta 324

2 SMA Negeri 108 Jakarta 287


611
Total

2. Sampel

Arikunto (2010 : 134) menyatakan bahwa, sampel adalah sebagian

wakil populasi yang diteliti . Dengan demikian sampel penelitian adalah

bagian populasi yang diteliti dan mewakuli karakteristik populasi. Apabila

populasi kurang dari 100 maka sampel diambil semuanya, namun apabila
63

populasi penelitian berjumlah lebih dari 100 maka sampel diambil 10 sampai

15 %. Besar subjek atau individu sampel dalam penelitian ditetapkan dari dua

sekolah yang menjadi populasi, di SMAN 86 Jakarta berjumlah 324 peserta

didik dan SMAN 108 Jakarta 287 peserta didik, maka sampel diambil 10 %

dari jumlah keseluruhan dari kedua sekolah yaitu 60 peserta didik. Dari 60

peserta didik tersebut dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 30 peserta

didik dengan metode Pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL) dan

30 peserta didik dengan metode Pembelajaran Ekspositori.

3. Teknik Pengambilan Sampel

(Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa, Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan metode random sampling. Strategi pengambilan sampel

secara random didasarkan atas asumsi bahwa anggota populasi adalah

homogen.

a. Prosedur Pengambilan Sampel

(Sugiyono, 2012) menyatakan bahwa, Teknik sampling merupakan

teknik pengambilan sampel untuk memperoleh sampel yang baik

pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan kata lain

sampel harus refresentatif. Dalam pengambilan data, peneliti mengambil

teknik sampling “Multi Stage”.Multi Stage Random Sampling adalah

teknik sampling yang memerlukan minimal 2 tahapan penarikan sampel


64

a. Tahap 1, meliputi :

1. Peneliti menuliskan ketiga kelas (kelas X MIPA) yang ada pada

kertas yang disediakan.

2. Peneliti mengambil dua kertas secara acak/random.

3. Peneliti menentukan kelas yang akan menjadi kelas eksperimen

dan yang akan menjadi kelas kontrol (tandingan).

b. Tahap 2, meliputi :

1. Untuk masing-masing kelas yang dipilih, peneliti mengukur minat

belajar dengan menggunakan kuesioner minat belajar, yaitu untuk

mengetahui peserta didik yang memiliki minat belajar tinggi dan

minat belajar rendah.

2. Peneliti menyusun skor minat belajar responden secara berurutan

dari skor tertinggi menuju skor terendah.

3. Peneliti mengambil 15 peserta didik yang memiliki skor minat

belajar tinggi dan 15 peserta didik yang memiliki skor minat

belajar rendah.

b. Jumlah Sampel Penelitian

Dari proses random sampling tersebut diatas. Kelas eksperimen

sebanyak 30 peserta didik yang memperoleh pembelajaran melalui

metode Pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL). Kelompok

kontrol sebanyak 30 peserta didik yang memperoleh pembelajaran


65

melalui metode Pembelajaran Ekspositori. Dengan demikian jumlah

peserta didik yang tergabung dalam penelitian ini sebanyak 60 peserta

didik. Selanjutnya pada masing-masing kelompok tersebut, peserta didik

dibedakan antara peserta didik dengan minat belajar tinggi dan minat

belajar rendah.

D. Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data penelitian yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

Tabel 3.4
Sumber Data

Variabel Sumber Data


Metode Pembelajaran Dokumen Literature
Minat Belajar Peserta didik
Kemampuan Pemahaman Konsep Kimia Peserta didik

2. Variabel Penelitian

(Sugiyono, 2012)menyatakan bahwa, variabel adalah segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peniliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.

Pada penelitian ini terdiri dari 3 variabel antara lain :


66

1) variabel bebas pertama dalam hal ini merupakan variabel treatment ( )

yaitu metode pembelajaran (metode Pembelajaran Guided Discovery

Learning (GDL) dan Ekspositori)

2) variabel bebas kedua dalam ini variabel atribut ( ) yaitu minat belajar

tinggi dan minat belajar rendah

3) variabel terikat (Y) yaitu kemampuan pemahaman konsep kimia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri atas data hasil belajar

dengan metode Pembelajaran Guided Discovery Learning (GDL) dan metode

Ekspositori. Serta minat belajar tinggi dan minat belajar rendah.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 30 butir

soal postest serta angket untuk menentukan minat belajar yang dimiliki

peserta didik.

(Suharsimi, 2013) menyatakan bahwa angket atau kuisioner adalah

sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur atau

responden. Hal ini dipertegas oleh pendapat (Nana Syaodih Sukmadinata,

2010) menyatakan bahwa, angket adalah suatu teknik atau cara pengumpulan

data secara tidak langsung (peneliti tidak secara langsung bertanya-jawab

dengan responden. Sedangkan postest digunakan untuk mengetahui nilai

akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.


67

E. Instrument Penelitian

1. Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Kimia

a. Definisi Konseptual

Kemampuan pemahaman konsep dalam pembelajaran kimia

merupakan salah satu hasil yang ingin dicapai, sehingga harus

diperhatikan oleh para guru.

b. Definisi Operasional

Kemampuan pemahaman konsep adalah skor total yang diperoleh

peserta didik dari pengukuran atau tes pada mata pelajaran kimia. Pokok

bahasan sebagai materi tes yang diberikan dalam mengukur hasil belajar

peserta didik adalah Redoks. Tes ini hanya mengukur aspek mengingat,

memahami, menerapkan.

c. Kisi–Kisi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep

Dalam membuat Kisi kisi instrumen harus sesuai dengan indikator

yang ada di kemampuan pemahaman konsep kimia. Maka kisi-kisi

instrumen kemampuan pemahaman konsep kimia pada materi redoks,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Kimia

Kompetensi Tujuan Jenjang Jum


Indikator
Dasar Pembelajaran C1 C2 C3 lah
68

Menjelaskan Membedakan  Peserta didik 1. 4. 29. 8


perkembangan konsep reduksi- dapat (D), (C) (A),
konsep oksidasi menjelaskan 2(E) 5. 33.
reduksi- ditinjau dari konsep 3. (B) (A)
oksidasi dan penggabungan reduksi- (A) 6.
hubungannya dan pelepasan oksidasi dari (A)
dengan tata oksigen, pengikatan
nama serta pelepasan dan dan pelepasan
senyawa serta penerimaan oksigen.
penerapannya elektron, serta Peserta didik
peningkatan dapat
dan penurunan menjelaskan
bilangan konsep
oksidasi oksidasi dan
reduksi
ditinjau dari
pelepasan dan
penerimaan
elektron.
 Peserta didik
dapat
menjelaskan
konsep
reduksi-
oksidasi
ditinjau dari
peningkatan
dan penurunan
bilangan
oksidasi.
 Peserta didik
dapat
membedakan
ketiga konsep
reaksi redoks.
Menentukan Peserta didik 7. 9. 12. 10
bilangan dapat (C), (C), (C),
oksidasi atom menentukan 8. 10. 13.
unsur dalam bilangan oksidasi (A) (B) (C)
senyawa atau suatu atom dalam 11. 34.
ion senyawa atau ion (D) (C),
38.
(C)
39.
(A)
Menentukan Peserta didik 14. 15. 16
69

reduktor dan dapat (D), (B),


oksidator menentukan 16. 20.
dalam reaksi oksidator dan (A) (E)
redoks. reduktor dalam 17. 21.
reaksi redoks. (C), (C),
18. 28.
(A) (D)
32. 39.
(A) (A),
35.
(C)
22.
(E),
23.
(C)
24.
(C),
25.
(C),
26.
(A)
27.
(D)

Mendeskripsik Peserta didik 19. 28. 37. 6


an pengertian dapat (D) (D), (A),
reaksi menentukan 40. 31.
autoredoks oksidator dan (A) (D)
(reaksi reduktor dalam 36.
disproporsionas reaksi autoredoks (B)
i dan (reaksi
konproporsiona disproporsionasi
si) serta dan
mengidentifika konproporsionasi
si reaksi ).
autoredoks.
Jumlah 6 13 21 40
Persentase 15% 32,5 52,5 100
% % %

d. Kalibrasi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Kimia

1. Pengujian Validitas Kemampuan Pemahaman Konsep Kimia


70

Untuk menghitung validitas butir soal pilihan ganda diujikan

dengan menggunakan rumus korelasi product moment sebagai

berikut :

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

N  = banyaknya subjek

X =  Nilai Pembanding

Y  = Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat alat ukur

mampu mengukur obyek yang diteliti. Uji validitas dilakukan melalui uji

korelasi product moment yang dihitung dengan menggunakan program

SPSS 20. Dalam hal ini butir pernyataan dikatakan valid jika nilai

> untuk dk = n – 2 dengan tingkat signifikasi 5 %. Sebaliknya jika

< untuk dk = n – 2, maka butir soal dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas instrumen dilakukan di SMAN 86 Jakarta dan SMAN

108 Jakarta.
71

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas

diperoleh validitas butir soal pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Butir Soal

Koefisien Koefisien
No. No.
Korelasi Validitas Korelasi Validitas
Item Item
Hitung Hitung
1 0.664 Valid 21 0.487 Valid
2 0.408 Tidak Valid 22 0.024 Tidak Valid
3 0.650 Valid 23 0.242 Tidak Valid
4 0.483 Valid 24 0.350 Valid
5 0.644 Valid 25 0.558 Valid
6 0.293 Tidak Valid 26 0.264 Valid
7 0.705 Valid 27 0.360 Valid
8 0.634 Valid 28 0.165 Tidak Valid
9 0.349 Valid 29 0.410 Valid
10 0.394 Valid 30 0.060 Tidak Valid
11 0.134 Tidak Valid 31 0.316 Valid
12 0.490 Valid 32 0.193 TV
13 0.443 Valid 33 0.687 Valid
14 0.381 Valid 34 0.375 Valid
15 0.310 Valid 35 0.513 Valid
16 0.287 Tidak Valid 36 0.222 Tidak Valid
17 0.783 Valid 37 0.607 Valid
18 0.630 Valid 38 0.536 Valid
19 0.799 Valid 39 0.494 Valid
20 0.491 Valid 40 0.400 Valid

Berdasarkan tabel di atas dapat penulis jelaskan bahwa dari 40 soal 30

soal dinyatakan valid dan 10 soal dinyatakan tidak valid. Jadi, instrument

kemampuan pemahaman konsep kimia yang digunakan dalam penelitian

ini adalah 30 soal.


72

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep

Kimia.

Menurut Sudjono (2013 : 208-209) “dalam rangka menentukan

apakah hasil tes belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf

pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang

tinggi atau belum, pada umumnya orang menggunakan sebuah rumus yang

dikenal dengan nama Rumus Alpha”(Alpha Cronbach). Adapun rumus

alpha yang dimaksud adalah :

Dimana :

r11 = koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

1 = bilangan konstan

= jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item

= varian total

Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien

reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut :

a) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki

reliabilitas yang tinggi (=reliable).


73

b) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang

sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas

yang tinggi (=unreliable).

Tabel 3.8
Hasil Perhitungan Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.999 40

c) Instrumen Final

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen Pemahaman Konsep


Kimia, maka nilai reliabilitas didapat sebesar 0,999 Karena nilai
reliabilitasnya > 0,6 maka dapat dinyatakan bisa dipercaya dan dapat
digunakan sebagai instrumen penelitian

3. Pengujian Tingkat Kesukaran Instrumen Kemampuan Pemahaman

Konsep Kimia.

Adalah suatu teknik yang dilakukan untuk mengetahui suatu butir

soal terlalu sukar atau terlalu mudah. Soal dikatakan terlalu sukar bila

seluruh responden tidak dapat menjawab dengan benar, sebaliknya soal

terlalu mudah bila seluruh responden dapat menjawab dengan benar.

Untuk mengetahui taraf kesukaran dari masing-masing soal

digunakan rumus :

P=
74

Keterangan :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya peserta didik yang menjawab soal dengan benar

Js = jumlah seluruh peserta didik peserta tes

Klasifikasi indeks kesukaran :

0,00 P 0,30 : soal sukar

0,31 P 0,70 : soal sedang

0,71 P 1,00 : soal mudah

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas,

diperoleh taraf kesukaran tiap butir soal pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9
Hasil Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal
No.
Keteranga No. Keteranga
Soa B JS P B JS P
n Soal n
l
23 40 0.920 Mudah 17 40 0.920 Mudah
1 21

16 40 0.640 Sedang 20 40 0.640 Sedang


2 22

21 40 0.840 Mudah 15 40 0.680 Sedang


3 23

15 40 0.600 Sedang 24 40 0.800 Mudah


4 24

23 40 0.920 Mudah 19 40 0.600 Sedang


5 25

14 40 0.560 Sedang 22 40 0.960 Mudah


6 26

21 40 0.840 Mudah 17 40 0.760 Mudah


7 27

23 40 0.920 Mudah 13 40 0.880 Mudah


8 28
9 23 40 0.920 Mudah 29 22 40 0.680 Sedang
75

10 17 40 0.680 Sedang 30 22 40 0.520 Sedang

14 40 0.560 Sedang 21 40 0.880 Mudah


11 31

19 40 0.760 Mudah 16 40 0.880 Mudah


12 32

14 40 0.560 Sedang 22 40 0.840 Mudah


13 33

18 40 0.720 Mudah 19 40 0.640 Sedang


14 34

23 40 0.920 Mudah 22 40 0.880 Mudah


15 35

13 40 0.520 Sedang 23 40 0.760 Mudah


16 36

15 40 0.600 Sedang 22 40 0.880 Mudah


17 37

10 40 0.400 Sedang 22 40 0.920 Mudah


18 38

19 15 40 0.600 Mudah 39 17 40 0.880 Mudah

18 40 0.560 Sedang 20 40 0.880 Mudah


20 40

4. Daya Pembeda Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara peserta didik yang pandai dengan peserta didik yang kurang

pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi.

Cara menentukan daya pembeda adalah sebagai pengikut tes

dideretkan dari mulai skor teratas sampai terbawah kemudian dibagi dua

sama besar 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

Rumus untuk menghitung daya pembeda adalah sebagai berikut :

D= –
76

Dengan = dan =

Keterangan :

D = indeks diskriminasi (daya pembeda)

= banyaknya peserta kelompok atas

= banyaknya peserta kelompok bawah

= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Klasifikasi daya pembeda :

0,00 D 0,20 : jelek

0,21 D 0,40 : cukup

0,41 P 0,70 : baik

0,71 P 1,00 : baik sekali

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas

diperoleh daya pembeda butir soal pada tabel 3.10 berikut:


77

Tabel 3.10
Hasil Pengujian Daya Pembeda Butir Soal
No. PA PB D Keterangan No. B JS P Keterangan
Soal Soal
1 1.000 0.533 0.47 Baik 21 0.600 0.533 0.47 Baik

2 0.733 0.267 0.47 Baik 22 0.933 0.533 0.00 Lemah

3 0.933 0.467 0.47 Baik 23 0.667 0.467 0.20 Lemah

4 0.733 0.267 0.47 Baik 24 0.867 0.533 0.27 Cukup

5 1.000 0.533 0.47 Baik 25 0.867 0.267 0.47 Baik

6 0.533 0.400 0.13 Lemah 26 1.000 0.733 0.13 Lemah

7 1.000 0.400 0.60 Baik 27 0.533 0.533 0.20 Lemah

8 1.000 0.533 0.47 Baik 28 0.667 0.667 0.13 Lemah

9 0.933 0.600 0.33 Cukup 29 0.800 0.400 0.33 Cukup

10 0.667 0.467 0.20 Lemah 30 0.733 0.467 -0.07 Lemah

11 0.533 0.400 0.13 Lemah 31 0.867 0.667 0.13 Lemah

12 0.800 0.467 0.33 Cukup 32 0.733 0.667 0.13 Lemah

13 0.600 0.333 0.27 Cukup 33 0.800 0.400 0.60 Baik

14 0.867 0.333 0.53 Baik 34 0.733 0.333 0.40 Cukup

15 0.867 0.667 0.20 Lemah 35 0.400 0.467 0.53 Baik

16 0.600 0.267 0.33 Cukup 36 0.800 0.533 0.20 Lemah

17 0.933 0.067 0.87 Sangat Baik 37 0.800 0.467 0.53 Baik

18 0.667 0.000 0.67 Baik 38 1.000 0.533 0.47 Baik

19 0.867 0.133 0.73 Sangat Baik 39 0.733 0.533 0.40 Cukup

20 0.867 0.333 0.53 Baik 40 0.600 0.533 0.40 Cukup

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh 30 butir soal yang diterima


78

dengan kriteria cukup baik, baik dan baik sekali.

2. Instrumen Minat Belajar

a. Definisi Konseptual

Minat belajar adalah kekuatan yang mendorong peserta didik untuk

cenderung memberikan perhatian yang lebih besar pada materi sistem

indera meliputi adanya perasaan senang; ketekunan atau keseriusan;

berusaha aktif karena ada manfaat serta memiliki kemampuan dan

keterampilan dalam hal yang berkaitan dengan sistem indera.

b. Definisi Operasional

Minat belajar adalah skor tentang perolehan ukuran yang di ukur

menggunakan kuesioner melalui 4 indikator yaitu : Perasaan senang,

ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan peserta didik pada pelajaran

Kimia.

c. Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

Kisi-kisi instrumen minat belajar peserta didik dapat dilihat pada

tabel 3.11 dibawah ini :

Tabel 3.11
Kisi-kisi Instrumen Minat Belajar

Nomor Item
Indikator Deskriptor Jumlah
Positif Negatif
Perasaan Senang Merasa senang dan tidak bosan 1,2,3 3
setiap mengikuti pelajaran
kimia yang diajarkan.
Senang dengan nilai kimia yang 4,5,6 3
79

Nomor Item
Indikator Deskriptor Jumlah
Positif Negatif
memuaskan.
Senang mendapat manfaat dari 7,8,9 3
mempelajari kimia.
Tertarik pada materi pelajaran 10,11,12 3
kimia.
Tertarik pada sikap guru kimia. 13,14,15 3
Ketertarikan Tertarik untuk mengerjakan 16,17,18 3
Peserta Didik soal-soal kimia.
Mengoleksi buku-buku kimia. 19,20 2
Selalu bersemangat dalam 21,22 2
mengikuti proses pembelajaran.
Mendengarkan dengan baik 23,24 3
ketika guru sedang menjelaskan
materi pelajaran kimia
Melaksanakan semua kegiatan 25,26 2
praktikum yang diberikan
dengan baik.
Perhatian Peserta Memahami semua penjelasan 27,28 3
Didik guru baik dari awal sampai
akhir dalam proses
pembelajaran kimia yang
berlangsung.
Memfokuskan pusat perhatian 29,30 2
terhadap pelajaran kimia yang
sedang berlangsung.
Keterlibatan Mencetuskan banyak gagasan 31,32 2
Peserta Didik mengenai suatu masalah saat
pembelajaran kimia
berlangsung.
Memberi banyak cara atau 33,34 2
saran untuk melakukan
berbagai hal saat proses
pembelajaran kimia
berlangsung.
Selalu memikirkan lebih dari 35,36 2
satu jawaban saat proses
pembelajaran kimia
berlangsung.
Bekerja lebih cepat dan 37,38 2
melakukan lebih banyak
dibandingkan orang lain saat
80

Nomor Item
Indikator Deskriptor Jumlah
Positif Negatif
proses pembelajaran kimia
berlangsung.
Lancar mengungkapkan 39,40 2
gagasan-gagasan saat
pembelajaran kimia
berlangsung.

1. Pengujian Validitas Minat Belajar

Untuk menghitung validitas butir angket diujikan dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut :

Keterangan :

= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

N  = banyaknya subjek

X =  Nilai Pembanding

Y  = Nilai dari instrumen yang akan dicari validitasnya

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa tepat alat ukur

mampu mengukur obyek yang diteliti. Uji validitas dilakukan melalui uji
81

korelasi product moment yang dihitung dengan menggunakan program

SPSS 20. Dalam hal ini butir pernyataan dikatakan valid jika nilai

> untuk dk = n – 2 dengan tingkat signifikasi 5 %. Sebaliknya jika

< untuk dk = n – 2 maka butir soal dinyatakan tidak valid.

Pengujian validitas instrumen dilakukan di SMAN 86 Jakarta dan SMAN

108 Jakarta.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas

diperoleh validitas butir soal yang disajikan pada tabel 3,12 di bawah ini:

Tabel 3.12
Hasil Pengujian Validitas Instrumen Minat Belajar

No. Koefisien Validitas No. Koefisien Validitas


Item Korelasi Item Korelasi
Hitung Hitung
1 0.392 Valid 21 0.454 Valid
2 0.522 Valid 22 0.389 Valid
3 0.063 Tidak 23 0.029 Tidak
Valid Valid
4 0.597 Valid 24 0.433 Valid
5 0.394 Valid 25 0.423 Valid
6 0.401 Valid 26 0.403 Valid
7 0.387 Valid 27 0.406 Valid
8 0.370 Valid 28 0.440 Valid
9 0.397 Valid 29 0.169 Tidak
Valid
10 0.067 Tidak 30 0.414 Valid
Valid
11 0.426 Valid 31 0.006 Tidak
Valid
12 0.428 Valid 32 0.371 Valid
82

No. Koefisien Validitas No. Koefisien Validitas


Item Korelasi Item Korelasi
Hitung Hitung
13 0.401 Valid 33 0.411 Valid
14 0.393 Valid 34 0.104 Tidak
Valid
15 0.375 Valid 35 0.456 Valid
16 0.044 Tidak 36 0.175 Tidak
Valid Valid
17 0.055 Tidak 37 0.543 Valid
Valid
18 0.657 Valid 38 0.405 Valid
19 0.054 Tidak 39 0.377 Valid
Valid
20 0.454 Valid 40 0.363 Valid

Berdasarkan tabel di atas, dari 40 butir pernyataan terdapat 30 butir

pernyataan yang dinyatakan valid dan berdasarkan penskalaan 30

pernyataan yang diterima. Jadi, instrument minat belajar peserta didik

yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument yang dinyatakan

valid, reliable dan diterima maka dari itu instrument yang digunakan untuk

penelitian adalah 30 butir.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen Minat Belajar

Arikunto (2018:100) menyatakan bahwa, tujuan utama

menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat

ketepatan dan keajegan skor tes. Indeks reliabilitas berkisar antara 0 – 1.

Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes maka semakin tinggi

keajegan/ketepatannya.
83

Untuk mengetahui instrumen reliabel atau tidak, maka harus

diketahui koefisien reliabilitasnya. Reliabilitas tes diuji dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach yaitu :

Keterangan:
= reliabilitas yang dicari

= jumlah butir soal

= jumlah varians skor tiap-tiap item

varians total

Kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya sebagai berikut:


0,8 1,00 0 : sangat tinggi

0,6 0,799 : tinggi

0,4 0,599 : cukup tinggi

0,2 0,399 : rendah

0,0 0,199 : sangat rendah

Perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan


perangkat lunak SPSS dengan hasil diuraikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 3.13
Hasil Perhitungan Reliabilitas

Cronbach's Alpha N of Items


84

.997 40

Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen Minat Belajar, maka

nilai reliabilitas didapat sebesar 0,997 Karena nilai reliabilitasnya > 0,6

maka dapat dinyatakan bisa dipercaya dan dapat digunakan sebagai

instrumen penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Analisis Deskriptif

Dalam analisis deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data dalam

bentuk histogram untuk setiap variabel. Selain itu juga masing-masing

variabel akan diukur tentang ukuran pemusatan dan letak seperti mean,

modus, dan median serta ukuran simpangan seperti jangkauan, varians dan

simpangan baku.

Adapun langkah-langkah membuat tabel distribusi frekuensi dan

penyajian grafik poligon serta histogram dilakukan dengan langkah :

1. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil

R = data terbesar – data terkecil

2. Menentukan banyak kelas (k) dengan aturan Struges, yaitu :

K = 1 + 3,3 log n, n = banyaknya data

3. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu :


85

P=

4. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu data terkecil

5. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap, dengan jalan

menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval

kelas menghitung banyaknya frekuensi data untuk setiap kelas interval

6. Menggambar grafik histogram, dengan terlebih dahulu menentukan tepi

bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas interval,

yaitu :

TB = UB – ½ satuan data

TA = UA + ½ satuan data

7. Menggambarkan grafik poligon frekuensi, dengan terlebih dahulu

menetukan nilai tengah ( masing-masing kelas interval, yaitu :

= ½ (UA – UB)

Sedangkan ukuran pemusatan, letak dan simpangan diantaranya

dapat ditentukan dengan rumus :

1. Menentukan mean atau rata – rata ( , dengan rumus :

=
86

= frekuensi kelas

= nilai tengah kelas

n = banyaknya data

2. Menentukan modus, dengan rumus :

Mo = +p

P = panjang kelas

= batas bawah kelas modus

= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sebelumnya

= frekuensi kelas modus – frekuensi kelas interval sesudahnya

3. Menentukan median, dengan rumus :

Me = +p

Me = Median

n = banyaknya data

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

= batas bawah kelas median


87

= panjang kelas median

4. Varians (SD) dan simpangan baku, dengan rumus :

Varians :

Simpangan Baku :

S=

2. Teknik Analisis Persyaratan Data

a. Uji Normalitas

Sugiyono (2017: 78) menyatakan bahwa, uji normalitas adalah uji

yang digunakan untuk mencari normal atau tidaknya suatu data. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas uji Kolmogorov

Smirnov dengan SPSS 20.

Hipotesis :

: data berdistribusi normal

: data tidak berdistribusi normal

Kriteria uji dengan signifikasi 0,05


88

 Jika nilai sig. > 0,05, maka diterima, artinya data berdistribusi

normal

 Jika nilai sig. < 0,05, maka ditolak, artinya data tidak berdistribusi

normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data atau

sampel yang diambil berasal dari varians yang homogen atau tidak. Untuk

menguji homogenitas, peneliti menggunakan uji Levene’s SPSS 20.

Hipotesis :

: kedua sampel homogen

: kedua sampel tidak homogen

Kriteria uji dengan signifikasi 0,05

 Jika nilai sig. > 0,05, maka diterima dan ditolak , artinya sampel

berasal dari populasi yang homogen

 Jika nilai sig. < 0,05, maka ditolak dan dan diterima, artinya

sampel berasal dari populasi yang tidak homogen

3. Teknik Uji Hipotesis Penelitian

Supardi (2017:341) menyatakan bahwa, analisis data untuk pengujian

hipotesis penelitian menggunakan analisis varians (ANOVA) dua jalur pada

taraf signifikasi 5%. Penelitian menggunakan metode eksperimen treatment


89

by level dengan design 2 x 2, dengan memberikan treatment kelompok

eksperimen berupa kegiatan belajar mengajar dengan metode Pembelajaran

Guided Discovery Learning (GDL) dan Minat Belajar. Dalam anova dua

jalur, ada tiga jenis hipotesis penelitian yang perlu diuji yaitu: hipotesis

interaction effect, hipotesis main effect, hipotesis simple effect.

Langkah-langkah untuk pengujian atau pembuktian hipotesis tersebut adalah:

a. Membuat tabel untuk pengelompokkan data yang diperlukan untuk

pengujian Anova Dua Arah.

Tabel 3.14
Desain Anova Dua Arah

Treatment
Level Metode Pembelajaran (A)
Minat Belajar (B) GDL Ekspositori
(A1) (A2)
Tinggi (B1) Y11 Y12   

Rendah (B2) Y21 Y22    

Keterangan :

A1 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok responden

yang diajar dengan menggunakan metode Pembelajaran Guided

Discovery Learning (GDL).

A2 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok responden yang

diajar dengan menggunakan metode Pembelajaran Ekspositori.

B1 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok responden

yang memiliki minat belajar tinggi.


90

B1 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok responden yang

memiliki minat belajar rendah.

Y11 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran Guided Discovery Learning

(GDL) dan memiliki minat belajar tinggi.

Y12 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran Guided Discovery Learning

(GDL) dan memiliki minat belajar rendah.

Y21 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran Ekspositori dan memiliki

minat belajar tinggi.

Y22 : Kemampuan pemahaman konsep kimia kelompok yang diajar

menggunakan metode Pembelajaran Ekspositori dan memiliki

minat belajar rendah.

b. Membuat tabel statistik deskriptif untuk masing-masing kelompok data. Tabel

statistik deskriptif ini berisi harga-harga untuk setiap unsur yang diperlukan

dalam ANOVA pada tabel 3.15 sebagai berikut:

Tabel 3.15
Tabel Statistik Deskriptif untuk Anova Dua Arah

A1 A2
B1
91

B2

Keterangan :

: banyaknya subyek dalam kelompok

: rata – rata skor untuk masing-masing kelompok

: jumlah kuadrat setiap skor dalam kelompok

c. Membuat tabel rangkuman ANOVA dua arah 3.16 :

Tabel 3.16
Rangkuman ANOVA untuk Uji Hipotesis

Ft
Sumber Varians Db JK RJK( ) Fh
0,05 0,01

Antar Kolom (Ak)


Antar Baris (Ab)
Interaksi (I)
92

       
Antar Kelompok (A) - -

     
Dalam Kelompok (D) - - -

 
   
Total Di Reduksi (TR) - - -
 
 Retara/Koreksi (R) - - -

   
 Total (T) - - - -

d. Cara menentukan db, JK, RJK, Fh, dan Ft untuk mengisis tabel rangkuman

Anova

Menentukan derajat kebebasan (db), jumlah kuadrat (JK), varians

(RJK) dan Fhitung (Fh) serta Ftabel (Ft) untuk pengisian sel dalam tabel

rangkuman Anova diatas, diperoleh sebagai berikut :

1. Menentukan derajat kebebasan :

a. =k–1

b. =b–1

c. = (k – 1)(b – 1)

d. =k.b–1

e. = –k.b

f. = –1
93

g. =

h. =n=

2. Menentukan jumlah kuadrat (JK)

a. =

b. =

c. =

d. =

e. = +

f. = +

g. =

h. =
94

3. Menentukan Varians ( atau Rerata Jumlah Kuadrat (RJK)

a. = =

b. = =

c. = =

d. = =

e. = =

4. Menentukan nilai Fhitung (Fh)

a. =

b. =
95

c. =

d. =

5. Menentukan nilai Ftabel (Ft) = F( , , )

Catatan :

= db pembilang = k – 1

= db penyebut = –k.b

k = jumlah kolom/baris/perlakuan/kelompok

n = jumlah data/sampel

e. Pengujian Hipotesis dan Penarikan Kesimpulan

1. Untuk varian antar kolom (Ak) atau hipotesis 1

Bentuk hipotesis :

: =

Kriteria pengujian hipotesis :

- Tolak dan terima : jika >

- Terima dan tolak : jika <


96

2. Untuk varian antar baris (Ab) atau hipotesis 2

Bentuk hipotesis :

: =

Kriteria pengujian hipotesis :

- Tolak dan terima : jika >

- Terima dan tolak : jika <

3. Untuk varian interaksi kolom dan baris (I) atau hipotesis 3

Bentuk hipotesis :

: Int.AxB = 0

: Int.AxB 0

Kriteria pengujian hipotesis :

- Tolak dan terima : jika >

- Terima dan tolak : jika <

Keterangan :

Hipotesis 1 dan 2 merupakan hipotesis main effect, sedangkan hipotesis 3

adalah hipotesis interaction effect

f. Uji Lanjut (Uji hipotesis simple effect)


97

Uji lanjut dilakukan untuk mengetahui perbedaan rerata skor variabel

kriteria/terikat antara dua kelompok data/sampel dan merupakan pengujian

hipotesis simple effect. Uji lanjut atau uji hipotesis simple effect dapat

dilakukan dengan uji Tukey (karena banyaknya data pada masing-masing

kelompok berjumlah sama). Pengujian hipotesis ini (uji lanjut) perlu

dilakukan, jika dalam pengujian hipotesis interaction effect diperoleh

pengaruh interaksi yang signifikan.

Dalam eksperimen dengan desain faktor 2 x 2, maksimum ada 4

hipotesis simple effect yang perlu diuji. Hipotesis statistik dari keempat

hipotesis tersebut untuk uji dua pihak, yaitu :

1. : =

2. : =

3. : =

4. :

5. : =

Jika menggunakan Uji Tukey, langkah-langkahnya, yaitu :


98

1. Menentukan nilai ( dengan rumus :

= =

n = banyaknya data/sampel dalam satu kelompok

= varian dalam kelompok

2. Menentukan nilai (

Untuk = 0,05 : n = banyaknya data/sampel dalam satu kelompok dan k=

banyaknya kelompok data

3. Pengujian hipotesis simple effect (uji lanjut) dengan uji tukey dan

penarikan kesimpulan menggunakan kriteria berikut :

Kriteria Pengujian Hipotesis :

- Tolak dan terima : jika >

- Terima dan tolak : jika <


99

G. Hipotesis Statistik

1. Hipotesis 1 :

: = (tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran

terhadap kemampuan pemahaman konsep kimia).

: (terdapat pengaruh yang signifikan metode

pembelajaran terhadap kemampuan pemahaman

konsep kimia).

2. Hipotesis 2 :

: = (tidak terdapat pengaruh minat belajar terhadap

kemampuan pemahaman konsep kimia).

: (terdapat pengaruh yang signifikan minat belajar

terhadap kemampuan pemahaman konsep kimia).

3. Hipotesis 3 :

: Int A x B = (tidak terdapat pengaruh interaktif metode

pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan

pemahaman konsep kimia).

: Int A x B (terdapat pengaruh interaktif yang signifikan metode

pembelajaran dan minat belajar terhadap kemampuan

pemahaman konsep kimia).


100

Anda mungkin juga menyukai