1.
Penguatan tunggal
Rangkaian Op-Amp yang paling banyak digunakan adalah konfiguasi
penguat membalik dengan penguatan tetap yang dapat menghasilkan
penguatan presisi. Gambar berikut menunjukkan persambungan rangkaian
standar dengan penguatan :
A = R1
Rf
R1
Rf
V1
V0
+
RC
Rf
R1
Rf
V0
+
V1
b.
Penguatan berganda
Jika sejumlah rangkaian penguat tunggal dihubungkan secara seri, maka
penguatan totalnya merupakan perkalian dari penguatan individualnya.
Gambar berikut memperlihatkan sambungan tiga tingkat. Tingkat pertama
dalam konfigurasi tak membalik dengan penguatan A1, dua tingkat
berikutnya dalam konfigurasi membalik dengan penguatan masing-masing
R1
Rf 2
R2
+
V1
Rf 3
R3
V0
+
A1 = 1 +
Rf1
A2 = -
R1
Rf 2
R2
A3 = -
Rf 3
R3
R1
V01
A1 = -
V02
A2 = -
V03
A3 = -
R1
Rf 2
R2
V1
Rf1
Rf 2
R2
Rf 3
R3
3
+
Rf 3
R3
2.
Penjumlah tegangan
a.
Penjumlah
Rf
R1
V1 +
Rf
R2
V2 +
Rf
R3
V3 )
Rf
V1
R1
R2
V2
V3
b.
V0
R3
Pengurang
Dua sinyal dapat dikurangkan satu terhadap yang lain dengan suatu rangkaian
yang menggunakan Op-Amp. Gambar berikut menunjukkan salah satu
rangkaiannya dengan keluaran sebesar :
V0 = - {
Rf
R3
(-
Rf
R1
V1 ) +
R1
Rf
R2
V2 } = - (
R2
V2 -
Rf Rf
R3 R1
V1 )
Rf
V1
Rf
Rf
R3
+
V2
R2
V0
V0 =
R2 R4
R3
R
V1 - 4 V2
R2
R2
R1 R3
R4
R2
V2
V1
V0
+
R1
R3
3.
Buffer tegangan
Buffer tegangan disediakan untuk tujuan mengisolasi sinyal masukan dari beban
dengan menggunakan rangkaian yang memiliki penguatan tegangan satu kali,
tanpa pembalikan fase atau polaritas, dan berkelakuan sebagai rangkaian ideal
impedansi masukan sangat tinggi dan impedansi keluaran sangat rendah.
Gambar berikut menunjukkan persambungan Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat buffer. Tegangan keluarannya diberikan sebagai :
V0 = V1
V1
V0
V1
V01
V02
4.
Sumber-sumber terkendali
Op-Amp dapat digunakan untuk membentuk berbagai jenis sumber terkendali.
Suatu tegangan masukan dapat digunakan untuk mengendalikan tegangan atau
arus keluaran. Banyak macam persambungan yang cocok untuk bebagai
rangkaian instrumentasi. Bentuk dari masing-masing jenis sumber terkendali
tersedia sebagai berikut.
a.
R1
R1
Rf
V1
V0
(a)
V1
_
V0 = (
Rf
R1
Rf
(b)
) V1
V0
+
RC
V0 = ( 1 +
Rf
R1
) V1
Rf
R1
) V1 = k V1
b.
Rf
R1
) V1 = k V1
RL
I0
R1
V1
I1
c.
I0 =
V0
V1
= k V1
R1
I1
V0 =
I1 RL = k I1
d.
R2
I2
I1
R1
I0
I1
R
IR
I 0 = I1 + I 2 = I1 + 1 1 = (1 + 1 ) I1 = k I1
R2
R2
5.
Rangkaian instrumentasi
Op-Amp banyak diaplikasikan pada rangkaian instrumentasi, seperti voltmeter
dc ataupun ac. Op-Amp digunakan sebagai penguat dasar pada milivoltmeter dc.
Penguat tersebut memberikan inpedansi masukan tinggi, faktor skala yang
hanya tergantung pada suatu nilai resistor, dan akurasi (ketepatan). Perlu diingat
bahwa pembacaan meter menampilkan besaran milivolt sinyal pada masukan
rangkaian tersebut.
a.
Milivoltmeter DC
Gambar berikut merupakan Op-Amp yang digunakan sebagai penguat dasar
dalam milivoltmeter dc. Fungsi transfer rangkaian berikut adalah :
V1
+V
R1
I0
741
100 k
+
Rf
100 k
RS
Meter 1 mA
10
Rf
I0
1
=
(
)
R1 RS
V1