Disusun Oleh
Gilbert Mongula
221011040008
Dosen Pengampu:
VERNA ALBERT SUOTH ST, M.Si
HANDY INDRA REGAIN MOSEY S.Si, M.Si
MEGASTIN MASSANG LUMEMBANG S.Si., M.Si
Disusun Oleh
Gilbert Mongula
221011040008
Dosen Pengampu:
VERNA ALBERT SUOTH ST, M.Si
HANDY INDRA REGAIN MOSEY S.Si, M.Si
MEGASTIN MASSANG LUMEMBANG S.Si., M.Si
Rangkaian Op-Amp yang paling banyak digunakan dalam bidang kontrol adalah Op-
Amp sebagai komparator. Sebuah komparator pada dasarnya merupakan rangkaian yang
digunakan untuk mengindera atau mendeteksi kondisi suatu sinyal yang berubah dan sudah
mencapai atau melampaui level tegangan tertentu. Komparator yang menggunakan Op-Amp
dapat juga digunakan sebagai penggerak rangkaian digital. Tidak semua jenis Op-Amp dapat
digunakan sebagai komparator. Persyaratan Op-Amp dapat digunakan sebagai komparator
adalah memiliki offset dan drift yang rendah serta waktu peralihan nilai keluaran yang cepat.
Keluaran rangkaian komparator merupakan sebuah tingkat penggerak untuk mencapai keadaan
yang dapat berubah nilainya. Sebuah rangkaian Op-Amp komparator yang paling sederhana
mempunyai sinyal yang terhubung langsung pada salah satu terminal masukan, sedangkan satu
masukan lagi dihubungkan ke tegangan referensi.
2.2 Penguat Inverting
Penguat Inverting merupakan salah satu fungsi dari Op-Amp yang memiliki karakteristik
sinyal output dikuatkan dan memiliki phase berkebalikan dari sinyal input. Bentuk rangkaian
penguat inverting terlihat seperti dibawah. Input sinyal dihubungkan dengan input negatif dari
Op-Amp setelah melewati resistor R1. Karena arus mengalir dari input (pada tegangan Vin)
melalui resistor R1 ke input Op-Amp (pada tegangan nol), impedansi input dari rangkaian
Op-Amp hampir sama dengan R1. Impedansi pada output amplifier bernilai kira – kira 1 ohm.
Jika dilihat pada gambar, resistor R1 dan R2 berperan penting dalam menentukan besar
penguatan. Jika nilai R2 lebih besar dari R1, sinyal akan dikuatkan dan kebalik dari sinyal input.
Namun jika nilai R2 lebih kecil dari R1 maka sinyal akan dilemahkan dan kebalik dari
sinyal input. Persamaan penguatan ini dapat dilihat dibawah ini
2) Non-inverting
Non-inverting
1. Merangkai komponen sesuai gambar rangkaian percobaan.
2. Mengatur Vcc= 12 V dan Vee= 12 V.
3. Mengatur tegangan input mulai dari -1V s/d 1V dengan kenaikan 0,5 V.
4. Mengatur tahanan Rs dengan kombinasi 100, 1K, 10K, dan tahanan Rf dengan kombinasi
10K, 100K untuk setiap tegangan input.
5. Mengukur nilai tegangan keluaran
A. Inverting
Dik:
Rin= 100 Ω
Rf = 10kΩ = 10.000 Ω
Vin = 8 V
−Rf −10.000
Vout ¿ V ¿= 8V = -800 V
R¿ 100
V = I . Rf
V = 0,08 mA . 10kΩ
V = 0,8 V
Vout ¿ V ¿ ¿)
Vout ¿ 8 V ¿)
Vout ¿ 8 V .101 ohm = 808 V
V = I . R2
V = 0,08mA . 10kΩ
V = 0,8 V