Anda di halaman 1dari 5

MODUL 5OP - AMP PENGUAT PENJUMLAH DAN PENGUAT TAK MEMBALIK

Sarah ikrimatul izmi (K1C016065)


Asisten: M.Fachrurrozy
Tanggal Percobaan: 24/05/2018
PAF15211P-Praktikum Elektronika Dasar II
Laboratorium Elektronika, Instrumentasi dan Geofisika–Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan AlamUnsoed

Abstrak input. Penguat tak membalik dapat dibangun


menggunakan penguat operasional, karena
Pada praktikum mengenai Op - Amp penguat penguat operasional didesain untuk penguat
penjumlah dan penguat tak membalik bertujuan sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Pada
untuk memahami prinsip kerja penguat penjumlah rangkaian penguat tak membalik tidak
pada Op - Amp dan menentukan rumus untuk memerlukan potensiometer, namun prosesnya
penguatan tegangan. Percobaan pertama yaitu sama dengan proses penguat penjumlah.
melakukan pengukuran penguat penjumlah
dengan cara mengatur generator isyarat agar 2. STUDI PUSTAKA
menghasilkan gelombang sinus dengan frekuensi 1
Op – Amp merupakan rangkaian penguat
KHz dan tegangan 2 Vpp kemudian potensiometer
tegangan dengan elemen tahanan , kapasitor, dan
1 (VR1) dan potensiometer 2 (VR2 ) diatur berturut
transistor yang dibuat secara Integrated Circuit
- turut sebesar 200 mVpp dan 300 mVpp. Lalu (IC). Op – Amp mempunyai lima terminal dasar
tegangan keluaran (Vo) dari Op - Amp diukur. yaitu, dua terminal untuk mensuplai daya, dua
Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali dengan terminal untuk masukkan (masukkan pembalik
mengganti nilai resistornya. Percobaan kedua atau inverting input dan masukkan tak membalik
yaitu melakukan penguat tak membalik dengan atau non-inverting input) dan satu terminal untuk
cara generator isyarat diatur agar menghasilkan keluaran (output)
gelombang sinus dengan frekuensi 1 KHz dan
tegangan 100 mVpp kemudian tegangan keluaran
(Vo) dari Op-Amp diatur. Percobaan ini dilakukan
tiga kali dengan mengganti nilai resistornya
secara bergantian. Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, disimpulkan bahwa prinsip kerja
penguat penjumlahan pada Op – Amp yakni
semakin besar nilai resistor, maka semakin besar
nilai penguat tegangan, karena semua arus
masukkan mengalir melalui tahanan umpan balik
Rf
serta rumus penguat tegangan yaitu Av = +1. Gambar 2.1. Operasional Amplifier (Op – Amp)
Ri
Kata kunci: Op - Amp, penguat penjumlah, [1].
penguat tak membalik. Prinsip kerja sebuah operasional
Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai
1. PENDAHULUAN kedua input (input inverting dan input non-
inverting), apabila kedua input bernilai sama
Rangkaian penguat penjumlah adalah konfigurasi
maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila
Op – Amp sebagai penguat dengan diberikan
terdapat perbedaan nilai input keduanya maka
input lebih dari satu untuk menghasilkan sinyal
output Op-amp akan memberikan tegangan
output yang linier sesuai dengan nilai
output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat
penjumlahan sinyal input dan factor penguatan
dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai
yang ada. Pada umumnya rangkaian penguat
penguat operasional ideal , operasional amplifier
penjumlah adalah rangkaian penjumlah dasar
(Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
yang disusun dengan penguat inverting atau non-
inverting yang diberikan input dari 1 garis, dan a. Impedansi Input (Zi) besar = ∞
pada rangkaian penguat penjumlah menggunakan
b. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
potensiometer.
c. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
Penguat tak membalik adalah penguat sinyal
dengan karakteristik dasar sinyal output yang d. Band Width respon frekuensi lebar = ∞
dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan sinyal
e. V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak
tergantung pada besarnya V1.
f. Karakteristik operasional amplifier (Op-
Amp) tidak tergantung temperatur /
suhu.
[2]. Gambar 2.2. Rangkaian penjumlah
Op - Amp merupakan salah satu
komponen analog yang sering digunakan dalam
berbagai aplikasi rangkaian elektronika. Aplikasi
Op - Amp yang sering digunakan antara lain Sinyal input pada (V1.V2,V3) diberikan keline
adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator input penguat inverting berturut-turut melalui
dan differensiator. Pada Op - Amp memiliki dua R1,R2,R3. Besarnya sinyal input tersebut bernilai
rangkaian feedback (umpan balik) yaitu feedback negatif karena penguat operasional dioperasikan
negatif dan feedback positif, dimana feedback pada mode membalik inverting. Besarnya
negatif pada Op - Amp memegang peranan penguatan tegangan (Av) tiap sinyal input
penting. Secara umum, feedback positif akan
mengikuti nilai perbandingan Rf dan resistor
menghasilkan osilasi sedangkan feedback negatif
akan menghasilkan penguatan yang dapat terukur input masing-masing (R1,R2,R3). masing-masing
[3]. tegangan output dari penguat masing-masing
sinyal input tersebut secara matematis dapat
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting
Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan ditulis sebagai berikut:
karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan
memiliki fasa yang sama dengan sinyal input.
Penguat tak-membalik (non-inverting amplifier)
dapat dibangun menggunakan penguat
operasional, karena penguat operasional memang Rangkaian penjumlah non inverting
didesain untuk penguat sinyal baik membalik memiliki penguatan tegangan yang tidak
ataupun tak membalik. Rangkain penguat tak-
melibatkan nilai resistansi input yang digunakan.
membalik ini dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan oleh karena itu dalam rangkaian penjumlahan non
keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inverting nilai resistor input (R1,R2,R3) sebaiknya
inputnya. Impedansi masukan dari rangkaian bernilai sama persis , hal ini bertujuan untuk
penguat tak-membalik (non-inverting amplifier) mendapatkan kestabilan dan akurasi penjumlahan
berharga sangat tinggi dengan nilai impedansi sinyal yang diberikan kerangkaian. pada
sekitar 100 MOhm rangkaian penjumlahan non inverting sinyal input
(V1,V2,V3) diberikan kejalur input melalui resistor
input masing-masing (R1,R2,R3). besarnya
penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat
penjumlah non inverting diatur oleh resistor
feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).
Gambar 2.1. Penguat tak membalik sehingga didapatkan rumus:
[4].
Rangkaian penjumlah adalah konfigyrasi
op-amp sebagai penguat dengan di berikan imput
lebih dari satu untuk menghasilkan sinyal output
yang linier sesuai dengan nilai penjumlahan sinyal
sehingga dengan diketahuinya nilai penguatan
input dan faktor penguat yang ada. pada
tegangan pada rangkaian penjumlah non inverting
umumnya rangkaian penjumlah adalah rangkaian
dapat dirumuskan besar tegangan output :
penjumlah dasar yang disusun dengan penguat
inverting dan non inverting yang diberikan input
1 line.

rangkaian penjumlah non inverting ini jarang


digunakan dalam aplikasi rangkaian elektronika,
karena nilai outputnya adalah hasil kali nilai rata-
rata tegangan input dengan faktor penguat
sehingga nilai penjumlahan tegangan merupakan
hasil rata-rata sinyal input dan penguat tegangan
belum sesuai dengan kaidah penjumlahan.
Rangkaian adder/penjumlah non-
inverting ini jarang digunakan dalam aplikasi Pengukuran dilakukan ulang seperti
rangkaian elektronika, karena nilai outputnya langkah 4 sampai dengan 6
adalah hasil kali rata-rata tegangan input dengan
faktor penguatan (Av) sehingga nilai
penjumlahan tegangan merupakan hasil rata-rata
sinyal input dan penguatan tegangan belum
sesuai dengan kaidah penjumlahan [5].

3. METODOLOGI
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Hambatan R3 diganti dengan
adalah sebagai berikut : hambatan 10 KΩ

1. CRO
2. Generator isyarat Pengukuran dilakukan ulang seperti
langkah 4 sampai dengan 6
3. Kit praktikum Op - Amp
4. IC Op – Amp 741
5. Dua buah baterai 9 V Selesai

6. Resistor 1 MΩ, 100 KΩ, 10 KΩ, 1 KΩ (3 B. Penguat tak membalik


buah), 680 Ω dan 33 Ω
Cara kerja : Mulai

A. Penguat penjumlah
Rangkaian dibuat pada kit penguat
Mulai Op - Amp

Rangkaian dibuat pada kit penguat Bagian masukkan rangkaian


Op - Amp dihubungkan dengan generator
isyarat

Bagian masukkan rangkaian


dihubungkan dengan generator Generator isyarat diatur agar
isyarat menghasilkan gelombang sinus
dengan frekuensi 1 KHz dan
tegangan 100 mVpp
Generator isyarat diatur agar
menghasilkan gelombang sinus
Tegangan keluaran (Vo) dari Op –
dengan frekuensi 1 KHz dan
Amp diukur
tegangan 2 Vpp

Hambatan R3 diganti dengan


Potensiometer (VR1) diatur agar
hambatan 10 KΩ
menghasilkan V1 sebesar 200 mVpp

Pengukuran dilakukan seperti


Potensiometer (VR2) diatur agar
langkah 4
menghasilkan V2 sebesar 300 mVpp

Hambatan R3 diganti dengan


Tegangan keluaran (Vo) dari Op -
hambatan 100 KΩ
Amp diukur

Pengukuran dilakukan seperti


Hambatan R3 diganti dengan
langkah 4
hambatan 2,2 KΩ
Penguat Penjumlah (summing) adalah jenis
konfigurasi rangkaian penguat operasional
lainnya yang digunakan untuk menggabungkan
tegangan yang ada pada dua atau lebih input
Selesai menjadi satu tegangan output.Rangkaian
penjumlah non inverting memiliki penguatan
tegangan yang tidak melibatkan nilai resistansi
input yang digunakan. oleh karena itu dalam
4. HASIL DAN ANALISIS rangkaian penjumlahan non inverting nilai
resistor input (R1,R2,R3) sebaiknya bernilai sama
A. Data pengukuran dan perhitungan penguat
persis , hal ini bertujuan untuk mendapatkan
penjumlah
kestabilan dan akurasi penjumlahan sinyal yang
Tabel 4.1. Data pengukuran dan perhitungan diberikan kerangkaian. pada rangkaian
penguat penjumlah penjumlahan non inverting sinyal input
(V1,V2,V3) diberikan kejalur input melalui resistor
VG Vi1 Vi2 Vo A= Rumus input masing-masing (R1,R2,R3). besarnya
Vo penguatan penguatan tegangan (Av) pada rangkaian penguat
penjumlah non inverting diatur oleh resistor
Vi Av =1 +
feedback (Rf) dan resistor inverting (Ri).
Rf
Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting
Ri
Amplifier) merupakan penguat sinyal dengan
karakteristik dasat sinyal output yang
R3= 2 200 300 300 1,2
dikuatkan memiliki fasa yang sama dengan
1
sinyal input. Dengan sinyal input yang diberikan

pada terminal input non-inverting, maka besarnya
penguatan tegangan rangkaian penguat tak
R3= 2 300 350 300 0,92
membalik tergantung pada harga Rin dan Rf  yang
2,2
dipasang.

Factor penguat yang diperoleh dari hasil
R3= 2 300 350 300 0,92 pengukuran pada table 4.1 dan 4.2 dengan
10 memvariasikan nilai R3 dan R2 mengalami
KΩ kenaikan seiring bertambahnya nilai resistor, yang
berarti sesuai dengan referensi yaitu semakin
besar nilai R, maka semakin besar nilai penguatan
yang diperoleh karena penguat sebagai penjumlah
B. Data pengukuran dan perhitungan penguat
memiliki fungsi untuk menjumlahkan beberapa
tak membalik
level sinyal input yang masuk ke system Op –
Tabel 4.2. Data pengukuran dan perhitungan Amp dan semua arus yang mengalir melalui
penguat tak membalik tahanan umpan balik [6].
Pada rangkaian penguat tak membalik,
VG Vi Vo A = Rumus diberikan input sinyal dengan tegangan 100
Vo penguatan mVpp. Dari hasil pengukuran, nilai output
Vi Av =1 + tegangannya lebih kecil dari sinyal inputannya
Rf yang mana tidak sesuai dengan referensi, yang
seharusnya nilai Vo nya dua kali lebih besar dari
Ri
sinyal input [4]. Hal ini dikarenakan kabel yang
sensitif sehingga noise yang cukup besar masuk
R2= 100 100 0,6 0,006
ke dalam sistem.
1
KΩ Semakin besar nilai R maka semakin besar
juga nilai Vo karena Vo menjadi dua kali lebih
R2 = 100 100 2,1 0,021 besar nilainya dari sinyal inputannya kemudian
10 akibat nilai penguatannya juga semakin besar.

5. KESIMPULAN
R2= 100 100 15,6 0,156
Kesimpulan dari praktikum elektronika dasar Op
100
– Amp penguat penjumlah dan penguat tak

membalik yang telah dilakukan, diperoleh bahwa:
1. Prinsip kerja dari penguat penjumlah
yaitu:
a. Tegangan input, Vin diaplikasikan
pada resistor input (Rin)
b. Amplifier, dengan lambang segitiga
akan menguatkan tegangan input
yang diterimanya kemudian
membalikkan kutubnya
c. Tegangan ouput diproduksi
d. Hasil output tersebut kemudian
diaplikasikan pada resistor uman
balik (Rf) yang terhubung dengan
amplifier dan resistor input (Rin)
e. Amplifier itu mampu menguatkan
nilai tegangan
f. Potensial pada penghubung antar dua
resistor yang juga merupakan
amplifier input, bernilai netral
sementara tegangan yang tak bernilai
nol akan diperkuat sinyalnya sampai
outputnya mendekati batas maksimal
g. Di saat yang bersamaan, amplifier
membutuhkan arus input (Vin/Rin)
yang nilainya sama dengan arus
umpan balik (Vo/Rf) dan mendekati
nol
h. Nilai penguatan efektif dari suatu
rangkaian yang memiliki umpan balik
merupakan nilai dari rasio
resistansinya (Rf/Rin)
i. Amplifier ternyata mampu
mengontrol nilai dari setiap inputnya
menggunakan sebuah resistor.
2. Rumus penguatan tegangan yaitu:
Rf
Av = +1
Ri

DAFTARPUSTAKA
[1] Reka, S, Fisika dan Teknologi Semi
Konduktor, Erlangga, Jakarta, 1999.
[2] Dwihono, Rangkaian Elektronika Analog,
Erlangga, Jakarta, 1996.
[3] Franco. Sergio. 2002. Design with
Operational Amplifiers and Analog
Integrated Circuit. McGraw. San fransisco.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai