Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PERCOBAAN

ELEKTRONIKA DASAR 1

“RANGKAIAN………..”

Dosen Pengampu:

Drs. Alex Harijanto, M.Si .


Prof. Dr. Ir. Bambang Sujanarko, M.M.

Disusun oleh:

1. Dinda Tri Ariyani (220210102044)


2. Seka Arum Ferlita (220210102045)
3. Ainun Fitriya Nurhasanah (220210102046)
4. Probo Anggara (220210102047)

PENDIDIKAN FISIKA- PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2023
1. Pendahuluan
Penguat operasional yang biasa dikenal dengan op-amp adalah penguat tegangan diferensial
keluaran tunggal dengan dua masukan yang dicirikan oleh penguatan tinggi, impedansi
masukan tinggi, dan impedansi keluaran rendah. Penguat operasional disebut demikian karena
berasal dari komputer analog, dan terutama digunakan untuk melakukan operasi matematika
2. Fungsi
Bergantung pada rangkaian umpan balik dan biasnya, op-amp dapat dibuat untuk menambah,
mengurangi, mengalikan, membagi, meniadakan, dan yang menarik bahkan melakukan
operasi kalkulus seperti diferensiasi dan integrasi. Op-amp digunakan untuk berbagai aplikasi
seperti penguatan sinyal AC dan DC, filter, osilator, pengatur tegangan, komparator dan di
sebagian besar perangkat konsumen dan industri.

Rangkaian dasar penguat operasional seperti terlihat pada gambar di atas. Op-amp
mempunyai tahap masukan penguat diferensial dan tahap keluaran pengikut
emitor. Rangkaian op-amp praktis jauh lebih rumit daripada rangkaian op-amp dasar yang
ditunjukkan di atas.

3. Simbol Op-Amp

4. Jenis-jenis Rangkaian Op-Amp


a. Rangkaian op-amp penjumlah

Rangkaian op-amp penjumlah, atau juga dikenal sebagai rangkaian penjumlah


inverting, adalah suatu konfigurasi yang memungkinkan untuk memasukkan beberapa sinyal
input dengan menggunakan penguat operasional (op-amp). Konfigurasi ini sangat berguna
dalam aplikasi di mana perlu dilakukan penjumlahan sinyal-sinyal tersebut. Berikut adalah
penjelasan lebih rinci:

1. Rangkaian Dasar:

a. Input Inverting (-)

Sinyal input pertama dihubungkan ke terminal inverting (-) op-amp melalui resistor
tertentu (misalnya, R1).

b. Input Non-Inverting (+)

Sinyal input kedua dihubungkan ke ground dan juga ke terminal non-inverting (+)
op-amp melalui resistor tertentu (misalnya, R2).

c. Input Tambahan (Opsional)

Untuk setiap tambahan sinyal yang ingin dijumlahkan, dapat ditambahkan resistor
dan dihubungkan ke terminal pembalik (-) op-amp.

d. Resistor Umpan Balik (-)

Terminal pembalik (-) juga dihubungkan ke output op-amp melalui resistor umpan
balik (misalnya, Rf).

e. Output

Output diambil dari titik antara feedback resistor (Rf) dan terminal inverting (-).
2. Prinsip Operasi:

Op-amp dalam konfigurasi inverting akan mencoba menjaga potensial di terminal


inverting (-) sama dengan potensial di terminal non-inverting (+). Tegangan di titik
antara R1 dan Rf (terminal inverting) akan menjadi jumlah tertentu dari sinyal input,
dengan masing-masing sinyal diboboti oleh rasio resistansi.

3. Persamaan tegangan output (Vout) dapat dinyatakan sebagai berikut:

Dalam konfigurasi penjumlah inverting dengan op-amp, persamaan tegangan output


V keluar dapat dihitung dengan menggunakan hukum Kirchhoff pada node inverting (-).

V kel u a r=−
( RF
R1
RF
. V dalam 1 + .V dalam 2+ …
R2 )
Di sini:

R Fadalah resistansi umpan balik (feedback resistor).

R1 , R 2 , …adalah resistansi pada masing-masing jalur input.

V dalam 1 , V dalam 2 , adalah sinyal input pada masing-masing jalur.

Tanda negatif di depan ekspresi menunjukkan bahwa ini adalah rangkaian inverting.

Apabila terdapat lebih banyak jalur input yang ingin dijumlahkan, pola tersebut dapat
RF
diterapkan untuk setiap jalur dengan menambahkan suku .V di ekspresi tersebut,
R1 dalam
di mana R1 adalah resistansi pada jalur input ke-i.

4. Contoh
Misalkan Anda memiliki dua sinyal input, V dalam 1 dan V dalam 2, dan Anda ingin
menjumlahkannya dengan bobot tertentu (diberikan oleh rasio resistansi). Rangkaian di
atas akan memberikan hasil penjumlahan yang diinginkan. Perlu diingat bahwa nilai
resistansi dan koefisien penguatan (dengan tanda negatif) dapat disesuaikan sesuai
dengan kebutuhan aplikasi. Juga, pastikan bahwa nilai-nilai resistor dipilih dengan
cermat untuk mencapai hasil yang diinginkan.

b. Rangkaian op-amp pengurang

Rangkaian op-amp pengurang adalah suatu konfigurasi rangkaian yang


memungkinkan Anda mengurangkan satu sinyal input dari sinyal input lainnya menggunakan
penguat operasional (op-amp). Dalam konfigurasi ini, perbedaan antara dua sinyal input
dikalikan dengan suatu faktor tertentu (dengan tanda negatif karena umumnya digunakan
dalam mode inverting). Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

1. Rangkaian Dasar

a. Input Inverting (-)

Sinyal input pertama dihubungkan ke terminal inverting (-) op-amp melalui resistor
tertentu (misalnya, R1)

b. Input Non-Inverting (+)

Sinyal input kedua dihubungkan ke terminal non-inverting (+) op-amp melalui


resistor tertentu (misalnya, R2)

c. Feedback Resistor (-)

Terminal inverting (-) dihubungkan ke output op-amp melalui resistor feedback


(misalnya, R f )
d. Output

Output diambil dari titik antara resistor feedback (Rf) dan terminal inverting (-).

2. Prinsip Operasi

a. Op-amp dalam konfigurasi inverting akan mencoba menjaga potensial di terminal


inverting (-) sama dengan potensial di terminal non-inverting (+).

b. Tegangan di titik antara R1 dan R f (terminal inverting) akan menjadi hasil


pengurangan sinyal input pertama dan sinyal input kedua, dengan masing-masing
sinyal diboboti oleh rasio resistansi.

3. Persamaan tegangan output V keluar dapat dinyatakan sebagai berikut:

(
V keluar =
RF
R1
RF
. V dalam 1− . V dalam 2 +…
R2 )
- Negative sign menunjukkan bahwa op-amp ini bekerja dalam mode inverting.

4. Contoh:

Misalkan Anda memiliki dua sinyal input, V dalam 1 dan V dalam 2 dan Anda ingin
menghasilkan sinyal keluaran yang merupakan selisih dari kedua input tersebut dengan
bobot tertentu (diberikan oleh rasio resistansi). Rangkaian di atas akan memberikan hasil
pengurangan yang diinginkan. Penting untuk memilih nilai resistor R1 , R 2dengan hati-
hati sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan karakteristik sinyal.

c. Rangkaian op-amp diferensiator


Rangkaian op-amp diferensiator adalah suatu konfigurasi rangkaian yang
menghasilkan keluaran yang proporsional terhadap laju perubahan dari sinyal input. Dalam
konfigurasi ini, op-amp berfungsi sebagai diferensiator matematis yang membedakan atau
menghitung laju perubahan sinyal inputnya. Berikut adalah penjelasan lebih rinci:

1. Rangkaian Dasar

a. Input Inverting (-)

Sinyal input dihubungkan ke terminal inverting (-) op-amp melalui resistor tertentu
(misalnya, R1)

b. Feedback Resistor (-)

Terminal inverting (-) dihubungkan ke output op-amp melalui kapasitor (misalnya,


Cf)

c. Input Non-Inverting (+)

Tidak ada koneksi langsung ke sinyal input di terminal non-inverting (+).

d. Output

Output diambil dari titik antara kapasitor feedback dan terminal inverting (-).

2. Prinsip Operasi

a. Op-amp dalam konfigurasi diferensiator berusaha menjaga tegangan di terminal


inverting (-) sama dengan tegangan di terminal non-inverting (+).

b. Jika terdapat perubahan tegangan di input ( V dalam ), kapasitor pada jalur umpan balik
mengizinkan arus untuk mengalir, menyebabkan perubahan tegangan di sepanjang
resistor
3. Persamaan tegangan output (V keluar ) dapat diaproksimasi sebagai turunan dari sinyal input
(V dalam ¿ terhadap waktu

d V dalam
V keluar =−R1 .C f
dt

Pada prakteknya, hasilnya adalah bahwa outputnya akan menjadi sinyal turunan (atau
proporsional terhadap laju perubahan) dari sinyal inputnya.

4. Contoh

Pemilihan nilai kapasitor (C f ) dan resistor ( R1) akan mempengaruhi respons


diferensiasi dan frekuensi operasional. Dalam aplikasi nyata, rangkaian diferensiator
dapat menyebabkan amplifikasi yang tinggi pada frekuensi tinggi. Oleh karena itu,
perhatian khusus diperlukan untuk memilih komponen dengan hati-hati dan
mempertimbangkan batasan-batasan operasional. Noise dan fluktuasi pada sinyal input
dapat memperkenalkan tantangan dalam implementasi praktis rangkaian diferensiator.
Rangkaian ini umumnya digunakan dalam aplikasi sirkuit pemrosesan sinyal dan kontrol
di mana deteksi cepat dari perubahan sinyal sangat penting.

d. Rangkaian op-amp komparator

Rangkaian op-amp komparator adalah suatu konfigurasi rangkaian yang


menggunakan penguat operasional (op-amp) untuk membandingkan dua sinyal input. Tujuan
utama dari rangkaian ini adalah untuk menghasilkan keluaran logika (tinggi atau rendah)
berdasarkan perbandingan antara dua sinyal input. Dalam hal ini, op-amp berfungsi sebagai
komparator atau perbandingan dengan cara menghasilkan tegangan output yang tinggi atau
rendah tergantung pada perbandingan sinyal inputnya.

1. Rangkaian Dasar

a. Input Inverting (-)

Salah satu sinyal input dihubungkan ke terminal inverting (-) op-amp.


b. Input Non-Inverting (+)

Sinyal input lainnya dihubungkan ke terminal non-inverting (+) op-amp.

c. Feedback Resistor (Opsional)

Beberapa rangkaian komparator menggunakan resistansi umpan balik untuk


memperbaiki respons dan mencegah fluktuasi yang tidak diinginkan.

d. Output

Output diambil dari terminal output op-amp.

2. Prinsip Operasi

a. Op-amp dalam mode komparator bekerja dalam saturasi maksimum, yaitu,


menghasilkan tegangan output penuh (V CC atau V SAT ) atau nol (V EEatau V SAT )

b. Jika tegangan di terminal inverting (-) lebih besar dari tegangan di terminal non-
inverting (+), maka output akan menjadi V CC atau V SAT

c. Jika tegangan di terminal inverting (-) lebih kecil dari tegangan di terminal non-
inverting (+), maka output akan menjadi V EEatau V SAT

d. Prinsipnya, op-amp berfungsi sebagai sakelar elektronik yang cepat, dengan output
yang seketika berubah dari satu keadaan ke keadaan lain saat terjadi perubahan pada
sinyal input.

3. Aplikasi

a. Pembanding Tegangan
Rangkaian komparator umumnya digunakan untuk membandingkan dua tegangan
dan memberikan sinyal keluaran logika berdasarkan perbandingan tersebut.

b. Sensor Level (Misalnya, Sensor Suhu atau Kelembaban)

Komparator dapat digunakan untuk memberikan tanda atau alarm ketika suatu nilai
ambang tertentu dicapai.

c. Pengendali Logika

Dalam beberapa aplikasi, output dari komparator dapat digunakan untuk mengontrol
logika atau sistem lainnya.

4. Contoh

Pada praktiknya, untuk menghindari fluktuasi dan histeresis yang tidak diinginkan,
resistor feedback dan sumber daya yang tepat seringkali diperlukan. Pemilihan tegangan
sumber daya (V CC atau V SAT ) serta komponen-komponen lainnya akan bergantung pada
aplikasi spesifik dan kebutuhan desain.

e. Rangkaian Op-Amp Integrasi

Sebuah rangkaian op-amp integrasi adalah konfigurasi khusus dari operational


amplifier (op-amp) yang dirancang untuk melakukan operasi integrasi terhadap sinyal
inputnya terhadap waktu. Dalam konteks ini, integrasi merujuk pada penghitungan
nilai integral dari sinyal input terhadap waktu, yang menciptakan sebuah fungsi
matematis baru yang disebut fungsi integral. Rangkaian op- amp integrasi ini
memiliki beberapa kmponen utama antara lain:

1. Operational Amplifier (Op-Amp)


Op-amp adalah penguat tegangan tinggi yang memiliki dua input (inverting dan non-
inverting) dan satu output. Dalam rangkaian integrator, biasanya input inverting (-)
dihubungkan ke titik keluaran dan input non-inverting (+) dihubungkan ke ground.
2. Resistor (R¿¿ f )¿
Resistor umpan balik (R¿¿ f )¿ terhubung antara output op-amp dan input inverting (-).
Nilai resistor ini menentukan tingkat penguatan atau faktor integral pada rangkaian.
3. Kapasitor ( C )
Kapasitor dihubungkan antara input inverting (-) dan ground. Kapasitor ini adalah
elemen kunci yang menyebabkan operasi integrasi. Nilai kapasitor dan resistor bersama-
sama menentukan konstanta waktu τ =Rf . C dari integrator.

Prinsip kerja dari rangkaian op-amp integrasi adalah

a. Awalnya (t=0): Saat sinyal input (V ¿ ) diterapkan, tegangan input akan menyebabkan
arus mengalir melalui resistor (R¿¿ f ), ¿ dan tegangan pada kapasitor ( C ) akan mulai
mengisi. Pada saat awal (t=0), kapasitor berperan sebagai sirkuit terbuka, dan tegangan
di sepanjang kapasitor adalah nol.
b. Proses Integrasi: Saat waktu berjalan, kapasitor mulai mengisi dan mengakibatkan
terjadinya aliran arus melalui resistor. Tegangan di sepanjang kapasitor (V ¿¿ c ),¿
meningkat seiring dengan akumulasi muatan pada kapasitor. Karena kapasitor terhubung
ke input inverting (-), tegangan ini menyebabkan tegangan di input inverting dan output
op-amp menjadi berbeda. Oleh karena itu, op-amp memberikan penguatan inverting pada
sinyal ini.
c. Output ( V out ) : Output op-amp adalah integral dari sinyal input terhadap waktu dan dapat
dihitung dengan rumus:

−1
V out =
R f .C
∫ V ¿ dt

Sinyal output ( V out ) berkaitan erat dengan area di bawah kurva sinyal input V ¿. Seiring
waktu, outputnya cenderung menjadi lebih negatif karena meningkatnya area di bawah
kurva sinyal input.

Pertimbangan Desain:

a. Stabilitas: Desain harus mempertimbangkan stabilitas operasional dan menghindari


respons frekuensi rendah yang tak terbatas.
b. Faktor Integral: Nilai resistor dan kapasitor dipilih untuk mencapai faktor integral yang
diinginkan berdasarkan aplikasi spesifiknya.
c. Noise dan Distorsi: Rangkaian ini dapat rentan terhadap noise dan distorsi, oleh karena
itu, perhatian khusus perlu diberikan pada pemilihan komponen dan desain umum untuk
meminimalkan efek ini.

Rangkaian op-amp integrasi ini memiliki berbagai aplikasi, termasuk dalam


pemrosesan sinyal, sistem kontrol, dan domain lainnya di mana perluasan fungsi integral
matematis diperlukan.

f. Rangkaian Op-Amp Inverting


Rangkaian op-amp inverting adalah salah satu konfigurasi dasar dari operational
amplifier (op-amp), yang umumnya digunakan untuk menghasilkan penguatan sinyal dengan
fase inverting (terbalik). Dalam konfigurasi ini, tegangan output adalah negatif dari tegangan
input, dan penguatan diberikan oleh rasio resistor yang digunakan dalam sirkuit. Rangkaian
op-amp inverting memiliki eberapa komponen utama:
1. Operational Amplifier (Op-Amp)
Op-amp adalah penguat tegangan tinggi yang memiliki dua input (inverting dan non-
inverting) dan satu output. Pada rangkaian inverting, input inverting (-) dihubungkan ke
sumber sinyal atau ground, sementara input non-inverting (+) diabaikan atau
dihubungkan ke ground.
2. Resistor R f
Resistor umpan balik ¿ ¿) terhubung antara output op-amp dan input inverting (-).
Resistornya menentukan penguatan atau faktor inversi dari rangkaian.
3. Resistor (R¿¿ ¿)¿
Resistor input (R¿¿ ¿)¿terhubung antara input inverting (-) dan sumber sinyal atau
ground. Resistor ini membantu menentukan resistansi masukan dan memastikan
kondisi bias yang stabil.

Prinsip Kerja:

a. Tegangan Input (V ¿ ): Sinyal input yang ingin dikuatkan diaplikasikan pada input
inverting (-).
b. Tegangan Output (V out ): Tegangan output diambil dari ujung resistor umpan balik ¿ ¿).
Output ini adalah hasil penguatan dan fase inverting dari sinyal input. Rumus untuk
menghitung tegangan output pada rangkaian inverting adalah:
Rf
Rout = .V¿
R¿

Tanda negatif menunjukkan bahwa sinyal output memiliki fase yang terbalik
dibandingkan dengan sinyal input.

Pertimbangan Desain:

a. Penguatan (Gain): Penguatan rangkaian inverting ditentukan oleh nilai resistor umpan
balik (R¿¿ f )¿ dan resistor input(R¿¿ ¿)¿. Penguatan (atau faktor inversi) adalah

−Rf
.
R¿

b. Impedansi Input dan Output: Resistor input (R¿¿ ¿)¿ harus dipilih agar tidak
membebani sumber sinyal, dan resistor output (R¿¿ f )¿ harus dipilih untuk mencapai
penguatan yang diinginkan tanpa memberikan beban berlebihan pada op-amp.
c. Penting untuk memastikan bahwa rangkaian tetap stabil dan tidak menyebabkan osilasi
atau distorsi yang tidak diinginkan.
d. Desain harus mempertimbangkan tingkat noise, dan resistor yang dipilih sebaiknya
memiliki nilai yang cukup tinggi untuk mengurangi pengaruh noise.

Rangkaian op-amp inverting ini umumnya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan
penguatan sinyal dengan fase inverting, seperti amplifier inverting, filter aktif, dan beberapa
aplikasi pengolahan sinyal lainnya.

g. Rangkaian Op-Amp Non-Inverting


Rangkaian op-amp non-inverting adalah konfigurasi lain yang umum digunakan dari
operational amplifier (op-amp). Dalam rangkaian ini, sinyal output memiliki fase yang sama
dengan sinyal input, dan penguatan positif diberikan oleh rasio resistor yang digunakan.
Rangkaian op-amp non inverting memiliki beberapa komponen uama antara lain:
a. Operational Amplifier (Op-Amp)
Op-amp memiliki dua input (inverting dan non-inverting) dan satu output. Dalam
rangkaian non-inverting, input non-inverting (+) dihubungkan ke sumber sinyal,
sementara input inverting (-) dihubungkan ke titik keluaran atau ke ground.
b. Resistor (R¿¿ f )¿
Resistor umpan balik (R¿¿ f )¿ terhubung antara output op-amp dan input inverting (-).
Resistornya menentukan penguatan atau faktor penguatan positif dari rangkaian.
c. Resistor (R¿¿ ¿)¿
Resistor input (R¿¿ ¿)¿terhubung antara input non-inverting (+) dan ground. Resistor ini
membantu menentukan resistansi masukan dan memastikan kondisi bias yang stabil.
Prinsip Kerja:
1) Tegangan Input ( V ¿ ) : Sinyal input yang ingin dikuatkan diaplikasikan pada input non-
inverting (+).
2) Tegangan Output ( V out ) : Tegangan output diambil dari ujung resistor umpan balik ( R f ).
Output ini adalah hasil penguatan positif dari sinyal input. Rumus untuk menghitung
tegangan output pada rangkaian non-inverting adalah:

(
V out = 1+
Rf
R¿).V ¿

Dalam rangkaian non-inverting, penguatan selalu positif, dan tanda positif menunjukkan
bahwa sinyal output memiliki fase yang sama dengan sinyal input.

Pertimbangan Desain:

1. Penguatan (Gain): Penguatan rangkaian non-inverting ditentukan oleh nilai resistor


Rf
umpan balik (R¿¿ f )¿ dan resistor input ( R¿). Penguatan adalah 1+ .
R¿
2. Impedansi Input dan Output: Resistor input ( R¿ ) harus dipilih agar sesuai dengan
sumber sinyal, dan resistor output (R¿¿ f )¿ harus dipilih untuk mencapai penguatan
yang diinginkan tanpa memberikan beban berlebihan pada op-amp.
3. Stabilitas: Penting untuk memastikan bahwa rangkaian tetap stabil dan tidak
menyebabkan osilasi atau distorsi yang tidak diinginkan.
4. Noise: Desain harus mempertimbangkan tingkat noise, dan resistor yang dipilih
sebaiknya memiliki nilai yang cukup tinggi untuk mengurangi pengaruh noise.

Rangkaian op-amp non-inverting ini umumnya digunakan dalam amplifier non-


inverting, buffer, dan aplikasi lain di mana penguatan po

Anda mungkin juga menyukai