Anda di halaman 1dari 7

fungsi OP AMP

Fungsi op amp adalah sebagai penguat dan pengindra sinyal masukkan baik DC maupun AC
juga sebagai penguat differensiasi impedansi masukkan tinggi, penguat keluaran impedansi
rendah. op amp banyak digunakan dalam perangkat elektronik sebagai penguat ,sensor,
mengeraskan suara, menguatkan sinyal, dan mengitegrasikan sinyal.
Karakteristik penguat operasional ideal adalah:
1.

Bati tegangan tidak terbatas.

2.

Impedansi masukan tidak terbatas.

3.

Impedansi keluaran nol.

4.

Lebar pita tidak terbatas.

5.

Tegangan ofset nol (keluaran akan nol jika masukan nol)

Gambar karakteristik penguat ideal :

Bentuk IC OP AMP :

fungsi OP-AMP

fungsi utamanya adalah untuk melakukan operasi linier matematika


(tegangan dan arus), integrasi dan penguatan. Idealnya, penguatan op
AMP adalah tak hingga, namun kenyataan penguatan Op amp hanya
mencapai kurang lebih 200.000 dalam modus loop terbuka. Dalam keadaan
demikian tidak terdapat umpan balik dari keluaran menuju masukkan dan
penguatan tegangan (Av) maksimum.
Berikut ada beberapa manfaat dari OP AMP
1. Buffer Sinyal
2.

Menguatkan sinyal

3.

Mengintegrasikan sinyal

4.

Mengeraskan suara

5. Elektronik komersial
6. Perhitungan analog
5. rangkaian penguat penjumlah (Summing amplifier )
Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan persamaan sebagai
berikut:

Saat

Saat

, dan Rf saling bebas maka:

, maka:

1. Keluaran adalah terbalik.


2. Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah
Virtual ground).

(di mana

adalah

SUMMING AMPLIFIER (Penguat Penjumlah)


Adalah sebuah penguat inverting dengan dua atau lebih input yang dihubungkan
bersama-sama (jadi satu), rangkaian summing dapat berupa non-inverting atau inverting.
Tipe inverting lebih mudah dalam perencanaan dan pembuatan daripada non-inverting.
Bila output yang diinginkan terbalik, maka sabuah inverting voltage follower (pengikut
tegangan membalik) dapat digunakan setelah penguat penjumlah (summing Amplifier)
Tegangan output pada penguat penjumlah pembalik akan terbalik dan sama dengan
jumlah aljabar pada masing-masing selisih waktu tegangan input dan tiap resistor input
maupun resistor feedback, dapat diekspresikan :

Vo = -[(Rf/R1) V1 + (Rf/R2) V2 + ... (Rf/Rn) Vn]


= - Rf (V1/R1 + V2/R2 + ... Vn/Rn)

Keterangan :
n = jumlah input
Bila semua nilai resistor luar sama, maka untuk semua resistor yang terpasang:

(RF = R1 = R2 = R3 = ... Rn)

Tegangan output akan diperoleh dari penjumlahan aljabaar tegangan input dengan tanda
terbalik, diekspresikan dengan :

Vo = - (V1 + V2 + ... Vn)

Arus yang mengalir pada resistor feedback (Rf) merupakan penjumlahan dari arus yang
mengalir pada seluruh tahanan input. Penguat penjumlah harus mempunyai resistor
feedback (Rf) yang lebih besar dari resistor inputnya.
kala penjumlahan akan dibedakan oleh nilai resistor inputnya, sehingga tegangan input
akan diperkuat daripada lainnya.

Penguat Penjumlah (Summing Amplifier)


Penguat penjumlah berfungsi menjumlahkan beberapa level input signal yang
masuk ke operational amplifier. Penggunanan dari operational amplifier ini ialah
sebagai penguat penjumlah sering dijumpai pada rangkaian mixer audio.

Persamaan besarnya penguatan Gain pada masing-masing titik input tegangan


adalah.

Gain = Rf/Rin
Rf adalah resistor feed-back menuju input inverting, sedangkan untuk Rin adalah
resistor yang dilewati tegangan masukkan menuju input inverting dari operational
amplifier.
Persamaan besarnya output tegangan Vout sesuai gambar diatas adalah sebagai
berikut.
Vout = - ((RF/R1) x V1 + (RF/R2) x V2 + ... + (RF/Rn) x Vn)
Sumber tegangan masuk ke terminal inverting sama seperti pada penguat pembalik
inverting amplifier.

rangkaian penjumlah adalah konfigyrasi op-amp sebagai penguat dengan di berikan imput lebih
dari satu untuk menghasilkan sinyal output yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
input dan faktor penguat yang ada. pada umumnya rangkaian penjumlah adalah rangkaian
penjumlah dasar yang disusun dengan penguat inverting dan non inverting yang diberikan input
1 line.

sinyal input pada (V1.V2,V3) diberikan keline input penguat inverting berturut-turut melalui
R1,R2,R3 .
besarnya sinyal input tersebut bernilai negatif karena penguat operasional dioperasikan pada
mode membalik inverting.
besarnya penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input mengikuti nilai perbandingan Rf dan resistor
input masing-masing (R1,R2,R3). masing-masing tegangan output dari penguat masing-masing
sinyal input tersebut secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

contoh soal :

RANGAKAIAN PENJUMLAH NON INVERTING

rangkaian penjumlah non inverting memiliki penguatan tegangan yang tidak melibatkan nilai
resistansi input yang digunakan. oleh karena itu dalam rangkaian penjumlahan non inverting
nilai resistor input (R1,R2,R3) sebaiknya bernilai sama persis , hal ini bertujuan untuk
mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang diberikan kerangkaian. pada
rangkaian penjumlahan non inverting sinyal input (V1,V2,V3) diberikan kejalur input melalui
resistor input masing-masing (R1,R2,R3). besarnya penguatan tegangan (Av) pada rangkaian
penguat penjumlah non inverting diatur oleh resistor feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).
sehingga didapatkan rumus:

sehingga dengan diketahuinya nilai penguatan tegangan pada rangkaina penjumlah non inverting
dapat dirumuskan besar tegangan output :

rangkaian penjumlah non inverting ini jarang digunakan dalam aplikasi rangkaian elektronika,
karena nilai outputnya adalah hasil kali nilai rata-rata tegangan input dengan faktor penguat
sehingga nilai penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata sinyal input dan penguat
tegangan belum sesuai dengan kaidah penjumlahan.
contoh soal :

Anda mungkin juga menyukai