Anda di halaman 1dari 13

ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI + LAB

Osilator Op-Amp

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah Elektronika Telemunikasi + Lab
Semester 3

PEMBIMBING :
Lis Diana M,ST, MT

Kelompok 3 TT-2E
1. Anugrah Rizqy Rochmansyah 1831130063
2. Bella Finisya Aringga 1831130097
3. Moch. Rizqi Akbary 1831130113
4. Nagata Aji Prima Suharsono 1831130076
5. Novia Rohmatul Azizah 1831130018
6. Nurina Hafifah 1831130080
7. Winda Retno Ajeng 1831130011
8. Yudha Maulana Farhan 1831130001

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2019
Osilator Op-Amp

1.1 Tujuan Praktikum


 Menghubungkan osilator jembatan wien
 Menghitung dan mengukur frekuensi osilator
1.2 Alat dan bahan :
 OP AMP 741
 Resistor 1kὨ : 2 buah
 Resistor 10kὨ : 2 buah
 Resistor 270Ὠ : 1 buah
 Variabel resistor 1kὨ : 1 buah
 Kapasitor 0,1 uF : 2 buah
 Kapasitor 0,001 uF : 2 buah
 Dual Power Suply
 Digital Multimeter
 Osilator
 Generator sinyal
 Kabel penghubung secukupnya
1.3 Teori Dasar
Osilator jembatan Wien sangat sederhana dan mudah untuk dibentuk. Osilator ini
stabil untuk pemakaian pada berbagai macam perangkat untuk bekerja pada frekuensi
rendah. Rangkaian osilator jembatan Wien diperlihatkan pada gambar 5.1. Op-Amp
merupakan elemen ideal untuk osilator frekuensi rendah karena penguatannya dapat diatur
dan bisa sangat besar.

Gambar 1.1 Osilator jembatan Wien

Pada jaringan lead-lag, didapatkan fasa frekuensi mendahului dan ketinggalan.


Pada frekuensi rendah menghasilkan sudut fasa mendahului sedangkan pada frekuensi
tinggi menghasilkan sudut fasa ketinggalan. Yang menarik perhatian adalah pada frekuensi
f0 sudut fasa adalah 0.
Penguatan tegangan pada rangkaian lead-lag maksimum pada f0, jadi rangkaian
lead-lag adalah sebuah jaringan resonan. Sehingga f0 penguatan rangkaian adalah 0,33.
Frekuensi f0 diperoleh dari:

1
𝑓0 =
2𝜋𝑅𝐶
Rangkaian pada gambar 5.1 menggunakan positif dan negative feedback. Feedback
positif diaplikasikan pada jaringan lead lag ke input non inverting. Feedback negative
diaplikasikan ke input inverting oleh voltage divider R1 dan R2. Pada kebanyakan
rangkaian R1 adalah lampu tungsten kecil. Lampu ini mempunyai resistansi rendah pada
suhu dingin dan tinggi pada suhu panas. Jika rangkaian bersifat on, penguatan tegangan
pada voltage divider dengan R1 rendah kurang dari 0,33. Pada waktu yang bersamaan
jaringan lead-lag mempunyai penguatan tegangan 0,33. Sebagai akibat perbedaan antara
positif dan negative input Op-Amp, penguatan adalah tinggi dan rangkaian mulai
berosilasi. Pada saat sama sekitar satu setengah dari R2, penguatan voltage divider adalah
0,33. Perbedaan dan kesalahan tegangan antara positif dan negative input Op-Amp
mendekati nol dan output level osilator mulai stabil.

1.4 Prosedur Percobaan

A. Jaringan Lead-Lag

1. Hubungkan rangkaian seperti gambar berikut ini:


2. Hitung besar frekuensi osilasi dengan menggunakan
1
𝑓0 =
2𝜋𝑅𝐶

3. Gambar bentuk sinyal yang terjadi pada Vout.


4. Hubungkan channel A osiloskop ke Vin serta channel B ke Vout. Set generator
frekuensi ke f0: Amati apa yang terjadi. Jelaskan.
5. Ubah besar frekuensi pada generator frekuensi sampai diperoleh gambar yang
berimpit.
Ukur besar f0= 1.593 kHz.
6. Ubah keluaran frekuensi generator beberapa ribu kHz diatas dan dibawah f0. Apa
yang terjadi.

B. Osilator Jembatan Wien

1. Hubungkan rangkaian seperti gambar berikut:


2. Amati dan ukur keluaran osilator dengan osiloskop dengan mengubah VR1 untuk
maksimum undistorted gelombang sinus, gambar bentuk sinyal tersebut.
3. Gunakan osiloskop dan frekuensi counter untuk mengukur frekuensi keluaran.
f= Hz.
4. Hitung besar keluaran osilator jembatan wien tersebut secara teori.
f= Hz.
1.5 Hasil Data Percobaan
Praktek
t F phasa
0.001734 500 312.12
0 1,592 0
-
0.000080594 10000 -290.1384

Simulasi
t F phasa
0.001734 500 312.12
0 1,592 0
-
0.000080594 10000 -290.1384

grafik
400

300

200

100

0
0 2000 4000 6000 8000 10000 12000
-100

-200

-300

-400

grafik

1.6 Lampiran Hasil Simulasi


Lead lag
1.7 Lampiran Hasil Praktikum

Gambar sinyal gelombang

Beda phasa
NILAI MINIMUM

NILAI MAKSIMUM

Anda mungkin juga menyukai