1
salimsmpn13@gmail.com, 2ismail6131@unm.ac.id, 3zhafira98@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sistem pencernaan manusia kelas
VIII SMP Negeri 13 Satap Sungai Kakap menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan non tes, dengan alat
pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas siswa, lembar observasi aktivitas guru,
dan lembar tes akhir setiap siklus. Persentase ketuntasan belajar pada siklus I adalah 75,00
%, siklus II menjadi 83,33 % dan siklus III menjadi 84,61 %. Hasil penelitian di atas
membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil
belajar Materi Sistem Pencernaan Manusia kelas VIII SMP Negeri 13 Satap Sungai Kakap.
yang berkepentingan dalam rangka berjumlah 5-10 soal yang diberikan setiap
peningkatan kualitas diberbagai bidang. akhir siklus.
Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu E. Teknik Pengumpulan Data
yang dalam pelaksanaannya berbentuk 1) Observasi
rangkaian periode/siklus kegiatan. Observasi dilakukan untuk
Sedangkan kelas adalah sekelompok siswa mengamati kegiatan di kelas selama kegiatan
yang dalam waktu yang sama dan tempat pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan
yang sama menerima pelajaran yang sama untuk mengetahui adanya kesesuaian antara
dari seorang guru yang sama. perencanaan dan pelaksanaan tindakan serta
untuk mencari data aktivitas peserta didik.
B. Subjek Penelitian Kriteria keberhasilan proses observasi
Subjek dalam penelitian ini adalah ditentukan dengan menggunakan lembar
peserta didik kelas VIII SMPN 13 Satap observasi yang telah dilakukan oleh
Sungai Kakap tahun pelajaran 2021/2022. pengamat.
Jumlah Peserta didik kelas VIII sejumlah 12 2) Tes
orang dengan karakter kemampuan peserta Tes dilakukan untuk mengukur hasil
didik yang heterogen. belajar siswa pada ranah kognitif yang
menjadi fokus dalam penelitian ini. Tes
C. Tempat dan Waktu Pelaksanaan diberikan pada setiap akhir pembelajaran
1) Tempat Penelitian dengan bentuk pilihan ganda.
Penelitian ini akan dilaksanakan di
SMPN 13 Satap Sungai Kakap. Jalan Kantor F. Teknik Analisis Data
Desa, Desa Punggur Kapuas Kecamatan 1) Keterlaksanaan Pembelajaran
Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, Penilaian rencana pelaksanaan
Kalimantan Barat. pembelajaran (RPP) merupakan sekenario
yang telah dibuat dalam menjalankan proses
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
2) Waktu Penelitian pembelajaran Problem Based Learning. Data
Penelitian ini dilakukan pada yang diperoleh dari rencana pelaksanaan
semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022 pembelajaran (RPP) dapat dianalisis
yaitu pada bulan Juli-Agustus 2021. dengan cara pengolahan data hasil
penilaian RPP mulai dari siklus I sampai
D. Instrumen Penelitian siklus III diolah sesuai dengan skor yang
1) Keterlaksanaan pembelajaran diperoleh. Untuk menghitung penilaian RPP
Instrumen yang digunakan dalam dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
pelaksanaan pembelajaran adalah RPP dan
lembar observasi keterlaksanaan
pembelajaran. Observasi dilakukan ketika Kriteria yang digunakan untuk
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, menentukan keterlaksanaan proses
kegiatan pengamatan ini untuk mengetahui pembelajaran adalah sebagai berikut:
kegiatan peserta didik dan kegiatan pendidik, 3, 50 – 4, 00 = sangat baik
dan keterlaksanaan RPP dan pelaksanaan 2, 75 – 3, 49 = baik
pembelajaran selama proses belajar 2, 00 – 2, 74 = cukup
mengajar. Hasil dari observasi akan >2 = kurang
dituangkan dalam bentuk lembar 2) Hasil belajar
pengamatan/observasi.
2) Penilaian kognitif Data hasil tes dianalisis melalui
Instrumen yang digunakan dalam penskoran, peserta didik dinyatakan tuntas
penilaian kognitif adalah soal pilihan ganda apabila memperoleh nilai minimal 70
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 55
(KKM). Untuk menghitung nilai hasil belajar melakukan literasi digital untuk mencari dan
peserta didik digunakan rumus sebagai mengolah data.
berikut: Pembelajaran pada PPL siklus 1
dilakukan secara luring (PTM terbatas)
dengan peserta didik sebanyak 12 orang.
G. Indikator keberhasilan Semua pembelajaran dalam PPL ini
Indikator keberhasilan pada hasil menerapkan model pembelajaran Problem
belajar dilihat dari post test peserta didik Based Learning (PBL). Pada pembelajaran
melalui pendekatan saintifik KKM 70, ini terdapat 5 kasus yang ditemukan dengan
sekurang-kurangnya total peserta didik harus faktor penyebab yang bervariasi dengan
mencapai KKM sebesar 75% dari jumlah tindakan penyelesaian yang menyesuaikan
keseluruhan untuk menunjukkan peningkatan kasus yanga ada. Kasus yang pertama pada
hasil belajar yang baik. siklus ini adalah tidak bisa melihat secara
keseluruhan aktivitas peserta didik di layar
3. HASIL DAN PEMBAHASAN perekaman. Dengan hasil tindakan
A. Hasil penyelesaian permasalahan didapatkan
Adapun hasil penelitian ini dapat bahwa dengan pengaturan posisi duduk
dilihat dari sajian tabel berikut ini: peserta didik dengan baik pada siklus
berikutnya dan telah berkoorkoordinasi
Tabel 1. Perbandingan Nilai Evaluasi tentang hasil rekaman siklus 1 maka pada
Pembelajaran dari Siklus 1-Siklus 3 siklus 2 hasil rekaman menjadi lebih baik.
No Jenis Penilaian Siklus Siklus Siklus Aktivitas peserta didik lebih terlihat dengan
1 2 3 jelas.
1 Nilai Pengetahuan 78,33 86,67 89,23 Kasus yang kedua dengan
(Kognitif)
permasalahan pembelajaran kurang interaktif
2 Nilai Keterampilan 87,5 91,67 92,79
(Psikomotorik) antara peserta didik karena peserta didik
3 Nilai Sikap 3,63 3,75 3,82 kurang fokus saat presentasi kelompok lain.
(Afektif) Dengan hasil tindakan penyelesaian masalah
4 Ketuntasan Belajar 75% 83% 84,6% didapatkan hasil bahwa setelah posisi duduk
B. Pembahasan siswa dan pengarahan yang lebih tegas saat
presentasi kelompok. Maka pada siklus
Sesuai dengan tujuan yang telah berikutnya peserta didik lebih interaktif dan
dipaparkan, tujuan penelitian ini adalah lebih fokus terhadap temannya yang
meningkatkan hasil belajar peserta didik presentasi. Pada permasalahan ini
pada materi sistem pencernaan menggunakan kemampuan pengelolaan kelas oleh guru
Problem Based Learning. Penilaian yang sangat diperlukan. Terutama kemampuan
dilakukan dalam penelitian ini difokuskan guru untuk mengatur keaktifan peserta didik
pada ranah kognitif. Adapun ketuntasan hasil dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
belajar pada siklus I hanya mencapai 75 %, Kasus ketiga dengan permasalahan
dimana peserta yang tuntas ada 9 orang dan peserta didik tidak mendapatkan penguatan
tidak tuntas sebanyak 3 orang. Diantara materi pelajaran dari guru. Sehingga
penyebab utama rendahnya hasil belajar pada pengetahuan peserta didik terhadap materi
model pembelajaran ini merupakan hal yang belum mendalam. Hal ini terjadi karena
baru bagi peserta didik, sehingga setiap keterbatasan waktu dalam pembelajaran.
sintaksnya tidak berjalan maksimal. Faktor Pembelajaran yang seharusnya 3x40 menit
lainnya adalah kurangnya sumber belajar dilaksanakan dengan waktu 2x40 menit.
cetak yang hanya terbatas pada buku Setelah berdiskusi dengan dosen
pegangan siswa, serta saat pembelajaran pembimbing dan guru pamong maka untuk
berlangsung banyak peserta didik yang tidak penguatan materi pelajaran pada model
memiliki kuota internet sehingga tidak bisa pembelajaran PBL tidak harus diberikan oleh
56 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 3 NO. 1 APRIL 2022
guru. Karena pada pembelajaran ini peserta soal evaluasi yang seperti ini siswa lebih
didik yang dituntut untuk lebih aktif dlam lambat dalam mengerjakan soal dan mereka
pembelajaran. Tetapi jika banyak waktu merasa kesulitan. Namun hasil evaluasinya
pembelajaran yang tersisa saat pembelajaran bagus. Pada awalnya siswa lebih banyak
penguatan materi ini boleh saja diberikan. diam saat diberikan pertanyaan-pertanyaan
Jika mau memberikan penguatan materi bisa yang HOTS saat pembelajaran berlangsung.
saja memberikan materi ajar melalui grup Hanya beberapa orang peserta didik saja
WA peserta didik ataupun penguatan materi yang mau menyampaikan pendapatnya.
diberikan diluar jam pelaksanaan PPL Namun setelah sering dilakukan
sebelum siklus 2 dilakukan. pembelajaran yang HOTS maka siswa
Permasalahan lain yang ditemukan menjadi lebih aktif dan interaktif dalam
saat pembelajaran adalah peserta didik pembelajaran.
kurang dapat mendengar suara video Kasus kedua dalam pembelajaran
pembelajaran yang ditayangkan. Hal ini luring siklus ini berkaitan dengan sikap
dikarenakan terdapat permasalahan pada peserta didik yang masih malu untuk
speaker laptop. Hasil tindakan penyelesaian mengeluarkan suara saat disuruh
yang dilakukan dengan mengganti speaker menyampaikan pendapat ataupun presentasi
maka suara video menjadi lebih jelas kelompok. Hal ini terjadi karena siswa belum
sehingga siswa menjadi lebih terbantu dalam terbiasa melakukan presentasi. Hasil
pembelajaran. Kemampuan guru dalam tindakan yang dilakukan guru adalah
mengoperasikan alat-alat elektronik sangat melibatkan semua peserta didik untuk aktif
diperlukan dalam hal ini sehingga berbagai bertanya dan memberikan pendapat saat
masalah pembelajaran yang berkaitan pembelajaran. Guru menunjuk peserta didik
dengan teknologinya segera teratasi. Kasus yang pasif untuk menjawab pertanyaan yang
terakhir yang ditemukan dalam siklus 1 ini diberikan. Apalagi dengan aturan guru yang
adalah guru sulit menulis di papan tulis mewajibkan semua anggota kelompok harus
dikarena semua bagian papan tulis ditutup berbicara dan aktif. Caranya jika tidak ada
dnegan layar proyektor. Hasil dari tindakan siswa yang mau angkat tangan maka guru
yang dilakukan adalah pemasangan layar menunjuk langsung nama siswa yang
proyektor hanya menutupi sebagian papan presentasi. Dengan demikian peserta didik
tulis. Papan tulis ini sangat penting adanya lebih luwes dan percaya diri dalam
karena memudahkan guru ataupun peserta presentasi maupun menyampaikan pendapat.
didik untuk menuliskan hal-hal penting yang Kemampuan guru dalam mengadakan variasi
berkaitan pembelajaran. mengajar serta keterampilan bertanya sangat
Pada siklus 2 kegiatan PPL dilakukan diperlukan dalam hal ini. Sedangkan pada
secara luring (PTM terbatas) dengan jumlah saat presentasi terjadi storing suara mikropon
peserta didik sebanyak 12 orang. Pada siklus ini dapat diatasi dengan mematikan salah
ini permasalahan yang ditemukan tidak satu mikropon.. Karena pada saat PPL ada 2
sebanyak di siklus 1. Adapun permasalahan mikropon yang digunakan.
dan hasil tindakan dari kegiatan PPL siklus 2 Pada siklus II ketuntasan hasil belajar
sebagai berikut. Kasus pertama yang mengalami peningkatan menjadi 83 %
ditemukan adalah daya berpikir kritis dan dengan jumlah yang tuntas 10 orang dan
analisis peserta didik kurang terlihat saat yang tidak tuntas 2 orang. Penyebab utama
pembelajaran. hal ini dikarenakan peserta masalah hasil belajar siklus II adalah
didik belum terbiasa melakukan kegiatan kompleksitas materi ajar yang cukup tinggi
pembelajaran berbasis HOTS. Hasil tindakan dimana peserta didik harus menghapal nama-
yang dilakukan guru adalah guru nama enzim dan fungsinya serta proses
menerapkan pembelajaran yang mendorong pencernaan dalam setiap organ walaupun
peserta didik untuk berpikir kritis. Guru secara umum keterampilan proses yang
membuat soal evaluasi berbasis HOTS. Pada dilakukan peserta didik mengalami
Salim, dkk, Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar IPA Kelas VIII 57