Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA I
Inverting Operational Amplifier
Tanggal Pengumpulan

: Selasa, 29 November 2016

Tanggal Praktikum

: Kamis, 24 November 2016

Waktu Praktikum

: 11.10 13.00 WIB

Disusun oleh:
Nama

: Qori Aulia Ramadani

NIM

: 11150163000007

Kelompok/Kloter

: 1 (Satu) / 2 (Dua)

Nama Anggota

1. Rizki Fajar Bagaskara

(11150163000006)

2. Nurul Fitriyani

(11150163000008)

3. Nurul Saadah

(11150163000019)

Kelas

: Pendidikan Fisika 3A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016

A. JUDUL PRAKTIKUM
INVERTING OPERATIONAL AMPLIFIER

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memahami sifat-sifat penguat operasional membalik.
2. Mengetahui perbedaan bentuk gelombang masukan dan gelombang keluaran
pada praktikum ini.
3. Dapat membuat rangkaian penguat operasional membalik dengan benar.
4. Memahami prinsip kerja penguat operasional membalik.

C. DASAR TEORI
Op-Amp adalah perangkat yang sangat efisien dan serbaguna sehingga
sangat penting bagi kita untuk mengetahui Op-Amp dan prinsip kerja Op-Amp.
Contoh penggunaan Op-Amp adalah untuk operasi matematika, sederhana seperti
penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik sehingga dikembangkan
kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dan distorsi rendah
serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian Op-amp
juga meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif,
penyearah presisi, pengubah analog kedigital dan pengubah digital keanalog,
pengolah isyarat seperti cuplik tahan, penguat pengunci, kendali otomatik,
komputer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain. (Sutrisno, 1986)
Op-Amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen yang
sederhana, yang mempunyai dua masukkan dan satu keluaran. Op-Amp juga
merupakan sebuah penguat arus dengan gain (penguatan) tinggi, tetapi dengan
menggunakan kopling kapasitif yang tepat, Op-Amp dapat diaplikasikan pada
berbagai macam rangkaian penguat arus bolak balik. Op-Amp adalah piranti
solid state yang mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun
AC. Op-Amp mempunyai karakteristik ideal sebagai berikut, yaitu: lebar pita
yang tak berhingga (Infinite Bandwith), impedansi masukkan yang tak berhingga
(Infinite Input Impedance) sehingga arus masukkan dapat diabaikan, dan
impedansi keluaran sama dengan nol (Zero Output Impedance) sehingga

keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan. Op-Amp didalamnya


terdiri atas beberapa bagian, yaitu penguat diferensial, tahap penguatan (gain),
rangkaian penguat (Level Shifter) dan penguat akhir yang biasanya dibuat
dengan penguat push pull kelas B. (Franco, 2002)

Gambar 1. Rangkaian Inverting Operational Amplifier

Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian elektronika


yang berfungsi untuk memperkuat dan membalik polaritas sinyal masukan.
Jadi, ada tanda minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting
amplifier adalah bisa lebih kecil nilai besaran dari 1. Sedangakan, Penguat
non-inverting amplier merupakan kebalikan dari penguat inverting, input
dimasukkan pada input non-inverting sehingga polaritas output akan sama
dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang tergantung dari
besarnya hambatan feedback dan hambatan input (Mismail, 2012).
Penguat inverting adalah rangkaian penguat operasianal yang paling
dasar. Tegangan dengan fasa yang berlawanan pada keluaran dibalikkan pada
masukan pembalik, sehingga cenderung melawan tegangan masukan aslinya.
Fasa keluaran dari penguat pembalik ini akan selalu berbalikan tegangan
inputnya. Ada dua aturan yang sangat penting untuk di ketahui mengenai penguat
pembalik yakni tidak ada arus yang mengalir keterminal masukkan dan tegangan
v2 sama dengan tegangan v1. Penguat ini memiliki keistimewan khusus yaitu
sinyal keluaran memiliki beda fasa sebesar 1800, hal ini disebabkan karena
persimpangan input dan sinyal umpan balik berada pada potensial yang sama

sebagai positif. Persamaan penguatan tegangan pada rangkaian inverting

amplifier yaitu, = (). (Gunawan, 1996)


Op-Amp LM-741 mempunyai 8 kaki yang mana masing-masing kaki
mempunyai fungsi masing-masing sebagai berikut:

Gambar 2. Op-Amp LM-741


Penjelasan kaki Op-Amp LM-741, yaitu
1. Kaki 1: Offset Null. Kaki ini berfungsi untuk mengontrol offset tegangan
untuk meminimalkan kebocoran, karena Op-Amp berjenis differensial.
2. Kaki 2: Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada Op-Amp.
Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran akan
berlawanan dengan sinyal masukan.
3. Kaki 3: Non-Inverting Input. Kaki ini berfungsi sebagai masukan pada OpAmp. Sifat keluaran dari masukan melalui kaki ini, yaitu fasa sinyal keluaran
akan berfasa sama dengan sinyal masukan.
4. Kaki 4: V negatif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan negatif
pada Op-Amp agar dapat bekerja.
5. Kaki 5: Offset Null. Fungsi kaki ini sama dengan kaki 1.
6. Kaki 6: Output. Kaki ini berfungsi sebagai keluaran dari Op-Amp.
7. Kaki 7: V positif. Kaki ini berfungsi sebagai sumber daya tegangan positif.
8. Kaki 8: Not Connected. Kaki ini befungsi pelengkap kemasan standar
komponen 8-pin. Kaki ini tidak terhubung ke manapun pada rangakaian.
(Anonim, 2016)

D. ALAT DAN BAHAN


NO

NAMA ALAT DAN BAHAN

1.

PAPAN PLUG-IN

CATU DAYA
2.

TEGANGAN UTAMA

3.

OM-AMP LM741

4.

RESISTOR 1K

GAMBAR

5.

RESISTOR 470

6.

RESISTOR 4.7K

7.

OSILOSKOP

8.

KABEL PENGHUBUNG

9.

JUMPER

E. LANGKAH PERCOBAAN
NO

LANGKAH PERCOBAAN

1.

Rangkailah
rangkaian
seperti
gambar disamping pada papan
plug-in atau project board.

2.

Setelah itu aturlah volt/div pada ch1


yaitu 20 mV dan ch2 4 mV.

3.

Kemudian setelah itu, lihatlah


gelombang yang ditampilkan oleh
layar osiloskop. Gelombang yang
bawah
merupakan
gelombang
masukan sedangkan gelombang
yang atas merupakan gelombang
keluaran.

GAMBAR

F. DATA PERCOBAAN
1. GELOMBANG MASUKAN DAN KELUARAN

2. DATA PENGAMATAN

RL ()

Rin ()

Rf ()

470

1K

4.7K

Vin

Vout

Div Vertikal

Div Vertikal

(Volt)

(Volt)

(Input)

(Output)

0.02 volt

0.004 volt

1.4

3.4

G. PENGOLAHAN DATA
Tegangan Puncak ke Puncak (Vpp)
Input

Output

Vpp = Div Vertikal x Volt/Div

Vpp = Div Vertikal x Volt/Div

= 1.4 x 0.02 volt

= 3.4 x 0.004volt

= 0.028 volt

= 0.0136 volt
Penguatan Tegangan (Av)

Av Berdasarkan Teori

= (
)

4.7
= ( 1 )
= -4.7 volt

Av Berdasarkan Pengukuran
Av =

0.0136
=(
)
0.028

= -0.48 volt

Tegangan Keluaran (Vout)

= (
)

4.7
= ( ) 0.028
1
= 0.1316
Arus (A)
Input

0.028
=
1

= 0.028

Output
= +
=

0.0136 0.0136
+
4700
470
0.0136 + 0.136
=
4700
0.1496
=
4700
=

= 3.18 105

H. TUGAS PASCA
1. Jelaskan bagaimana proses penguatan pada rangkaian inverting di bawah ini
(dijelaskan dengan analisis aliran arus dan tegangan pada Op-Amp)!

2. Hitunglah I, Vo, dan AcL, pada praktikum kali ini, jika Rf = 4,7KOhm, Ri =
1 KOhm. Vin dan Vout sesuai dengan hasil pembacaan pada osiloskop!
3. Desainlah rangkaian percobaan inverting operational amplifier!

Jawab:
1. Pada rangkaian inverting tersebut memiliki impedansi masukan yang sangat
besar hingga dinyatakan sebagai impedansi masukkan tak terhingga (infinite
input impedance). Kondisi penguat operasional yang memiliki impedansi
masukkan tak terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus yang
melewati masukkan membalik (inverting input) pada penguat opersional.
Keadaan tak berarus pada masukkan membalik tersebut membuat tegangan
jatuh diantara masukkan membalik da bernilai 0 Volt. Kondisi tersebut
menunjukan bahwa tegangan pada masukkan membalik adalah bernilai 0
Volt karena kondisi masukkan tak membalik (non-inverting input) yang di
hubungkan ke ground. Kondisi masukkan membalik (inverting input) yang
memiliki tegangan 0 Volt tersebut dinyatakan sebagai ground semu (Virtual
Ground).
2. Arus
I = 0, karena rangkaian inverting tersebut memiliki impedansi masukan yang
sangat besar hingga dinyatakan sebagai impedansi masukkan tak terhingga.
Kondisi penguat operasional yang memiliki impedansi masukkan tak
terhingga tersebut menyebabkan tidak adanya arus yang melewati masukkan
membalik (inverting input) pada penguat opersional.
Tegangan Keluaran (Vout)

4.7
= ( ) 0.028
1

= (

= 0.1316
Penguat Tegangan (AcL)
AcL Berdasarkan Teori

= ()
4.7

AcL Berdasarkan Pengukuran


=

0.0136

= ( 1 )

= 4.7

= 0.48

0.028

3. Desain Rangkaian pada Papan Plug-in

I.

PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, yaitu percobaan rangkaian penguat inverting.
Percobaan ini bertujuan untuk memahami sifat-sifat penguat operasional
membalik, mengetahui perbedaan bentuk gelombang masukan dan gelombang
keluaran, dapat membuat rangkaian penguat operasional membalik dengan benar
dan memahami prinsip kerja penguat operasional membalik. Rangkaian penguat
inverting itu sendiri merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi
masukan sangat rendah.
Pada rangkaian penguat inverting ini akan menerima arus atau
tegangan dari tranduser sangat kecil dan akan membangkitkan arus atau tegangan
yang lebih besar. Pada penguat inverting tegangan dengan fasa yang berlawanan
pada keluaran dibalikkan pada masukan pembalik, sehingga cenderung melawan
tegangan masukan aslinya. Fasa keluaraan dari penguat pembalik ini akan selalu
berbalikan tegangan inputnya. Ada dua aturan yang sangat penting untuk di
ketahui mengenai penguat pembalik yakni tidak ada arus yang mengalir
keterminal masukkan dan tegangan.
Dari data yang telah diperoleh, dan telah dilakukan pengolahan data,
penguatan tegangan yang dihasilkan berdasarkan teori sebesar -4.7 volt

sedangkan penguatan tegangan yang dihasilkan dari pengukuran -0.48 volt, hal
ini menunjukan bahwa penguatan tegangan teori dan pengukuran sangat berbeda
jauh, dan dapat kami simpulkan juga bahwa percobaan ini gagal, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu kurangnya pemahaman
praktikan saat melakukan percobaaan dan kurang telitinya praktikan saat
membaca gelombang pada layar osiloskop.
Pada percobaan ini tegangan yang kami dapatkan tidak sesuai dengan
teori yang ada. Dimana hasil pengukuran yang kami peroleh, nilai tegangan
outputnya lebih kecil dibandingkan nilai tegangan inputnya, hal ini tidak sesuai
dengan teori yang ada pada inverting operational amplifier, dimana pada
inverting

operational

amplifier

nilai

tegangan

outputnya

lebih

besar

dibandingkan nilai tegangan inputnya.


Pada percobaan ini juga, dimana gelombang masukan dan gelombang
keluaran yang dihasilkan oleh osiloskop terbalik. Dimana gelombang masukan
yang ditampilkan oleh osiloskop, akan dibalikan oleh geombang keluaran. Hal
ini karena pada penguat membalik memiliki keistimewan khusus yaitu sinyal
keluaran memiliki beda fasa sebesar 1800, hal ini disebabkan karena
persimpangan input dan sinyal umpan balik berada pada potensial yang sama
sebagai positif.

J.

KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat kami tarik kesimpulan bahwa:
1. Rangkaian penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan
impedansi masukan sangat rendah.
2. Penguat inverting yaitu penguat yang membalik polaritas outputnya, apabila
inputnya positif maka outputnya negatif dan sebaliknya.
3. Rangkaian penguat inverting adalah dimana sinyal masukannya dibuat melalui
input inverting. Rangkaian ini adalah pengubah dari arus menjadi tegangan
dan digerakkan oleh sumber tegangan dan bukan sumber arus.

4. Nilai dari Rin dan Rf berpengaruh pada Vout yang dihasilkan. Jika nilai Rin
dan Rf besar maka nilai Voutnya juga besar sedangkan jika nilai Rin dan Rf
kecil maka nilai Voutnya juga kecil.

K. KOMENTAR
1. Seharusnya praktikan sudah benar-benar paham dengan rangkaian inverting
operational amplifier, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti
kesalahan dalam penyusunan rangkaian.
2. Diharapkan praktikum dapat dimulai dengan tepat waktu sesuai waktu yang
sudah ditetapkan, agar praktikum dapat berjalan secara maksimal dan tidak
melewati batas waktu praktikum.
3. Dalam melakukan praktikum, praktikan di tuntut ketelitian dan kesabaran,
agar data yang diperoleh valid.
4. Seharusnya praktikan lebih menjaga suasana laboratorium agar tetap tenang.

L. DAFTAR PUSTAKA
Franco, Sergio, 2002. Design with Operasional Amplifiers and Analog Integrated
Circuit. San Fransisco: McGraw.
Gunawan, Hanafi. 1996. Prinsip-Prinsip Elektronika Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga.
Mismail, Budiono. 2012. Dasar Teknik Elektro. Jakarta: UB Press.
Sutrisno. 1986. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung: ITB.
Anonim, 2016. Modul 8 Penguat-Operasional. https://www.elka.fi.itb.ac.id/wpcontent/uploads/Modul-8-Penguat-Operasional.pdf, diakses pada
tanggal 26 November 2016 pukul 17.15.

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai