Anda di halaman 1dari 7

APLIKASI OP-AMP

(Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY)


E-mail : sumarna@uny.ac.id

1.

Penguat dengan penguatan (A) tetap


a.

Penguatan tunggal
Rangkaian Op-Amp yang paling banyak digunakan adalah konfiguasi
penguat membalik dengan penguatan tetap yang dapat menghasilkan
penguatan presisi. Gambar berikut menunjukkan persambungan rangkaian
standar dengan penguatan :
A = R1

Rf
R1

Rf

V1

V0

+
RC

Penguat tak membalik dengan penguatan tetap tampak pada gambar


berikut dan memiliki penguatan sebesar :
A = 1
R1

Rf
R1

Rf

V0

+
V1

b.

Penguatan berganda
Jika sejumlah rangkaian penguat tunggal dihubungkan secara seri, maka
penguatan totalnya merupakan perkalian dari penguatan individualnya.
Gambar berikut memperlihatkan sambungan tiga tingkat. Tingkat pertama
dalam konfigurasi tak membalik dengan penguatan A1, dua tingkat
berikutnya dalam konfigurasi membalik dengan penguatan masing-masing

A2 dan A3. Penguatan keseluruhannya adalah tak membalik dengan


penguatan sebesar :
A = A1 A2 A3
Rf1

R1

Rf 2

R2

+
V1

Rf 3

R3

V0

+
A1 = 1 +

Rf1

A2 = -

R1

Rf 2
R2

A3 = -

Rf 3
R3

Sejumlah Op-Amp dapat juga dirangkai untuk menghasilkan penguatan


yang berbeda-beda secara terpisah seperti diperlihatkan pada gambar
berikut :
Rf1

R1

V01

A1 = -

V02

A2 = -

V03

A3 = -

R1

Rf 2

R2

V1

Rf1

Rf 2
R2

Rf 3

R3

3
+

Rf 3
R3

Untuk semua rangkaian penguat yang menggunakan Op-Amp berlaku


bahwa :
V0 = A V1

2.

Penjumlah tegangan
a.

Penjumlah

Penggunaan lain dari Op-Amp adalah sebagai penguat penjumlah. Gambar


berikut menunjukkan persambungannya dengan keluaran merupakan jumlah
dari ketiga masukannya masing-masing dikalikan dengan suatu penguatan yang
berbeda. Tegangan keluarannya adalah :
V0 = - (

Rf
R1

V1 +

Rf
R2

V2 +

Rf
R3

V3 )

Rf

V1

R1

R2

V2
V3

b.

V0

R3

Pengurang

Dua sinyal dapat dikurangkan satu terhadap yang lain dengan suatu rangkaian
yang menggunakan Op-Amp. Gambar berikut menunjukkan salah satu
rangkaiannya dengan keluaran sebesar :
V0 = - {

Rf
R3

(-

Rf
R1

V1 ) +

R1

Rf
R2

V2 } = - (

R2

V2 -

Rf Rf
R3 R1

V1 )

Rf

V1

Rf

Rf

R3

+
V2

R2

V0

Persambungan lain untuk mengurangkan dua sinyal diperlihatkan pada gambar


berikut yang hanya menggunakan sebuah Op-Amp. Dengan prinsip superposisi
keluarannya dapat dinyatakan sebagai :

V0 =

R2 R4
R3
R
V1 - 4 V2
R2
R2
R1 R3

R4

R2

V2
V1

V0

+
R1
R3

3.

Buffer tegangan
Buffer tegangan disediakan untuk tujuan mengisolasi sinyal masukan dari beban
dengan menggunakan rangkaian yang memiliki penguatan tegangan satu kali,
tanpa pembalikan fase atau polaritas, dan berkelakuan sebagai rangkaian ideal
impedansi masukan sangat tinggi dan impedansi keluaran sangat rendah.
Gambar berikut menunjukkan persambungan Op-Amp yang bekerja sebagai
penguat buffer. Tegangan keluarannya diberikan sebagai :
V0 = V1
V1

V0

Gambar berikut menunjukkan bagaimana sinyal masukan dapat disediakan


kepada dua keluaran yang terpisah. Keuntungan dari persambungan ini adalah
suatu beban yang disambungkan menyilang pada salah satu keluaran tidak
memiliki (kecil) pengaruh pada keluaran lain. Sehingga semua keluaran dibuffer
atau diisolasi datu dari yang lain.

V1

V01

V02

4.

Sumber-sumber terkendali
Op-Amp dapat digunakan untuk membentuk berbagai jenis sumber terkendali.
Suatu tegangan masukan dapat digunakan untuk mengendalikan tegangan atau
arus keluaran. Banyak macam persambungan yang cocok untuk bebagai
rangkaian instrumentasi. Bentuk dari masing-masing jenis sumber terkendali
tersedia sebagai berikut.
a.

Sumber tegangan terkendali tegangan


Ada sumber tegangan dengan tegangan keluaran yang dapat dikendalikan
oleh tegangan masukan. Tegangan keluaran V0 tergantung dari tegangan
masukan V1 dengan faktor kesebandingan k. Jenis rangkaian tersebut dapat
dibangun dengan menggunakan Op-Amp seperti tampak pada gambar
berikut.

R1

R1

Rf

V1

V0

(a)

V1

_
V0 = (

Rf
R1

Rf

(b)

) V1

V0

+
RC
V0 = ( 1 +

Rf
R1

) V1

Kedua versi rangkaian tersebut salah satunya menggunakan masukan


membalik (a) dan yang lain menggunakan masukan tak membalik (b).
Untuk persambungan gambar (a), tegangan keluarannya dinyatakan :
V0 = (

Rf
R1

) V1 = k V1

sedangkan persambungan gambar (b), tegangan keluarannya adalah :


V0 = ( 1 +

b.

Rf
R1

) V1 = k V1

Sumber arus terkendali tegangan


Suatu jenis sumber arus dengan arus keluaran dapat dikendalikan oleh
tegangan masukan. Besar arus keluaran I 0 yang melalui beban resistor RL
tergantung dari tegangan masukan V1 . Bentuk praktis dari rangkaian
tersebut tampak pada gambar berikut.

RL
I0

R1

V1
I1

c.

I0 =

V0

V1
= k V1
R1

Sumber tegangan terkendali arus


Suatu sumber tegangan dengan tegangan keluaran dapat dikendalikan
menggunakan arus masukan. Besar tegangan keluaran V0 yang melalui
suatu beban RL tergantung dari arus masukan I1 . Bentuk praktis dari
rangkaian tersebut dapat dibangun dengan menggunkan Op-Amp.
RL
I0

I1

V0 =

I1 RL = k I1

d.

Sumber arus terkendali arus


Suatu sumber arus dengan arus keluaran dapat dikendalikan menggunakan
arus masukan. Besar arus keluaran I 0 yang melalui suatu beban RL
tergantung dari arus masukan I1 . Bentuk praktis dari rangkaian tersebut
dapat dibangun dengan menggunkan Op-Amp seperti tampak pada gambar
berikut.
RL

R2
I2

I1

R1

I0

I1

R
IR
I 0 = I1 + I 2 = I1 + 1 1 = (1 + 1 ) I1 = k I1
R2
R2

5.

Rangkaian instrumentasi
Op-Amp banyak diaplikasikan pada rangkaian instrumentasi, seperti voltmeter
dc ataupun ac. Op-Amp digunakan sebagai penguat dasar pada milivoltmeter dc.
Penguat tersebut memberikan inpedansi masukan tinggi, faktor skala yang
hanya tergantung pada suatu nilai resistor, dan akurasi (ketepatan). Perlu diingat
bahwa pembacaan meter menampilkan besaran milivolt sinyal pada masukan
rangkaian tersebut.
a.

Milivoltmeter DC
Gambar berikut merupakan Op-Amp yang digunakan sebagai penguat dasar
dalam milivoltmeter dc. Fungsi transfer rangkaian berikut adalah :

V1

+V

R1

I0

741

100 k
+

Rf

100 k
RS

Meter 1 mA

10

Rf
I0
1
=
(
)
R1 RS
V1

Anda mungkin juga menyukai