PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-5
NIM : 10219006
KELOMPOK / KELAS : SK - 1
NILAI :
2020
I. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui rangkaian regulator catu daya menggunakan IC regulator 78xx dan
79xx.
1. Transformator
2. Dioda Bridge
4. Kapasitor
5. Resistor
6. Projectboard
7. Multimeter
8. Osiloskop
III. Ringkasan Teori
Catu daya tetap adalah rangkaian catu daya yang menghasilkan tegangan
keluaran yang tetap dan stabil. Untuk mendapatkan catu daya tetap dapat
menggunakan baterai kering atau rangkaian penyearah yang dilengkapi dengan
stabilisator. Catu daya tersusun dari transformator step down, dioda penyearah,
kapasitor elektrolit, resistor, LED dan IC regulator. Catu daya sering disebut dengan
power supply adalah rangkaian yang merubah tegangan AC menjadi tegangan DC
teregulasi.
IC Regulator
Keunggulan :
- Berukuran kecil.
- Lebih ringan.
Kekurangan :
Gambar 5.2
Gambar 5.3
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/6800158/Catu_daya_teregulasi
https://teknikelektronika.com/kelebihan-keterbatasan-ic-integrated-circuit/
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-5
NIM : 10219006
KELOMPOK/KELAS : SK-1
NILAI :
Laboratorium Elektronika
Bandung
2020
Data Hasil Praktikum
IC Kapasitor Multimeter
LM7809 1000 µF/25V 6,109 V
100 µF/25V
Multisim :
Fritzing :
Setelah kapasitor dirubah :
IC Kapasitor Multimeter
LM7809 2200 µF / 25V 6.11 V
1000 µF / 25V
V / Div : 10 V / Div
T / Div ; 10 ms / Div
3. Gambar rangkaian menggunakan Multisim dan fritzing :
Multisim :
Fritzing :
B. Percobaan 2 (Catu daya Positif dengan Regulator Negatif)
IC Kapasitor Multimeter
LM7912 1000 µF/25V -3,42 V
100 µF/25V
V / Div : 10 V/Div
T / Div : 10 ms/Div
3. Gambar rangkaian menggunakan Multisim dan fritzing
Multisim :
Fritzing :
Setelah nilai kapasitor diubah :
IC Kapasitor Multimeter
LM7912 2200 µF/25V -3,42 V
1000 µF/25V
V/Div : 10 V/Div
T/Div : 10 ms/Div
3. Gambar rangkaian menggunakan Multisim dan fritzing
Multisim :
Fritzing :
Kesimpulan
Jawab
1. ● Percobaan pertama :
Sebelum nilai kapasitornya diubah IC LM7809 yaitu memiliki nilai
tegangan : 6.109 volt, tetapi
Setelah nilai kapasitornya diubah nilai tegangan dari IC LM7809 memiliki
tegangan : 6.11 Volt.
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-6
TRANSISTOR BIPOLAR
NIM : 10219006
KELOMPOK / KELAS : SK - 1
NILAI :
2020
I. Tujuan Praktikum
2. Resistor
3. Projectboard
4. Catu daya
5. Multimeter
III. Ringkasan Teori
Transistor
Transistor memiliki 3 buah kaki yaitu : Basis (B), Emiter (E), dan Kolektor (C).
Pengertian sederhana fungsi dari kaki-kaki E, B dan C sebagai berikut :
Hubungan antara IB dan VBE tentu saja akan berupa kurva dioda. Karena
memang telah diketahui bahwa function base-emiter tidak lain adalah sebuah dioda.
Jika hukum Ohm diterapkan pada loop base diketahui adalah :
IB = (VBB + VBE) / RB
VBE adalah tegangan jepit dioda junction base-emiter. Arus hanya akan
mengalir jika tegangan antara base-emiter lebih besar dari VBE. Sehingga arus IB
mulai aktif mengalir pada saat nilai VBE tertentu.
Sekarang sudah diketahui konsep arus base dan arus kolektor. Satu hal lain
yang menarik adalah bagaimana hubungan antara arus base IB, arus kolektor IC dan
tegangan kolektor-emiter VCE. Dengan menggunakan rangkaian 01, tegangan VBB
dan VCC dapaty diatur untuk memperoleh plot garis-garis kurva kolektor. Pada
gambar berikut telha diplot beberapa kurva kolektor arus IC terhadap VCE dimana
arus IB dibuat konstan.
Dari kurva ini terluhat ada beberapa region yang menunjukkan daerah kerja
transistor. Pertama adalah daerah saturasi, lalu daerah cut-off, kemudian daerah
aktif dan seterusnya daerah breakdown.
Daerah Aktif
Daerah kerja transistor yang normal adalah pada daerah aktif, dimana arus IC
konstan terhadap berapapun nilai VCE. Dari kurva ini diperlihatkan bahwa arus IC
hanya tergantung dari besar arus IB. Daerah kerja ini biasa juga disebut daerah linear.
Jika hukum Kirchoff mengenai tegangan dan arus diterapkan pada loop kolektor,
maka dapat diperoleh hubungan :
PD = VCE.IC
Rumus ini mengatakan jumlah dissipasi daya transistor adalah tegangan
kolektor-emiter dikali jumlah arus yang melewatinya. Dissipasi daya ini berapa
panas yang menyebabkan naiknya temperatur transistor. Umumnya untuk transistor
power sangat perlu untuk mengetahui spesifikasi PD max. Spesifikasi ini
menunjukkan temperatur kerja maksimum yang diperbolehkan agar transistor
masih bekerja normal. Sebab jika transistor bekerja melebihi kapasitas daya PD max,
maka transistor dapat rusak atau terbakar.
Daerah Saturasi
Daerah saturasi adalah mulai dari VCE = 0 volt sampai kira-kira 0.7 volt
(transistor silikon), yaitu akibat dari efek dioda kolektor-basis yang mana tegangan
VCE belum mencukupi untuk dapat menyebabkan aliran elektron.
Daerah Cut-Off
Arus sebesar ini cukup untuk menyalakan LED pada saat transistor cut-off.
Tegangan VCE pada saat cut-off idealnya = 0, dan aproksimasi ini sudah cukup
untuk rangkaian ini.
= (5 – 2.4 - 0) V / 20 mA
= 2.6V / 20 mA
= 130 Ohm
Daerah Breakdown
Dari kurva kolektor, terlihat jika tegangan VCE lebih dari 40V, arus IC menanjak
naik dengan cepat. Transistor pada daerah ini, karena akan dapat merusak transistor
tersebut. Untuk berbagai jenis transistor nilai tegangan VCE max yang
diperbolehkan sebelum breakdown bervariasi. VCE max pada data sheet transistor
selalu dicantumkan juga.
Alpha DC
Perbandingan arus kolektor dengan arus emiter hampir sama, alpha dc sebagai
definisi perbandingan kedua arus tersebut
𝐼𝑐
αDC = 𝐼𝑒 ≈ 1
Beta DC
Arus kolektor telah dihubungkan dengan arus emiter dengan menggunakan αDC.
Juga menghubungkan arus kolektor dengan arus basis dengan mendefinisikan beta
DC transistor:
𝐼𝑐
βDC = 𝐼𝑒
Mencari Kaki Basis
IE = IC + IB
= 100mA + 0.5mA
= 100.5mA
http://demuzze.blogspot.com/2017/02/transistor-bipolar.html
http://elektronika-dasar.web.id/konfigurasi-transistor-bipolar/
http://carita0.blogspot.com/2016/01/daerah-kerja-transistor.html#.Xe3_Ybh94oA
http://neozkopic.blogspot.com/2009/06/arus-bias-pada-transistor.html
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-6
TRANSISTOR BIPOLAR
NIM : 10219006
KELOMPOK/KELAS : SK-1
NILAI :
Laboratorium Elektronika
Bandung
2020
Data Hasil Praktikum
Gambar Multisim :
Gambar Fritzing :
2. Ubah VCC: 0 ,0.3, 0.5, 0.8, 1, 2, 4, 6, 8, 10, 15, 20, 25, 30 volt.
3. Ukur besarnya VCE dan IC pada setiap perubahan VCC.
4. Catat data percobaan pada tabel di bawah ini.
Jawab
1. Gambar Grafik :
2. Gambar karakteristik kurva sebenarnya :
Kesimpulan :
Dari gambar kedua grafik diatas memiliki perbedaan yaitu untuk gambar
pertama memiliki gambar yang stabil mengarah keatas tetapi gambar
kedua memiliki gambar yang memiliki kenaikan yang signipikan di 0.5
volt tetapi setelah 0.5 volt keatas memiliki kenaikan yang tidak terlalu
besar.
3. Gambar :
4. Untuk perbandingan tidak dapat di lakukan karena hasil praktikum tidak
ada karena tidak melakukan praktikum menggunakan alat-alat elektro
5. Untuk perbandingan tidak dapat di lakukan karena hasil praktikum tidak
ada karena tidak melakukan praktikum menggunakan alat-alat elektro
Kesimpulan
1. Dari gambar kedua grafik diatas memiliki perbedaan yaitu untuk gambar
yang pertama memiliki gambar yang stabil mengarah keatas tetapi untuk
gambar yang kedua memiliki gambar yang memiliki kenaikan yang
signifikan di 0.5 volt tetapi setelah 0.5 volt keatas memiliki kenaikan yang
tidak terlalu besar.
2. Untuk bagian hasil pada simulasi saat mencari Ic pada saat Vcc 0,5 volt
memiliki kenaikan yang jauh.
Daftar Pustaka
Modul Praktikum Elektronika 2 2018-2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-7
NIM : 10219006
KELOMPOK / KELAS : SK - 1
NILAI :
2020
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Transistor jenis NPN dan PNP dapat digunakan sebagai saklar on/off.
Transistor digunakan sebagai saklar untuk mengendalikan berbagai alat-alat seperti,
motor DC atau AC, lampu, selenoid dan sebagainya. Aplikasi transistor sebagai
saklar elektronika untuk komputer sebagai aplikasi kontrol dengan memanfaatkan
dua keadaan transistor yaitu keadaan saturasi (sebagai saklar tertutup) dan keadaan
cut-off (sebagai saklar terbuka).
𝑉𝑐𝑐
IC(sat) = 𝑅𝑐
Pada saat cut-off tegangan kolektor emiter sama dengan tegangan sumber kolektor
dan arus basis mendekati nol.
VCE(cut) = VCC
IB(out) ≈ 0
Untuk mencari arus basis pada keadaan resistor basis terpasang dapat dihitung
dengan persamaan berikut:
IB . RB + VBE = VB
IB . RB = VB - VBE
Sehingga :
𝑉𝐵𝐵 − 𝑉𝐵𝐸
IB = 𝑅𝐵
Menggunakan transistor NPN sebagai saklar
- Saat Vin = 0, maka tidak ada arus yang mengalir pada RB dan basis transistor
sehingga transistor dalam kondisi tidak bekerja (saklar terbuka).
- Saat Vin mendapatkan masukkan yang cukup besar hingga dapat mengalirkan
arus basis yang cukup untuk transistor, maka arus kolektor akan mengalir dan
beban pada RL akan bekerja.
Menggunakan transistor PNP sebagai saklar
- Saat Vin = 1 maka tidak ada arus yang mengalir pada RB dan basis transistor
sehingga transistor dalam kondisi tidak bekerja (saklar terbuka).
- Saat Vin mendapatkan masukkan yang cukup kecil hingga dapat mengalirkan
arus basis yang cukup untuk transistor, maka arus kolektor akan mengalir dan
beban pada R5 akan bekerja.
III. TUGAS PENDAHULUAN
- Saturasi adalah daerah kerja transistor dimana arus kolektor mencapai nilai
maksimum.
- Cut-off adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan arus dari kolektor
ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan menyumbat.
Garis beban pada kurva, ditentukan dua titik yang berpotongan dengan
masing-masing sumbu x (VCE) dan sumbu y (IC).
Garis beban akan memotong sumbu x (VCE), apabila arus IC adalah nol.
Dalam hal ini transistor dalam keadaan mati (IC = 0), sehingga tegangan
VCE adalah maksimum, yaitu:
VCEmaks = VCC
Garis beban akan memotong sumbu y (IC), apabila tegangan VCE adalah nol.
Dalam hal ini transistor dalam keadaan jenuh (VCE = 0), sehingga arus IC
adalah maksimum, yaitu:
0 = VCC - ICmaks. RC
ICmaks = VCC/ RC
- Pada saat saklar dibuka tidak ada arus yang mengalir pada basis transistor
sehingga transistor tidak bekerja.
- Pada saat saklar ditutup basis akan mengalirkan arus yang cukup untuk
transistor, sehingga arus pada kolektor akan mengalir dan LED akan menyala.
4. Berapa besar penguatan arusnya ketika saklar S1 ditutup, jika V1 = 10V, V2 =
15V dan R1 = 1K dan R2 = 1K ?
IE = IC + IB
𝑉1 10𝑉
IB = 𝑅1 = 1𝐾Ω = 10mA
𝑉2 15𝑉
IC = 𝑅2 = 1𝐾Ω = 15mA
IE = 10mA + 15mA
= 25Ma
2. Resistor
3. LED
4. Projectboard
5. Catu daya
6. Multimeter
DAFTAR PUSTAKA
https://rangkaianelektronika.info/transistor-sebagai-saklar/
http://ozzybegog.blogspot.com/2016/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-7
NIM : 10219006
KELOMPOK/KELAS : SK-1
NILAI :
Laboratorium Elektronika
Bandung
2021
Data Hasil Praktikum
V2 R1 Transistor R2 V1 LED
5V 1K 2N 3904 5K6 5V Standar
V2 R1 Transistor R2 V1 LED
5V 1K 2N 3904 470 ohm 5V Standar
V2 R2 Transistor Motor DC V1
5V 470 ohm 2N 3904 Standar 5V
2. Besar tegangan R2 pada saat saklar terbuka yaitu 213,393 nV. Besar
tegangan pada LED pada saar saklar terbuka yaitu 328,755 nV.
3. Besar tegangan R2 pada saat saklar tertutup yaitu 1,913 V. Besar tegangan
pada LED pada saar saklar tertutup yaitu 3,06 V nV.
4. Besar arus Ib pada saat saklar terbuka yaitu 333,891 µA. besar arus Ic pada
saat saklar terbuka yaitu 4,3 pA.
5. Besar arus Ib pada saat saklar tertuutp yaitu 3,659 mA. Besar arus Ic pada
saklar tertutup yaitu 4,995 mA.
6. Pada saat saklar tertutup LED tidak menyala. itu karena hambatan R2 nya
memiliki hambatan yang besar sehingga Vdc dengan besar tegangan 5 V
tidak bisa menghidupkan LED dan arus yang masuk ke LED sebesar 4 mA.
Untuk meyalakan LED tersebut membutuhkan arus sebesar 5 mA karena
Value standar yang terdapat pada multisim adalah 5 mA.
7. Meskipun ada pada jalur yang sama Tegangan R2 dan LED memiliki
besaran yang berbeda baik saat saklar terbuka maupun tertutup.
2. Pada saat saklar tertutup LED tidak menyala / hidup sama saperti saat saklar
terbuka. Itu desababkan karena arus yang masuk kedalam LED sebesar 1,7
mA, sedangkan standar besaran arus yang masuk untuk LED pada multisim
adalah 5 mA. Jadi Arus yang masuk masih kurang untuk menghidupkan
LED tersebut.
3. Nilai arus pada Ic saat saklar terbuka dan tertutup memiliki nilai arus yang
sama. Itu disebabkan karena transistor menjadi saklar tetapi tanpa
menggunakan Rb sehingga nilai arus di Ic pada saat saklar terbuka dan
tertutup memiliki nilai yang sama yaitu 1,74 mA.
C. Transistor sebagai Saklar Penggerak Motor DC
1. Gambar fritzing dan multisim :
2. Pada saat saklar terbuka motor DC tidak menyala, tetapi saat saklar ditutup
motor DC menyala.
3. Arus yang mengalir pada motor DC memiliki besaran 1,7 A sehingga
mampu mengerakan motor DC yang memiliki standar besaran 1 A.
Laporan Praktikum
1. Bandingkan nilai IB, IC dan VR2 hasil praktikum dengan hasil perhitungan
untuk masingmasing percobaan dan penguatan untuk masing-masing
rangkaian.
2. Apakan terjadi perbedaan untuk masing percobaan? Jika ya! berikan alasan
kenapa hal tersebut dapat terjadi.
3. Jelaskan cara kerja rangkaian percobaan A
4. Jelaskan cara kerja rangkaian percobaan B
5. Jelaskan cara kerja rangkaian percobaan C
Jawab
Kesimpulan
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE-8
NIM : 10219006
KELOMPOK / KELAS : SK - 1
NILAI :
2021
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Light Dependent Resistor atau disingkat dengan LDR adalah jenis Resistor yang nilai
hambatan atau nilai resistansinya tergantung pada intensitas cahaya yang diterimanya. Nilai
Hambatan LDR akan menurun pada saat cahaya terang dan nilai Hambatannya akan menjadi tinggi
jika dalam kondisi gelap. Dengan kata lain, fungsi LDR (Light Dependent Resistor) adalah untuk
menghantarkan arus listrik jika menerima sejumlah intensitas cahaya (Kondisi Terang) dan
menghambat arus listrik dalam kondisi gelap.
Naik turunnya nilai Hambatan akan sebanding dengan jumlah cahaya yang diterimanya.
Pada umumnya, Nilai Hambatan LDR akan mencapai 200 Kilo Ohm (kΩ) pada kondisi gelap dan
menurun menjadi 500 Ohm (Ω) pada Kondisi Cahaya Terang.
Pada aplikasinya, LDR harus digabung dengan beberapa resistor biasa, rangkaiannya
seperti berikut.
Vout merupakan tegangan hasil pembagian antara LDR dengan R. Nilai ini dapat kita
hitung sebagai berikut
Berdasarkan konfigurasi di atas, maka Vout akan bertambah ketika LDR terkena cahaya.
Konfigurasi kedua adalah LDR terhubung ke ground, sedangkan R terhubung ke VCC.
Rangkaiannya adalah sebagai berikut
Vout merupakan tegangan hasil pembagian antara LDR dengan R. Nilai ini dapat kita
hitung sebagai berikut.
Berdasarkan konfigurasi di atas, maka Vout akan berkurang ketika LDR terkena cahaya.
Lebih lanjut, rangkaian sensor ini akan digabung dengan rangkaian sensor sebagai saklar untuk
mengaktifkan sesuatu, misal lampu, relay atau motor DC.
Relay adalah Saklar (Switch) yang dioperasikan secara listrik dan merupakan
komponen Electromechanical (Elektromekanikal) yang terdiri dari 2 bagian utama yakni
Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat Kontak Saklar/Switch). Relay
menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan Kontak Saklar sehingga
dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi. . Untuk mengaktifkan sebuah relay, lebih baik menggunakan sebuah driver,
hal ini dapat menggunakan transistor atau IC.
Secara umum relay terbagi ke dalam dua , yaitu relay AC dan relay DC. Masing-
masing relay dapat digunakan berdasarkan kebutuhan sistem yang dibangun. Relay juga
memiliki rentang tegangan kerja yang berbeda, misal untuk relay DC,mulai dari relay 3 V
hingga relay 24 V.
III. TUGAS PENDAHULUAN
Relay terdiri dari coil dan contact. Perhatikan gambar diatas, coil adalah
gulungan kawat yang mendapat arus listrik, sedang contact adalah sejenis saklar
yang pergerakannya tergantung dari ada tidaknya arus listrik di coil.
Contact ada 2 jenis :
Secara prinsip kerja dari relay : ketika Coil mendapat energi listrik
(energized), akan timbul gaya elektromagnet yang akan menarik armature yang
berpegas, dan contact akan menutup.
Jenis Relay:
Timing relay adalah jenis relay yang khusus. Cara kerjanya ialah sebagai
berikut : jka coil dari timing relay ON, maka beberapa detik kemudian, baru
contact relay akan ON atau OFF (sesuai jenis NO/NC contact).
Latching relay ialah jenis relay digunakan untuk latching atau
mempertahankan kondisi aktif input sekalipun input sebenarnya sudah mati.
Cara kerjanya ialah sebagai berikut : jika latch coil diaktifkan, ia tidak akan bisa
dimatikan kecuali unlatch coil diaktifkan. Simbol dari latching relay
1. Beberapa Resistor
2. LDR
3. Transistor
4. Projectboard
5. Catu daya
6. Multimeter
7. Osiloskop
DAFTAR PUSTAKA
BLOG TEKNIK & VOKASI: Sensor Cahaya Light Dependent Resistor (LDR) (margionoabdil.blogspot.com).
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
MODUL KE – 8
NIM : 10219006
KELAS : SK-1
NILAI :
2021
I. DATA PRAKTIKUM
A. Mengenali Karakteristik LDR
Vout Vout Perubahan
Resistor
(LDR terkena cahaya) (LDR tertutup) Tegangan (∆V)
100Ω 154,856 mV 1,448 V -1,294 V
1KΩ 62,243 mV 1,535 V -1,473 V
10KΩ 17,953 mV 1,622 V -1,605 V
100KΩ 2,393 mV 1,71 V -1,708 V
Terkena Cahaya
0.18
0.16
0.154
0.14
0.12
TEGANGAN
0.1
0.08
0.06 0.062
0.04
0.02 0.017
0 0.0023
100Ω 1KΩ 10KΩ 100KΩ
RESISTOR
Grafik Transistor Tidak Terkena Cahaya
III. KESIMPULAN
1. Saat percobaan rangkaian Pertama jika LDR diberi Cahaya langsung
maka arus akan mengalir. Begitu juga sebaliknya, Saat percobaan
rangkaian Kedua jika LDR diberi rangkaian secara langsung maka arus
tidak akan mengalir.
2. Jika LDR tidak disorot oleh cahaya maka LDR tidak akan bisa
mengaktifkan Relay, LED, Buzzer, dan Motor DC. Begitu juga
sebaliknya, saat LDR terkena cahaya Langsung maka LDR pun akan
mengaktifkan Relay, LED, Buzzer serta Motor DC.
DAFTAR PUSTAKA