php/pythagoras
PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 12 (2), 2017, 200-148
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan
pendekatan PMRI yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
dan komunikasi matematika. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model 4-D dari
Thiagarajan. Model ini terdiri dari empat tahapan pengembangan yaitu define (pendefenisian), design
(desain), development (pengembangan) dan disseminate (penyebaran). Pengembangan perangkat
dimulai dari tahap analisis awal-akhir, analisis siswa, analisis materi dan spesifikasi tujuan
pembelajaran, pemilihan media, pemilihan format, desain produk, uji ahli dan praktisi, uji coba terbatas,
serta uji coba lapangan. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari lembar validasi, lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran, lembar penilaian siswa, lembar penilaian guru, dan tes hasil
belajar. Subyek penelitian ini adalah 34 siswa kelas VIIE dan 1 guru matematika di SMP Negeri 6
Yogyakarta. Hasil validasi menunjukkan perangkat yang dikembangkan layak digunakan dengan
kategori baik. Hasil uji coba menunjukkan bahwa perangkat yang dikembangkan praktis dan efektif
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika siswa. Dengan
demikian secara keseluruhan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa produk yang
dikembangkan layak untuk digunakan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan dan keefektifan.
Kata kunci: PMRI, pemecahan masalah, komunikasi matematika.
Abstract
This research aimed to produce mathematics learning kit with the PMRI approach, effective and
practical to increase the ability of problem-solving and mathematics communications. This research
was development research with the model 4-D by Thiagarajan, consist of four development steps
including define, design, develop and disseminate. The kit development started from phase analyzing
the early-last, the student analysis, analyze the item analysis and specification of study target, media
election, format election, design product, test the expert and practitioner, limited test-drive limited and
test-drive field. The research instrument used consisted of the sheet validation, sheets of observation of
executing study, sheet of student assessment, assessment sheet learning and test of the result of learning.
This research was executed in SMP N 6 Yogyakarta, with the subjects 34 students of class VIIE SMP.
The validation indicates the kits developed was appropriate to use with the good category. The result of
test-driving indicates that the kit developed is effective and practical to improve the ability of problem-
solving and communications of mathematics. In general, this study has shown that the developed product
was reliable to be used as they fulfill the valid, practical and effectiveness aspects.
Keywords: realistic mathematics education, problem-solving, mathematics communications
How to Cite: Suryaningtyas, C. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran matematika dengan PMRI untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematika. Pythagoras: Jurnal Pendidikan
Matematika, 12(2), 200-209. doi:http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.14876
Permalink/DOI: http://dx.doi.org/10.21831/pg.v12i2.14876
Supinah (2008, p.3) yang menyatakan bahwa konsep. De Lange mendefinisikan bahwa dunia
pembelajaran disebut efektif jika dalam nyata sebagai suatu dunia nyata yang kongkret,
pembelajaran ditandai dengan pemberdayaan yang disampaikan kepada siswa melalui aplikasi
siswa secara aktif atau siswa ditempatkan dan matematika (Hadi, 2002, p. 32). Hal ini dapat
terlibat aktif. Jika dicermati lebih lanjut, apa yang dilihat pada Gambar 1.
dikemukakan terkait paradigma baru pendidikan, Dunia Nyata
terobosan yang telah dilakukan pemerintah, dan
Matematisasi
terselenggaranya pendidikan yang efektif, dalam Aplikasi Matematisasi dan
menunjukkan bahwa peran aktif siswa dalam Refleksi
5. Keterkaitan antara aspek- Prinsip terakhir dari pendidikan matematika realistik adalah
aspek atau unit-unit dalam menghubungkan beberapa topik dalam satu pembelajaran. Hal ini
Matematika menunjukkan bagaimana manfaat dan peran suatu topik atau konsep
terhadap topik yang lain.
yaitu uji coba terbatas melibatkan 12 siswa kelas (pemilihan media), adalah tahap pemilihan media
VIID, masing-masing 4 siswa dari tingkat ke- yang sesuai untuk presentasi isi pengajaran; (c)
mampuan tinggi, sedang dan rendah. Sedangkan format selection (pemilihan format), untuk me-
uji coba tahap kedua yaitu uji coba lapangan rancang isi materi, pemilihan strategi, pende-
dilaksanakan di kelas VIIE sebanyak 34 siswa katan pembelajaran, dan sumber belajar. (d)
dan 1 orang guru matematika kelas VII. initial design (desain awal), yaitu tahap desain
awal dari produk yang akan dihasilkan dalam
Prosedur
penelitian ini.
Model 4-D yang digunakan dimodifikasi Tahap pengembangan bertujuan untuk
pada bagian disseminate (penyebaran). Tahap Pe- menghasilkan perangkat pembelajaran yang telah
nyebaran yang dilakukan oleh peneliti dilakukan direvisi berdasarkan saran para ahli dan hasil uji
sebatas pada publikasi perangkat kepada teman coba. Pada tahap ini dilakukan validasi draft
sejawat, melalui forum MGMP Matematika produk hasil pengembangan oleh ahli dan
serumpun, dan publikasi melalui blog pribadi analisisnya. Dalam proses validasi dilakukan
peneliti. revisi berdasarkan saran dan masukann validator,
Tahap pendefinisian dilakukan dengan hingga produk dinyatakan valid dan layak
lima tahap analisis yaitu: (1) front-end analysis digunakan. Selanjutnya dilakukan uji coba
(analisis awal akhir) untuk menetapkan dan terbatas untuk mengetahui keterbacaan produk
mendefinisikan tujuan pembelajaran, membatasi hasil pengembangan dan uji coba lapangan untuk
materi pelajaran yang akan disampaikan, mem- mengetahui kepraktisan produk hasil pengem-
pelajari kesesuaian dengan kurikulum yang bangan serta analisis data hasil uji coba.
berlaku, mempelajari tahap perkembangan siswa, Treffers (Cobb, Gravemeijer, & Yackel,
kondisi sekolah maupun rencana pembelajaran 2011, pp.76-77) mengatakan bahwa tujuan dari
yang akan dilakukan, observasi awal untuk men- sebuah desain penelitian tidak hanya untuk
dapatkan informasi tentang kondisi dan fakta membangun sebuah kontruks yang jelas, tetapi
pembelajaran di lapangan; (2) learner analysis juga mencakup pengembangan, pengujian dan
(analisis siswa) terkait dengan studi untuk me- memperbaiki aktivitas pengajaran. Nieveen
ninjau karakteristik siswa yang relevan dengan (1999, p.126) mengatakan hasil produk pendidik-
desain dan pengembangan bahan pembelajaran. an memainkan peranan yang penting dalam
Analisa ini dilakukan dengan cara wawancara pendidikan. Untuk memenuhi fungsi diatas,
terhadap beberapa siswa, pengamatan terhadap produk harus mempunyai kriteria yang baik.
siswa, dan diskusi dengan guru matematika di Maka untuk memenuhi kriteria pembelajaran dan
SMP; (3) concept analysis (analisis konsep) dila- kualitas produk yang baik pada penelitian ini di-
ku-kan kegiatan menentukan standar kompetensi, pakai kriteria kualitas produk menurut Nieveen.
kompetensi dasar, materi pokok, dan tema Nieveen (1999, pp.127-128) mengatakan bahwa
pembelajaran yang akan disajikan. (4) task kualitas produk pendesainan, pengembangan,
analysis (analisis tugas) adalah kegiatan merinci dan pengevaluasian program harus memenuhi
indikator belajar yang ingin dicapai sesuai kriteria valid, praktis, dan efektif.
dengan KD-nya. Hasil dari analisis ini tertuang
Instrumen
dalam perangkat pembelajaran yang digunakan
dalam penelitian, tugas-tugas yang dikerjakan Instrumen yang digunakan meliputi:
siswa dan keterampilan utama yang harus instrumen validasi format untuk mengetahui
dimiliki oleh siswa setelah melaksanakan pem- kevalidan instrumen yang akan digunakan dalam
belajaran dengan materi segiempat dan segitiga. penelitian, instrumen penilaian kevalidan produk
(5) specifying instructional objectives (spesifi- hasil pengembangan yang terdiri dari lembar
kasi tujuan pembelajaran) untuk menganalisa validasi RPP, LK, Tes Kemampuan Pemecahan
indikator ketercapaian SK/KD berdasarkan hasil Masalah (TKPM) dan Tes Kemampuan Komuni-
analisis konsep dan tugas yang telah dilakukan. kasi (TKK) matematika siswa. Instrumen penilai-
Tahap design (perancangan) terdiri dari an kepraktisan terdiri dari lembar penilaian guru
empat tahap yaitu: (a) constructing criterion- terhadap produk pengembangan, lembar tang-
referenced test, dilakukan kegiatan menjabarkan gapan siswa, dan lembar observasi keterlaksana-
tujuan pembelajaran dalam indikator-indikator an pembelajaran. Instumen penilaian keefektifan
pencapaian hasil belajar, penentuan kisi-kisi tes, terdiri dari Tes Kemampuan pemecahan Masalah
penyusunan tes, dan pembuatan kunci jawaban dan Tes Kemampuan Komunikasi matematika
serta pedoman penskoran; (b) media selection siswa.
Teknik Analisis Data dan estimasi reliabilitas TKPM dan TKK diguna-
kan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut.
Analisis data dilakukan untuk mem-
buktikan kevalidan, kepraktisan dan keefektifan k SDi
2
Uji t yang dilakukan dalam penelitian ini bahwa hasil penilaian validator terhadap RPP
adalah uji t dua sampel/kelompok dependent terkategori baik dan penilaian LK, TKPM, serta
(berpasangan) karena sampel yang digunakan TKK terkategori sangat baik. Produk termasuk
adalah subjek yang sama namun mengalami dua dalam kriteria Layak Digunakan dengan Revisi
perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Uji t (LDR). Dengan demikian, produk memenuhi
dua sampel/kelompok dependent (berpasangan) kriteria kevalidan dan dapat digunakan.
dilakukan untuk menguji kenaikan rata-rata skor
Tabel 3. Hasil Validasi Ahli
secara signifikan pada rata-rata skor pre-test dan
post-test pada TKPM dan TKK, dengan rumus Hasil Penilaian
Validator
sebagai berikut. Taraf signifikansi yang diguna- RPP LK TKPM TKK
kan adalah 5% atau 0,05. 1 140 122 59 59
2 124 112 47 47
̅ − 𝜇𝐷
𝐷 Skor Total 264 233 106 106
𝑇=
𝑆𝐷 Sangat Sangat Sangat
Kategori Baik
√𝑛 Baik Baik Baik
Keterangan: Secara umum, hasil dari uji coba terbatas
̅ : nilai rata-rata selisih x1 dan x2 (x1 - x2)
𝐷 menunjukkan bahwa keterbacaan LK, TKPM dan
𝜇𝐷 : selisih 𝜇1 dan 𝜇2 TKK baik dan mudah dipahami. Beberapa
𝑠𝑑 : simpangan baku dari selisih n pasangan perbaikan yang harus dilakukan antara lain
pengukuran acak menambahkan kalimat penjelas/petunjuk untuk
n: ukuran sampel salah satu gambar yang kurang jelas dalam soal
tes kemampuan pemecahan masalah. Selain itu,
Kriteria keputusan yang digunakan adalah perlu dilakukan perbaikan pada tampilan dan
apabila thitung lebih dari ttabel, maka H0 ditolak, warna LK agar lebih menarik.
yang berarti terdapat perbedaan signifikan antara Uji coba lapangan berupa kegiatan pem-
rerata skor pretes dan postes. Uji t dua sampel/ belajaran dilaksanakan sebanyak 12 kali perte-
kelompok dependent (berpasangan) ini juga muan. Pada pertemuan pertama dan pertemuan
dapat dilakukan dengan bantuan program SPSS ke duabelas digunakan untuk memberikan pretes
17.00 for windows. dan postes kepada siswa. Adapun hasil analisis
Kemp, Morrison, & Ross (1998) menyata- data kepraktisan yang diperoleh adalah sebagai
kan bahwa kualitas keefektifan dapat dicapai berikut. Data skor penilaian guru diperoleh dari
dengan memperhatikan peningkatan level lembar penilaian guru terhadap produk hasil
penguasaan yang dicapai oleh peserta didik pengembangan, disajikan pada Tabel 4.
dalam setiap tujuan pembelajaran. Berdasarkan Tabel 4. Hasil Penilaian Guru
penjelasan tersebut maka keefektifan produk
hasil pengembangan tercapai apabila hasil Komponen Skor Kategori
analisis menunjukkan adanya peningkatan yang RPP 41,5 Sangat Baik
signifikan pada hasil pre-test yang dibandingkan LK 47,5 Sangat Baik
dengan hasil post-test dari TKPM dan TKK Hasil penilaian dari guru yang dirangkum
siswa. pada Tabel 4 tersebut menunjukkan bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN perangkat pembelajaran (RPP dan LK) yang
dihasilkan telah memenuhi kriteria praktis.
Hasil Pengembangan Dengan kata lain, perangkat pembelajaran yang
Produk hasil pengembangan dalam pene- dihasilkan dapat digunakan dengan mudah dalam
litian ini terdiri dari Rencana Pelaksanaan pembelajaran di kelas. Selanjutnya, peneliti juga
Pelajaran (RPP) dan Lembar Kerja (LK). Ber- melakukan analisis terhadap respon siswa terha-
dasarkan hasil penilaian ahli terhadap produk dap kegiatan pembelajaran dan pelaksanaan ke-
yang dikembangkan, dapat ditunjukkan bahwa giatan pembelajaran. Hasilnya, diperoleh infor-
produk yang dihasilkan termasuk kategori sangat masi bahwa siswa merespon positif penggunaan
baik. Adapun hasil penilaian oleh ahli dapat LK dalam kegiatan pembelajaran yang meng-
dilihat pada Tabel 4. gunakan pendekatan PMRI. Rata-rata skor
Kriteria kevalidan produk terpenuhi penilaian siswa adalah sebesar 33 dan termasuk
apabila penilaian yang diperoleh masuk dalam kategori baik. Oleh karena itu, perangkat
kategori minimal baik. Tabel 3 menunjukkan
pembelajaran yang dihasilkan telah memenuhi dikembangkan mencapai kategori efektif ditinjau
kriteria kepraktisan. dari kemampuan komunikasi.
Pengumpulan data observasi keterlaksana-
Pembahasan
an pembelajaran dilakukan pada setiap per-
temuan kemudian dianalisis. Salah satu syarat Berdasarkan uraian tersebut, terlihat bah-
terpenuhinya kepraktisan produk pengembangan wa perangkat pembelajaran yang dihasilkan telah
adalah apabila persentase keterlaksanaan pem- memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif.
belajaran minimal mencapai 80 %. Berdasarkan Kevalidan perangkat pembelajaran ini menunjuk-
hasil observasi, diperoleh bahwa persentase kan bahwa landasan teoritik penyusunan
keterlaksanaan pembelajaran adalah 82,86%. perangkat pembelajaran dan alasan penggunaan
Dapat disimpulkan bahwa syarat kepraktisan pendekatan PMRI telah sesuai dengan tujuan
produk pengembangan berdasarkan keterlaksa- yang hendak dicapai yakni untuk meningkatkan
naan pembelajaran telah terpenuhi. Berdasarkan kemampuan komunikasi dan kemampuan peme-
hasil analisis data kepraktisan secara keseluruh- cahan masalah siswa. Hal ini berarti produk hasil
an, kriteria kepraktisan produk hasil pengem- pengembangan telah sesuai dengan kebutuhan
bangan terpenuhi. dan teori yang relevan (Nieven & Folmer, 2013,
Keefektifan produk pengembangan di- p.160).
analisis berdasarkan hasil TKPM dan TKK yang Kepraktisan perangkat pembelajaran yang
diperoleh dari hasil pretest dan posttest 34 siswa dihasilkan menunjukkan bahwa guru dan siswa
kelas VIII E. Adapun hasil data pretes dan postes mampu melaksanakan pembelajaran dengan
disajikan pada Tabel 5. memanfaatkan perangkat pembelajaran ini. Hal
ini sejalan dengan pendapat Nieven (1999, p.127)
Tabel 5. Data Hasil TKPM
yang menyatakan bahwa kepraktisan produk
Pre-test Post-test hasil pengembangan tercapai apabila produk
Rata-rata Skor 73,49 83,25 tersebut dapat digunakan dengan mudah oleh
Tuntas 14 26 siswa dan guru. Akan tetapi, hasil ini tentunya
Belum Tuntas 20 8 belum memberikan jaminan bahwa guru sudah
Persentase ketuntasan 41,18% 76,47% mampu merancang perangkat yang relevan
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 6, dengan perangkat pembelajaran yang dihasilkan
terlihat bahwa persentase ketuntasan secara ini. Dalam beberapa riset terdahulu terungkap
klasikal lebih dari dari 70%. Sedangkan rata-rata bahwa guru masih banyak mengalami hambatan
skor post-test berada pada interval 60 < 𝑥 ≤ dalam merancang pembelajaran, penilaian, yang
80 dan termasuk dalam kategori tinggi (B). Rata- mengacu pada suatu kurikulum (Retnawati,
rata skor pre-test dengan skor rata-rata post-test 2015; Retnawati, Djidu, Kartianom, Apino, &
naik sebesar 9,76 secara signifikan yang dibukti- Anazifa, 2018; Retnawati, Hadi, & Nugraha,
kan dengan menggunakan uji t. Jadi dapat 2016) padahal mereka sudah mengikuti serang-
disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang kaian pelatihan dan workshop terkait hal tersebut.
dikembangkan mencapai kategori efektif ditinjau Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut secara
dari Kemampuan Pemecahan Masalah. kualitatif masih diperlukan untuk mengetahui
sejauh mana perangkat pembelajaran ini dapat
Tabel 6. Data Hasil TKK dimanfaatkan oleh guru dalam merancang
Pre- test Post-test pembelajaran matematika dimasa mendatang.
Rata-rata Skor 73,61 79,41 Kegiatan pembelajaran dengan model
Tuntas 21 29 PMRI memungkinkan siswa untuk melakukan
Belum Tuntas 13 5 interaksi bersama teman sekelasnya melalui
Persentase ketuntasan 61,76% 85,95%
kegiatan diskusi. Secara langsung, kegiatan dis-
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa kusi tersebut melatih kemampuan komunikasi
persentase ketuntasan secara klasikal lebih dari siswa sekaligus memperdalam pemahaman akan
70%. Sedangkan rata-rata skor post-test yang ide-ide dan pengetahuan yang telah dibangun
berada pada interval 60 < 𝑥 ≤ 80 termasuk dalam oleh siswa. Kegiatan diskusi dalam pembelajaran
kategori tinggi (B). Rata-rata skor pre-test matematika memang sangat berpengaruh positif
dengan skor rata-rata post-test naik sebesar 5,80
terhadap perkembangan kemampuan komunikasi
secara signifikan yang dibuktikan dengan meng-
siswa. Selain itu, penggunaan masalah-masalah
gunakan uji t. Dengan demikian, dapat disimpul-
kan bahwa perangkat pembelajaran yang sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran me-
mungkinkan siswa untuk terus berlatih dalam dan segiempat, sehingga disarankan untuk
melakukan pemecahan masalah. Bahkan, akti- peneliti lain agar dapat mengembangkannya pada
vitas diskusi dan menyelesaikan masalah yang materi yang lain.
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari merupa- DAFT AR PUSTAKA
kan dua dari sejumlah aktivitas yang dapat
Amri, M., & Abadi, A. (2013). Pengaruh PMR
melatih kemampuan berpikir siswa hingga level
dengan TGT terhadap motivasi, sikap dan
berpikir tingkat tinggi. Dalam beberapa hasil riset
kemampuan pemecahan masalah geometri
lain, dikemukakan bahwa kegiatan diskusi dan kelas VII SMP. PYTHAGORAS: Jurnal
pemberian masalah-masalah yang berkaitan Pendidikan Matematika, 8(1), 55-68.
dengan kehidupan sehari-hari dapat melatihkan Diambil dari https://journal.uny.ac.id/-
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa (Djidu index.php/pythagoras/article/view/8494.
& Jailani, 2018; Apino & Retnawati, 2017; Apino, E., & Retnawati, H. (2017). Developing
Jailani, Sugiman, Apino, 2017). Oleh karena instructional design to improve
aktivitas itu, kemampuan komunikasi dan ke- mathematical higher order thinking skills
mampuan pemecahan masalah siswa terus of students. Journal of Physics:
menerus terasah selama kegiatan pembelajaran. Conference Series, 812, 1–7.
Dengan demikian, perangkat pembelajaran yang https://doi.org/10.1088/1742-6596/755/1/-
dihasilkan mampu mencapai tujuan pengem- 011001
bangan yang direncanakan yakni dapat mening- Azwar, S. (2010). Sikap manusia teori dan
katkan kemampuan komunikasi dan pemecahan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka
masalah siswa. Belajar.
Cobb, P., Gravemeijer, K., & Yackel, E. (2011).
SIMPULAN
Symbolizing and instructional design-
Berdasarkan hasil analisis data penelitian developing instructional sequences to
dan pembahasan diperoleh hasil bahwa produk support students’ mathematical learning-
hasil pengembangan telah memenuhi kriteria introduction. E. Yackel, K. Gravemeijer, &
kevalidan berdasarkan hasil penilaian ahli. A. Sfard (Edits.), A journey in mathematics
Kepraktisan perangkat pembelajaran yang education research: Insights from the work
dihasilkan juga terpenuhi berdasarkan penilaiaan of Paul Cobb, 75-84.
dari guru terhadap produk pengembangan, respon Djidu, H., & Jailani, J. (2018). Developing
siswa terhadap pembelajaran dan pemanfaatan problem based calculus learning model.
LK, dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran Jurnal Kependidikan: Penelitian Inovasi
yang telah dilakukan. Selanjutnya, berdasarkan Pembelajaran, 2(1), 68–84.
hasil tes TKPM dan TKK menunjukkan bahwa https://doi.org/10.21831/jk.v2i1.12689
pembelajaran yang dilakukan dengan mengguna-
Greenes, C., & Schulman, L. (1996).
kan produk pengembangan dengan pendekatan
Communication processes in mathematical
PMRI telah memenuhi kriteria keefektifan.
explorations and investigations. Dalam P.
Dengan demikian, hasil pengembangan yang
C. Elliot & M. J. Kennedy (Eds.),
berupa produk pembelajaran matematika materi
Yearbook: Communication in
segitiga dan segiempat dengan menggunakan
Mathematics, K-12 and Beyond (pp. 159-
pendekatan PMRI untuk meningkatkan kemam-
169). Reston, Va.: The NCTM, Inc.
puan pemecahan masalah dan komunikasi
matematika siswa SMP yang meliputi Rencana Hadi, S., Retnawati, H., Munadi, S., Apino, E., &
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Wulandari, N. F. (2018). The difficulties
Kerja (LK) yang valid, praktis dan efektif. of high school students in solving higher-
Produk yang telah dihasilkan dapat diman- order thinking skills problems. Problems
faatkan untuk pembelajaran di kelas pada materi of Education in the 21st Century, 76(4),
segitiga dan segiempat untuk meningkatkan 520–532. Retrieved from http://oaji.net/-
kemampuan investigasi dan minat belajar mate- articles/2017/457-1533495738.pdf.
matika siswa. Perangkat pembelajaran yang telah Jailani, J., Sugiman, S., & Apino, E. (2017).
dihasilkan bertujuan untuk meningkatkan Implementing the problem-based learning
kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi in order to improve the students’ HOTS
matematika terbatas hanya pada materi segitiga and characters. Jurnal Riset Pendidikan