Anda di halaman 1dari 6

RANGKAIAN PENGUAT TRANSISTOR

Arini Mulyasari1, Brigitta Dhinar Adriana Devi2, Muhammad Faizal Firdaus3


1
Arini Mulyasari (201871094)
2
Brigitta Dhinar Adriana Devi (201871140)
3
Muhammad Faizal Firdaus (201871141)

E-mail : mulyaarini91@gmail.com, dhinarngung@gmail.com, faizalfirdaus79@gmail.com

ABSTRACT

Keywords:

ABSTRAK

Kata kunci :
1. PENDAHULUAN
Transistor merupakan komponen dasar untuk sistem penguat. Untuk bekerja sebagai
penguat, transistor harus berada dalam keadaan aktif. Kondisi aktif dengan memberi bias pada
resistor, ada tiga macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor yaitu Common
Emitter (CE), Common Base (CB), dan Common Colector (CC) (Isparela, 2012).
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor digrounkan atau
ditanahkan, lalu input dimasukan dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common
Emitter adalah penguat yang kaki emitor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebasis
dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Colector adalah penguat yang kaki
kolektor transistor digrounkan, lalu input dimasukan kebias dan output diambil pada kaki emitor
(Zhuldyn, 2012).
Berdasarkan teori diatas maka dilakukannya praktikum ini guna agar praktikan dapat
memahami cara kerja rangkaian bias transistor Common Emitter, membuat grafik ciri keluaran
transistor, dan dapat menentukan besar penguat transistor pada rangkaian Common Emitter.

2. METODE / PERANANGAN PENELITIAN


Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal ini transistor
bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Berdasarkan sistem pertanahan transistor (grounding) penguat transistor dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Penguat Common Base (grounded-base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Base mempunyai
karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common base mempunyai karakter sebagai berikut :
 Adanya isolasi yang tinggi dari output ke input sehingga meminimalkan efek umpan balik.
 Mempunyai impedansi input yang relatif tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal kecil
(pre amplifier).
 Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi pada jalur VHF dan UHF.
 Bisa juga dipakai sebagai buffer atau penyangga.
2. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke basis dan output diambil pada kaki kolektor. Penguat Common Emitor juga
mempunyai karakter sebagai penguat tegangan.
Penguat Common Emitor mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat terhadap sinyal input.
 Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya umpan balik positif, sehingga sering
dipasang umpan balik negatif untuk mencegahnya.
 Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah (terutama pada sinyal audio).
 Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah karena bergantung pada kestabilan suhu dan
bias transistor.
3. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor transistor di groundkan, lalu input di
masukkan ke basis dan output diambil pada kaki emitor. Penguat Common Collector juga
mempunyai karakter sebagai penguat arus .
Penguat Common Collector mempunyai karakteristik sebagai berikut :
 Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input (jadi tidak membalik fasa seperti Common Emitor)
 Mempunyai penguatan tegangan sama dengan 1.
 Mempunyai penguatan arus samadengan HFE transistor.
 Cocok dipakai untuk penguat penyangga (buffer) karena mempunyai impedansi input tinggi dan
mempunyai impedansi output yang rendah.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL PENGAMATAN
Hasil dari percobaan ini yaitu berupa data pengamatan yang akan kita bahas pada bagian
pembahasan. Terdapat tiga dengan percobaan yang berbeda. Pertama, rangkaian dasar penguat
emitter bersama. Kedua, rangkaian dasar penguat basis bersama. Ketiga, rangkaian penguat
kolektor bersama.

1. DATA PENGAMATAN

A. Rangkaian Dasar Penguat Emitor Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)


Generator

4 1000 12 6,66 0,44 0,48

B. Rangkaian Dasar Penguat Basis Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)


Generator

4 1000 12 7,87 0,22 0.37

C. Rangkaian Dasar Penguat Kolektor Bersama

AF

F (Hz) VCC (Volt) VCE (Volt) IB (mA) IC (mA)


Generator

4 1000 12 5,7 21,2 0,6

2. GELOMBANG HASIL PENGAMATAN


2.1 RANGKAIAN PENGUAT EMITER BERSAMA

2.2 RANGKAIAN PENGUAT BASIS BERSAMA

2.3 RANGKAIAN PENGUAT KOLEKTOR BERSAMA

B. PEMBAHASAN
Kemudian akan didapatkan bentuk gelombang yang dapat dilihat dan diamati pada
Oscilloscope yang mana menunjukkan penguatan tegangan dan data pada table data pengamatan
yang mana menununjukkan penguatan arusnya. Pada percobaan pertama, kedua, dan ketiga
ditentukan nilai AF Generator senilai 4 Vrms dengan frekuensi 1000 Hz dan Vcc senilai 12 Volt
untk mencari nilai Vce, Ib, dan Ic. Pada percobaan pertama yaitu pada percobaan rangkaian dasar
penguat emitor bersama didapatkan data dimana nilai Ic lebih tinggi dari nilai Ib. Bisa dikatan
nilai Ib naik, nilai Ic maksimum, dan nilai Vce naik dikarenakan untuk membuat nilai Vcc tetap
12 Volt. Maka, terbukti penguatan arusnya tinggi yang sesuai dengan karakteristik dasarnya dan
Ic
sesuai acuan persamaan β = . Untuk bentuk gelombangnya dimana sinyal inputnya berupa
Ib
sinyal AC bentuk sinusoidal dan outputanya berupa sinyal AC bentuk sinusoidal juga namun
mengalami perpotongan karena telah melewati daerah kerja transistornya yaitu saturasi dan cut
off. Dan terbukti penguatan tegangnya tinggi sesuai karakteristik dasarnya karena bentuk
gelombang outputannya terpotong jauh menyebabkan lengkungan dan membuat puncak baru
sehingga menunjukkan penguatan emitter paling baik.

Pada percobaan kedua yaitu pada percobaan rangkaian dasar penguat basis bersama
didapatkan data dimana nilai Ic lebih rendah dari Ib dan tidak melebihi 1mA. Dan nilai Vce naik
dikarenakan untuk membuat nilai Vcc tetap 12 Volt. Maka, terbukti penguatan arusnya dibawah
satu-satuan yang sesuai dengan karakteristik dasarnya. Untuk bentuk gelombangnya dimana
sinyal inputnya berupa sinyal AC bentuk sinusoidal dan outputanya berupa sinyal AC bentuk
sinusoidal juga namun mengalami perpotongan karena telah melewati daerah kerja transistornya
yaitu saturasi dan cut off. Dan terbukti penguatan tegangnya tinggi sesuai karakteristik dasarnya
karena bentuk gelombangnya terpotong dekat saat melewati daerah kerja transistor tersebut.

Pada percobaan ketiga yaitu pada percobaan rangkaian dasar penguat kolektor bersama
didapatkan data dimana nilai Ic lebih tinggi dari nilai Ib. Dan nilai Vce sama dengan Vcc yaitu 12
Volt karena pada kaki basis emitter dipasang bias maju maka tegangan kolektor emitter merupkan
penjumlahan dari tegangan basis emitor dan tegangan beban pada kaki emitter yang sama nlainya
dengan tegangan kolektor sesuai dengan hukum kirchoff. Maka, terbukti penguatan arusnya
Ic
tinggi yang sesuai dengan karakteristik dasarnya dan sesuai acuan persamaan β = . Untuk
Ib
bentuk gelombangnya dimana sinyal inputnya berupa sinyal AC bentuk sinusoidal dan
outputanya berupa sinyal AC bentuk sinusoidal juga namun mengalami perpotongan karena telah
melewati daerah kerja transistornya yaitu saturasi dan cut off. Dan terbukti penguatan tegangnya
rendah sesuai karakteristik dasarnya karena bentuk gelombangnya terpotong sangat dekat saat
melewati daerah kerja transistor tersebut.

4. KESIMPULAN DAN SARAN


I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa rangakain
penguat transistor terdiri dari tiga konfigurasi yaitu rangkaian penguat emitter bersama (common
emitter), basis bersama (common basis), kolektor bersama (common collector). Untuk
karakteristik penguat teganganya pada percobaan ini dapat dilihat atau diamati pada Osciloscope
dan penguat arusnya dapat diamati dan dilihat pada hasil data pengamatan arus basis dan arus
kolektor. Dimana menujukkan bahwa rangkaian penguat emitter bersama adalah yang paling baik
penguat tegangan dan penguat arusnya.
II. Saran
Saran untuk melakukan percobaan supaya lebih baik lagi yaitu dengan :
1. Memeriksa kembali rangkaian yang digunakan pada praktikum modul ini.
2. Lakukan percobaan sesuai dengan langkah langkah yang ditunjukan pada modul ini.
3. Kembalikan alat alat ketika sudah selesai praktikum

UCAPAN TERIMAKASIH

Kami dari kelompok 5 mengucapkan terimakasih kepada Laboratorium Dasar Teknik Elektro
yang telah memberi kesempatan untuk dapat melakukan praktikum dengan baik. Selain itu penulis
berterimakasih pula kepada asisten laboratorium Anisa Rahma Putri yang telah menjadi pembimbing
selama praktikum modul 4 ini dan bersedia mencurahkan ilmu kepada penulis. Kami berterimakasih pula
kepada rekan-rekan sekelompok yang telah membantu praktikum dan penyusunan laporan Bersama.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.wikikomponen.com/prinsip-kerja-dan-fungsi-transistor-npn-dan-pnp/
2. https://panduanteknisi.com/cara-kerja-transistor-npn.html
3. https://teknikelektronika.com/pengertian-transistor-jenis-jenis-transistor/
4. http://fungsi.info/fungsi-transistor/

Anda mungkin juga menyukai