Anda di halaman 1dari 11

Rangkaian Penjumlah dan Pengurang

Asti Farida Sufi – 2106724132, Hendri Erka Setya – 2106724170.


Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia
Depok, Jawa Barat 16436
asti.farida@ui.ac.id

Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi (IC/integrated circuit) yang terdiri dari beberapa Dioda,
Transistor, Resistor, Kapasitor yang terintegrasi atau terkoneksi membentuk suatu rangkaian yang dapat
menghasilkan penguatan (gain). Op-Amp memiliki beberapa fungsi dalam pemakaiannya. Pada modul ini,
praktikan melakukan percobbaan rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian penjumlah dan pengurang. di dalam
percobaan ini akan dilakukan percobaan rangkaian inverting adder, scalling adder, adder-subtractor, dan
direct adder.

PENDAHULUAN TEORI DASAR

Op-Amp merupakan rangkaian terintegrasi yang Op-amp pada penggunaannya dapat digunakan
terdiri dari beberapa Dioda, Transistor, Resistor, sebagai rangkaian penjumlah yang terdiri dari
Kapasitor yang terintegrasi atau terkoneksi inverting adder, scaling adder, adder-subtractor dan
membentuk suatu rangkaian yang memiliki fungsi direct adder dengan masing-masing mempunyai
tertentu. Terkadang di dalam suatu rangkaian kelebihan tersendiri. Pada inverting adder
diperlukan suatu komponen elektronika yang dapat penguatan tidak menjadi faktor utama sedangkan
membuat beberapa masukan tegangan menjadi satu rangkaian penjumlah lainnya sangat
output keluaran. Permasalahan ini ternyata dapat memperhatikan penguatan.
diselesaikan dengan mengaplikasikan Op-Amp
Penguatan yang seimbang (balance) diperlukan
dalam suatu rangkaian. Op-Amp ini juga bisa
agar didapatkan penguatan Op-Amp yang
difungsikan di dalam rangkaian penjumlah dan
mendekati karakteristik dari Op-Amp ideal dan
pengurang. Maka dari itu, pada praktikum ini
mendapatkan output yang seimbang. Balance
dilakukan percobaan pengaplikasian Op-Amp pada
merupakan kondisi dimana nilai faktor dari:
rangkaian penjumlah dan juga pengurang.
R f Rf Rf ' Rf '
Untuk dapat mempelajari rangkaian penjumlah dan + = +
pengurang ini maka dilakukan beberapa percobaan. R 1 R 2 R 1' R 2'
Percobaan yang akan dilakukan diantaranya Rangkaian adder (rangkaian penjumlah) dapat
rangkaian inverting adder, scalling adder, adder- digunakan untuk menggabungkan dua sinyal
subtractor, dan juga direct adder. analog atau lebih menjadi satu sinyal output. Salah
Percobaan yang dilakukan bertujuan agar praktikan satu contoh dari rangkaian penjumlah adalah
dapat mempelajari perubahan fase pada inverting inverting adder. Beberapa keuntungan dari
adder. Selain itu, praktikan dapat mengamati rangkaian inverting adder adalah dapat digunakan
pengaruh skala pada output scalling adder. Lalu, sebagai sumber AC dan DC serta besar
mempelajari adder-subtractor dan juga direct penguatannya dapat diubah sehingga dapat diatur
adder. Sehingga, pada praktikum ini praktikum sesuai kebutuhan. Sedangkan, beberapa kerugian
dapat memahami cara menghitung penguatan pada dari rangkaian inverting adder adalah memiliki fase
inverting adder, scalling adder, adder subtractor, yang berkebalikan terhadap inputnya dan hasil
dan juga direct adder. penguatannya bernilai negatif.

TEORI TAMBAHAN

Rangkaian Adder Inverting


Pada penjumlahan inverting sinyal input V1, V2,
V3 diberikan ke jalur input inverting melalui R1,
R2, dan R3. Nilai yang diperoleh akan bernilai
negatif karena tegangan dimasukkan dalam mode
inverting atau membalik. Masing-masing tegangan
output yang dihasilkan dapat dinyatakan dengan dalam jalur masukan Non-Inverting dan jalur
persamaan. masukan inverting di groundkan.

( ) ( )
Rf Rf Nilai Vout Rf
pada rangkaian ini adalah
Vout 1=− V 1 →Vout 2=− V 2 → Vout 3=−(V 3 )
R1 R2 R3 n
Rf
Vout=∑ Vi
Maka dari itu, nilai tegangan output dapat I=1 Ri
dirumuskan dengan
CARA KERJA

(
Vout=−( V 1.
Rf
R1 )(
+ V 2.
Rf
R2
+ V3
Rf
R3 )(
) ) a. Inverting Adder
Dengan penguatan tegangan sebesar perbandingan Pertama-tama menyusun rangkaian seperti gambar
Rf dengan resistor yang dilewati. 8.1 dengan harga R = 10 kΩ. Selanjutnya memberi
Rangkaian Scalling Adder tegangan 5V pada V1 dan 0 V pada V2 .lalu,
Tegangan output yang dihasilkan dari tegangan mencatat tegangan outputnya. setelah selesai
pada input jalur non-inverting dikurangi tegangan
mencatat nilai outputnya, selanjutnya menaikkan
yang diberikan ke kaki inverting; sehingga
rangkaian ini disebut rangkaian pengurang tegangan pada V2 dengan interval 1 V - 5 V dan
tegangan. Secara sistematis, tegangan output V1 tetap 5 V. lalu, mencatat fase, besar penguatan
rangkaian pengurang tegangan dapat ditulis sebagai
berikut: Vout = V2 – V1. dan besar tegangan output.

Nilai tegangan output juga bisa dicari dengan b. Scalling Adder


mencari nilai I dari semua nilai input Pertama-tama menyusun rangkaian seperti pada
Vinput gambar 8.2 dengan harga R1 = R2 = R3 = 10 kΩ,
Iinput=
Rinput Rf = 30 kΩ. Setelah itu, Memberi tegangan 1 V
Lalu menjumlahkan semua arus,sehingga pada masing-masing input dan mencatat tegangan
Itot = -(IR1+IR2+IR3) outputnya. selanjutnya mengganti nilai R1 dengan

Dan nilai Voutput bisa dicari dengan nilai R1 harus lebih kecil <10 kΩ,

Vout = Itot x Rf lalu mencatat nilai tegangan outputnya. Setalah


itu, mengganti R2 dengan nilai R2 harus lebih
Normalnya pada rangkaian ini nilai perbandingan
antara Rfeedback dan Rinput pada inverting akan besar >10 kΩ dan harga R1 tetap.
sama dengan perbandingan Rfeedback dan Rinput
pada non-inverting.
Adder Subtractor dan direct adder
Pada rangkaian adder subtractor nilai penguatan
harus sama. Maka dari itu, jika nilai penguatan
antara kaki-kaki input tidak sama, akan diberikan
sebuah resistor pada input yang nilai penguatannya
kurang.
Nilai Voutput pada rangkaian ini bisa dicari dengan
selisish tegangan pada sinyal input. Atau bisa juga
dengan menggunakan:
n n
Rf Rf
Vout=−∑ Vi+ ∑ Vj
i=1 Ri j=1 Rj

Rangkaian penjumlah langsung atau direct adder


yang nilai Voutputnya merupakan penjumlahan
dari nilai Vinputnya. Semua input dimasukkan ke
HASIL

Gambar 8.5 hasil rangkaian invertiing adder

Lalu mencatat tegangan outputnya.setelah semua


dilakukan, lalu mencatat besar penguatan pada Gambar 8.6 hasil rangkaian scalling adder

setiap rangkaian.

c. Adder Subtractor

Pertama menyusun rangkaian seperti


gambar 8.3 dengan harga R1 = 6,25 kΩ, R2 = 25
kΩ dan R1’ = R2’ = 10 kΩ dan Rf , Rf’ masing-
masing 100 kΩ. Lalu, memberi tegangan 1,5 V
pada masing-masing input V1 , V1’ dan V2’ serta
1 V untuk V2. Catat tegangan outputnya. Setelah
itu, mengganti harga R1 dan R2 tetapi rangkaian
harus tetap dalam kondisi balance dan mengamati Gambar 8.7 hasil rangkaian adder subtracter
apa yang terjadi pada output. Yang terakhir,
mencatat besar penguatan pada setiap rangkaian.

D. Direct Adder
Pertama—tama menyusun rangkaian seperti
gambar 8.4 dengan harga Rf ,Rf’,R1’, R2’ = 100
kΩ dan R1 = 50 kΩ. Lalu, memberi tegangan 2V
pada masing-masing input V1 dan V2 . setelah
itu, mencatat nilai tegangan outputnya. Untuk
variasi percobaan, praktikan mengganti harga R1’
dan R2’ dengan catatan rangkaian harus tetap
dalam kondisi balanve lalu mencatat output dan Gambar 8.8 hasil rangkaian direct adder
tegangan outputnya. Setelah itu mencatat besar
penguatan pada setiap rangkaian. Pada percobaan modul 8 ini dilakukan empat
percobaan dalam mengetahui rangkaian
penjumlah dan pengurang. Keempat percobaan
tersebut adalah rangkaian inverting adder,
scaalling adder, adder sub-tracter dan direct hasil Vout sebesar 3,94V.
adder.
PEMBAHASAN
pada rangkaian pertama yaitu inverting adder
disusun rangkaian sesuai dengan rangkaian
Pada Praktikum Elektronika Modul 8 ini,
inverting adder. Digunakan 2 buah resistor dan
praktikan mempelajari Rangkaian Penjumlahan
satu resistor sebagai resistor feedback Op-Amp.
dan Pengurangan. Untuk mempelajari rangkaian
Dipasang juga multimeter voltmeter di bagian
penjumlahan dan pengurangan terdapat empat
output Op-Amp dan juga osiloskop untuk
percobaan, yaitu percobaan Inverting adder,
mengamati perubahan fase output dalam inverting
Percobaan Scalling adder, percobaan Adder-
adder. Pada percobaan ini praktikan
substracter dan percobaan Direct-adder.
menggunakan resistor sebesar 10KΩ dengan
variasi tegangan masukan dua sebesar 0V sampai Pada percobaan pertama inverting adder
dengan 5V dengan interval satu volt. Dari dihasilkan nilai Vout sebesar -4,6V pada variasi
percobaan yang dilakukan dihasilkan nilai Vout tegangan 0V, -5V pada variasi tegangan 1V, -
sebesar -4,6V pada variasi tegangan 0V, -5V pada 5,2V pada variasi tegangan 2V, -5,1 V pada
variasi tegangan 1V, -5,2V pada variasi tegangan variasi tegangan 3V, -5,1V pada variasi tegangan
2V, -5,1 V pada variasi tegangan 3V, -5,1V pada 4V, dan -4,6V pada variasi tegangan 5V. disini
variasi tegangan 4V, dan -4,6V pada variasi terlihat bahwa nilai output berkenbalikan dengan
tegangan 5V. nilai input. Hal ini dikarena rangkaian ini
menggunakan metode inverting (pembalik).
Pada rangkaian kedua praktikan menyusun
Gelombang yang dihasilkanpun memiliki
rangkaian scalling adder sesuai dengan arahan
amplitudo kecil dan terjadi noise
modul. digunakan 3 buah resistor dan satu resistor
feedback Op-Amp. Dipasang multimeter fungsi Pada percobaan kedua scalling adder Pada
voltmeter pada bagian output rangkaian dan juga percobaan ini praktikan menggunakan variasi satu
input rangkaian. Pada percobaan ini praktikan R1=R2=R3=10KΩ dan Rf 50KΩ yang
menggunakan variasi satu R1=R2=R3=10KΩ dan menghasilkan nilai Vin= 1V dan Vout= 1,6V.
Rf 50KΩ yang menghasilkan nilai Vin= 1V dan variasi kedua R1=1,8K , R2=R3=10KΩ dan
Vout= 1,6V. variasi kedua R1=1,8K , Rf=100KΩ yang menghasilkan nilai Vin= 1V dan
R2=R3=10KΩ dan Rf=100KΩ yang Vout= 1,6V. dan pada variasi ketiga diberikan
menghasilkan nilai Vin= 1V dan Vout= 1,6V. dan R1=R3=10KΩ, R2=46KΩ dan Rf 100KΩ yang
pada variasi ketiga diberikan R1=R3=10KΩ, menghasilkan nilai Vin=1V dan Vout=1,6V. hal
R2=46KΩ dan Rf 100KΩ yang menghasilkan ini menunjukan bahwa dengan variasi resistorpun
nilai Vin=1V dan Vout=1,6V. nilai output akan tetap sama. Maka dalam
rangkaian ini resistor tidak mempengaruhi nilai
Pada rangkaian ketiga praktikan menyusun
tegangan output.
rangkaian adder subtractor. Dengan memasang
multimeter fungsi voltmeter pada bagian output Pada rangkaian ketiga praktikan menyusun
agar praktikan bisa mengamati tegangan pada rangkaian adder subtractor . Pada variasi pertama
output rangkaian. Pada percobaan ini praktikan diberikan nilai R1=R2=R1’=R2’= 10KΩ dan
menggunakan dua variasi percobaan. Pada variasi Rf=Rf’=100KΩ dengan nilai tegangan output
pertama diberikan nilai R1=R2=R1’=R2’= 10KΩ sebesar 1 V. pada variasi kedua R1=R1’=10KΩ
dan Rf=Rf’=100KΩ dengan nilai tegangan output dan R2=R2’=3KΩ serta Rf=Rf’=100kΩ untuk
sebesar 1 V. pada variasi kedua R1=R1’=10KΩ mendapatkan kondisi balance dengan hasil
dan R2=R2’=3KΩ serta Rf=Rf’=100kΩ untuk Voutput sebesar 1V. pada percobaan ini resistor
mendapatkan kondisi balance dengan hasil yang diganti adalah resistor R2 dan juga R2’
Voutput sebesar 1V. dikarenakan harga resistor yang tidak tersedia
sesuai keinginan modul. sehingga agar
Pada rangkaian keempat disusun rangkaian direct
mendapatkan nilai balance maka kami mengubah
adder. Setelah itu memasang multimeter fungsi
variasi di R2 dan juga R2’ dari modul.
voltmeter pada bagian output rangkaian untuk
mengetahui nilai tegangan outputnya. Untuk Pada rangkaian keempat disusun rangkaian direct
variasi percobaan praktikan memasang resistor adder. Untuk variasi percobaan praktikan
R1=50KΩ , R1’=R2’=Rf=Rf’=100KΩ dengan memasang resistor R1=50KΩ ,
hasil Vout=4,4V. pada variasi kedua digunakan R1’=R2’=Rf=Rf’=100KΩ dengan hasil
easy eda dengan Rf sesuai dengan modul dan Vout=4,4V. pada variasi kedua digunakan easy
mengganti R2’ menjadi 110KΩ dan didapatkan eda dengan Rf sesuai dengan modul dan
mengganti R2’ menjadi 110KΩ dan didapatkan
hasil Vout sebesar 3,94V. hal ini menunjukan
bahwa semakin besar nilai resistor maka nilai
Voutput akan berkurang.
Pada percobaan ini dimungkinkan akan ada
kesalahan relatif yang terjadi mengingat
multimeter yang digunakan dalam skala besar
sehingga nilai ketelitiannyapun tidak seteliti
menggunakan multimeter dengan skala lebih
kecil.

KESIMPULAN

Nilai Vout pada rangkaian inverting adder akan


berkebalikan dengan nilai inputnya dan juga fase
gelombang yang dihasilkan memiliki amplitudo
yang kecil. Pada rangkaian scalling adder
berapapun nilai resistornya atau variasi apapun
resistornya nilai Voutnya akan tetap sama.
Rangkaian penjumlah langsung atau direct adder
yang nilai Voutputnya merupakan penjumlahan
dari nilai Vinputnya. Semua input dimasukkan ke
dalam jalur masukan Non-Inverting dan jalur
masukan inverting di groundkan. Nilai Voutput
pada adder sub-tracter bisa dicari dengan selisish
tegangan pada sinyal input. Penguatan pada
semua rangkaian ini bisa dicari dengan
perbandingan Rf dengan resistor yang dilewati.

REFERENSI

•Malvino, Albert Paul. Eletronic Principles 8th


Edition. Tata McGraw-Hill Publishing Company
Limited. 2007.
•D.Halliday, R.Resnick. 1984. Fundamentals Of
Physics,edisi ke-2 . Jakarta: Erlangga
•Teori Elektronika. Penjumlah dengan Op-Amp.
http://elektronika-dasar.web.id/adder-penjumlah-
dengan-op-amp/
•Santiago,John. Analyze a Unique Inverting Op-
Amp: An Op Amp Subtractor.
ww.dummies.com/education/science/science-
electronics/analyze-a-unique-inverting-op-amp-
an-op-amp-subtractor/
LAMPIRAN
Data pengamatan
Percobaan 1

Nilai R Nilai Vin dan Vout Penguatan

Vin1=1 5V
Vin2= 0V AV=1
Vout= -4,6V

Vin1=1 5V
Vin2= 1V AV=1
Vout= -5V

Vin1=1 5V
Vin2= 2V AV=1
Vout= -5,2V
R1=R2=Rf= 10KΩ
Vin1=1 5V
Vin2= 3V AV=1
Vout= -5,1V

Vin1=1 5V
Vin2= 4V AV=1
Vout= -5,1V

Vin1=1 5V
Vin2= 5V AV=1
Vout= -4,6V

Percobaan 2

Nilai R1 , R2, R3 dan R Nilai Vin dan Vout Nilai Penguatan

R1=R2=R3=10KΩ Vin= 1V
AV=5
Rf 50KΩ Vout= 1,6V

R1= 1,8KΩ
Vin= 1V AV23= 10
R2=R3=10KΩ
Vout= 1,6V AV1= 55,5
Rf 100KΩ

R1=R3=10KΩ AV13=10
Vin= 1V
R2=46KΩ AV2=2
Vout= 1,6V
Rf 100KΩ

Percobaan 3

Nilai R1 , R2, R3 dan R Nilai Vin dan Vout Nilai Penguatan


R1=R2=R1’=R2’= 10KΩ
Vout= 1V AV=10
RF=RF’= 100KΩ

R1=R1’= 10KΩ
AVR1=10
R2=R2’= 3KΩ Vout= 1V
AVR2= 33
RF=RF’= 100KΩ

Percobaan 4

Nilai R1 , R2, R3 dan R Nilai Vin dan Vout Nilai Penguatan

R2’=R1’=Rf=Rf’=100KΩ
Vout= 4,4V AV=2
R1=50KΩ

R2’= 110KΩ
R1’=Rf=Rf’=100KΩ Vout= 3,94V AV= 2
R1=50KΩ

Rangkaian
Percobaan 1

Vin1=1 5V
Vin2= 0V
Vout= -4,6V

Vin1=1 5V
Vin2= 1V
Vout= -5V

Vin1=1 5V
Vin2= 2V
Vout= -5,2V

Vin1=1 5V
Vin2= 3V
Vout= -5,1V
Vin1=1 5V
Vin2= 4V
Vout= -5,1V

Vin1=1 5V
Vin2= 5V
Vout= -4,6V

Percobaan 2

Vin= 1V
Vout= 1,6V

Vin= 1V
Vout= 1,6V

Vin= 1V
Vout= 1,6V

Percobaan 3

Vout= 1V
Vout= 1V

Percobaan 4

Vout= 4,4V

Vout= 3,94V

Tugas Post Test

1.

Jika R1, R2 = 50 Ω, kemudian R1’, R2’ = 10 kΩ, dan Rf, Rf’ masing-masing 100kΩ. Tentukan nilai
penguatan Av1 , Av2 , AV3 , dan Av4 .

Jawab:
Rf 100
Av 1= Av 2 → = =2
R 1 50
Rf 100
Av 3=Av 4 → = =10
R 1 ' 10
2. Bagaimana cara membuat rangkaian menjadi averager amplifier yang menghasilkan tegangan rata-rata dari
V1, V2 dan V3 ?

Jawab:
Rangkaian bisa menjadi average amplifier yang menghasilkan tegangan rata-rata dari V1, V2, dan V3 terjadi
ketika nilai R1=R2=R3=3 kali Rf
Maka persamaannya bisa menjadi

Vout=− ( RfVR 11 + RfVR 22 + RfVR 33 )


Vout =−(
3 )
V1 V2 V3
+ +
3 3
V 1+V 2+ V 3
Vout=−( )
3
3. Turunkan persamaan hubungan antara Vo1 dan Vo2

Nilai V yang keluar dari Op-Amp akan sama dengan V awal karena sesuai dengan metode direct adder.
Selanjutnya nilai Voutput yang dihasilkan yaitu V akan masuk ke Op-Amp atas dan Op-Amp bawah. Hasil
Op-Amp atas nilainya akan sama dengan V mengikuti metode direct adder. Sementara pada Op-Amp bawah
nilai Voutput nilainya kan menjadi
Rf
V out 2= V
R
R
Vout 2= V
R
Vout 2=V
Maka Vo1=Vo2=Vi

Anda mungkin juga menyukai