Anda di halaman 1dari 4

OSILOSKOP

Muhammad Rifki Prasetya(140310170059)*, Ferdian Fathurrohman(140310170063)


Program studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 1 April 2019

Asisten : Aris Rizka Fauzi

Abstrak

Osiloskop merupakan alat yang dapat digunakan untuk menampilkan bentuk suatu sinyal listrik. Osiloskop
yang digunakan adalah osiloskop analog dua kanal yang dapat menampikan sinyal lissayous. Tujuan dari
percobaan ini adalah mempelajari cara kerja osiloskop, menentukan tegangan dan frekuensi power supply,
mencari beda fasa rangkaian RC, menghitung frekuensi resonansi RLC, dan mengetahui pengaruh resistor
dalam peredaman RLC. Langkah pertama yang dilakukan yaitu melakukan kalibrasi osiloskop dengan
mengatur sensitivitas Volt/div dan time/div-nya. Kemudian melakukan pengukuran voltase dan frekuensi
dari trafo menggunakan metode lissayous dan menghitung Volt/div dan time/div-nya. Lalu menentukan
beda fasa dari rangkaian RC dan menentukan resonansi RLC dengan metode lissayous. Selanjutnya
menentukan pengaruh resistor pada redaman RLC dengan melihat frekuensi redaman dari sinyal kotak.
Hasil yang didapatkan adalah tegangan efektif trafo 4,43Volt dan 6,08Volt, frekuensi trafo 52,8Hz dan
menggunakan lissayous 49,7Hz. Hubungan frekuensi dan beda fasa rangkaian RC ialah semakin besar
frekuensi, beda fasa semakin besar. Frekuensi resonansi RLC yang didapat berada pada interval 7-8 MHz.
Didapat juga pengaruh resistor yaitu semakin besar resistor, maka redamannya semakin besar.
Kesimpulan dari percobaan ini adalah tegangan maksimum trafo 6,3 dan 8,6Volt, frekuensinya 49,7Hz,
beda fasa RC berbanding lurus frekuensi, frekuensi resonansi RLC 7-8MHz, dan semakin besar resistor
maka semakin besar redaman.

Kata kunci: Lissajous Graph, Frequency, Phase Shift, Damped Resonance

I. Pendahuluan dua sumbu yang berebda dan memplot titik yang


sama pada besaran waktu dari dua gelombang dan
Osiloskop merupakan alat ukur elektronik yang digabungkan.
dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal Rangkaian RLC merupakan rangkaian listrik
listrik menjadi gambar grafik yang dapat dilihat. dengan arus bolak-balik yang memiliki komponen
Dengan osiloskop kita dapat mengamati dan resistor, induktor, dan kapasitor.
menganalisa bentuk gelombang dari sinyal listrik Rangkaian RL merupakan rangkaian dengan
beserta frekuensinya. Terdapat dua jenis osiloskop, resistor dan induktor yang dipasang seri. Pada
yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital. rangkaian RL ini memiliki sifat yang menyebakan
Osiloskop analog menggubakan tegangan yang beda fase 90o antara tegangan dan arus dimana
diukur untuk menggerkan elektron dalam tabung tegangan mendahului arus rangkaian.
sinar katoda sesuai sinyal masukan yang diukur.
Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk  = tan−1 𝑅𝐿 (1)
sinyal secara real-time.
Osiloskop digital mengambil bentuk gelombang Rangkaian RC merupakan rangkaian dengan
yang akan diukur, lalu dengan ADC (Analog to resistor dan kapasitor yang dipasang seri. Pada
Digital Converter), besaran tegangan yamg diambil rangkaian RC memiliki sifat yang menyebakan beda
diubah menjadi besaran digital. Dalam fase 90o antara tegangan dan arus dimana arus
osiloskopdigital, gelombang yang akan ditampilkan mendahului arus rangkaian.
terlebih dahulu di-sampling dan digitalisasikan.
1
Osiloskop kemudian menyimpan nilai tegangan ini  = tan−1 𝑅𝐶 (2)
beserta besaran waktu gelombang di memori.
Kemudian, nilai dan bentuk sinyal akan ditampilakn Pada rangkaian RLC, sifatnya bisa induktif
ke layar. ataupun kapasitif tergantung nilai kapasitansi
Gambar atau diagram lissayous merupakan kapasitor, induktansi induktor dan frekuensi listrik
penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan pada rangkaian. Jika nilai reaktansi kapasitif dan
perbedaan atau perbandingan fase, frekuensi, dan induktifnya. Jika besar reaktansi kapasitif dan
amplitudo dari dua sinyal inputan ke osiloskop. induktifnya sama maka rangkaian tersebut akan
Lissayous ini menggabungkan dua gelombang pada beresonansi pada frekuensi tertentu.
lissayous. Input kanal 1 osiloskop berasal dari trafo
1 1 dan input kanal 2 berasal dari generator frekuensi
𝑓= √ (3) yang dapat diubah-ubah nilai frekuensinya. Dicari
2𝜋 𝐿𝐶
gambar lissayous dengan perbandingan 1:1, 1:2, 1:3,
Ket: f = frekuensi resonansi (Hz) 1:6, dan 2:1 dan catat frekuensi pada generatornya.
 = beda fasa (deg) Selanjutnya, menentukan beda fasa rangkaian RC
 = frekuensi sudut (rad/s) seri, menggunakan R=100Ω dan C=0,1μF. Input 1
R = Resistor (Ω) dihubungkan paralel ke input rangkaian dan input 2
L = Induktor (H) dihungkan paralel ke kapasitor. Atur frekuensi
C = Kapasitor (F) generator pada 200-1000 Hz dan amati nilai b dan B
lissayous. Selanjutnya menentukan frekuensi
resonansi RLC dengan metode lissayous. Pertama
II. Metode Penelitian rangkai rangkaian RLC seri. Input 1 dihubungkan
paralel ke input rangkaian dan inut 2 dihubungkan
Peralatan yang digunakan untuk percobaan yang paralel ke resistor. Atur generator ke frekuensi 3,5-
berjudul Osiloskop adalah Osiloskop sebagai alat 10 kHz dan amati nilai b dan B lissayous. Terakhir,
utama yang akan digunakan dalam percobaan, power menentukan faktor resistor sebagai peredam RLC.
supply untuk diukur tegangan dan frekuensinya, Pertama, meragkai alat dengan R, L dan Rbox seri
frequency counter untuk menghasilkan sinyal listrik dan C paralel terhadap L dan Rbox. Atur generator
denagn besaran tertentu, rangkaian RC untuk pada frekuensi 100, 200, dan 500 Hz dengan sinyal
percobaan beda fasa, Induktor untuk percobaan kotak. Amati redaman pada ujung sinyal kotak, dan
resonansi RLC dan redaman RLC, dan Variable hitung frekuensi tiap periodanya.
resistor untuk mengatur besar resistor peredam.
III. Hasil dan Pembahasan
3.1 Data Percobaan dan Pengolahan Data

Dari percobaan yang telah dilakukan didapatkan


data yang kemudian diolah dan didapatkan hasil
sebagai berikut:

Tabel 1. Data Voltase dan frekuensi generator

Tabel 2. Data frekuesni generator dengan lissayous

Gambar1. Diagram alir percobaan


Tabel 3. Data beda fasa RC
Lagkah kerja yang dilakukan adalah pertama
melakukan kalibrasi osiloskop dengan
menghubungkan input osiloskop ke pin kalibrasi
osiloskop dan mengatr sensitivitas Volt/div dan
time/div-nya dan mengatur posisi sinyal agar berada
di tengah layar. Kemudian, mengukur teganagn dan
frekuensi dari trafo dengan menghitung
amplitudonya yang dikalikan Volt/div dan panjang
gelombangnya yang dikalikan time/div dari sinyal
keluaran trafo untuk keluaran trafo 4V dan 6V. Lalu,
menentukan frekuensi trafo dengan metode
Tabel 4. Data percobaan kisi 8 garis/mm Contoh pengolahan datanya adalah
𝑉
𝑉= . 𝐷𝑖𝑣 => 𝑉 = 5 . 1,2 = 6 𝑉𝑜𝑙𝑡
𝑑𝑖𝑣
𝑛 1
𝑓𝑥 = 𝑓𝑦 => 𝑓𝑥 = 300 = 50 𝐻𝑧
𝑚 6
𝑏 2
 = sin −1
= sin−1
= 56,44𝑜
𝐵 2.4
1 1
 = tan−1 ( ) = tan−1 (
dari data tersebut didapatkan grafik sebagai berikut 𝑅𝐶 2𝜋. 1,2.10 100. 10−7
6
= 0,76𝑜
Grafik psi terhadap
3.2 Pembahasan
80.00 Frekuensi
Pada percobaan ini hal pertama yang
dilakukan adalah melakukan kalibrasi osiloskop
Beda Fasa (deg)

60.00
dengan menghubungkan input osiloskop ke pin
40.00 kalibrasi osiloskop dan mengatr sensitivitas Volt/div
dan time/div-nya dan mengatur posisi sinyal agar
20.00 berada di tengah layar. Kemudian, mengukur
teganagn dan frekuensi dari trafo dengan
0.00 menghitung amplitudonya yang dikalikan Volt/div
0 5000 10000 15000 dan panjang gelombangnya yang dikalikan time/div
Frekuensi (Hz) dari sinyal keluaran trafo untuk keluaran trafo 4V
dan 6V. Lalu, menentukan frekuensi trafo dengan
Grafik 1. Hubungan beda fasa dengan frekuensi
metode lissayous. Input kanal 1 osiloskop berasal
RLC
dari trafo dan input kanal 2 berasal dari generator
Tabel 4. Data amplitude dalam pengaruh resistor
frekuensi yang dapat diubah-ubah nilai
dalam peredam RLC
frekuensinya. Dicari gambar lissayous dengan
perbandingan 1:1, 1:2, 1:3, 1:6, dan 2:1 dan catat
frekuensi pada generatornya. Selanjutnya,
menentukan beda fasa rangkaian RC seri,
menggunakan R=100Ω dan C=0,1μF. Input 1
dihubungkan paralel ke input rangkaian dan input 2
dihungkan paralel ke kapasitor. Atur frekuensi
generator pada 200-1000 Hz dan amati nilai b dan B
lissayous. Selanjutnya menentukan frekuensi
resonansi RLC dengan metode lissayous. Pertama
rangkai rangkaian RLC seri. Input 1 dihubungkan
dari data tersebut didapatkan grafik sebagai berikut paralel ke input rangkaian dan inut 2 dihubungkan
paralel ke resistor. Atur generator ke frekuensi 3,5-
Grafik Hubungan Tegangan 10 kHz dan amati nilai b dan B lissayous. Terakhir,
menentukan faktor resistor sebagai peredam RLC.
9
terhadap Perioda Pertama, meragkai alat dengan R, L dan Rbox seri
8 dan C paralel terhadap L dan Rbox. Atur generator
7 pada frekuensi 100, 200, dan 500 Hz dengan sinyal
Tegangan (V)

6 kotak. Amati redaman pada ujung sinyal kotak, dan


5
4 hitung frekuensi tiap periodanya. Dari prosedur ini
3 diperkirakan ada kekurang sesuaian dengan teori
2 dimana pada rangkaian RC, rangkaian tersebut
1 bersifat high pass filter sehingga hanya frekuensi
0 dengan f > 16 kHz yang dapat diamati jika dibawah
1 1.5 2 2.5 tersebut maka akan teredam. Dalam prosedur
Perioda ke- dilakukan pada rentang 200-1000Hz namun pada
R=10ohm kenyataanyya tidak terjadi beda fasa pad frekuensi
tersebut akibatnya percobaan dilakukan pada
R=20ohm frekuensi 1,2-2 MHz dan memengaruhi
perhitungannya. Pada resonansi RLC juga percobaan
R=30ohm kurang sesuai, dimana dalam hitungan nilai
frekuensi resonansi berada pada 649 Hz, namun
Grafik 2. Hubungan amlitudo dengan perioda percobaan dilakukan pada frekuensi 3-10 kHz
sehingga frekuensi resonansinya tidak dalam 1. Menentukan tegangan dengan mengalikan
jangkauan. jumlah div dan Volt/div-nya dan diapatkan
nilai Vmax 6,27V dan 8,6V
Dari hasil percobaan diperoleh nilai tegangan 2. Frekuensi power supply yang didaptkan
trafo cenderung sama meskipun beda dalam adalah 52,8 Hz dan dengan metode lissayou
perhitungan dan Volt/div yang digunakan, begitu didapt 49,7 Hz.
juga nilai frekuensinya cenderung sama meski beda 3. Didapatkan beda fasa sebesar 40,83o –
perhitungan dan beda time/div yang digunakan. 69,20o dari rentang frekuensi 1,2-2 MHz.
Nilai voltase yang didapat dari percobaan ialah 4. Frekuensi resonansi yang didaptkan ada
6,27V untuk keluaran 4V dan 8,6V untuk keluaran pada rentang 7-8 kHz sesuai hubungan
6V dari trafo. Nilai tersebut merupakan nilai Vmax- grafik beda fasa terhadap frekuensi.
nya bukan nilai Veff-nya. Jika kita hitung nilai Veff- 5. Semakin besar resistor peredam, maka
nya maka akan didapatkan hasil 4,43V untuk rangkaian RLC akan semakin teredam.
keluaran 4V dan 6,08V untuk keluaran 6V, nilai
yang didapat tidak terlalu jauh dari indicator
tegangan pada trafo. Frekuensi yang didapatkan Daftar Pustaka
adalah 52,8 Hz yang didapatkan dari varisasi 2, 5,
dam 10 ms pada time/div-nya. Dengan metode [1] Teti, Caroline, Introduction to Lissajous
lissayous untuk menentukan frekuensi trafo, yaitu Figures (2008), p. 3-5
dibandingkan dengan frekuensi generator. [2] Kho, Dickson. Bagian-bagian Osiloskop
Didapatkan nilai frekuensi rata-ratanya adalah 49,7 (Kontrol dan Indikator Osiloskop).
Hz baik pada keluaran 4V maupun keluaran 6V. jika teknikelektronika.com/bagiab-bagiab-
dibandingkan dengan frekuensi dengan melihat osiloskop-kontrol-danindikator-osiloskp,
Panjang gelombang dan time/div, maka didapatkan diakses pada 24 Maret 2019
KSR sebesar 5,97%. Hal ini terjad akibat adanya [3] Kho, Dickson. Pengertian Osiloskop dan
perbedaan pada lissayous 1:3 dimana pada Spesifikasi. teknikelektronika.com/pengertian-
percobaan tersebut frekuensi yang sisapatkan lebih osiloskop-spesifikasi, diakses pada 24 Maret
rendah dari frekuensi dengan perbandingan lain. Pad 2019
percobaan beda fasa RC menggunakan lissayous
digunakan frekuensi 1,2-2Mhz dengan step 0,1Mhz
dan didapatkan beda fasa 40,83o-69,20o dan beda
fasanya naik seiring dengan kenaikan frekuensi.
Sedagkan dengan menghitung frekuensi beda fasa
pada kapasitornya hanya didapatkan beda fasa 0,76o-
0,46o dan nilainya turun seiring kenaikan frekuensi.
Hal ini akibat frekuensi yang digunkana terlalu
tinggi yang merupakan akibat dari rangkaian yang
digunakan bersifat high pass filter dengan frekuensi
cut-off pada 16 kHz. Pad apercobaan frekuensi
resonansi dengan menggunakan metode lissayous
didapatkan hasil yang dimuat dalam grafik 1,
didaptkan frekuensi resonansi berada pada rentang
7-8 kHz yaitu pada saat fasa terendahnya atau beda
fasanya mendekati nol. Sedangkan dari perhitungan
didapkan nilai frekuesni resonansi pada 649 Hz.
Pada percobaan kelima, yaitu pengaruh resistor pada
peredaman RLC. Pada percobaan ini cukup sulit
untuk dilakukan dan hanya mendapatkan dua
periode sinya yang teredam. Dan meski tampa
menggunakan resistor peredam, sinyal sudah
teredam cukup kuat. Dari hasil pecobaa yang
ditampilkan dalam grafik 2 dapat dilihat bahwa
semakin besar R peredam, maka sinyal akan makin
teredam, dimana teredam dalam amplitude awalnya
menjadi lebih rendah.

IV. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini
adalah

Anda mungkin juga menyukai