Anda di halaman 1dari 11

PENGUAT OPERASIONAL TAK-MEMBALIK

NON INVERTING OP-AMP

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Penguat operasional (operational amplifier) mulai digunakan pada


tahun 1940-an, ketika sirkuit elektronika dasar dibuat dengan menggunakan
tabung vakum untuk melakukan operasi matematika seperti penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian, integral, dan turunan. Istilah penguat
operasional itu sendiri baru digunakan pertama kali oleh John Ragazzini
dan kawan-kawan dalam sebuah karya tulis yang dipublikasikan pada tahun
1947. Penguat operasional Op-Amp atau yang biasa disebut (operational
amplifier)  merupakan suatu jenis penguat elektronika dengan sambatan
(coupling) arus searah yang memiliki bati (faktor penguatan) sangat besar
dengan dua masukan dan satu keluaran (Daryanto, 2008).
Dalam elektronika berbagai model rangkaian yang dapat kita temukan.
Sebagian besar dari rangkaian-rangkaian tersebut memerlukan pengutan
tegangan atau arus yang tinggi tanpa terjadi pembalikan (inversion) isyarat.
Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh tegangan dengan besar sesuai
dengan yang dibutuhkan, dimana sumber tengangan yang tersedia sebagai
masukan tidak dapat mencukupi. Penguat Op_Amp tak membalik (non
inverting Op-Amp) didesain untuk berbagai keperluan. Besar penguatan
tegangan yang diharapkan dapat diperoleh dengan mengatur besarnya
resistansi resistor yang dipasang baik pada resistor yang dipasang pada
masukan maupun resistor pada pembaliknya. Rangkaian ini selain dapat
digunakan untuk memperkuat isyarat AC juga dapat digunakan untuk
penguat isyarat DC. Dalam masing-masing kondisi tersebut, isyarat
keluaran yang dihasilkan akan tetap sefasa dengan masukannya.
Rangkaian non inverting tidak jauh berbeda dengan rangkaian
inverting. Perbedaannya adalah pada rangkaian inverting, isyarat masukan
dikenakan pada terminal masukan inverting. Sedangkan pada rangkaian
non inverting ini, isyarat masukan dipasang pada terminal masukan non
inverting. Jadi rangkaian operasional tak-membalik dapat dibuat dengan
memasang masukan pada terminal non inverting (Rizky, 2004).
Oleh karena itu, untuk memahami lebih lanjut penguat operasional
tak membalik dalam sebuah rangkaian maka dilakukanlah praktikum ini.

2. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yakni


mahasiswa diharapkan dapat;
a. Menyusun rangkaian Op-Amp tak-membalik sederhana dan memahami
karakteristik pengoperasiannya.
b. Menerapkan perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan
tegangan dengan metode resistansi dan tegangan.

B. Landasan Teori

Penguat Tak-Membalik (Non-Inverting Amplifier) merupakan penguat


sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. Penguat tak-membalik (non-inverting
amplifier) dapat dibangun menggunakan penguat operasional, karena penguat
operasional memang di desain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun
tak membalik. Rangkaian penguat tak-membalik ini dapat digunakan untuk
memperkuat isyarat AC maupun DC dengan keluaran yang tetap sefase
dengan sinyal inputnya.Impedansi masukan dari rangkaian penguat tak-
membalik (non-inverting amplifier) berharga sangat tinggi dengan nilai
impedansi sekitar 100 MΩ.
Gambar 3.1 RangkaianTakMembalik Menggunakan Sinyal DC
Rangkaian diatas merupakan salah satu contoh penguat tak-membalik
menggunakan sumber tegangan DC simetris.Dengan sinyal input yang
diberikan pada terminal input non-inverting, maka besarnya penguatan
tegangan rangkaian penguat tak membalik diatas tergantung pada harga Rin
dan Rf yang dipasang. Besarnya penguatan tegangan output dari rangkaian
penguat tak membalik diatas dapat dituliskan dalam persamaan matematis
sebagai berikut:

Rl
∆ V =( )+1 (1)
Rin

Apabila besarnya nilai resistor Rf dan Rin rangkaian penguat tak


membalik diatas sama-sama 10KOhm maka besarnya penguatan tegangan
dari rangkaian penguat diatas dapat dihitung secara matematis sebagai
berikut:

∆V = ( 1010 KK )+1=2 kali (2)

(Carter, B., & Brown, T., 2001).

Penguat tak membalik (non-inverting), Susunan seperti gambar .adalah


sebuah Op-Amp yang diterapkan dalam modus penguat tak membalik atau
non-inverting, yaitu tegangan keluarannya, V0 mempunyai polaritas yang
sama seperti tegangan masukan. Dari cara penyusunannya dapat dilihat bahwa
sinyal masukan dihubungkan kemasukan non-inverting, sehingga sinyal
keluaran mempunyai fase yang sama dengan sinyal masukan.

Gambar 3. 2 Penguatnon-inverting
Diasumsikan bahwa untai masukan diferensi aladalah ideal, maka
tegangan pada masukan inverting sama dengan tegangan masukan non-
inverting. Karena tegangan pada masukan inverting adalah sama dengan
tegangan sinyal masukan Vi. Resistan masukan Op-Amp sangat tinggi
sehingga arus masukan Op-Amp mendekati nol. Jadi arus pada R 1 sama
dengan arus pada R2 yaitu : I1 = I2 atau
V i V 0−V i
=
R¿ RF
(3)
Seperti terlihat dalam gambar di atas rangkaian non-inverting tegangan
keluaran akan sefase dengan tegangan masukan pada rangkaian. Besarnya
penguatan pada penguat tak membalik (non-inverting) ditentukan dari
perbandingan besarnya harga R1 dan R2. Resistor-resistor R1 dan R2
membentuk jaringan pembagi resistif untuk memberikan tegangan umpan
balik (VA) yang diperlukan pada masukan membalik.Tegangan umpan balik
(VA) dibentuk pada R1. Karena tegangan pada masukan membalik cenderung
menyamai masukan tak membalik maka:
V ¿ =V A (4)
KarenaV ¿ =V A ; penguatan tahapan dapat dinyatakan sebagai
V out
AV = (5)
VA
Besarnya VA ditentukan oleh perbandingan resistansi R1 dan R2, maka:
R1
V A= V (6)
R 1+ R 1 out

Jika persamaan di atas disusun kembali sehingga tegangan ada pada satu sisi
hasilnya adalah :
VA R¿
=
V out R ¿ + R F
V out R¿
= (8)
V A RF+ R¿
V out R¿
= +1 (9)
V A RF+ R¿

Rumus penguatan tahapan adalah :


V out
AV = (10)
VA
maka,
RF
AV = +1 (11)
R¿
Tegangan keluaran dapat dihitung dari
V
out= ( RR +1)V
F
¿.
(12)
¿

(Dwihono, 1996:105).
Penguat tak pembalik adalah rangkaian penguat operasional dasar
yang lain. Keuntungan dari rangkaian ini meliputi perolehan tegangan yang
stabil, impendasi masukan yang tinggi, dan impedansi keluaran yang rendah.
Berikut inia dalah karakteristik dari Op-Amp ideal: penguatan tegangan
lingkar terbuka (open-loop voltage  gain) AVOL = ¥-, tegangan offset keluaran
(output offset voltage) VOO = 0, hambatan masukan (input resistance) RI = ¥,
hambatan keluaran (output resistance) RO = 0, lebar pita (band width) BW =
¥, waktu tanggapan (respon time) = 0 detik dan karakteristik tidak berubah
dengan suhu.
Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak
mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis.Tetapi para pembuat Op-Amp
berusaha untuk membuat Op-Amp yang memiliki karakteristik mendekati
kondisi-kondisi di atas. Karena itu sebuah Op-Amp yang baik harus memiliki
karakteristik yang mendekati kondisi ideal (Malvino, 2004).

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada
berikut:
Tabel 3.1 Alat dan Bahan Percobaan Penguat Operasional Tak-Membalik
No Alat dan Bahan Fungsi
.
Resistor: 10 kΩ, 200 kΩ, Sebagai hambatan terhadap arus dalam
1. rangkaian
2 kΩ
2. Potensiometer: 20 kΩ Sebagai hambatan
3. IC Op-Amp: μA741 Sebagai penguat tagangan
Untuk menghitung dan mengamati fase
4. Osiloskop yang terjadi pada tegangan masukan
dan keluaran rangkaian
Sebagai pembangkit isyarat masukan
5.. Baterai 1,5 Volt variabel
6. Pencatu Daya Sebagai sumber tegangan
Untuk menghubungkan komponen-
7. Kabel penghubung komponen rangkaian.
Sebagai tempat untuk merangkai
8. Papan rangkaian
komponen listrik

D. Prosedur Kerja

Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini yakni;


1. Menyusun rangkaian tak-membalik Op-Amp DC seperti yang terlihat pada
gambar 3.3. Pencatu daya Op-Amp μA741 dibuat dengan memasangkan
satu baterai dengan tegangan 1,5 Volt.
Gambar 3.3 Rangkaian DC Op-Amp tak-membalik
2. Menghidupkan IC lalu menghubungkannya dengan catu daya.

Gambar 3.4 Rangkaian Sumber Tegangan masukan Vin

3. Dengan menggunakan rumus penguatan tegangan, menghitung besar AV


untuk rangkaian dengan menggunakan harga hasil pengukuran dengan
sumber tegangan 3 V dan 6 V
4. Dengan menggunakan rumus AV untuk resistansi, menghitung besarnya
penguatan rangkaian dengan harga Rin dan Rf seperti yang tercantum pada
Gambar 3.3.

E. Hasil Pengamatan
Gambar 3.5 Gelombang Penguat Operasional Tak Membalik

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Percobaan Penguat Oprasional Tak Membalik


(Non Inverting Op-Amp)
No Vs (V) Vin (V) Vout (V)
1 3 3,00 3,20
2 6 3,00 3,20

F. Analisis Data dan Pembahasan

1. Analisis Data
a. Secara teori
Dik :Rin : 10 KΩ
Rf : 200 KΩ
Dit : Av …. ?
Penye :
Rf
Av = 1 +
R¿
200
=1+
10
= 21 kali
b. Secara praktek
 Untuk tegangan sumber 3 volt:
V out 3,20 V
∆V = =
V ¿ 3,00 V
= 1,067 Kali

 Untuk tegangan sumber 6 Volt


V out 3,20 V
∆V = =
V ¿ 3,00 V

= 1,067 Kali

2. Pembahasan

Penguat tak membalik (non-inverting) merupakan suatu penguat


dimana tegangan keluarannya (Vout) mempunyai polaritas yang sama
dengan tegangan masukan (Vin), sehingga jika isyarat masukan
dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran akan
sefase. Rangkaian penguat tak membalik pada sinyal masukkan diberikkan
ke masukkan tak membalik (non inverting input) kemudian keluaranya
diberikkan kembali ke masukkan membalik (inverting input) melalui
rangkaian umpan balik (feed back) yang terbentuk dari resistor masukkan
(Rin) dan resistor umpan balik (Rf) tersebut membentuk sebuah rangkaian
pembagi tegangan  yang mengurangi tegangan keluaran (Vout) dan
menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang tersebut ke
masukkan membalik.
Pada percobaan ini, diperoleh bentuk isyarat gelombang masukan
dan gelombang keluaran berbentuk gelombang sinusoidal. Pada osiloskop
terlihat bahwa isyarat gelombang masukan sefasa dengan gelombang
keluaran. Artinya, hasil isyarat gelombang yang diperoleh secara praktek
dengan konsep secara teori sama,
Secara praktek, untuk megetahui pengaruh tegangan sumber pada
rangkaian penguat operasional tak membalik, digunakan tegangan sumber
pada catu daya dengan sebesar 3 Volt, dan 6 Volt. Dengan tegangan
sumber sebesar 3 Volt dan 6 Volt diperoleh tegangan masukan yang sama
yaitu 3 Volt dan besar tegangan keluarannya juga sama yaitu sebesar 3,20
Volt. Sehingga, untuk besarnya penguatan pada masing-masing sumber
tegangan juga sama yaitu 1,067 kali. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya
tegangan sumber yang dihubungkan dengan rangkaian tidak mempengaruhi
hasil tegangan masukan dan tegangan keluaran suatu rangkaian non
inverting.
Sedangkan secara teori diperoleh besarnya nilai penguatan yaitu 21
kali. Ini berati besarya nilai penguatan secara teori dan praktek berbeda.
Hal ini menunjukkan meskpin dalam kondisi ideal yaitu kondisi teoritis
tidak mungkin dapat dicapai dalam kondisi praktis.

G. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan pada percobaan


penguat rangkaian operasional tak membalik (no inverting Op-Amp), maka
dapat disimpulkan bahwa
a. Penguat operasional tak membalik (non-inverting amplifier) dapat bekerja
jika dipasang pada balikan negatif yang ditandai dengan masukan pada
kaki positif.
b. Dengan menggunakan metode tegangan maka besarnya penguatan untuk
sumber tegangan 3 V dan 6 V ialah sebesar 1,067 kali.
.
H. Saran

Saran yang dapa saya ajukan melalui percobaan rangkaian penguat


operasional tak membalik (non-inverting amplifier) ialah :
a. Buat asisten
Menurut saya cara membimbingnya sudah baik, ramah, mohon
ditingkatkan lagi.
b. Buat pihak pengelolah laboratorium
Menurut saya pengelolaan laboratorium pengembangan menyiapkan alat
dan bahan yang memadai dan segera mengganti alat dan bahan yang
kurang layak digunakan agar plaksanaan praktikum dapat berjalan dengan
efektif dan efisien
c. Buat praktikan
Sebaiknya praktikan lebih fokus pada saat pelaksanan praktikum

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Rizky. 2004. Aplikasi Rangkaian Integrator pada Op-Amp.


http://rizkyagung/info/2004/aplikasi-rangkaian-integrator-pada-op-
amp.pdf. Di akses tanggal 19 Mei 2014)

Carter, B., & Brown, T., 2001). Handbook of Operational Amplifier


Applications. Texas: Texas Instruments.

Daryanto. 2008 . Pengetahuan Teknik Elektronika, Edisi Pertama. Penerbit


Bumi Aksara.

Dwihono. 1996. Rangkaian Elektronika Analog. Jakarta. PT.Elax Media

Malvino, Albert Paul. 1996. Prinsip-prinsip Elektronika. Jakarta. Erlangga

Anda mungkin juga menyukai