Anda di halaman 1dari 12

Penguat Operasional (Op-Amp)

Penguat operasional (operational amplifier, atau yang biasa disingkat dengan op-amp)
merupakan suatu penguat berperolehan tinggi yang dikopel langsung, kemana umpan balik
ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhannya. Op-amp
digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linear yang bermacam-macam (dan juga operasioperasi tak linear) dan sering disebut sebagai rangkaian terpadu linear dasar.
Op-amp tergolong kedalam jenis komponen aktif dan IC adalah bentuk dari komponen opamp. Komponen ini, banyak digunakan terutama untuk tujuan-tujuan penguatan, dengan
keuntungan yakni: ukuran kecil, keandalan tinggi, harga lebih murah, kebal temperatur dan
memerlukan tegangan dan arus yang relatif rendah.
Karakteristik atau sifat dari op-amp

Tahanan input yang sangat tinggi, sehingga rangkaian ini menarik arus yang sangat
kecil dari sumber listrik yang memasok daya padanya

Tahanan output yang sangat rendah. Rangkaian ini mampu menghasilkan arus output
yang relatif besar tanpa menimbulkan jatuh tegangan yang serius pada tegangan
outputnya

Gain atau penguatan yang sangat besar

Mempunyai pita (bandwidth) yang sangat lebar

Tidak berubah karena suhu atau temperatur

Mempunyai keseimbangan yang sempurna, yaitu Vout = 0, bila V1 = V2.

Op-amp beroperasi dengan sebuah catu daya mode ganda (simetris), yang memberikan
tegangan +V dan -V. Komponen ini tidak membutuhkan sambungan ke jalur 0V. Akan tetapi,
banyak op-amp dapat beroperasi dengan sebuah jalur catu tunggal.
Simbol penguat

Simbol penguat operasional atau Op-amp


Konsep Pencatuan Op-Amp

Telah disampaikan pada postingan sebelumnya Penguat Operasional (Op-Amp),


bahwa op-amp umumnya beroperasi dengan sebuah catu daya mode ganda
(simetris). Namun begitu, op-amp dapat pula beroperasi dengan sebuah jalur
catu daya tunggal.
Konsep pencatuan op-amp dengan catu daya simetris

Op-amp dicatu dengan tegangan +V dan -V, atau contoh disini diberi tegangan
+3V dan -3V. Jalur referensi pada catu simetris adalah jalur 0V (ground). Adapun
grafik sinus tegangan output catu op-amp tersebut, diperlihatkan pada gambar
di bawah ini

Konsep pencatuan op-amp dengan catu daya tunggal

Sebuah op-amp dapat beroperasi dengan tegangan catu tunggal apabila kita
menggunakan sebuah pembagi tegangan untuk menyediakan jalur catu
referensinya. Bila jalur referensi pada catu simetris adalah jalur 0V, namun pada
rangkaian di atas, jalur referensinya adalah 3V (catatan: rangkaian dengan catu
sebesar 6V, nilai R1 dan R2 adalah sama, misalnya 10k).

Rangkaian pencatuan op-amp dengan catu daya tunggal banyak digunakan


untuk perangkat-perangkat yang digerakkan oleh baterai, misalnya untuk
penguat (pre-amp) mic wireless. Rangkaian pada gambar-gambar diatas
menggunakan sebuah IC op-amp TL071C, yang bekerja dengan tegangan catu
ganda 3V, atau catu tunggal 6V.

Rangkaian Penguat Operasional (Op-amp)


Pembalik

Op-amp memiliki dua buah terminal input, yaitu input pembalik (inverting input,
dihubungkan ke terminal yang bersimbol negatif [] op-amp) dan input bukan pembalik (non
inverting input, dihubungkan ke terminal yang bersimbol positif [+] op-amp).
Sebuah rangkaian penguat operasional pembalik (inverting) ditujukan untuk menguatkan
sinyal-sinyal tanpa mengakibatkan output bergerak terlalu jauh dari suatu nilai rata-rata, ke
arah positif maupun negatif. Sambungan rangkaian untuk sebuah op-amp pembalik adalah
sebagai berikut

dimana:

Rin = Tahanan input

Rf = Tahanan feedback

Vin = Tegangan input

Vout = Tegangan output

Gain atau perolehan tegangan (Av) untuk rangkaian penguat ini adalah:

Av = Vout Vin
Av= Rf Rin
Vout Vin = Rf Rin, diperoleh:
Vout = Rf Rin Vin
Tanda negatif pada gain mengindikasikan bahwa rangkaian penguat membalikkan sinyal
input, selain menguatkannya. Di bawah ini merupakan bentuk sinyal tegangan input dan
output rangkaian op-amp sebagai penguat inverting.

Rangkaian Penguat Operasional (Op-amp)


Bukan Pembalik
Sangat sering diperlukan untuk sebuah penguat yang mempunyai keluaran yang sama dan
sefasa dengan masukan. Karakteristik seperti itu didapatkan dengan menggunakan sebuah
penguat operasional yang memiliki terminal bukan pembalik (non inverting). Sambungan
rangkaian untuk sebuah op-amp bukan pembalik adalah sebagai berikut.

dimana:

Rin = Tahanan input

Rf = Tahanan feedback

Vin = Tegangan input

Vout = Tegangan output

Gain atau perolehan tegangan (Av) untuk rangkaian penguat bukan pembalik ini adalah:

Av = Vout Vin
Av = (Rf Rin) + 1
Vout Vin = (Rf Rin) + 1, sehingga diperoleh:
Vout = [(Rf Rin) + 1] Vin
Rangkaian penguat ini tidak membalikan sinyal input (seperti halnya penguat inverting),
hanya menguatkan saja. Di bawah ini merupakan bentuk sinyal tegangan input dan output
rangkaian op-amp sebagai penguat non inverting.

Contoh Soal Menghitung Rangkaian OpAmp Pembalik


Contoh soal 1. Sebuah rangkaian op-amp pembalik seperti gambar di bawah memiliki nilainilai yaitu: tahanan feed back = 330 k; tahanan input = 1 k; dan tegangan input = 17 mV.
Hitung berapa perolehan tegangan (Av), tegangan output (Vout) dan tegangan catu daya
(Vcc) pada rangkaian tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:

Rf = 330 k = 330.000

Rin = 1 k = 1.000

Vin = 17 mV = 0,017 V

Av = Rf Rin = 330.000 1.000 = 330


Vout = Av Vin = 330 0,017 V = 5,61 V
Apabila input yang diberikan adalah +17 mV, maka output yang dihasilkan adalah 5,61 V.
Hal ini mengasumsikan bahwa tegangan catu daya (Vcc) yang digunakan memungkinkan
output bergerak mencapai nilai itu. Sebuah catu daya 6V terlalu kecil untuk itu, oleh
karenanya membutuhkan catu daya dengan rating tegangan setidaknya 8V (atau sekitar
150% Vout), untuk menguatkan tegangan input sebesar 17 mV.

Sehingga diperoleh Av = 330; Vout = 5,61 V; Vcc = 8 V.


Contoh soal 2. Rangkaian seperti gambar contoh soal 1, diketahui: Rin = 4k7; Rf = 220 k;
dan Vin = 50 mV. Hitung Av, Vout dan Vcc.
Penyelesaian:
Av = Rf Rin = 220.000 4.700 = 46,8
Vout = Av Vin = 46,8 0,050 V = 2,34 V
Vcc = 150% Vout = 150% 2,34 V = 3,51 V

maka didapatkan Av = 46,8; Vout = 2,34 V; Vcc = 3,51 V.

Contoh Menghitung Rangkaian Penguat


Operasional Bukan Pembalik
Contoh soal 1. Sebuah rangkaian penguat operasional (op-amp) bukan pembalik seperti
gambar di bawah memiliki nilai-nilai yaitu: tahanan feed back = 100 k; tahanan input = 10
k; dan tegangan input = 85 mV. Hitung berapa perolehan tegangan (Av) dan tegangan
output (Vout) yang dihasilkan rangkaian tersebut?

Penyelesaian:
Diketahui:

Rf = 100 k = 100.000

Rin = 10 k = 10.000

Vin = 85 mV = 0,085 V

Av = (Rf Rin) + 1 = (100.000 10.000) + 1 = 11


Vout = Av Vin = 11 0,085 V = 0,935 V = 935 mV.

Sehingga diperoleh Av = 11 dan Vout = 935 mV.


Contoh soal 2: Rangkaian seperti gambar contoh soal 1, diketahui Rin = 3k3 ; Rf = 470 k;
dan Vin = 20 mV. Hitung Av dan Vout.
Penyelesaian:
Av = (Rf Rin) + 1 = (470.000 3.300) + 1 = 143,4
Vout = Av Vin = 142,4 0,02 V = 2,868 V.

Sehingga diperoleh Av = 142,4 dan Vout = 2,848 V.


Contoh soal 3: Rangkaian seperti gambar contoh soal 1, diketahui Rin = 1 k; Vout = 3,5 V;
dan Av = 22. Hitung Rf dan Vin.
Penyelesaian:
Av = (Rf Rin) + 1 <=> Av 1 = Rf Rin <=>
Rf = (Av 1) Rin = (22 1) 1.000 = 21.000 = 21k
Vout = Av Vin <=>
Vin = Vout Av = 3,5 V 22 = 0,159 V = 159 mV

Maka didapatkan Rf = 21 k dan Vin = 159 mV.


Rangkaian Mixer Penguat Operasional (Op-Amp Sebagai Mixer)
Sebuah penguat operasional atau op-amp dapat digunakan untuk
mencampurkan (mixing) dua buah sinyal input atau lebih. Rangkaian untuk
aplikasi ini merupakan sebuah variasi dari rangkaian penguat operasional
pembalik. Bentuk rangkaian op-amp sebagai mixer, ditunjukkan pada gambar di
bawah ini

dimana R1, R2 dan R3 adalah resistor input untuk sinyal yang bersangkutan.
Gain atau perolehan tegangan (Av) untuk masing-masing sinyal, berdasarkan
rumus dasar penguat op-amp pembalik Av = Rf Rin, diperoleh:
A1 = Rf R1
A2 = Rf R2
A3 = Rf R3
sehingga total gain menjadi
A = A1 + A2 + A3
atau
A = (Rf R1) + (Rf R2) + (Rf R3)
Output yang dihasilkan rangkaian adalah jumlah dari sinyal-sinyal input yang
telah dikuatkan (summing amplifier). Sinyal tegangan tiap-tiap output adalah:
Vout'1 = A1 Vin1
Vout'2 = A2 Vin2
Vout'3 = A3 Vin3
sehingga total tegangan output menjadi
Vout = Vout'1 + Vout'2 + Vout'3
atau
Vout = (A1 Vin1) + (A2 Vin2) + (A3 Vin3)
Jika semua resistor input yang digunakan bernilai sama atau R1 = R2 = R3,
maka
Vout = Rf R1 (Vin1 + Vin2 + Vin3)
Sebuah rangkaian mixer audio menggunakan resistor-resistor variabel untuk
R1,R2 dan R3, sehingga kekerasan suara (volume) tiap-tiap kanal audio dapat
diatur sesuai kebutuhan. Resistor variabel untuk R1,R2 dan R3 akan
memungkinkan kita untuk menaikkan atau menurunkan amplitudo sinyal hasil
pencampuran.
Contoh Soal Menghitung Rangkaian Mixer Op-Amp
Contoh soal 1: Sebuah rangkaian mixer op-amp seperti yang terlihat di bawah ini

memiliki nilai R1 = 56k; R2 = 33k; R3 =10k; dan Rf =100k. Tegangan


input masing-masing saluran diketahui yaitu Vin1 = 30mV; Vin2 = 25mV; dan
Vin3 = 15mV. Berapakah nilai penguatan yang diperoleh untuk masing-masing
saluran, total penguatan dan tegangan output?
Jawab:
Penguatan untuk masing-masing saluran
A1 = Rf R1 = 100000 56000 = 1,78
A2 = Rf R2 = 100000 33000 = 3,03
A3 = Rf R3 = 100000 10000 = 10
Total penguatan
A = A1 + A2 + A3 = (1,78 + 3,03 + 10) = 14,81
Tegangan output
Vout = (A1 Vin1) + (A2 Vin2) + (A3 Vin3)
Vout = ( 1,78 30mV) + ( 3,03 25mV) + ( 10 15mV)
Vout = 53,4mV 75,75mV 150mV
Vout = 279,15mV.
Contoh soal 2: Menggunakan rangkaian pada contoh soal 1, nilai-nilai R1 = R2 =
R3 = 10k; Rf = 22k; Vin1 = 10mV; Vin2 = 15mV; dan Vin3 = 5mV, buktikan
bahwa

Vout = (A1 Vin1) + (A2 Vin2) + (A3 Vin3) = Rf


R1 (Vin1+Vin2+Vin3)
Jawab:
A1 = Rf R1 = 22000 10000 = 2,2
A2 = Rf R2 = 22000 10000 = 2,2
A3 = Rf R3 = 22000 10000 = 2,2
A = A1 + A2 + A3 = (2,2 + 2,2 + 2,2) = 6,6

Vout = (A1 Vin1) + (A2 Vin2) + (A3 Vin3)


Vout = ( 2,2 10mV) + ( 2,2 15mV) + ( 2,2 5mV)
Vout = 22mV 33mV 11mV
Vout = 66mV

Vout = Rf R1 (Vin1+Vin2+Vin3)
Vout = 22000 10000 (10mV+15mV+5mV)
Vout = 2,2 30mV
Vout = 66mV.

Anda mungkin juga menyukai