Abstrak
Pengukuran daya listrik. Pada pengukuran ini menggunakan empat metode, yaitu
metode voltmeter-amperemeter, 3 voltmeter, 3 amperemeter dan wattmeter. Hasil
dari pengukuran daya dengan menggunakan berbagai metode tersebut akan
dibandingkan dan dianalisa apa saja perbedaan tersebut, dan untuk pembuktiannya
digunakan hasil data pengukuran menggunakan alat ukur dan perhitungan
berdasarkan dasar teori.
Gambar 3.6
a. Membuat rangkaian percobaan seperti gambar 3.6
b. Menyiapkan beberapa beban dari berbagai
kombinasi yang mungkin
Gambar 3.3 Rangkaian Metode 3 Voltmeter
-Langkah Percobaan c. Menghubungkan beban dengan kombinasi yang
a. Membuat rangkaian percobaan gambar 3.3 pada mungkin dan mencatat hasil penunjukan wattmeter
panel. ke dalam tabel
b. Memastikan bahwa rangkaian sudah benar.
c. Menyiapkan beban minimal 10 buah yang nilainya 4. HASIL DAN ANALISIS
RANGKAIAN I RANGKAIAN II
BEBAN
berbeda - beda (melakukan kombinasi dari beban – NO
(Watt)
P1=V1 x I1 P2=V2 x % error
V1 I1 V2 I2
I2
beban tersebut). 1 40 232.2 0.8 185.76 232.2 0.8 185.76 364.4%
d. Menghubungkan beban pertama, mencatat harga 2 60 232.2 1.02 236.844 232.2 1.02 236.844 294.74%
yang ditunjukkan ketiga voltmeter. 3 105 232.8 1.12 260.736 232.8 1.12 260.736 148.32 %
I (Ampere)
0.6
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 40 watt
0.4
Ditanyakan 0.2
% error = ? 0
Penyelesaian: 40 60 105
P beban (Watt)
𝑃−𝑃ℎ
% error= | | x 100%
𝑃
40−185.76 Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin
% error= | | x 100%
40
% error=364.4% besar 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 maka semakin besar pula arus (I) yang
4.1.2 Analisa dihasilkan, begitu pula sebaliknya, karena 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
Tabel 4.1 dapat dianalisa bahwa semakin besar berbanding lurus dengan I. Hal ini sesuai dengan
nilai beban maka tegangan yang dihasilkan akan tetap
atau semakin besar. Sedangkan untuk nilai arus yang rumus daya yaitu
dihasilkan akan semakin besar pula. Sedangkan P = V.I
persentase error yang didapatkan pada kedua
rangkaian kedua relative lebih besar dari rangkain c. Grafik Hubungan 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 dengan 𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
pertama. Hal ini dikarenakan selisih P hitung dan P 300
236.84 260.73
P hitung (Watt)
V1 (Volt)
A. Menghitung daya menggunakan rumus sebagai
berikut: 100 114
1
𝑃ℎ = (𝑉 2 − 𝑉22 − 𝑉12 ) 50
2𝑅 3
Diketahui: 0
P= 40 watt 40 60 100
V1= 172 volt
V2= 65 volt Pbeban (Watt)
V3= 227 volt Analisa
R= 500 Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin
Ditanyakan: besar 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 maka semakin kecil pula tegangan (V)
Ph
Penyelesaian : yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya, karena 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
1 berbanding terbalik dengan V. Hal ini sesuai dengan
𝑃ℎ = (𝑉 2 − 𝑉22 − 𝑉12 )
2𝑅 3
1 rumus daya yaitu
𝑃ℎ = (2272 − 652 − 1722 )
2𝑥500 𝑃
Ph = 17.72 watt V=
𝐼
B. Menghitung persentase error daya (% error)
b. Grafik Hubungan 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 dengan V2
Diketahui:
140
𝑃ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 17.72 watt
120 120
𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 = 40 watt 100
92
V2 (Volt)
Ditanyakan 80
% error = ? 60 65
40
Penyelesaian:
𝑃−𝑃ℎ
20
% error= | | x 100% 0
𝑃
40−17.72
% error= | | x 100% 40 60 100
40
% error=55.7% Pbeban (Watt)
4.2.2 Analisa
Tabel 4.2 menjelaskan bahwa semkin besar beban Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa semakin
yang digunakan maka nilai V1 akan semakin kecil dan
V2 akan semakin besar dan V3 konstan. V3 memiliki besar 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 maka semakin besar pula tegangan (V2)
nilai konstan karena V3 diukur pada tegangan sumber. yang dihasilkan, hal inii dikarenakan 𝑃𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 memiliki
Nilai V2 lebih kecil dari V3 dan semakin besar
nilainya disebabkan oleh hambatan yang nilainya tetap resistansi yang lebih besar dari V1 karena V1 dan V2
dipasang seri pada rangkaian dan semakin besar diparalelkan.
nilainya karena pengaruh daya beban dan arus yang
mengalir pada rangkaian, sesuai persamaan P= V.I.
Nilai V1 semakin kecil karena selisih nilai V3 yang
226.5
225.5
40 60 100
Pbeban (Watt)
25
23.68
20 20.112
P hitung (Watt)
17.72
15
10
0
40 60 100
P beban (Watt)