Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, karena

pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting agar manusia dapat

mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Demikian

pentingnya pendidikan, maka pemerintah pun membuat aturan tentang hak dan

kewajiban warganya memperoleh pendidikan. Hal tersebut diatur dalam

UUD 1945 pasal 31 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak

memperoleh pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah

mengusahkn menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional.

Menurut UU Nomor 20 tahun 2003. pendidikan nasional bertujuan

untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut

maka di sekolah-sekolah diadakan suatu pembelajaran pada berbagai

bidang studi, salah satunya adalah pembelajaran matematika.Pembelajaran

matematika tidak hanya mengharuskan siswa sekedar mengerti materi

yang dipelajari saat itu, tapi juga belajar dengan pemahaman dan aktif

membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang

dimiliki sebelumnya agar pembelajarannya lebih bermakna.

1
2

Agar hal tersebut dapat terwujud, National Council of Teachers of

Mathematics (NCTM. 2000) menetapkan lima keterampilan proses

yang perlu dimiliki siswa melalui pembelajaran matematika, yaitu: ( 1)

Komunikasi matematis (mathematical comunsnicattony; (2) Penalaran

dan pembuktian matematis (mathematical reasoning and proof); (3)

Pemecahan masalah matematis (mathematical problem solvingy; (4) Koneksi

matematis (mathematical connections); dan (5) Representasi matematis

(mathematical representation).

Sejalan dengan itu, menurut Permendikbud No 64 tahun 2013 salah

satu kompetensi matematika yang harus dicapai siswa adalah memiliki

kemampuan mengomunikasikan gagasan matematis dengan jelas dan

efektif. Berdasarkan tujuan di atas salah satu kemampuan matematis yang

harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan komunikasi matematis. Hadi

(2012: 1) menyatakan bahwa salah satu alasan perlunya para siswa belajar

matematika adalah bahwa matematika merupakan alat komunikasi yang

sangat kuat, teliti dan tidak membingungkan. Oleh karena itu, kemampuan

komunikasi matematis perlu dikembangkan melalui pembelajaran agar

siswa mampu mengkomunikasikan ide, pikiran, ataupun pendapat dalam

belajar matematika. Mengingatkan pentingnya kemampuan komunikasi

matematis tersebut seharusnya seorang guru dapat membangun kemampuan

komunikasi matematis siswanya.

Melalui komunikasi matematis siswa dapat mengekspresikan

pemahamannya baik secara lisan maupun tulisan. Namun hal tersebut belum
3

sepenuhnya dapat terlaksana, karena masih banyak siswa yang

kemampuan komunikasi matematisnya tergolong rendah. Hal ini terlihat pada

basil survei Trend International Mathematics and Science Study (TIMSS)

pada tahun 2011 yang menyatakan babwa prestasi matematika dan sains siswa

SD dan SMP pada 42 negara yang mengikuti studi tersebut. Prestasi

matematika siswa Indonesia kelas 8 menempati peringkat ke-38 dari 42

negara peserta dengan rata-rata nilai 386. Aspek yang dinilai dalam

matematika adalah pengetahuan tentang fakta, prosedur, konsep,

penerapan pengetahuan dan pemahan konsep.

Komunikasi baik secara verbal maupun non-verbal, sangat dibutuhkan

agar terjadi interaksi dan partisipasi siswa di dalam kelas. Komunikasi

secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu

pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk memberitahu, pendapat,

atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tulisan melalui media. Dalam

berkomunikasi tersebut harus dipikirkan bagaimana caranya agar pesan yang

disampaikan seseorang itu dapat dipahami oleh orang lain.

Komunikasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara untuk

menyampaikan suatu pesan dari pembawa pesan ke penerima pesan untuk

memberitahu, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak

langsung melalui media. Komunikasi matematis adalah suatu keterampilan

penting dalam matematika, menurut The Intended Learning Outcomes

(Armiati, 2009), komunikasi matematis yaitu kemampuan untuk

mengekspresikan ide-ide matematika secara koheren kepada teman guru dan


4

lainya melalui bahasa lisan tulisan. Ini berarti dengan adanya komunikasi

matematis guru dapat lebih memahami kemampuan siswa dalam

menginterpretasikan dan meng-ekspresikan pemahamannya tentang konsep

yang mereka pelajari.

Kenyataaanya banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami

matematika. Bahkan kebanyakan siswa yang cerdas dalam matematika sering

kurang mampu menyampaikan pemikirannya. Seolah-olah mereka tidak mau

berbagi ilmu dengan yang lainnya. Jika hal ini terus dibiarkan maka siswa

semakin kurang mampu berkomunikasi menggunakan mate- matika. Untuk itu

perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang dirancang agar siswa terbiasa

mengkonstruksi pengetahuannya dan dapat menumbuh kembangkan

kemampuan komunikasi matematis

Menurut Sepeng (2013) kesalahan yang senng dilakukan siswa dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi adalah kesalahan dalam

menyelesaikan soal cerita. Banyak dari siswa mengalami kesulitan dalam

menceritakan maksud soal secara lisan, tidak dapat mengaitkan

pernahaman bahasa dengan situasi yang sudah dikenal, serta tidak terlatih dalam

mengkomunikasikan ide/gagasan secara lisan. Sedangkan menurut Dian

(2015) bukti kesalahan terjadi pada aspek prasyarat dimana siswa tidak dapat

mengubah soal cerita ke dalam bentuk model matematika.

Berikut disajikan soal cerita Sistem Persamaan Linear Dua Variabel:

Pak Kus membeli 3 ekor ayam dan 4 ekor itik dengan harga rp. 208.000,- . Jika

Pak Badu membeli 5 ekor ayam dan 2 ekor itik dengan harga Rp. 202.000,-

tentukan model matematika :


5

Gambar 1.1 Hasil Lembar Kerja Siswa

Penyelesaian tersebut menunjukan bahwa siswa belum mampu

untuk merepresentasikan ide-ide matematika secara tertulis dengan benar

karena belum paham mengenai konsep dari PLDV itu sendiri. Siswa kurang

mampu memahami simbol matematika dan sering salah dalam

menggunakannya, sehingga siswa mengalami kesulitan dan sering terjadi

kekeliruan dalam menafsirkan soal ke dalam simbol maupun model

matematika pada saat mengerjakan soal-soal PLDV. Oleh karena itu,

pembelajaran matematika hendaknya selalu ditujukan agar dapat terwujudnya

kemampuan komunikasi matematika. Hal tersebut dapat mendukung siswa

dalam menguasai matematika dengan baik dan berprestasi secara optimal.

Menyadari akan pentingnya kemampuan komunikasi matematika dan

Self Efficacy, yaitu salah satu upaya melalui pembelajaran yang

melibatkan siswa secara langsung, sehingga siswa akan lebih maksimal

dalam memaknai suatu pengetahuan yang diperolehnya. Hal ini sejalan

dengan proses pembelajaran pada kurikulum 2013 student-centered, yaitu

pembelajaran berpusat pada siswa. Pembelajaran yang berpusat pada siswa


6

salah satunya dapat menggunakan model Pembelajaran Berbasis Masalah

(PBM).

Memperhatikan kondisi tersebut, maka perlu dikembangkan suatu

LKS yang dapat mengembangkan kecerdasan perserta didik yang beragam.

LKS tersebut adalah LKS yang didukung oleh teori Gardner tentang

multiple intelligences dalam pendidikan dan pengajaran. LKS ini diharapkan

siswa nantinya mampu lebih memahami mata pelajaran matematika dengan

kecerdasan mereka. Selain itu juga, LKS ini diharapkan mampu menjadi

inspirasi bagi guru untuk memberikan pembelajaran yang bermakna untuk

siswanya sehingga dalam pembelajaran itu materi dapat tersampaikan

dengan baik sesuai dengan indikator ketuntasan belajar disertai pembelajaran

yang tak terlupakan seumur hidup, baik untuk siswa maupun untuk guru.

Penelitian ini memberikan gambaran baru dalam pengembangan

bahan ajar khususnya LKS yang diharapkan dapat menjadi referensi,

motivasi, dan inovasi bagi para guru matematika untuk mengkreasikan

pengembangan indikator, kegiatan pembelajaran, dan penilaian

pembelajarannya sebagai sarana peningkatan potensi siswa dan membawa

pembelajaran matematika menjadi sesuatu yang menyenangkan dan bermakna

bagi siswa dan gurunya. KI dan KD dari BSNP yang memuat berbagai

kompetensi yang masih bersifat umum perlu dikerucutkan dan difokuskan pada

indikator multiple intelligences siswa agar guru dapat lebih terarah untuk

mengembangkan kompetensi siswanya untuk meningkatkan kecerdasan

siswa.
7

Arti pentingnya pengembangan LKS berbasis multiple intelligences ini

adalah memberikan rancangan pembelajaran yang sekiranya dapat

diaplikasikan dalam kelas dengan memacu beberapa kecerdasan dalam diri

siswa dan mampu menghargai berbagai variasi cara belajar siswa. Selain itu

pengembangan LKS matematika ini juga ditujukan agar para guru dapat

memupuk semangat dalam dirinya untuk mengkreasikan pengembangan

indikator, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran yang tidak

hanya didasarkan pada pengukuran kognitif saja. Guru juga dianjurkan

untuk melakukan penilaian yang dikembangkan dan dipupuk dengan

menyesuaikan beberapa kecerdasan lain yang memang telah ada dalam diri

siswa meliputi penilaian dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Akan

tetapi fakta menunjukkan bahwa LKS yang digunakan oleh guru saat ini masih

belum efektif seperti LKS yang ada di SMP Negeri 7 Jakarta.

Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara dengan guru di SMP

Negeri 7 Jakarta bahwa Lembar Kerja siswa yang digunakan masih

mengandalkan LKS dari terbitan yang umum digunakan. Disini guru mengikuti

cara mengajar yang ada di LKS tersebut. Sehingga guru kurang kreatif dalam

Menyusun LKS kepada siswa. Hal ini juga mengakibatkan siswa kurang kreatif

dalam menyelesaikan soal LKS yang ada dikelas.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang membahas tentang masalah-masalah

yang telah dipaparkan di atas, maka penelitian ini dapat diidentifikasikan

masalah sebagai berikut:


8

1. Mengapa manusia sangat membutuhkan Pendidikan dalam kehidupannya?

2. Apa tujuan Undang-Undang tentang pendididakn nasional di Indonesia?

3. Apa saja keterampilan proses yang perlu dimiliki seseorang melalui

pembelajaran matematika?

4. Seberapa penting kemampuan komunikasi matematika dalam proses

kehidupan sehari-hari?

5. Mengapa komunikasi matematika yang dimiliki Sebagian besar siswa

masih tergolong rendah?

6. Mengapa komunikasi baik secara verbal maupun non-verbal, sangat

dibutuhkan agar terjadi interaksi dan partisipasi siswa di dalam kelas?.

7. Apa yang dimaksud dengan komunikasi?

8. Mengapa banyak siswa mengalami kesulitas dalam belajar matematika?

9. Mengapa soal cerita membuat siswa sulit memahami dan menyelesaikan

soal matematika?

10. Bagaimana mengaplikasikan pembelajaran berbasis multiple intelligences

mata pelajaran matematika?

11. Mengapa Lembar kerja siswa (LKS) yang digunakan siswa harus sesuai

dengan karakter siswa?

12. Bagaimana mengaplikasikan dan mengembangkan LKS yang berbasis

multiple intelligences?.
9

C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar didalam pembahasan tidak

meluas, maka masalah dalam penelitian ini difokuskan pada : beberapa aspek

diantaranya:

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa di batasi pada siswa SMP kelas

VIII materi SPLDV.

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan adalah LKS yang berbasis

Intelligences.

3. Pembelajaran yang diterapkan ke siswa adalah Pembelajaran berbasis

Intelligences.

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang telah diuraikan diatas, selanjutnya penulis

merumuskan masalah terutama dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

Rumusan masalah tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences bagi

siswa SMP Negeri di Jakarta Timur?

2. Apakah LKS berbasis multiple intelligences yang dikembangkan valid

bagi siswa SMP Negeri di Jakarta Timur?

3. Apakah LKS berbasis multiple intelligences yang dikembangkan

efektif dan praktis bagi siswa SMP Negeri di Jakarta Timur?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui :


10

1. Hasil pengembangan LKS berbasis multiple intelligences bagi siswa SMP

Negeri di Jakarta Timur.

2. Tingkat validasi pengembangan LKS berbasis multiple intelligences bagi

siswa SMP Negeri di Jakarta Timur.

3. Keefektifan dan kepakritas LKS berbasis multiple intelligences yang

dikembangkan bagi siswa SMP Negeri di Jakarta Timur.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharpkan dapat bermanfaat secara teoritis maupun

secara praktis untuk pelajaran Matematka di SMP Negeri di Jakarta Timur

baik untuk siswa, guru maupun sekolah.

1. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan di

bidang pendidikan, terutama dalam pengembangan bahan ajar.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi, dan inovasi

bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitiannya dengan lebih

baik dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang

pengembangan bahan ajar matematika.

3. Bagi guru, untuk menambah wawasan dalam pembelajaran matematika

yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar berbasis multiple

intelligences.

4. Bagi sekolah yang bersangkutan, untuk menambah sumbangan pemikiran

bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas siswanya.


11

5. Bagi peneliti lainnya, melalui hasil penelitian ini diharapkan bisa

menjadi bahan masukan dan bahan kajian bagi peneliti dimasa yang akan

datang.

G. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, sistematika penulisan tesis sebagai berikut,

BAB I PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah,

pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

Meliputi landasan teori, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Meliputi tempat dan waktu penelitian. Metode penelitian, populasi

dan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,

teknik analisis data, dan hipotesis statistik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meliputi deskriptif data, pengujian persyaratan analisis data,

pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Meliputi simpulan dan saran dari hasil seluruh penelitian.

Anda mungkin juga menyukai