2, Juni 2018
Suriasa
SMP Negeri 24 Banjarmasin
suriasa1967@gmail.com
DOI: 10.20527/bipf.v6i2.4853
Kata kunci: problem posing, LKS berbasis scientific aproach, keterampilan berpikir
kritis
ABSTRACT: Critical thinking skills of students have not been a concern, whereas
critical thinking skills are one of the most important high-level thinking skills taught to
students. This study aims to describe the effectiveness of applying learning problem-
posing model using worksheet based on scientific approach. This research uses
classroom action research method. The research subjects are 34 students of grade 7C
SMPN 24 Banjarmasin. The instrument used in this research is a scientific approach
bracket worksheet. Based on the result of data analysis, the students' critical thinking
skill in the first cycle of questioning skills equal to 67,88% score, on the second cycle, the
questioning skill equal to 84,71%, and on the third cycle of questioning skill equal to
92,26% , while observation skill, try, analyze, communicate and conclude on all three
cycles achieving a value above 85%. This shows the improvement of students' critical
thinking skills from cycle I to cycle II good, and cycle III is very good. Student learning
result of concept material that oriented critical thinking skill of students reach mastery
classically in cycle I equal to 78,13%, in cycle II equal to 88,24%, and at cycle III equal
to 91,18%. Student response to learning is very good. Therefore it is concluded that the
application of learning problem-posing model using a scientific-based worksheet
190
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
191
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
192
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
193
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
194
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
195
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
kreatif dan melakukan pemecahan empat langkah yang saling terkait dan
masalah (problem solving) yang lebih berkesinambungan, yaitu tahap
efektif. Merumuskan atau membentuk perencanaan, tahap aksi atau tindakan,
soal adalah suatu aktivitas dalam tahap observasi dan evaluasi dan tahap
pembelajaran yang dapat refleksi (Wibawa, 2003).
mengembangkan motivasi dan Adapun subjek penelitiannya ialah
keterampilan siswa untuk berpikir kritis 34 siswa kelas 7C SMPN 24
dan kreatif karena dalam model Banjarmasin. Instrumen yang digunakan
pembelajaran Problem Posing siswa dalam penelitian ini berupa lembar
mendapat pengalaman langsung dalam penilaian keterampilan berpikir kritis
merumuskan (membentuk soal sendiri). (LKS). Kriteria keterampilan berpikir
Kegiatan merumuskan soal juga kritis dinyatakan dalam ketegori sangat
akan memberikan kesempatan seluas- baik, baik, cukup, kurang baik, sangat
luasnya kepada siswa untuk kurang baik.
merekonstruksikan pikiran-pikirannya, Hasil belajar siswa dianalisis baik
dan kegiatan ini memungkinkan berdasarkan ketuntasan belajar siswa
pembelajaran yang dilakukan siswa secara individual maupun klasikal.
lebih bermakna sesuai dengan skemata Adapun ketuntasan individual jika siswa
yang dimiliki siswa. Model mencapai nilai ≥ 75% dan ketuntasan
pembelajaran Problem Posing berarti klasikal jika ≥ 85% dari seluruh siswa
siswa diberi kesempatan untuk mencapai nilai ≥ 75% .
beraktivitas untuk merumuskan soal-
Tabel 1 Kriteria respon siswa
soal dan mendorong siswa agar lebih
Skor Kategori
bertanggung jawab dalam belajarnya. 24 < Xo Sangat Baik
Pembelajaran demikian merupakan 18,66 < Xo ≤ 24 Baik
13,33 < Xo ≤ 18,66 Cukup
proses membangun pemahaman 8 < Xo ≤13,33 Kurang
Xo ≤ 8 Sangat Kurang
seseorang sesuai skematanya.
Kualifikasi respon siswa dianalisis
METODE PENELITIAN dengan mengadaptasi cara menurut
(Suriasa, 2003). Angket respon yang
Penelitian ini merupakan penelitian
diberikan kepada siswa meliputi respon
tindakan kelas (PTK). Konsep inti PTK
siswa terhadap model pembelajaran,
yang diperkenalkan Kurt Lewin ialah
media pembelajaran, serta LKS yang
bahwa dalam satu siklus terdiri dari
digunakan siswa dalam belajar.
196
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
87,88 89,09
1 Mengamati
2 Menanya
3 Mencoba
67,88
87,88 4 Menganalisis
5 Menyimpulkan
6 Mengkomunikasikan
89,09
82,42
197
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
86,47 88,82
1 Mengamati
2 Menanya
3 Mencoba
87,65 84,71
4 Menganalisis
5 Menyimpulkan
6 Mengkomunikasikan
87,06 87,65
1 Mengamati
80,65 96,77
2 Menanya
3 Mencoba
91,61 4 Menganalisis
92,26 5 Menyimpulkan
6 Mengkomunikasikan
81,94
91,61
198
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
Dari gambar grafik di atas terlihat menanya yang menjadi fokus dalam
pada keterampilan berpikir kritis siswa penelitian ini karena memperoleh skor
baik pada aspek menganalisis dan yang lebih rendah dari keterampilan
mengkomunikasikan hasil percobaan berpikir kritis yang lainnya. Sehingga
mereka disebabkan waktu yang terbatas, peneliti memperhatikan bentuk-bentuk
namun sangat baik menyusun pertanyaan yang dikemukakan siswa
pertanyaan dengan mengaitkan materi termasuk kualitas pertanyaan dan
dengan dunia nyata, melakukan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari
interpretasi data percobaan, dan sangat tidak semata-mata siswa terpaku pada
baik membuat kesimpulan terlihat dari buku paket yang menjadi sumber belajar
jawaban mereka pada LKS yang telah mereka. Namun siswa dilatih untuk
dibagikan masing-masing. dan berpikir membandingkan dan
mengalami peningkatan pada siklus II mengutarakan makna atau arti-arti dari
dan siklus III. Hal ini menunjukkan bermacam jenis pengalaman, situasi,
bahwa aspek keterampilan berpikir data, kejadian, penilaian, ketentuan, dan
tingkat tinggi dan dapat menghubungkan kriteria tertentu hingga pada penarikan
dengan kehidupan sehari-hari. Juga pada kesimpulan berdasarkan dari hubungan-
siklus II dan siklus III sudah cukup hubungan dari bukti di lapangan dengan
banyak siswa yang dapat konsep atau teori ke dalam argumen atau
mengemukakan pertanyaan yang pernyataan yang meyakinkan.
memerlukan jawaban yang kompleks. Setelah diberikan perlakuan dengan
Berdasarkan hasil pembelajaran dan memperbanyak latihan-latihan dan
analisis data instrumen terhadap memberikan contoh-contoh pertanyaan
keterampilan berpikir kritis siswa yang menumbuhkan keterampilan
dengan menerapkan model berpikir kritis, akhirnya diperoleh data
pembelajaran problem posing yang keterampilan berpikir kritis siswa dari
menggunakan LKS berbasis pendekatan siklus I sampai siklus III semakin
ilmiah (scientific aproach) terdapat meningkat. Pada kegiatan percobaan,
enam keterampilan yang diamati yakni siswa berkoordinasi satu sama lainnya
keterampilan mengamati, menanya, untuk mengambil data percobaan
mencoba, menganalsis, bermaksud untuk menguji konsep dan
mengkomunikasikan, dan teori yang disampaikan sebelumnya,
menyimpulkan. Data penelitian pada siswa memiliki keterampilan ini baik
siklus 1 terlihat bahwa keterampilan dalam melakukan percobaan.
199
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
200
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
Pada tabel 2 di atas terlihat bahwa ketuntasan klasikal pada siklus III
ketuntasan belajar siswa secara kalsikal sebesar (91,18%).
pada siklus I belum tuntas karena belum Hasil yang diperoleh menjadi
mencapai 85% yang telah ditetapkan indikator bahwa dalam pembelajaran
sebelumnya. Sedangkan pada siklus II, ada peningkatan hasil belajar. Hal ini
dan siklus III telah mencapai ketuntasan sesuai dengan penelitian lain yang
secara klasikal. Hal ini menunjukkan menyatakan bahawa penerapan problem
bahwa hasil belajar siswa dengan posing mampu meningkatkan hasil
menerapkan model pembelajaran belajar siswa (Astra dkk., 2012). Siswa
problem posing dengan menggunakan yang menggunakan problem posing
LKS berbasis pendekatan ilmiah akan memiliki aktivitas dan kreativitas
(scientific aproach) adalah adalah yang lebih baik dibandingkan dengan
tuntas. siswa yang belajar dengan pembelajaran
Hasil belajar siswa materi konsep konvensional (Mahmuzah & Ikhsan,
zat yang berorientasi keterampilan 2014).
berpikir kritis siswa mencapai Respon siswa
ketuntasan secara klasikal pada siklus I Kriteria respon siswa dapat diketahui,
sebesar (78,13%) dan ketuntasan seperti yang tertera pada Tabel 3
klasikal pada siklus II (88,24%), dan berikut:
Tabel 3 Kriteria respon Siswa
Aspek Skor rata-rata Kategori
Model pembelajaran 23,38 Sangat baik
Media pembelajaran 23,64 Sangat baik
LKS 23,59 Sangat baik
201
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
202
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
203
Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 6 no.2, Juni 2018
204