Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SIWA PADA MATERI PERSAMAAN

LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA


KELAS VII SMP NEGERI 1 BORONADU

Famahato Zebua
Mahasiswa Prodi Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nias Raya
zebuafamahato@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi kemampuan pemahaman konsep di tinjau dari gaya
belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Boronadu dalam menyelesaikan persamaan linear
satu variabel. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemamahaman konsep
siswa ditinjau dari gaya belajar siswa dalam menyelesaikan persamaan linear satu
variabel. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1Boronadu yang
berjumlah 18 orang. Data analisis dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
kuesioner (angket),tes dan wawancara berdasarkan indikator kemampuan pemahaman
konsep matematika siswa yaitu (1) kemampuan melaporkan ulang sebuah konsep (2)
kemampuan mengelompokkan objek-objek bersumber pada konsep matematika (3)
kemampuan memberi contoh dan bukan contoh dari konsep yang telah dipelajari. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep dalam
menyelesaikan soal pemahaman linear satu variabel berdasarkan gaya belajar dengan
informan gaya belajar visual memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika
yang lebih cenderung pada indikator 2 dan kurang pada indikator ke 1 dan ke 3,
informan dengan gaya belajar auditori memiliki kemampuan pemahaman konsep
matematika yang lebih cenderung pada indikator ke 1,2, dan ke 3, dan informan
dengan gaya belajar kinestetik memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika
yang lebih cenderung pada indikator 2. Maka dapat disimpulkan bahawa siswa SMP
Negeri 1 Boronadu memiliki kemampuan pemahaman konsep matematika
berdasarkan gaya belajar auditori. Sehingga saran yang diajukan peneliti adalah 1)
Diharapkan siswa sering berlatih soal kemampuan pemahaman konsep dan
meningkatkan gaya belajar mereka untuk belajar matematika, 2) Guru dihadapkan
lebih menyadari tantangan yang dihadapi siswa.

Kata Kunci: Pemahaman Konsep; Gaya Belajar; Persamaan Linear Satu Variabel.

1
Abstract
This research is based on the ability to understand concepts in terms of the learning styles of
class VII students at SMP Negeri 1 Boronadu in solving linear equations with one variable. This
research aims to describe students' understanding of concepts in terms of students' learning styles
in solving linear equations with one variable. This type of research is qualitative research with a
descriptive approach. The subjects in this research were 18 class VII students of SMP Negeri 1
Boronadu. Data analysis with data reduction steps, data presentation, and drawing conclusions.
The data collection techniques used were questionnaires, tests and interviews based on indicators
of students' ability to understand mathematical concepts, namely (1) ability to report back on a
concept (2) ability to group objects based on mathematical concepts (3) ability to give examples
and not examples of concepts that have been studied. The results of this study indicate that the
ability to understand concepts in solving linear comprehension problems with one variable based
on learning style with informants with a visual learning style has the ability to understand
mathematical concepts which tends to be more in indicator 2 and less in indicators 1 and 3,
informants with an auditory learning style have the ability to understand mathematical concepts
is more likely to be in indicators 1, 2, and 3, and informants with a kinesthetic learning style
have the ability to understand mathematical concepts which is more likely to be in indicator 2.
So it can be concluded that students at SMP Negeri 1 Boronadu have the ability to understand
mathematical concepts based on auditory learning style. So the suggestions put forward by
researchers are 1) It is hoped that students will often practice the ability to understand concepts
and improve their learning style for learning mathematics, 2) Teachers will be more aware of the
challenges faced by students.

Keywords: Concept Understanding; Learning Style; One Variable Linear Equation.

A. Pendahuluan sepanjang hayat, untuk mempersiapkan


Pendidikan adalah usaha sadar yang peserta didik agar dapat memainkan peranan
dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan dalam berbagai lingkungan hidup secara
pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, tepat di masa yang akan datang. Pada
pengajaran, atau latihan, yang berlangsung dasarnya pendidikan memegang peranan
di sekolah dan di luar sekolah penting dalam mempersiapkan sumber daya

2
manusia yang berkualitas dan mampu kritis, kreatif, dan inovatif serta mampu
berkompetensi dalam perkembangan ilmu mempertanggung jawabkan suatu konsep.
pengetahuan dan teknologi, sehingga Pemahaman konsep adalah
pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik- kemampuan awal yang digunakan untuk
baiknya untuk memperoleh hasil yang menyelesaikan suatu masalah matematika dan
maksimal. Sekolah merupakan lembaga salah satu tujuan pembelajaran matematika.
pendidikan dimana di dalamnya terjadi Maka dengan itu, guru harus mampu
serangkaian kegiatan belajar mengajar yang memahami masing-masing kemampuan
dilaksanakan menurut waktu yang telah pemahaman konsep siswa dalam kegiatan
ditetapkan. Kegiatan belajar mengajar ini pembelajaran. Karena jika guru tidak
dilakukan guna untuk membekali peserta didik memperhatikan kemampuan pemahaman
dengan bagian ilmu pengetahuan yang konsep siswa dalam kegiatan pembelajaran
terampil. Salah satu pembelajaran yang maka akan berefek buruk pada pemahaman
dilaksanakan di sekolah adalah pembelajaran siswa terhadap soal yang diberikan. Munurut
matematika. Matematika merupakan sebagai Umbra (2017: 12) mengatakan bahwa “Dalam
salah satu mata pelajaran yang memegang pembelajaran matematika tugas seorang guru
peranan yang penting dalam pendidikan. yang paling penting adalah menyakinkan
Karena dari itu, mata pelajaran matematika peserta didiknya bahwa yang akan dipelajari
perlu diberikan kepada semua peserta didik merupakan konsep-konsep matematika yang
semenjak dini. Karena matematika peserta dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari
didik dapat mengembangkan penalaran logis, dengan menekankan bahwa matematika
rasional, kristis, dan kreatif serta memberikan dibangun berdasarkan konsep”. Dalam hal ini
keterampilan kepada peserta didik untuk guru berperan penting dalam meningkatkan
mampu memecahkan berbagai masalah dalam kemampuan pemahaman konsep siswa dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan menyakinkan
mempelajari ilmu lain. siswa bahwa dalam menyelesaikan masalah
Salah satu kemampuan matematika matematika harus berdasarkan konsep-konsep
siswa dalam pemahaman konsep. Pemahaman yang telah dipelajari.
konsep merupakan kemampuan untuk Selain kemampuan pemahaman konsep
memahami secara mendalam suatu konsep yang diperhatikan dalam pembelajaran
dengan memberdayakan pikiran yang logis, matematika, maka ada beberapa hal lain yang

3
perlu diperhatikan salah satunya adalah gaya seperti dapat meningkatkan prestasi belajar
belajar. Karena gaya belajar sangat penting mereka. Barbara Prashnig (2007) juga
dalam proses pembelajaran yang sesuai mengatakan bahwa peran guru dalam proses
dengan gaya belajar siswa akan meningkatkan belajar siswa sangat mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap materi atau kesuksesan siswa
informasi yang dipilih serta dapat menciptakan
Oleh karena itu, guru dalam mengajar
pembelajaran yang kondusif dan
harus memperhatikan gaya belajar siswa.
menyenangkan bagi guru maupun siswa.
Dengan mengenali gaya belajar siswa, guru
Gaya belajar merupakan cara tercepat
dapat merancang kegiatan pembelajaran
dan terbaik yang dimiliki individu dalam
dengan beragam model, strategi, dan metode
menerima, menyerap, mengatur, dan
yang sesuai. Beragam kegiatan pembelajaran
mengolah informasi yang diterimanya.
ini akan menciptakan suasana belajar yang
Menurut De Porter & Hernacki (2013) secara
kondusif, menyenangkan, dan sesuai dengan
umum gaya belajar dibedakan dalam tiga
kebutuhan serta kemampuan siswa.
kelompok yaitu gaya belajar visual, gaya
Tentunya juga memudahkan siswa dalam
belajar auditorial, dan gaya belajar
menyerap informasi sehingga
kinestetik. Gaya belajar Visual adalah gaya
meningkatkan pemahaman siswa dan
belajar dengan cara melihat, mengamati,
prestasi belajarnya.
memandang, dan sejenisnya. Gaya belajar
Auditorial adalah gaya belajar yang Berdasarkan hasil observasi yang

cenderung menerima informasi dengan baik dilakukan melalui Tes dan wawancara di

dan efektif dengan menggunakan indra kelas VII SMP Negeri 1 Boronadu, peneliti

pendengaran (audio). Gaya belajar kinestetik menemukan masalah bahwa rendahnya

adalah gaya belajar degan cara bergerak, kemampuan pemahaman konsep siswa pada

bekerja, dan menyetuh. Gaya belajar materi persamaan linear satu variabel. Hal ini

mempunyai peran penting dalam pendidikan, disebabkan karena pandangan siswa terhadap

terutama dalam proses kegiatan belajar pelajaran matematika itu dikenal sebagai

mengajar. Prashnig (2007) mengungkapkan pelajaran yang sangat sulit oleh siswa karena

bahwa gaya belajar siswa yang sesuai banyak rumus-rumus yang digunakan untuk

dengan cara mereka melakukan kegiatan menyelesaikan soal saol. Sebagaimana yang

belajar akan memberikan dampak positif, dilihat pada gambar di bawah ini berdasarkan

4
hasil tes yang diberikan peneliti Pendekatan yang digunakan dalam
menggunakan materi persamaan linear satu penelitian ini yaitu pendekatan deskriptif
variabel. dengan jenis penelitian kualitatif yang
mendeskripsikan data-data yang ada,
Gambar 1
Lembar Jawaban Siswa menganalisis dan menginterpretasikan.
Penelitian ini menganalisis data yang berupa
lembar jawaban siswa dan hasil wawancara
kelas VII SMP Negeri 1 Boronadu.

Metode penelitian kualitatif adalah


metode penelitian yang berlandaskan pada
Sumber: Lembar Jawaban Siswa SMP Negeri
1 Boronadu filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi objek yang alamiah,
Dari gambar 1.1 terlihat bahwa
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
pemahaman konsep dasar matematika siswa
peneliti adalah sebagai instrument kunci,
pada persamaan linear satu variabel masih
teknik pengumpulan data dilakukan secara
cukup rendah. Dalam menyelesaikan soal
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
siswa tidak bisa menambah atau mengurangi
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian
kedua ruas dengan bilangan yang sama,
kualitatif lebih menekankan makna dari pada
terlihat siswa tidak bisa mengsubtitusi nilai x
generalisasi (Sugiyono,2013).
pada persamaan linear satu variabel. Sehingga
Dalam penelitian ini, pendekatan yang
dari kurangnya ketelitian siswa tersebut
digunakan adalah pendekatan deskriptif,
membuat hasil penyelesaiannya tidak benar.
artinya data yang dikumpulkan berupa kata-
Hal ini menunjukan bahwa kemampuan
kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini
menyatakan ulang konsep masih tergolong
disebabkan oleh adanya penerapan metode
rendah. Dari permasalahan tersebut, peneliti
kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan
berkeinginan mencari tahu lebih dalam
berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa
permasalahan siswa khususnya pada
yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan
kemampuan pemahaman konsep siswa yang
akan berisi kutipan-kutipan data untuk
ditinjau berdasarkan gaya belajar siswa.
memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
B. Metodologi Penelitian Data tersebut mungkin berasal dari naskah
wawancara, angket, catatan lapangan, foto,

5
video, tape, dokumen pribadi, catatan atau akan disimpulkan hasil wawancara yang
memo, dan dokumen resmi lainnya (Sri dilaksanakan. Teknik pengumpulan data yang
Sumarni, 2012). digunakan peneliti adalah dengan mengambil
data secara langsung dilokasi penelitian.
Penelitian ini akan dilaksanakan di
Beberapa contoh teknik pengumpulan data
Kelas VII SMP N. 1 Boronadu, sekolah ini
diantaranya adalah pemberian tes,
terletak di Desa Sifalago, Kecamatan
memberikan angket dan melakukan
Boronadu, Kabupaten Nias Selatan. Alasan
wawancara.
saya sebagai penulis memilih tempat
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
penelitian di Sekolah tersebut, karena sekolah
Penelitian ini dilaksanakan di SMP
tersebut sangat terbuka untuk melaksanakan
Negeri 1 Boronadu Desa Sifalago Kecamatan
penelitian. Data dalam penelitian ini adalah
Boronadu. Sumber data dalam penelitian
data primer. Data Primer adalah data yang
adalah siswa SMP Negeri 1 Boronadu Kelas
dikumpulkan sendiri oleh perorangan/suatu
VII yang berjumlah 18 Orang. Kondisi gedung
organisasi secara langsung dari objek yang
sekolah terdiri dari 6 ruangan yaitu 1 ruangan
diteliti dan untuk kepentingan studi yang
guru, 1 ruangan perpustakaan dan 4 ruang
bersangkutan yang dapat berupa interviu,
kelas. Sebelum melaksanakan penelitian,
observasi (Situmorang, 2010). Dalam
peneliti telah menyusun kisi-kisi tes
penelitian ini, peneliti mendapatkan data
kemampuan pemahaman konsep, naskah soal
berupa hasil dari pemberian tes, wawancara
kemampuan pemahaman konsep, kunci
dan hasil angket yang telah dilakukan secara
jawaban tes kemampuan pemahaman konsep,
langsung dengan tujuan untuk dianalisis
kisi-kisi angket gaya belajar siswa, dan
selanjutnya, sesuai dengan pemahaman
pedoman wawancara. Sebelum melakukan
informan masing-masing. Sedangkan sumber
penelitian, terlebih dahulu melakukan validasi
data adalah subyek dari mana data dapat
instrumen kepada validator yaitu dosen
diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini
pendidikan matematika, berdasarkan hasil
adalah guru pengasuh mata pelajaran
validasi tersebut di peroleh kesimpulan bahwa
matematika dan siswa kelas VII SMP N. 1
tes, angket dan pedoman wawancara yang
Boronadu, yang terdiri dari 18 informan. Guru
peneliti susun layak untuk dijadikan sebagai
akan diwawancarai peneliti dan siswa akan
instrumen penelitian.
dianalisis lembar jawabannya dalam
menyelesaikan tes yang diberikan penulis dan

6
Instrumen penelitian yang digunakan kinestetik. Setelah hasil dikonversi
adalah tes kemampuan pemahaman konsep berdasarkan kecenderungan gaya belajarnya
matematika, angket gaya belajar siswa dan dapat dilihat pada tabel berikut:
wawancara. Tes pemahaman konsep
digunakan untuk melihat kemampuan
pemahaman konsep siswa berdasarkan Tabel 1
Hasil Angket Gaya Belajar Siswa
indikator dan angket gaya belajar siswa
digunakan untuk melihat bagaimana gaya Jenis Gaya Belajar Skor
Visual 13,15
belajar siswa SMP Negeri 1 Boronadu, Auditori 12,36
Kinestetik 12,40
sementara instrumen wawancara digunakan Sumber: Peneliti 2023
untuk mendapatkan informasi seputar
Berdasarkan tabel hasil angket gaya
pemahaman konsep siswa.
belajar di atas, siswa dengan gaya belajar
Berdasarkan hasil penelitian yang telah visual dengan skor 13,15, gaya belajar auditori
dilakukan di SMP Negeri 1 Boronadu pada dengan skor 12,36 dan gaya belajar kinestetik
kelas VII yang berjumlah 18 responden, dengan skor 12,40.
peneliti dapat mengumpulkan data-data Berdasarkan tabel 1 di atas, menunjukan
melalui angket gaya belajar siswa yang telah bahwa siswa kelas VII SMP Negeri 1
diisi oleh responden, kemudian diberikan skor Boronadu lebih cenderung pada gaya belajar
masing-masing item pernyataan sehingga visual. Setelah penskala masing-masing gaya
diperoleh skor pada masing-masing gaya belajar siswa, dapat di simpulkan bahwa gaya
belajar siswa. Berdasarkan penskoran tersebut belajar visual lebih cenderung siswa gunakan.
maka dapat di analisis secara deskriptif. Dari hasil keseluruhan masing-masing
Setelah data di analisis, selanjutnya di lakukan skor gaya belajar siswa, peneliti memilih 3
perhitungan jumlah skor yang diperoleh dari siswa yang nilainya sama untuk mewakili
masing-masing gaya belajar yaitu gaya belajar seluruh siswa dimana 1 siswa mewakili
visual, gaya belajar auditori dan gaya belajar masing-masing gaya belajar. Berikut tabel
kinestetik. daftar subjek penelitian:
Berdasarkan rekapitulasi kecenderungan Tabel 2
Daftar Subjek Penelitian
gaya belajar siswa dapat di kelompokkan ke
dalam kecenderungan gaya belajar visual, Kelompok Gaya
No Insial
Belajar
gaya belajar auditori dan gaya belajar

7
1 Visual In-9 variabel dengan gaya belajar kinestetik
2 Auditori In-2
diperoleh bahwa kemampuan pemahaman
3 Kinestetik In-10
Sumber: Peneliti 2023 konsep siswa, belum mampu menguasai konsep
matematika dengan menggunakan gaya belajar
kinestetik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
siswa dengan gaya belajar kinestetik masih
D. Penutup
belum mampu dalam pemahaman konsep
Berdasarkan hasil analisis data dan
matematika pada materi persamaan linear satu
pembahasan dari kemampuan pemahaman
variabel.
konsep matematika siswa di tinjau dari gaya
Dengan memperhatikan kesimpulan di
belajar siswa dapat disimpulkan sebagai
atas, maka ada beberapa saran peneliti dalam
berikut:
penelitian sebagai berikut.
Kemampuan pemahaman konsep
1. Diharapkan kepada siswa agar dapat
matematika pada materi persamaan linear satu
meningkatkan kemampuan pemahaman
variabel dengan gaya belajar visual diperoleh
konsepnya dalam mengerjakan soal
bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa,
persamaan linear satu variabel, dan melatih
belum mampu menguasai konsep matematika
juga gaya belajar matematikanya.
dengan menggunakan gaya belajar visual.
2. Guru perlu memperhatikan gaya belajar
Kemampuan pemahaman konsep matematika
siswa dalam pembelajaran matematika
pada materi persamaan linear satu variabel
dikarenakan terdapat perbedaan cara siswa
dengan gaya belajar auditori diperoleh
dalam menyerap pembelajaran saat proses
kemampuan pemahaman konsep mampu
belajar-mengajar berlangsung.
memenuhi indikator menyatakan ulang sebuah
3. Bagi peneliti lain yang memiliki keinginan
konsep. Siswa dengan kemampuan pemahaman
untuk meneliti pembahasan yang sesuai
konsep dengan gaya belajar auditori mampu
dengan penelitian ini, diharapkan dapat
menuliskan apa yang diketahui dan yang
menjadikan penelitian ini sebagai acuan dan
ditanyakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
referensi penelitian.
siswa dengan gaya belajar auditori sudah
E. Daftar Pustaka
mampu dalam pemahaman konsep matematika
siswa pada materi persamaan linear satu Arikunto, S. (2018). Edisi Ketiga Dasar-dasar
Evaluasi Pendidikan: Pengetahuan
variabel. Kemampuan pemahaman konsep Bumi
matematika pada materi persamaan linear satu

8
Chatib, M. (2012), The School of People: Shoimatul, U. (2013) Buku Pintar Teori
Sekolah dalam Wawasan Berbeda di Manajemen Pendidikan Pendukung
Indonesia, Kaifa Batu Mulia yang Baik.

Dimyati, dan Mudjiono. (2013). Belajar tanpa Situmorang, S., dan Helmi (2010), Investigasi
henti. Rineka Cipta. Informasi: Untuk Pengurusan dan
Eksplorasi Bisnis, USU Press.
Fahrudhin 2018). Pendekatan Biopsikososial
dalam Evaluasi Fungsi Sosial PT. Slameto (2010): Pembelajaran dan Faktor
Refika Aditama. yang Mempengaruhinya Rineka Cipta.

Kilpatrick, Swafford, dan Findell (2001), Sugihartono (2007), Ilmu Otak Instruktif,
Menambahkannya: Membantu Anak- UNY Press
Anak Belajar Matematika, University
Institute Press. Sugiyono (2015) Strategi kerja inovatif
meliputi pendekatan subjektif,
Penjaga, D., Bobbi, dan Hemacki, M. (2013). kuantitatif, dan penelitian dan
Pembelajaran Kuantum: Membuat pengembangan. Strategi Kerja
Pembelajaran Menyenangkan dan Inovatif: Pendekatan Subjektif,
Menarik. Kuantitatif, dan Penelitian dan
PengembanganSumardjan (2017),
B. Prashig (2007), Pengaruh Gaya Belajar: Rencana Pembelajaran MTK SD
Mengenali Gaya Belajar Anak dan Menyenangkan, Formati Press.
Meningkatkan Prestasinya, Mizan.
Kepada Susanto (2013), Hipotesis
Rifa'i, Safitri, Hidayanti, Narimoati, Pembelajaran Tanpa Henti di Sekolah
Purwandini, Aditya, Alfarizi, Dasar, Prenadamedia
Ardiyanto, Fauziah, Ornawati,
Abdulloh, Setyaningrum, Afwah, Suyono dan Hariyanto (2014): Pembelajaran
Nur'aini, Saputri, Fitriani, Septiasari, dan Pengarahan Perpustakaan
dan Alfiyansah tergabung dalam grup Mahasiswa
ini. 2020). Cara Ceria Belajar
Aritmatika: Rumah Cinta Triwiyanto, T. (2015). Prolog Persekolahan
(Y.S. Hayati (ed.)) Aksara Bumi.
C. Rose dan M. J. Nicholl adalah penulisnya.
Pembelajaran yang Dipercepat untuk Umbara, U. (2017). Ilmu Otak Pembelajaran
Abad 21. Aritmatika, CV Budi Utama.

Rusman (2013), Model Pembelajaran: Wardhani, S. (2008) Investigasi Mata


Menciptakan Keterampilan Luar Biasa, Pelajaran Matematika SI dan SKL
Pers Rajawali. SMP/MTs Untuk Peningkatan
Ketercapaian Tujuan (T. Sutanti (ed.))
S. N. (2013), Metodologi dan siklus Pusat Pengembangan dan
pembelajaran dan pengajaran yang Pemberdayaan Tenaga Kependidikan
berbeda, Script Earth. dan Pendidik Matematika.

9
Yunsirno (2010), Belajar Sihir. Perpustakaan
Distribusi Jenius.

10

Anda mungkin juga menyukai