Anda di halaman 1dari 10

Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 51

Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA


Kelas VIII SMPN 13 Satap Sungai Kakap
Salim1, Ismail2, Rosdiana3
1SMPN 13 Satap Sungai Kakap, 2Universitas Negeri Makassr, 3SMPN 13 Makassar

1
salimsmpn13@gmail.com, 2ismail6131@unm.ac.id, 3zhafira98@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sistem pencernaan manusia kelas
VIII SMP Negeri 13 Satap Sungai Kakap menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes, dengan alat
pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru,
dan lembar tes akhir setiap siklus. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah 75,00
%, siklus II menjadi 83,33 % dan siklus III menjadi 84,61 %. Hasil penelitian di atas
membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia kelas VIII SMP Negeri 13 Satap Sungai Kakap.

Kata kunci: Model Pembelajaran, Problem Based Learning, Hasil Belajar

1. PENDAHULUAN pengalaman yang dibutuhkan. Sehingga bisa


memberikan hasil belajar yang baik bagi
A. Latar Belakang peserta didik. Namun kondisi dilapangan
Pembelajaran yang menarik adalah berdasarkan pengalaman mengajar di SMPN
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk 13 Satap Sungai Kakap Kabupaten Kubu
berkreasi. Pastinya kreasi ini diiringi dengan Raya prestasi peserta didik masih sangat
pembelajaran yang berbasis teknologi sesuai rendah, terlebih dalam proses pembelajaran
tuntutan pendidikan abad 21. Adapun daring selama pandemi seperti saat ini.
kecakapan pendidikan Abad 21 adalah: Peserta didik masih menunjukkan sikap yang
Kecakapan Berpikir Kritis dan Pemecahan rendah selama proses pembelajaran. Peserta
Masalah (Critical Thinking and Problem didik memiliki kererampilan sains yang
Solving Skill Kecakapan Berkomunikasi sangat rendah, sebagian besar diantara
(Communication Skills), Kreativitas dan mereka belum terampil dalam mengamati
Inovasi (Creativity and Innovation), masalah atau fenomena yang diberikan guru
Kolaborasi (Collaboration). Kecakapan dan mencatat informasi dari hasil
tersebut termasuk kecakapan belajar tingkat pengamatan, belum mampu membuat
tinggi atau yang di sebut HOTS (High Order pertanyaan yang sesuai dengan dengan baik.
Thinking Skilss) (Helmawati, 2019). Kemampuan peserta didik dalam berdikusi
dan mengolah data juga rendah, hal ini
Pembelajaran IPA harus melibatkan ditunjukkan pada saat pembelajaran
keaktifan peserta didik secara penuh (active berlangsung banyak peserta didik yang tidak
learning) dengan cara guru dapat aktif saat diskusi berlangsung. Permasalahan
merealisasikan pembelajaran yang mampu lainnya adalah belum terampil membuat
memberi kesempatan pada peserta didik sebuah kesimpulan dan tidak percaya diri
untuk melakukan keterampilan proses untuk menyampaikan hasil kerjanya.
meliputi: mencari, menemukan,
menyimpulkan, mengkomunikasikan sendiri Hal ini berdampak pada kurangnya
berbagai pengetahuan, nilai-nilai, dan penguasaan peserta didik pada materi
pembelajaran. Salah satunya ditandai dengan
52 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022

rendahnya hasil belajar peserta didik. tindakan. (Sanjaya,2010:25) Menurut john


Berdasarkan studi pendahuluan yang dialami Elliot PTK adalah peristiwa sosial dengan
oleh peneliti didapatkan hasil bahwa secara tujuan untuk meningkatkan kualitas
umum hasil evaluasi akhir pembelajarn tindakan di dalamnya. Di mana dalam
hanya 8 orang dari 30 peserta didik yang proses tersebut mencakup kegiatan yang
mampu memperoleh nilai diatas KKM menimbulkan hubungan antara evaluasi diri
(Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah dengan peningkatan profesional. Sedangkan
ditentukan untuk mata pelajaran IPA di menurut kemmis dan Mc. Taggart
sekolah yaitu 70. Hal ini menunjukan bahwa mengatakan bahwa PTK adalah gerakan diri
sebagian besar peserta didik kurang sepenuhnya yang dilakukan oleh peserta
menguasai dan memahami mata pelajaran didik untuk meningkatkan pemahaman.
IPA. Diantara penyebab masalah diatas (Sanjaya,2010:25) Menurut Arikunto
adalah peserta didik belum terbiasa dengan (Suyadi,2012:18), PTK adalah gabungan
pembelajaran berbasis masalah dan model pengertian dari kata “penelitian, tindakan
inovatif lainnya dalam proses pembelajaran. dan kelas”.
Penyebab lainnya adalah guru yang belum Penelitian adalah kegiatan
terampil dalam menerapkan pembelajaran mengamati suatu objek, dengan
yang inovatif sehingga peran guru masih menggunakan kaidah metodologi tertentu
dominan. untuk mendapatkan data yang bermanfaat
Dari berbagai permasalahan yang bagi peneliti dan dan orang lain demi
ditemukan ini, salah satu alternatif kepentingan bersama. Selanjutnya tindakan
pemecahan masalah yang dapat diambil adalah suatu perlakuan yang sengaja
adalah dengan terus membiasakan diterapkan kepada objek dengan tujuan
penggunaan model pembelajaran berbasis tertentu yang dalam penerapannya
masalah (Problem Based Learning) atau PBL dirangkai menjadi beberapa periode atau
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran siklus. Dan kelas adalah tempat di mana
berbasis masalah merupakan suatu strategi sekolompok siswa belajar bersama dari
pembelajaran yang diawali dengan penyajian seorang guru yang sama dalam periode yang
adanya suatu masalah dalam kehidupan sama.
sehari-hari yang kemudian digunakan untuk Berdasarkan beberapa pemahaman
membuat atau merangsang peserta didik mengenai PTK diatas dapat disimpulkan
untuk belajar lebih lanjut (Maryati: 2018). bahwa penelitian tindakan kelas (PTK)
Hal ini juga didukung oleh Saputra (2020) adalah suatu pengamatan yang
bahwa pembelajaran berbasis masalah antara menerapkan tindakan didalam kelas yang
lain bertujuan untuk membantu siswa bersifat reflektif dengan melakukan
mengembangkan keterampilan berfikir dan tindakan-tindakan tertentu atau dengan
keterampilan pemecahan masalah. menggunakan aturan sesuai dengan
metodologi penelitian yang dilakukan dalam
B. Penelitian Tindakan Kelas beberapa periode atau siklusagar dapat
Secara bahasa ada tiga istilah yang memperbaiki dan atau meningkatkan
berkaitan dengan penelitian tindakan praktik-praktik pembelajaran yang
keleas (PTK), yakni penelitian, tindakan, dilakukan bersama dikelas secara
dan kelas. Pertama, penelitian adalah professional sehingga diperoleh peningkatan
suatu perlakuan yang menggunakan pemahaman atau kualitas atau target yang
metologi untuk memecahkan suatu telah ditentukan
masalah. Kedua, tindakan dapat diartikan
sebagai perlakuan yang dilakukan oleh guru
untuk memperbaiki mutu. Ketiga kelas
menunjukkan pada tempat berlangsungnya
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 53

1) Problem Based Learning a. Ranah kognitif terdiri dari: pengetahuan


(PBL)/Pembelajaran Berbasis Masalah (knowledge), pemahaman
Pembelajaran Berbasis Masalah (comprehension), aplikasi atau
(Problem Based Learning) adalah suatu penggunaan prinsip atau metode pada
pendekatan pembelajaran yang situasi yang baru, analisis, sintesis dan
menggunakan masalah dunia nyata sebagai evaluasi.
suatu konteks bagi siswa untuk belajar b. Ranah kemampuan sikap (affective)
tentang cara berfikir kritis dan keterampilan terdiri dari menerima atau
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh memperhatikan, merespons, penghargaan,
pengetahuan dan konsep yang esensial dari mengorganisasikan dan mempribadi
materi pelajaran. Pembelajaran berbasis (mewatak).
masalah digunakan untuk merangsang c. Ranah psikomotorik terdiri dari:
berfikir tingkat tinggi dalam situasi menirukan, manipulasi, keseksamaan
berorientasi masalah, termasuk didalamnya (precision), artikulasi (articulation) dan
belajar bagaimana belajar. Adapun langkah- naturalisasi.
langkah dari model pembelajaran tersebut Hasil belajar adalah hasil dari siswa
memiliki 5 tahapan yaitu 1) Tahap orientasi setelah melakukan serangkaian kegiatan
peserta didik pada masalah, 2) Tahap belajar yang kemudian dievaluasi dengan
mengorganisasi peserta didik dalam belajar. ujian. Yang dimaksud dalam penelitian ini
3) Tahap membimbing penyelidikan secara adalah hasil belajar siswa berupa nilai.
individu maupun kelompok. 4) Tahap Menurut Sudirman (2014:46) Hasil belajar
mengembangkan dan menyajikan hasil adalah kemampuan nyata yang merupakan
karya. 5) Tahap menganalisa dan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
mengevaluasi proses pemecahan masalah mempengaruhi baik dari dalam maupun dari
(Maryati: 2018). luar individu dalam belajar.
Menurut Saputra (2020) bahwa
Pembelajaran berbasis masalah adalah 2. METODE PENELITIAN
pembelajaran yang menggunakan masalah
nyata (autentik) yang tidak terstruktur dan A. Jenis Penelitian
bersifat terbuka sebagai konteks bagi peserta Penelitian ini menggunakan bentuk
didik untuk mengembangkan keterampilan Penelitian Tindakan Kelas. Sehubungan
menyelesaikan masalah dan berfikir kritis dengan metode penelitian yang digunakan
serta sekaligus membangun pengetahuan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
baru. Berbeda dengan pembelajaran dalam mencapai hasil maksimal maka bentuk
konvensional yang menjadikan masalah dari metode yang digunakan adalah
nyata sebagai penerapan konsep, penelitian tindakan kelas (PTK).
pembelajaran berbasis masalah menjadikan Menurut Arikunto, dkk (2014: 2)
masalah nyata sebagai pemicu bagi proses PTK merupakan suatu pencermatan terhadap
belajar peserta didik sebelum mereka kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
mengatahui konsep formal. yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
2) Hasil Belajar sebuah kelas secara bersama. Dalam tulisan
Hasil belajar merupakan tujuan yang lain, Menurut Arikunto, dkk (2014: 3)
akan dicapai dari suatu kegiatan menjelaskan bahwa PTK merupakan paparan
pembelajaran. Hasil belajar adalah gabungan definisi dari tiga kata ”penelitian,
kemampuan-kemampuan yang diperoleh tindakan, dan kelas. Penelitian adalah
anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil kegiatan mencermati suatu objek,
belajar secara lebih terperinci dapat menggunakan aturan metodologi tertentu
dijelaskan sebagai berikut. untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat bagi peneliti atau orang-orang
54 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022

yang berkepentingan dalam rangka berjumlah 5-10 soal yang diberikan setiap
peningkatan kualitas diberbagai bidang. akhir siklus.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu E. Teknik Pengumpulan Data
yang dalam pelaksanaannya berbentuk 1) Observasi
rangkaian periode/siklus kegiatan. Observasi dilakukan untuk
Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan
yang dalam waktu yang sama dan tempat pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan
yang sama menerima pelajaran yang sama untuk mengetahui adanya kesesuaian antara
dari seorang guru yang sama. perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta
untuk mencari data aktivitas peserta didik.
B. Subjek Penelitian Kriteria keberhasilan proses observasi
Subjek dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan menggunakan lembar
peserta didik kelas VIII SMPN 13 Satap observasi yang telah dilakukan oleh
Sungai Kakap tahun pelajaran 2021/2022. pengamat.
Jumlah Peserta didik kelas VIII sejumlah 12 2) Tes
orang dengan karakter kemampuan peserta Tes dilakukan untuk mengukur hasil
didik yang heterogen. belajar siswa pada ranah kognitif yang
menjadi fokus dalam penelitian ini. Tes
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan diberikan pada setiap akhir pembelajaran
1) Tempat Penelitian dengan bentuk pilihan ganda.
Penelitian ini akan dilaksanakan di
SMPN 13 Satap Sungai Kakap. Jalan Kantor F. Teknik Analisis Data
Desa, Desa Punggur Kapuas Kecamatan 1) Keterlaksanaan Pembelajaran
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Penilaian rencana pelaksanaan
Kalimantan Barat. pembelajaran (RPP) merupakan sekenario
yang telah dibuat dalam menjalankan proses
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
2) Waktu Penelitian pembelajaran Problem Based Learning. Data
Penelitian ini dilakukan pada yang diperoleh dari rencana pelaksanaan
semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022 pembelajaran (RPP) dapat dianalisis
yaitu pada bulan Juli-Agustus 2021. dengan cara pengolahan data hasil
penilaian RPP mulai dari siklus I sampai
D. Instrumen Penelitian siklus III diolah sesuai dengan skor yang
1) Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh. Untuk menghitung penilaian RPP
Instrumen yang digunakan dalam dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
pelaksanaan pembelajaran adalah RPP dan
lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran. Observasi dilakukan ketika Kriteria yang digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, menentukan keterlaksanaan proses
kegiatan pengamatan ini untuk mengetahui pembelajaran adalah sebagai berikut:
kegiatan peserta didik dan kegiatan pendidik, 3, 50 – 4, 00 = sangat baik
dan keterlaksanaan RPP dan pelaksanaan 2, 75 – 3, 49 = baik
pembelajaran selama proses belajar 2, 00 – 2, 74 = cukup
mengajar. Hasil dari observasi akan >2 = kurang
dituangkan dalam bentuk lembar 2) Hasil belajar
pengamatan/observasi.
2) Penilaian kognitif Data hasil tes dianalisis melalui
Instrumen yang digunakan dalam penskoran, peserta didik dinyatakan tuntas
penilaian kognitif adalah soal pilihan ganda apabila memperoleh nilai minimal 70
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 55

(KKM). Untuk menghitung nilai hasil belajar melakukan literasi digital untuk mencari dan
peserta didik digunakan rumus sebagai mengolah data.
berikut: Pembelajaran pada PPL siklus 1
dilakukan secara luring (PTM terbatas)
dengan peserta didik sebanyak 12 orang.
G. Indikator keberhasilan Semua pembelajaran dalam PPL ini
Indikator keberhasilan pada hasil menerapkan model pembelajaran Problem
belajar dilihat dari post test peserta didik Based Learning (PBL). Pada pembelajaran
melalui pendekatan saintifik KKM 70, ini terdapat 5 kasus yang ditemukan dengan
sekurang-kurangnya total peserta didik harus faktor penyebab yang bervariasi dengan
mencapai KKM sebesar 75% dari jumlah tindakan penyelesaian yang menyesuaikan
keseluruhan untuk menunjukkan peningkatan kasus yanga ada. Kasus yang pertama pada
hasil belajar yang baik. siklus ini adalah tidak bisa melihat secara
keseluruhan aktivitas peserta didik di layar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN perekaman. Dengan hasil tindakan
A. Hasil penyelesaian permasalahan didapatkan
Adapun hasil penelitian ini dapat bahwa dengan pengaturan posisi duduk
dilihat dari sajian tabel berikut ini: peserta didik dengan baik pada siklus
berikutnya dan telah berkoorkoordinasi
Tabel 1. Perbandingan Nilai Evaluasi tentang hasil rekaman siklus 1 maka pada
Pembelajaran dari Siklus 1-Siklus 3 siklus 2 hasil rekaman menjadi lebih baik.
No Jenis Penilaian Siklus Siklus Siklus Aktivitas peserta didik lebih terlihat dengan
1 2 3 jelas.
1 Nilai Pengetahuan 78,33 86,67 89,23 Kasus yang kedua dengan
(Kognitif)
permasalahan pembelajaran kurang interaktif
2 Nilai Keterampilan 87,5 91,67 92,79
(Psikomotorik) antara peserta didik karena peserta didik
3 Nilai Sikap 3,63 3,75 3,82 kurang fokus saat presentasi kelompok lain.
(Afektif) Dengan hasil tindakan penyelesaian masalah
4 Ketuntasan Belajar 75% 83% 84,6% didapatkan hasil bahwa setelah posisi duduk
B. Pembahasan siswa dan pengarahan yang lebih tegas saat
presentasi kelompok. Maka pada siklus
Sesuai dengan tujuan yang telah berikutnya peserta didik lebih interaktif dan
dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah lebih fokus terhadap temannya yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik presentasi. Pada permasalahan ini
pada materi sistem pencernaan menggunakan kemampuan pengelolaan kelas oleh guru
Problem Based Learning. Penilaian yang sangat diperlukan. Terutama kemampuan
dilakukan dalam penelitian ini difokuskan guru untuk mengatur keaktifan peserta didik
pada ranah kognitif. Adapun ketuntasan hasil dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
belajar pada siklus I hanya mencapai 75 %, Kasus ketiga dengan permasalahan
dimana peserta yang tuntas ada 9 orang dan peserta didik tidak mendapatkan penguatan
tidak tuntas sebanyak 3 orang. Diantara materi pelajaran dari guru. Sehingga
penyebab utama rendahnya hasil belajar pada pengetahuan peserta didik terhadap materi
model pembelajaran ini merupakan hal yang belum mendalam. Hal ini terjadi karena
baru bagi peserta didik, sehingga setiap keterbatasan waktu dalam pembelajaran.
sintaksnya tidak berjalan maksimal. Faktor Pembelajaran yang seharusnya 3x40 menit
lainnya adalah kurangnya sumber belajar dilaksanakan dengan waktu 2x40 menit.
cetak yang hanya terbatas pada buku Setelah berdiskusi dengan dosen
pegangan siswa, serta saat pembelajaran pembimbing dan guru pamong maka untuk
berlangsung banyak peserta didik yang tidak penguatan materi pelajaran pada model
memiliki kuota internet sehingga tidak bisa pembelajaran PBL tidak harus diberikan oleh
56 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022

guru. Karena pada pembelajaran ini peserta soal evaluasi yang seperti ini siswa lebih
didik yang dituntut untuk lebih aktif dlam lambat dalam mengerjakan soal dan mereka
pembelajaran. Tetapi jika banyak waktu merasa kesulitan. Namun hasil evaluasinya
pembelajaran yang tersisa saat pembelajaran bagus. Pada awalnya siswa lebih banyak
penguatan materi ini boleh saja diberikan. diam saat diberikan pertanyaan-pertanyaan
Jika mau memberikan penguatan materi bisa yang HOTS saat pembelajaran berlangsung.
saja memberikan materi ajar melalui grup Hanya beberapa orang peserta didik saja
WA peserta didik ataupun penguatan materi yang mau menyampaikan pendapatnya.
diberikan diluar jam pelaksanaan PPL Namun setelah sering dilakukan
sebelum siklus 2 dilakukan. pembelajaran yang HOTS maka siswa
Permasalahan lain yang ditemukan menjadi lebih aktif dan interaktif dalam
saat pembelajaran adalah peserta didik pembelajaran.
kurang dapat mendengar suara video Kasus kedua dalam pembelajaran
pembelajaran yang ditayangkan. Hal ini luring siklus ini berkaitan dengan sikap
dikarenakan terdapat permasalahan pada peserta didik yang masih malu untuk
speaker laptop. Hasil tindakan penyelesaian mengeluarkan suara saat disuruh
yang dilakukan dengan mengganti speaker menyampaikan pendapat ataupun presentasi
maka suara video menjadi lebih jelas kelompok. Hal ini terjadi karena siswa belum
sehingga siswa menjadi lebih terbantu dalam terbiasa melakukan presentasi. Hasil
pembelajaran. Kemampuan guru dalam tindakan yang dilakukan guru adalah
mengoperasikan alat-alat elektronik sangat melibatkan semua peserta didik untuk aktif
diperlukan dalam hal ini sehingga berbagai bertanya dan memberikan pendapat saat
masalah pembelajaran yang berkaitan pembelajaran. Guru menunjuk peserta didik
dengan teknologinya segera teratasi. Kasus yang pasif untuk menjawab pertanyaan yang
terakhir yang ditemukan dalam siklus 1 ini diberikan. Apalagi dengan aturan guru yang
adalah guru sulit menulis di papan tulis mewajibkan semua anggota kelompok harus
dikarena semua bagian papan tulis ditutup berbicara dan aktif. Caranya jika tidak ada
dnegan layar proyektor. Hasil dari tindakan siswa yang mau angkat tangan maka guru
yang dilakukan adalah pemasangan layar menunjuk langsung nama siswa yang
proyektor hanya menutupi sebagian papan presentasi. Dengan demikian peserta didik
tulis. Papan tulis ini sangat penting adanya lebih luwes dan percaya diri dalam
karena memudahkan guru ataupun peserta presentasi maupun menyampaikan pendapat.
didik untuk menuliskan hal-hal penting yang Kemampuan guru dalam mengadakan variasi
berkaitan pembelajaran. mengajar serta keterampilan bertanya sangat
Pada siklus 2 kegiatan PPL dilakukan diperlukan dalam hal ini. Sedangkan pada
secara luring (PTM terbatas) dengan jumlah saat presentasi terjadi storing suara mikropon
peserta didik sebanyak 12 orang. Pada siklus ini dapat diatasi dengan mematikan salah
ini permasalahan yang ditemukan tidak satu mikropon.. Karena pada saat PPL ada 2
sebanyak di siklus 1. Adapun permasalahan mikropon yang digunakan.
dan hasil tindakan dari kegiatan PPL siklus 2 Pada siklus II ketuntasan hasil belajar
sebagai berikut. Kasus pertama yang mengalami peningkatan menjadi 83 %
ditemukan adalah daya berpikir kritis dan dengan jumlah yang tuntas 10 orang dan
analisis peserta didik kurang terlihat saat yang tidak tuntas 2 orang. Penyebab utama
pembelajaran. hal ini dikarenakan peserta masalah hasil belajar siklus II adalah
didik belum terbiasa melakukan kegiatan kompleksitas materi ajar yang cukup tinggi
pembelajaran berbasis HOTS. Hasil tindakan dimana peserta didik harus menghapal nama-
yang dilakukan guru adalah guru nama enzim dan fungsinya serta proses
menerapkan pembelajaran yang mendorong pencernaan dalam setiap organ walaupun
peserta didik untuk berpikir kritis. Guru secara umum keterampilan proses yang
membuat soal evaluasi berbasis HOTS. Pada dilakukan peserta didik mengalami
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 57

peningkatan. yang mendukung. Namun setelah dilatih dan


Pembelajaran pada siklus 3 ini peserta didik diminta untuk sering presentasi
dilakukan secara daring dengan di gmeet. Hasilnya peserta didik menjadi
menggunakan Platform Google Meet. lebih lancar dalam menggunakan aplikasi
Dikarenakan jenis pembelajarannya berbeda gmeet. Terutama saat presentasi mereka tidak
dengan siklus 1 dan 2 berbeda maka kasus perlu meminta bantuan orang lain lagi.
yang ditemukan juga berbeda. Adapun kasus Peserta didik menjadi lebih senang karena
dan hasil tindakan yang dilakukan adalah mereka bisa share screen dengan mandiri.
sebagai berikut: pada pembelajaran secara Peserta didik jika diajarkan hal seperti ini
daring ini direncanakan diberikan game lebih cepat menangkap informasi dari guru.
pembelajaran terhadap peserta didik. Namun Masalah ketiga dari pembelajaran
dalam pelaksanaannya tidak berjalan baik. daring ini adalah guru dan peserta didik
Hal ini dikarenakan untuk game tidak dapat mendengar dengan baik materi
pembelajaran dengan quiziz terdapat yang tersampaikan ataupun hasil diskusi
gangguan jaringan internet sedangkan game kegiatan karena terdengar suara storing.
wordwall karena keterbatasan waktu Terganggunya suara ini dikarenakan
pembelajaran. Hasil tindakan yang dilakukan peserta didik berada pada wifi yang sama
adalah guru meminta peserta didik untuk dengan posisi duduk yang berdekatan.
mencari tempat dengan sinyal internet yang Hasil tindakan yang dilakukan guru
baik. Namun peserta didik masih kesulitan meminta peserta didik duduk berjauhan
untuk mencari tempat dengan sinyal internet pada tempat WIFI yang sama. Hasilnya
wifi yang lebih kuat dari temapat suara storing tidak terdengar lagi sehingga
sebelumnya. Karena tempat WIFI yang kuat tidak mengganggu proses pembelajaran dan
berada jauh sekali dari rumah mereka yang pembelajaran pun menjadi lebih lancar dan
berjarak sekitar 8 km. Sehingga dalam menarik.
pembelajaran daring peserta didik tetap Pada siklus III ketuntasan hasil
ditempat yang sama dengan sebelumnya. belajar meningkat dari siklus II yaitu sebesar
Guru tidak bisa memaksakan peserta didik 84,6 % dengan jumlah yang tuntas 11 orang
untuk mencari sinyal yang lebih baik karena dan tidak tuntas 2 orang. Pada setiap
posisi tempat itu sangat jauh dari tempat siklusnya terdapat peningkatan ahsil belajar
tinggal mereka. Takutnya menjadi masalah siswa. Dengan demikian peneliti
baru lagi bagi guru. Pada game wordwall menyimpulkan bahwa Problem Based
yang tidak terlaksana dengan baik harus Learning dapat meningkatkan hasil belajar
dilakukan pengaturan waktu yang baik peserta didik karena telah mencapat indikator
sangat penting agar bisa memberikan game ketuntasan yang telah dibuat yaitu sebesar
pembelajaran yang menarik. Setelah 70%. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
mengatur waktu tersebut gurudapat dilakukan oleh Nafiah (2014) bahwa
memberikan game pembelajaran yang pembelajaran dengan PBL dapat
menarik peserta didik. meningkatkan hasil belajar siswa dengan
Kasus kedua yang ditemukan adalah tingkat ketuntasan mencapat 100 %. Hal ini
terdapat peserta didik (satu kelompok) tidak juga didukung oleh Zaduqisti (2010) bahwa
dapat melakukan share screen saat pengaruh PBL berpengaruh terhadap
pertemuan daring (gmeet). Sehingga guru peningkatan aspek psikologis siswa dan
tidak dapat mengecek hasil diskusi peserta meningkatkan motivasi dan prestasi belajar
didik saat pertemuan berlangsung. Hal ini siswa.
dikarenakan kurangnya keterampilan peserta
didik dalam mengoperasikan perangkat
laptop. Kurangnya keterampilan ini
dikarenakan dirumah mereka tidak punya
laptop dan di sekolah juga tidak ada fasilitas
58 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022

4. KESIMPULAN pelaksnaan kegiatan PPG yang tidak dapat


disebutkan satu per satu.
Berdasarkan data dan analisis yang
telah dipaparkan, peneliti membuat REFERENSI
kesimpulan sebagai berikut:
1. Implementasi Problem Based Learning Amalia, Ade. (2020). Sistem Pencernaan
dalam pembelajaran materi sistem Manusia. Online (https://www.stu
pencernaan manusia sudah berjalan diobelajar.com/sistem-pencernaan-
dengan baik dan mengalami peningkatan manusia/) diakses 12 Juli 2021.
pada setiap siklus. Keaktifan peserta didik Arikunto, S. dkk. (2012). Penelitian
juga mengalami peningkatan sehingga Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
tujuan Problem Based Learning dapat Aksara.
tercapai yaitu pembelajaran yang berpusat
pada peserta didik. Arikunto, S. dkk. (2014). Penelitian
2. Pembelajaran dengan Problem Based Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Learning dapat meningkatkan hasil Aksara.
belajar terutama pada aspek pengetahuan. Helmawati. (2019). Pembelajaran dan
Saran Penilaian Berbasis HOTS. Bandung:
Berdasarkan analisis data dan Rosda.
kesimpulan yang telah dipaparkan, maka
peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: Heri. (2016). Sistem Pencernaan Manusia.
1. Siswa Online (https://salamadian.com/
Semangat belajar dan terus membiasakan sistem-pencernaan-manusia-
diri dengan Problem Based Learning penjelasan-lengkap/) diakses 12 Juli
dalam setiap aspek kehidupan agar dapat 2021.
meningkatkan kemampuan sikap, Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran
pengetahuan, dan keterampilan. Saintifik Kurikulum 2013.
2. Guru Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Guru dapat menggunakan Problem Based
Learning dalam setiap pembelajaran agar John, Dewey. (2019). Hasil Belajar dan
peserta didik menjadi terbiasa sehingga Upaya Meningkatkan Hasil Belajar.
bisa meningkatkan kemampuan sikap, Online (https://www.silabus.web.id/
pengetahuan, dan keterampilan. upaya-meningkatkan-hasil-belajar/)
diakses 30 Oktober 2021.
Maryati, Iyam. (2018). Penerapan Model
5. UCAPAN TERIMA KASIH Pembelajaran Berbasis Masalah Pada
Materi Bola Bilangan di kelas VII
Pada pembuatan jurnal penelitian ini penulis Sekolah Menengah Pertama. Online
banyak dibantu berbagai pihak maka peneliti (https://media.neliti.com/media/publicatio
mengucapkan terima kasih kepada: Rektor ns/226696-penerapan-model-
Universitas Negeri Makassar, Dr. Ismail, M.S. pembelajaran-berbasis-ma-5edaf5ec.pdf)
selaku dosen pembimbing PPL PPG, Rosdiana, diakses 14 November 2021.
S.Pd selaku guru pamong PPL PPG, Murhadi,
S.Pd.Sd selaku kepala sekolah SMPN 13 Satap Nafiah, Yunin Nurun. (2014). Penerapan
Sungai Kakap, teman-teman PPG Daljab Model Problem Based Learning
Angkatan 2 Kelas 1 IPA terutama kelompok C untuk Meningkatan Keterampilan
yang telah bersama berjuang dalam PPG, Berpikir Kritis dan Hasil Belajar
rekan-rekan guru SMPN 13 Satap Sungai Siswa. Online (https://journal.uny.ac.
id/index.php/jpv/article/viewFile/2540/
Kakap, peserta didik yang terlibat dalam PPL
2098) diakses 14 November 2021.
PPG, serta semua pihak yang membantu
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 59

Nurhidayah, Lilis. (2014). Proposal PTK dan Perbukuan, Balitbang,


“Penerapan Model Discovery Kemendikbud.
Learning untuk Meningkatkan
Pembelajaran Konsep Sifat-Sifat
Cahaya di Kelas V SDN 2 Suntenjaya
Kecamatan Lembang Kabupaten
Bandung Barat”. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
(Diseminarkan 24 Maret 2014)
Riadi, Muchlisis. (2019). Penelitian
Tindakan Kelas. Online
(https://www.kajianpustaka.com/201
9/03/penelitian-tindakan-kelas-
ptk.html) diakses 12 November 2021.
Rosana, Dadan. (2014). Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran IPA secara
Terpadu. UNY.
Saputra, Hardika. (2020). Pembelajaran
Berbasis Masalah (Problem Based
Learning). Online (https://www.rese-
archgate.net/publication/340950123_Pe
mbelajaran_Berbasis_Masalah_Problem
_Based_Learning ) diakses 13
November 2021.
Sanjaya, Wina. (2010). Strategi
Pembelajaran Beorientasi Standar
Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Grup.
Sudirman dan Rosmi Maru. (2016).
Implementasi Model-Model
Pembelajaran dalam Bingkai
Penelitian Tindakan Kelas Edisi
Revisi. Makasar: Badan Penerbit
UNM.
Zaduqisti, Esti. (2010). Problem Based
Learning (Konsep Ideal Model
Pembelajaran untuk Peningkatan
Prestasi Belajar dan motivasi
Berprestasi). Online (https://media.
neliti.com/media/publications/70280-
ID-problem-based-learning-konsep-
ideal-mode.pdf). Diakses 13
November 2021.
Zubaidah, Siti, dkk. (2017). Buku Guru Ilmu
Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs
Kelas IX. Jakarta: Pusat Kurikulum
60 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022

Anda mungkin juga menyukai