Anda di halaman 1dari 4

REFRAKTOMETER ABBE

Jedija M Aurellia Hutapea* (140310170008), Julian Akmal (140310170012)


Program studi Fisika, MIPA Universitas Padjadjaran
Jumat, 22 Maret 2019

Asisten : Hamdan

Abstrak

Refraktometer adalah alat untuk mengukur konsentrasi suatu bahan terlarut berdasarkan pada pengukuran indeks
bias cairan yang mempunyai nilai indeks bias sekitar 1,3–1,7. Indeks bias merupakan perbandingan kecepatan
cahaya dalam dua medium yang berbeda kerapatannya. Praktikum kali ini bertujuan untuk mempelajari prinsip
kerja alat refraktometer, mengukur indeks bias suatu cairan, mengetahui pengaruh suhu terhadap indeks bias, dan
menentukan dispersi nf - nc. Cairan yang akan dicari nilai indeks biasnya yaitu minyak dan air karena indeks
biasnya dapat diukur di refraktometer. Cairan yang ingin dicari nilai indeks biasnya diteteskan ke dalam prisma
pembias. Cermin memantulkan cahaya lampu ke prisma pembias. Di dalam refraktometer ini, cahaya diuraikan
menjadi beberapa panjang gelombang yang biasa dikenal dengan cahaya monokromatis. Dari praktikum, didapat
nilai nd (indeks bias yang akan dikoreksi), d (drumer), suhu ruangan dan refraktometer, dan nf-nc. Untuk minyak,
nilai nd rata – rata senilai 1,501 ; nilai d rata – rata senilai 31,8; suhu ruangan senilai 24oc; dan nf –nc senilai
0,02404. Untuk air, nilai nd rata – rata senilai 1,318 ; nilai d rata – rata senilai 45,93; suhu ruangan berkisar 25 oc-
60 oc; dan nf –nc senilai 0,0106. Dari data diatas dapat digunakan untuk mengetahui nilai nd koreksi, R, nf-nc hasil
perhitungan dengan tabel koefisien.
.
Kata kunci: Refraktometer, refraksi, indeks bias, suhu, kerapatan medium.

I. Pendahuluan
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang sudut bias pada dua medium yang berbeda
elektromagnetik yang kasat mata dengan panjang merupakan bilangan tetap.
gelombang 380-750 nm. Cahaya memiliki beberapa
sin 𝑖 1 sin 𝑖 2
sifat diantaranya yaitu : = = tetap…….………….(1)
sin 𝑟 1 sin 𝑟 2
1.Transmisi (Cahaya merambat lurus)
2.Refleksi (Cahaya dapat dipantulkan) Dengan demikian, persamaan (1) di atas dapat
3. Refraksi (Cahaya dapat dibiaskan) ditulis ulang sebagai berikut.
4. Dispersi (Cahaya dapat diuraikan)
5. Difraksi (Cahaya dapat dibelokkan) sin 𝑖 𝑛2
= ……………………...…...(2)
6. Interferensi (Paduan dua atau lebih cahaya) sin 𝑟 𝑛1
7. Polarisasi (Cahaya dapat diserap sebagian arah
getar gelombang). Sehingga kita peroleh rumus hubungan antara sudut
datang, sudut bias dan indeks bias medium sebagai
Didalam percobaan ini, sifat yang lebih digunakan berikut.
yaitu Refraksi dan Dispersi. Hal ini karena kedua
sifat ini menjadi prinsip kerja refraktometer sendiri. n 1 sin i = n 2 sin r………….……..(3)
Refraksi adalah pembiasan cahaya karena cahaya
melalui dua medium yang berbeda kerapatannya. dimana :
Adapun hukum yang menjelaskan sifat refraksi n1 = indeks bias mutlak medium 1
adalah hukum snellius, yang berbunyi : n2 = indeks bias mutlak medium 2
i = sudut datang pada medium 1
1. Sinar datang, garis normal, dan sinar bias terletak r = sudut bias pada medium 2
pada satu bidang datar.
Selain kedua pernyataan Hukum Snellius di atas,
masih ada hal lain yang berlaku pada peristiwa
pembiasan cahaya, yaitu sebagai berikut.

a. Jika sinar datang dari medium kurang rapat ke


medium lebih rapat, sinar akan dibiaskan
mendekati garis normal. Ini berarti, sudut bias
Gambar 1. Pembiasan di bidang datar lebih kecil daripada sudut datangnya (r < i).
b. Jika sinar datang dari medium lebih rapat ke Alat ini diciptakan agar terbentuk sistem prisma
medium kurang rapat, cahaya akan dibiaskan dengan pandangan langsung dan spectrum cahaya
menjauhi garis normal. Jadi, sudut datang lebih dapat teramati. Setelah cahaya diterima oleh
kecil dari sudut bias (i < r). teleskop refraktometer, nilai indeks bias zat cair
dapat diamati dan ditentukan.

II. Metode Penelitian

Gambar 2. Jenis pembiasan yang


mediumnya berbeda kerapatan.

Perbandingan cepat rambat cahaya di ruang hampa


(c) dengan cepat rambat cahaya di dalam medium Gambar 2. Refraktometer Abbe
disebut indeks bias mutlak. Indeks bias mutlak
suatu medium dapat dicari dengan rumus: Alat dan Bahan

𝑐
n = ………………………………(4) Dalam percobaan ini digunakan refraktometer
𝑣 untuk meentukan nilai indeks bias minyak dan air;
lampu natrium sebagai sumber cahaya; power
dimana , supply sebagai sumber tegangan untuk menyalakan
n = indeks bias mutlak medium lampu; Bejana digunakan sebagai wadah air,
c = cepat rambat cahaya di ruang hampa (3 × sedangkan pompa dan pemanas(heater) berfungsi
108 m/s) untuk mengubah suhu air, dan pipa penghubung
v = cepat rambat cahaya di dalam medium untuk mengalirkan air dari wadah ke refraktometer;
termometer yang berfungsi sebagai alat pengukur
Dispersi sendiri merupakan penguraian cahaya suhu; grafik nf – nc sebagai acuan untuk
karena adanya perbedaan sudut deviasi pada satu menentukan nilai dispersi nf-nc setelah diketahui
medium yang dilalui cahaya. Peristiwa sifat cahaya harga d dan nd nya dari refraktometer; dan minyak
ini dapat dilihat saat cahaya polikromatik (putih) dan air sebagai objek percobaan.
yang melewati prisma dan cahaya tersebut terurai
menjadi cahaya monokromatik (merah, hijau, Diagram alir
kuning, hijau, biru, ungu) yang memiliki panjang
gelombang yang berbeda – beda.

Gambar 3. Dispersi Cahaya

Dari kedua sifat cahaya diatas, sifat – sifat tersebut


digunakan menjadi prinsip kerja dari refraktometer.
Refraktometer berasal dari kata refraksi yang
berarti pembiasan dan meter yang berarti
pengukuran. Yang berarti refraktometer adalah alat
yang digunakan untuk mengukur indeks bias dari
suatu zat cair, berkisar 1,3 sampai 1,7. Prinsip kerja
alat ini juga berdasarkan sudut kritis yang dimana,
ketika sudut datang ketika sinar dibiaskan dengan
sudut bias 90°.
Prosedur Percobaan 3. Menghitung nilai R

Praktikum ini dilakukan dengan menyusun alat  0,04525


R  29,5D(T1  20)  0,094

 nd (T2  20)d
seperti di modul terlebih dahulu. Lalu mencatat  D  …(7)
harga nd, d, dan suhu di termometer dan
refraktometer.
Dari persamaan (7) dapat diketahui nilai R
sampel untuk minyak sebesar -0,535245 dan air
III. Hasil dan Pembahasan sebesar -1,070386.

3.1 Data Percobaan dan Pengolahan Data 4. Menghitung nilai KP (Ketelitian Praktikan)

Data Percobaan 𝑛𝑑 𝑘𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖−𝑛𝑑 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟


KP = 100% - x 100%....(8)
𝑛𝑑 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟
Tabel 3.1 Tabel indeks bias minyak
Dari persamaan (8) dapat diketahui nilai KP
untuk pencarian nilai indeks bias sampel, untuk
minyak sebesar 99,7996413% dan air sebesar
99,231593%.

5. Menghitung nilai nf – nc hitungan


Tabel 3.2 Tabel data indeks bias air
𝑛𝑓 − 𝑛𝑐 = 𝐴𝑑3 + 𝐵𝑑2 + 𝐶𝑑 + 𝐷………(9)

Dari persamaan (9) dapat diketahui nilai nf – nc


hitungan sampel, untuk minyak sebesar
0,022561 dan air sebesar 0,007823.

Analisa Data

Dilakukan dua kali percobaan, karena di percobaan


kali ini mencari nilai indeks bias 2 zat cair yaitu
minyak dan air.
Pada percobaan 1, yaitu menentukan indeks bias
minyak goreng. Minyak goreng diteteskan ke
prisma pembias. Dari teleskop dapat dilihat hasil
pendispersian dari lampu. Tombol kompensator
diatu agar pola gelap terang berada tepat pada
perpotongan garis dan jelas. Namun saat percobaan,
Gambar 1. Grafik perubahan indeks bias air batas gelap terang kurang terlihat dengan jelas.
terhadap suhu Pada suhu 24℃, didapat data nd sebesar
(1,497;1,499;1,5;1,499;1,51) dengan rata – rata
Pengolahan data sebesar 1,501. Untuk data d didapat sebesar
1. Menghitung nilai terbaik indeks bias (33;37;22;23;44). Dari data tersebut diketahui nilai
nd koreksi sebesar (1,496; 1,498; 1,5; 1,4990;
𝛴𝑛𝑑 1,5099). Dari d dapat digunakan untuk mencari
nd = …………………….......(5) nilai nf-nc, yang dimana nf –nc adalah selisih
𝑁
indeks bias garis C dan F. Untuk nf-nc sampel 1
Dari persamaan (5) didapat nilai nd terbaik didapat dari grafik sebesar 0,0235 dan dengan
minyak sebesar 1,501 dan air sebesar 1,317625. rumusan didapat 0,022561. Dari data yang
diperoleh, bila dibandingkan nilai literatur nd
2. Menghitung nilai nd koreksi minyak sebesar 1,5, data yang diperoleh sudah
sebanding dan didapat KSR sebesar 0,199%.
ndkor = nd + R 10-5……………(6) Pada percobaan kedua, yaitu menentukan indeks
bias air. Setelah prisma dibersihkan dengan tisu, air
Dari persamaan (6) dapat diketahui nilai nd diteteskan ke prisma pembias. Dalam percobaan ini
koreksi sampel untuk minyak sebesar terdapat dua suhu yaitu suhu ruangan dan suhu air
1,496994648 dan air sebesar 1,309989297. suling yang dipanaskan dengan heater. Untuk
percobaan ini dilakukan 8 kali karena dilakukan
dengan variasi suhu 25℃ - 60 ℃. Sama seperti
percobaan sebelumnya, didapat data nd sebesar grafik sebesar 0,0235 dan dengan rumusan
(1,31;1,33;1,33;1,33;1,28;1,32;1,321;1,32) dengan didapat 0,022561. Sedangkan pada air,
rata rata sebesar 1,317625. Untuk data d didapat didapat nf – nc dari grafik sebesar 0,007 dan
sebesar (50;51;48;45,5;41;52;42;38) dengan rata – dengan rumusan didapat 0,007823.
rata sebesar 1,317. Dari data tersebut diketahui nilai
nd koreksi sebesar Daftar Pustaka
(1,30998;1,32996;1,32996;1,28;1,31; 1,32;1,32).
Dari d dapat digunakan untuk mencari nilai nf-nc, [1] Giancoli, Douglas.2001.Fisika Dasar Jilid
yang dimana nf –nc adalah selisih indeks bias garis I1.Jakarta: Erlangga
C dan F. Untuk nf-nc sampel 1 didapat dari grafik [2] O.young, Hugh;Freedman, Roger
sebesar 0,007 dan dengan rumusan didapat A.2004.Fisika universitas edisi 10 jilid
0,007823. Dari data yang diperoleh, bila II.Jakarta:Erlangga.
dibandingkan nilai literatur nd air sebesar 1,3, data [3] Resnick, Halliday.1985. Fisika jilid II
yang diperoleh sudah sebanding dan didapat KSR edisi ketiga. Jakarta:Erlangga.
sebesar 1,73%.
Dari percobaan yang sudah dilakukan, Nilai nd
dikoreksi karena pernyataan bahwa suhu prisma
dalam refraktometer tidaklah sama. Namun saat di
percobaan, nilai suhu adalah tetap dan sama untuk
setiap percobaan dan setelah dihitung, nilainya juga
tidak jauh beda dengan nd yang tidak di koreksi,
sehingga nilai nd koreksi tidaklah terlalu
dibutuhkan. Dari grafik indeks bias air,
menunjukkan semakin tinggi suhu maka semakin
kecil nilai indeks biasnya. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi suhu air maka partikel dalam air
tersebut bergetar dan memuai, sehingga kerapatan
(densitas) air semakin rapat/besar saat suhunya naik
karena mendapatkan kalor dari luar. Karena
kerapatannya semakin rapat maka kecepatan cahaya
merambat di air semakin besar sehingga nilai
indeks biasnya semakin turun, dapat dilhat pada
persamaan (4). Perubahan kerapatan medium ini
juga akan menyebabkan sudut bias semakin besar
menurut hukum snellius yang berarti nilai indeks
bias akan semakin kecil.
Kesalahan dalam percobaan ini dapat terjadi karena
ketidakmerataan air dan minyak di prisma sehingga
tidak terlihat jelas pola gelap terang zat yang dicari
nilai indeks biasnya. Dan juga pembacaan skala
indeks bias dan harga drumer yang garis tengahnya
tidak terlalu terlihat sehingga nilai drumer
berdasarkan perkiraan.

IV. Kesimpulan
1. Refraktometer Abbe memiliki prinsip kerja
pada salah satu sifat cahaya yaitu refraksi,
dispersi, dan sudut kritis.
2. Dari percobaan ini didapat dua nilai indeks
bias,untuk indeks bias minyak rata – ratanya
sebesar 1,501 dan untuk indeks bias air rata
– ratanya sebesar 1,317625.
3. Dari percobaan ini, diketahui bahwa semakin
besar suhu suatu zat cair maka nilai
densitas/kerapatannya semakin besar yang
berarti kecepatan merambat cahaya pada
suatu zat semakin besar sehingga nilai
indeks biasnya semakin kecil.
4. Pada minyak, didapat . nf-nc didapat dari

Anda mungkin juga menyukai