1.PENDAHULUAN:
Transformator adalah suatu alat listrik yang digunakan untuk mentransformasikan daya atau
energi listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, melalui suatu gandengan
magnet dan berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator digunakan secara luas,
baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika. Penggunaan transformator dalam sistem
tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai, dan ekonomis untuk tiap tiap keperluan
misalnya kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
1
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
i0
V1 N1 N2 i0
E1 E2
V1 E1
(a) (b)
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang
sinusoid, akan mengalirkan arus primer Io yang juga sinusoide dan dengan menganggap belitan
N1 rewaktif murni, Io akan tertingagal 900 dari V1 (gambar 2). Arus primer Io menimbulkan
fluks () yang sefasa juga berbentuk sinusoid.
= maks sin t
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 ( Hukum Faraday )
e 1 = - N 1 . d / dt
e1 = - N1. d(maks sin t)/dt = -N1..maks.cost (tertinggal 90 dari )
harga efektifnya adalah E1 = N1.2 maks / 2 = 4.44 n1. maks
Pada rangkaian skunder, fluks () bersama tadi menimbulkan
e1 = - N2. d / dt
e1 = - N2. .maks.cost
E2 = 4.44 N2. maks
E1/E2 = N1/N2
2
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Dalam hal ini tegangan induksi E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah
dengan tegangan sumber V1.
3
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
V2
sekunder dimana I2 = dengan 2 = faktor kerja beban.
ZL
i0 i2
V1 N1 N2
E1 E2 Z1 V2
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N 2I2 yang cenderung menentang
fluks () bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak
berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer
menjadi :
I1 = I + I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus
pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :
N 1 IM = N 1 I1 N 2 I2
N1 IM = N1 ( I1 I2) - N2 I2
Hingga N1 I2 = N2 I2
4
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
I1 = I2
N1 N 2 I1 N 2
Jadi atau
I1 I2 I2 I1
R1 X1 i1 i2 R2 X2
i0
RC IM XM V E2 ZL V2
V1 IC 1
N1 N2
Dalam rangkaian diatas dapat dibuat vektor diagramnya sebagai terlukis pada gambar 7.
5
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
i1
i1R1 i0 i
C
iM
i2
E1 E2
i1.X1 i2X1
i2 V2
V1 i2R2
E1 / E2 = N1 / N2 = a atau E1 = a E2
E1 = a ( I2ZL + I2R2 + I2X2)
Karena I2 / I2 = N2 / N1 = a atau I2 = aI2
Maka E1 = a2 ( I2ZL + I2R2 + I2X2)
Dan V1 = E1 = a2 ( I2ZL + I2R2 + I2X2) + I1(R1 + X1 )
6
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
R1 X1 i1 a2R2 a2X2 i2
i0
RC IM XM a2ZL aV2
V1 IC
Untuk memudahkan analisis (perhitungan), model rangkaian tersebut dapat diubah menjadi
seperti dapat dilihat pada gambar 9.
i1 R1 X1 a2R2 a2X2 i2
i0
V1 RC IM XM a2ZL aV2
IC
i1
2
i2a R2
i0 iC
i2R1 aV2 i2 iM
i2a2X1
i2X1
7
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Rc = V2 / P
Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui Harga Rc dan XM
A W
i0
V
RC XM
8
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
I akan relatif kecil jika dibandingkan dengan arus nominal,sehingga pada pengukuran ini dapat
diabaikan.
Dengan mengukur tegangan Vhs, arus Ihs dan daya Phs akan dapat dihitung parameter:
Rek = Phs / ( Ihs )2
Zek = Vhs / Ihs = Rek + jXek
Xek = Z 2 ek R2 ek
Rek Xek
A W
V A
ihs
Dengan mengingat model rangkaian yang telah ada ( dalam hal ini harga sekunder
ditransformasikan ke harga primer ) :
i1 R1 X1 a2R2 a2X2 i2
i0
V1 RC IM XM a2ZL aV2
IC
9
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
V1 aV2 ( no min al )
Pengaturan =
aV2 ( no min al )
Contoh 1.
Pengukuran hubungan singkat transformator fasa tunggal 15 Kva yang mempunyai
perbandingan tegangan 2400 V /240 V. f = 50 c/s menghaasilkan data pengukuran sbb:
Arus hubung singkat Ihs = 6.25 A
Tegangan yang dipasang Vhs = 131 V
Daya masuk Phs = 214 W
Vhs 131o o
Zek = = 20,96 7452 ohm
I hs 6,2574 o
Sehingga
10
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Jadi % pengaturan
Rugi Rugi
Tembaga Tembaga
Output
SUMBER KUMPARAN FLUKS KUMPARAN
PRIMER BERSAMA SKUNDER
Fluks
bocor
Rugi besi
Histeresis,
Eddy current
Rugi Besi ( Pi )
Rugi besi terdiri dari :
(1) Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi, yang dinyatkan
sebagai :
Ph = Kh Bmaks watt
Kh = konstanta
Bmaks = fluks maksimum ( weber )
11
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
(2) Rugi eddy current yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan
sebagai :
Pe = Ke Bmaks watt
Jadi rugi besi (rugi inti) adalah:
Pi = Ph + Pe
Efisiensi
Efisiensi dinyatakan sebagai :
Artinya : Untuk beban tertentu . Efisiensi maksimum terjadi ketika rugi tembaga = rugi inti.
Perubahan Efisiensi terhadap faktor kerja ( cos ) Beban.
Perubahan Efisiensi terhadap faktor kerja ( cos ) beban dapat dinyatakan sebagai :.
rugi
=1-
V2 I 2 . cos rugi
12
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
rugi / V2 I 2
=1-
cos rugi / V2 I 2
X / cos
= 1 - 1 X / cos
Kadang-kadang untuk suatu maksud tertentu sisi sekunder dihubungkan secara zig-zag (Z)
yang mempunyai 6 belitan. Bila tegangan nominal kumparan primer sama dengan tegangan
antara fasa dari sistem sumber, maka kumparan tersebut tersambung secara segi tiga.
13
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Ph1 Ph1
Ph2 Ph2
Ph3 Ph3
Bila tegangan nominal kumparan sekunder sama dengan tegangan antara fase dari sistem
sumber , maka kumparan tersebut tersambung secara segi tiga. Bila tegangan nominal kumparan
sama dengan tegangan antara fasa dengan netral dari sistem sumber, maka kumparan tersebut
tersambung secara bintang.
Ph1 Ph1
Ph2 Ph2
Ph3 Ph3
Bila tegangan nominal kumparan sekunder sama dengan tegangan antara fasa dengan netral dari system
sumber maka kumparan-kumparan tersebut tersambung secara bintang.
Gambar hubungan bintang dapat dilukiskan demikian.
14
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
U u
Eg1 E1
EI2
Eg3 EI2 E3
W Eg2 V E2 v
EI1
15
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
u
U V W
e1 e2 e3 e1
E3 E1
z x
E1 E2 E3 y e2
e3
X Y Z w v
E2
Gambar : 20 Hubungan segi-tiga
U, V, dan W = Ujung permulaan setiap belitan primer
X, Y, dan Z = Ujung akhir setiap belitan primer
Pada contoh diatas sisi primer trafo dihubungkan secara bintang X, Y dan Z dihubungkan
menjadi satu dan disebut titik bintang atau netral, Perbedaan fase antara titik-titik U, V dan
W masing-masing bergeser sebesar 1200.
Masing-masing belitan sisi primer adalah identik , demikian pula masing-masing belitan
sekunder. Artinya bahwa setiap belitan mempunyai : Jumlah lilitan (N) yang sama,
penampang (q) yang sama tahanan (R) dan reaktansi (X) yang sama serta arah melilit
(polaritet) yang sama pula.
Dengan demikian tegangan induksi yang ditimbulkan oleh masing-masing belitan dari
setiap sisi adalah sama. Tegangan induksi yang ditimbulkan dalam belitan primer
menentang arah dari tegangan jepitan. Jadi tegangan induksi e1 ; e2 dan e3 menentang arah
E1; E2 dan E3 baik dalam belitan maupun Vektor diagramnya.
Apabila sisi primer dihubungkan segi-tiga, maka hubungan menjadi sebagai berikut :
16
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Ternyata bahwa vektor diagramnya sama, kecuali urutan tegangan induksi e1, e2, dan e3,
bergeser 120 . E1 , E2 dan E3 masing-masing adalah tegangan-tegangan jepitan dari belitan
primer 1, 2 dan 3 pada gambar diatas.
E1 =E13 ; E2= E1 , dan= E 3 = El2 sedang gambar b:
E1 = E12 ; E2 = E13 dan E3 =El1
Pada hubungan segi tiga ini ujung akhir dari telitan satu dihubungkan dengan ujung awal belitan
berikutnya. Pada hubung bintang , titik netral merupakan hubungan dari ujung akhir atau ujung
akhir dari tiga belitan. Pada kenyataanya hubunganya adalah :
17
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Apabila sisi sekunder ujung-ujung belitanya dihubungkan seperti diatas, maka disebut hubungan
bintang. Bila pada sisi primer dihubungkan dengan sistem tegangan 3 fasa, maka pada belitan
primer akan timbul tegangan-tegangan induksi pada setiap belitanya. Tegangan induksi ini akan
berlawanan dengan tegangan jepitannya. Oleh karena belitan primer dan sekunder mempunyai
arah polaritet (cara melilit) yang sama, maka pada belitan sekunder akan timbul tegangan
induksi yang arahnya sama dengan tegangan induksi belitan primer. Sedang tegangan jepitan
sekunder beban nol besar-arahnya sama dengan tegangan induksi sekunder.
Dengan demikian hubungan trafo diatas dapat digambarkan sebagai berikut :
18
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
U V W
Tanda (+) dan (-) Y e = E2 Z
+ e1 + e2 + Menunjukan arah
2 2 2
w
arah polaritas vektor e = E3
v 2 3 2
diagramnya dari u
- - - hubungan ini adalah:
E1 E2 E3 e = E1
2 1 2
X Y Z
X
u v w
U
+ e1 + e2 + e3
e1 E1
- - - x
E1 E2 E3 z e2
E3
y
x y z e3 E2
W V
19
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Sedangkan bila hubungan sisi sekunder tidak teratur maka vektor diagram akan mempunyai
bentuk yang tidak teratur sebagai berikut.
Tulislah tanda-tanda pada hubungan belitan dan vektor diagram nya !
20
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Hubungan lain :
Pada hubungan segitiga arah jarum ditentukan oleh garis yang menghubungkan antara titik
berat segi tiga dengan masing-masing titik keluarnya (X ; Y atau Z ). Apabila vektor primer
dan sekunder kita jadikan satu sehingga titik bintang primer berimpit dengan titik berat
sekunder, maka apabila U-X dianggap jarum panjang dan x-o jarum pendek, akan menunjuk
suatu jam 5:00 atau beda sudut 150
21
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Cara melukisnva :
1. Buat vektor diagram primer.
2. Buat vektor 2e1 sejajar e1 (karena polaritet sama) disini titik Z dan U berimpit.
3. 2e3 sejajar e3 ; y dan W berimpit.
4. 2e2 sejajar e2; x dan v berimpit.
22
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Vektor group D d 6
Bila u; v dan w.dihubungkan keluar, maka vektor group menjadi D d 11 (gambarkan !!).
Ini sama halnya dengan bila x; y dan z yang dihubung keluar tetapi menganggap y sebagai u,
z sebagai v dan x sebagai w. Hubungan lain lagi yang istimewa dan hampir sama dengan
hubungan bintang disebut : Hubungan zig-zag disingkat dengan : z
Pada hubungan ini mempunyai cin-ciri :
1. Mempunyai titik bintang.
2. Setiap phasa mempunyai dua belitan yang identik (N sama, q sama; resistensi dan
reaktansi sama).
Seluruhnya terdapat 6 belitan.
23
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
2. Bila tegangan induksi dalam phasa tegangan tinggi U - X dalam arah dari U ke X suatu
saat yang sama arahnya dari u ke x. ini menunjukan bahwa polaritetnya adalah a; adiditive
(penjumlahan).
3. Sudut pergeseran dinyatakan dengan jarum jam. Vektor tegangan tinggi menunjuk jam 12 :
00 (00:00) dan vektor tegangan-tegangan rendah sebagai jarum pendek (penunjuk).
Misalnya ; Y d 11 artinya :
a. Sisi tegangan tinggi dalam hubungan bintang.
b. Sisi tegangan rendah dalam hubungan segi tiga/delta.
24
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
N1
a = :
N2
25
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
EL = 1Ep 3 = 1ep 3
2 EL = 2 Ep 3 = 2 ep 3
1 Ep = 2 ep.a
1 Ep = 1 Ep.a
2 EL
a
EL
2. Keadaan Berbeban :
I L = Ip
2 I L = 2 Ip
2 Ip
Ip =
a
26
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
b) Trafo Hubungan D - D :
U u
2EL3
EL3 EL2 1Ep3 1Ep1 2Ep3 2Ep1 2EL2
EL1 W V w 2EL1
1Ep2 2Ep2
v
2. Keadaan Berbeban .
I11 U
E12 1Ep1 2I11
2Ep1
27
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
1L = Ip 3
2I L = 2 Ip 3
2 Ip
Ip =
a
I L 1 = Ip 1 = Ip 3
I L 2 = Ip 2 = Ip 1
I L 3 = Ip 3 = Ip 2
I L1 + I L2 + I L3 = 0
c) Trafo Hubungan D - Y
1 Ep = 2 Ep.a
Iep.a = 2 ep a
2 E L = 2 EP 3
2 EL a
(buktikan) .
EL 3
Hubungan Y - D
2I11
I11 U 1Ep u
3
2E1
2E3
E13 E12
Ip1 2Ip3 2Ip1
Ip3
Ip2 w v
W V 2Ip2
I13
E11
I12 2I12 2I13
2E2
28
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
1 Ep = 2 Ep a
1 ep = 2ep a
EL = 1 Ep3
2 E1
a 3 (buktikan)
E1
Sehingga
Wk
Jadi x100%
Wk ( PJ 1 PJ 2 Ph )
W = EL I Cos 3 watt
W keluar = 2 E 2 I Cos 3
Wkeluar
Rendemen = x100%
Wmasuk
29
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
2. Konstruksi Transformator .
Jenis transformator ( trafo) distribusi.
Trafo yang umum dipergunakan untuk sistem distribusi adalah trafo 3 fasa dan satu fasa
sedangkan trafo tiga fasa merupakan trafo yang paling banyak dipakai hal ini dikarenakan .
1. Untuk daya yang sama tidak memerlukan ruang yang besar.
2. Mempunyai nilai ekonomis.
3. Pemeliharaan persatuan barang lebih murah dan mudah.
Menurut jenisnya trafo dibedakan :
1. Over head transformer.
2. Underground transformer.
Over head Transformer terdiri dari :
1. Konvensional.
2. CSP ( Completely Self Protection ).
30
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
31
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
32
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
2 . 4 . KO N S T R U K S I D A N B A H A N I N T I
Inti trafo adalah sebagai arus penghantar magnetic (fluks) untuk dapat membentuk rangkaian
arus magnit, sehingga belitan/kumparan (coil) dapat diinduksikan suatu tegangan. Inti
terbentuk dari lapisan-lapisan plat dinamo yang bahanya dibuat dari baja alloy atau baja
silicon yang mempunyai sifat resistansi yang tinggi dan histerisis yang kecil.
Tebal plat ini berkisar antara 0,35 - 0,5 mm, tergantung besar kecilnya fasilitas trafo. untuk
menghindari /mengurangi adanya arus pusar (Eddy, current), maka antara plat satu dengan
yang lainnya diberi semacam lapisan isolasi (vernish) yang tahan terhadap suhu tinggi .
Lapisan ini harus ditekan (press) untuk menghilangkan adanya celah udara antara plat yang
satu dengan yang lainnya yang dapat menimbulkan suara keras pada waktu trafo kerja
(operasi).
Untuk memudahkan pemasangan kumparan (coil) maka penampang inti dibuat berbentuk
bulat dengan susunan sebai gambar dibawah ini.
33
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
34
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Kerugian allumunium
a. Titik cair rendah + 657 C.
b. Tahanan jenis tinggi 0,0292 - mm2/m
c. Sukar pengerjaanya.
35
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
36
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
AN : Pendingin alam (natural cooling) oleh sirkulasi udara sekitarnya tanpa alat-alat khusus. Inti
dan kumparan trafo terbuka, tanpa minyak. Sistim ini digunakan untuk trafo-trafo kecil dan
bertegangan rendah, misalnya set-up trafo dirumah-rumah.
AB : Pendinginan oleh air (air blast) langsung yang dihasilkan oleh fan (kipas angin). Sistim
ini juga tidak mengunakan minyak.
ON : Pendingin minyak (oil immerset) disertai pendingin alam (natural cooling). Panas yang
ditimbulkan oleh pada inti dan kumparan diteruskan melalui minyak kedinding trafo
yang kemudian didinginkan oleh udara luar sekitarnya . Keuntungan cara hal ini adalah
bahwa kotoran-kotoran (debu) semua uap air tidak masuk pada inti dan kumparan
maupun minyak trafo. Sistim ini digunakan untuk trafo tenaga yang lebih dari 10 kVA.
OB : Sistim ini adalah sama dengan hembusan sistim ON yang dilengkapi dengan hembusan
angin dari fan pada dinding trafo.
OFN : Pendinginan ini sama dengan sistim ON, tetapi untuk sirkulasi minyaknya melalui
radiator mengunakan suatu cara. Pada sistim ini tidak ada fan.
OFB : Adalah sistim OFN yang dilengkapi hembusan angin dari fan. Digunakan untuk trafo-
trafo yang berkapasitas besar.
37
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
ON : Gabungan dari pendinginan minyak dengan pendinginan air sirkulasi pada dinding luar
radiator tanpa fan .
38
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Kenaikan temperatur (suhu) ini didasarkan atas temperatur udara luar atau suhu dari air
pendingin masuk. Harga-harga ini adalah = 25 0 C untuk air dan 400 C maximum dengan harga
rata-rata 350 C selama 24 jam untuk udara.
Artinya :
Niaalnva sistim ON dengn klass A : suhu tertinggi dari kamparan yang diperkenankan adaIah :
400 C + 600C = 1000 C untuk beberapa jam (2-3 jam ) dan 35 0 C + 600 C = 950 C untuk 24 jam
terus menurun.
2.7. KONSTRUKSI DAN BAHAN BUSHING (TIPE INDOOR DAN OUT DOOR )
Bushing sangat menentukan dalam pengambilan tegangan dan pemasukan tegangan pada
tranformator, pada sisi tegangan tinggi bushing harus mempunyai syarat titik tembus. Bahan
utama untuk bushing adalah dari bahan keramik. Dan pada bushing tegangan tinggi
biasanya dilengkapi arcing horn.
39
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
40
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
1. Minyak Trafo :
2. Radiator
Radiator berfungsi sebagai alat pendingin dari trafo. Minyak trafo yang panas
mempunyai berat jenis yang rendah, sehingga berada dibagian atas ; kemudian masuk
kebagian atas dari pipa radiator. Didalam radiator minyak didinginkan oleh udara luar
atau angin. Minyak turun dari bagian atas pipa masuk bak trafo bagian bawah (lihat arah
panah gambar didepan). Pada trafo-trafo kecil radiator diganti dengan sirip-sirip (ribbon)
yang fungsinya memperluas permukaan dinding trafo sehingga pendinginan lebih baik /
sempurna.
41
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
3. Conservator :
Apabila suatu trafo mempunyai beban yang tinggi atau kenaikan suhu udara luar, maka
minyak trafo akan mengembang. Pengembangan minyak ini diterima oleh Conservator
expansion tank. Udara diatas permukaan minyak didalam conservator terdesak keluar
melalui silica-gel dan alat pernapasan udara (air breather) apabila minyak trafo dingin,
maka udara dari luar akan masuk melalui alat pernapasan, silica-gel dan kembali ke
conservator. Tinggi rendahnya minyak didalam conservator dapat dilihat dalam gelas
pendingin yang menempel pada conservator tersebut.
Untuk menghindari hubungan langsung antara bagian dalam dari trafo dengan udara
luar maka didalam alat pernafasan diberi minyak trafo. Hal ini juga untuk dimaksud
untuk menjaga agar udara yang masuk dari luar tidak mengandung kotoran-kotoran
(debu), uap air dll.
4. Relay Bucholz :
Relay ini merupakan salah satu pengaman trafo (trafo besar) dari :
a. Menurunnya minyak pada conservator akibat kebocoran dsb
b. Panas yang tinggi dari dalam trafo (internal fault)
Relay bucholz dipasang pada trafo-trafo yang mempunyai conservator dan ditempatkan
antara bak dan conservator. Apabila terdapat panas dalam trafo, maka akan timbul
gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini akan menuju conservator,
gelembung-gelebung tersebut akan memenuhi bagian atas dari relay bucholz yang
menyebabkan turunnya bola b1; kontak C1 menutup dan menyebabkan alam lihat
gambar berikut.
42
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Bila gelembung ini akan timbul terus dan semakin banyak menyebabkan turunnya bola
B2 dan menyebabkan tertutupnya kontak C2 sehinggga saklar utama dari trafo lepas /
membuka. Hal menutupnya kontak C1, dapat juga terdiri apabila minyak dalam
conservator habis dan menurun sampai pada dasar relay bucholz. Pada umumnya bagian
conservator dibuat sedikit lebih tinggi dari lainnya dengan maksud agar supaya
gelembung udara mudah mengalir kearah conservator.
5. Silica gel :
Adalah suatu bahan higroscopis yang dimaksud untuk menyerap uap air dari udara yang
sedang naik pada waktu trafo menjadi dingin (bernafas). Uap air harus dihindarkan sebab
dapat mengakibatkan menurunnya tegangan tembus dari minyak hal ini dapat berakibat
adanya lompatan api (flash over) didalam trafo bahan lain yang dipergunakan selain
silica gel adalah calsium chloride.
6. Emergency Release :
Gunanya untuk mengeluarkan tekanan yang besar didalam bak trafo apabila timbul
panas yang tinggi, sehingga tidak mengakibatkan misalnya yang dapat merusak bagian-
bagian lain (bak trafo kembung dan sebagainya). Emergency release (selaput pengaman)
berupa suatu bagian tipis atau kaca yang mudah pecah bila mendapat tekanan tertentu.
7. Tap Changer :
Tap changer atau trap dari trafo adalah merupakan suatu bagian dari trafo yang
digunakan untuk mengatur tegangan di sisi skunder sesuai keinginan..
43
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Nilai-nilai daya pengenal yang lebih disukai dalam SPLN 8 : 1978 IEC 76 1 (1976)
seperti dibawah ini sedang yang bertanda * adalah nilai-nilai standar PLN.
200*
25* 250*
5 31,5 315*
6,3 40 400*
8 50* 500*
10 63 500*
12,5 80 630*
16* 100* 630*
20 125 800*
160* 1000*
1250*
1600* dst
Catatan :
Nilai-nilai dalam tabel diatas berlaku bagi transformator fasa tiga dan fasa tunggal. Bagi
transformator fasa tunggal yang akan dipasang pada bangku fasa tiga, nilainya seperti dari nilai-
nilai tercantum dalam tabel diatas.
Pembebanan Transformator :
44
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
yaitu selama 20 tahun atau7300 hari, sehingga transformator akan mempunyai susut normal
(normal loss of life) O, 0137 % perhari
Catatan :
Dalam SPLN 17 A ; 1979, lampiran A, sub ayat 2.2. diberikan pengertian dan contoh
perhitungan mengenai susut umur (use of life) sbb :
Dengan dibebaninya transformator pada daya pengenal dan suhu sekitar 20 C, maka
transformator akan mengalami pemburukan isolasi dan karenanya mengalami susut umur yang
normal, sehingga umur transformator sesuai dengan desain, misalnya 30 tahun.
Dibawah ini adalah tabel susut umur sebagai fungsi dari suhu titik panas 0c :
Oc Susut Umur
80
0,125
86
0,25
92
0,5
98
1,0
104
2,0
110
4,0
116
8,0
122
16,0
128
32,0
134
64,0
140
128,0
Contoh 1 :
Transformator dibebani 10 jam pada 0c = 104 C dan 14 jam pada 0c = 86 C. Susut umurnya =
10 x 2 + 14 x 0,25 = 23,5 jam umur selama 24 jam (harian). Karena masih kurang dari 24 jam,
transformator tidak mengalami kenaikan susut umur, sehingga tetap sesuai dengan desain (tabel
1 s/d x )
Contoh 2 :
Transformator dibebani 4 jam pada 0c = 110 (pada beban puncak) dan 20 C jam pada 0c = 90 C.
Susut umurnya = 4 x 4 + 20 x 0,9 ( intrapolasi ) = 24 jam umur, selama 24 jam. Ini juga berarti
mengalami susut umur yang normal tabel 1 s/d x
45
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Contoh 3 :
Transformator dibebani 12 jam pada suhu 0c 104 C dan 12 jam pada 0c = 90 C. Susut umurnya
= 12 = 12 x 2 + 12 x 1 = 36 jam umur, selama 24 jam. Ini berarti susut umurnya normal,
sehingga umurnya menjadi 2/3 x 30 tahun = 20 tahun.
PLN menetapkan nilai maksimum bagi rugi total ( dalam % terhadap daya pengenal), yaitu rugi
besi dan tembaga pada 75 C faktor daya 1,0 dan beban 100 %
Tegangan primer ditetapkan sesuai dengan tegangan nominal sistem pada jaringan
tegangan menengah (JTM) yang berlaku dilingkungan PLN, 6 kv dan 20 kv. Dengan
demikian ada tiga macam transformator yang dibedakan tegangan primernya, yaitu :
Catatan :
Pada sistem distribusi fasa tiga, 4 kawat maka transformator fasa tunggal yang dipasang
tentunya mempunyai tegangan pengenal 20 kV/V3 = 12 kV. Karena SPLN 1 : 1978
menetapkan tegangan nominal sistem 20 kV, maka masih perlu dipasang transformator
fasa tungga dengan tegangan pengenal 12 kV
46
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Tegangan sekunder :
Tegangan sekunder ditetapkan tampa deisesuaikan dengan tegangan nominal sistem pada
jaringan tegangan rendah (JTR) yang berlaku dilingkungan PLN ( 127 & 220 V untuk
sistim fasa tunggal dan 127/220 V dan 220 / 380 V untuk sistem fasa tiga, yaitu : 133 / 231
V dan 231 / 400 V pada kedaaan tampa beban)
Dengan demikian ada empat macam transformator yang dibedakan oleh tegangan
sekundernya, yaitu :
(a). Transformator bertegangan sekunder 133 / 231 V;
(b). Transformator bertegangan sekunder 133 / 400 V;
(c). Transformator bertegangan sekunder 133 / 231 V / 400 V yang dapat digunakan secara
serentak (stimulan)
(d). Transformator bertegangan sekunder 133 / 231 V / 400 V yang digunakan terpisah
Catatan :
Bilamana dipakai tidak serentak maka dengan bertegangan sekunder 231/400 Volt daya
transformator tetap 100 % daya pengenal, sedang dengan tegangan sekunder 133 / 231
Volt dayanya hanya 75 % daya pengenal.
16 * * * * * *
25 * * * * * *
50 * * * * * *
100 * * * * * *
160 * * * * * *
200 * * * * * *
250 * * * * * *
315 * * * * * *
400 * * * * * *
500 * * * * * *
630 * * * * * *
800 + * + + + +
1000 + * + + + +
1250 + * + + + +
47
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
1600
+ * + + + +
Keterangan :
Penyadapan :
Ada tiga macam penyadapan tampa beban, yaitu :
(a). Sadapan tampa beban (STB) tiga langkah : 21, 20, 19 kV.
(b). Sadapan tampa beban lima langkah : 22, 21, 20, 19, 18 kV.
(c). Sadapan tampa beban lima langkah : 21; 20,5; 20; 19,5; 19 kV.
Penyadapan dilakukan dengan pemgubah sadapan (komotator) pada keadaan tampa beban
pada sisi primer.
Catatan :
Nilai-nilai tegangan sadapan, khususnya penyadap utama (principle tapping), adalah nilai-
nilai yang beresuaian dengan besaran-besaran pengenal (arus, tegangan ,daya)
sebagaimana didefenisikan dalam publikasi IEC 76 1 (1976) sub. Ayat 3, 5, 1, 1.
48
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Karateristik Elektris
Tabel berikut ini adalah estndar PLN, kecuali nilai rugi besi dan temabaga, arus beban nol,
efesiensi serta pengaturan tegangan yang hanya merupakan contoh.
49
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Primer
Ip1 Ip2
1E1 2E2
Trafo 1 Trafo 2
1e1 2e2
S
Skunder
r
4.2. Syarat Kerja Paralel.
4.2.1. Perbadingan transformasi kedua trafo tersebut harus sama. Perbandingan transformator.
a =Ehe .P:/Eph .S.
Tegangan primer dan masing-masing trafo pada gambar adalah IE, dan 2E2 adalah sama
besarnya apabila sisi sehelum sekumder kita hubungkan dengan saklar S, kita ukur tegangan
induksi sekunder masing-masing trafo (beban nol) dengan hasil yang sama maka berarti
perbandingan transformasi kedua trafo adalah sama, demikian pula sebaliknya bila kedua trafo
mempunyai tegangan induksi sekunder tidak sama, berarti perbandingan transformasi trafo tidak
sama.
Dalam hal yang pertama ( a sama ) maka bila kedua trafo dihubungkan paralel (sisi primer dan
sekunder) maka dalam keadaan beban nol maupun berbeban pada kedua sisi sekunder tidak akan
mengalir arus sirkulasi Is. Sebalikmya apabila kedua trafo mempunyai perbandingan
transformasi tidak sama , maka pada keadaan paralel pada sisi sekunder kedua trafo akan
mengaIir suatu arus sirkulasi yang akan mempengaruhi sisi primer juga.
Arus sirkulasi merupakan beban tambahan didalam trafo tidak dapat dibebani penuh.
CATATAN :
50
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
30.000V
Contoh Trafo I : a = =5
6.000V
30.000V
Trafo II : a = = 4,92
6.100V
Perbedaan 5 4,92 = 0,08
0,08
= x 100 % = 1,6 % lebih besar dari 0,5 %
5
4.2.2. Prosentasi impedansi ( % Z ) sama.
IxZ V
Z% = x 100 % Z =
V I
I = Arus beban penuh (sekunder dihubung singkat) .
Z = Impedansi sekunder.
V = Tegangan jepitan pada sisi sekunder beban trafo penuh (sekunder dihubung singkat dan
primer diberi tegangan sedemikian sehingga pada sekunder mengalir arus beban penuh).
Jadi Z %= Hilang tegangan ( drop voltage) pada impedansi trafo.
Catatan :
- Prosentasi impedansi yang sama trafo yang bekerja paralel dapat berbeban.
- Pembebanan trafo berbanding berbalik dengan % Z nya.
- Seyogyanya trafo dengan % Z- kecil, dipilih kapasitasnya ( KVA) besar.
- Pada umumnya perbedaan % tidak melebihi 10 %.
51
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
12 4 8
0 0 0
A B C
A b c
U U 0
5 9 1
Phase A -jam 12
Phase B -jam 4 A B C
Phase C jam 8 12 4 8
Pada sekunder
Phase a - jarn 5.
Phase -jam 9 a b c
Phase c -jam 1 5 9 1
Phase B -jam 4 A B C
Phase C -jam 12 8 4 12
8 4 12
0 0 0
A B C
A B C
0 0 0
3 11 7
- Primer (sisi tegangan tinggi) dalam sambungan berlawanan atau tidak langsung.
53
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Jadi dengan perubahan atau dengan penukaran sambungan terminal salah satu trafo ( dalam hal
T2) pada primernya maka sekunder kedua trafo mempunyai bilangan jam yang sama. T1, dan T2;
Dapat beke;ja paralel.
Catatan :
Beberapa group yang normal
1. Dengan bilangan jam : 0
2.Dengan bilangan jam :6
3.Dengan bilangan jam :5
54
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
Catatan :
Gardu induk 70/30 kV, dengan kapasitas 3 trafo yang bekerja paralel masing-masing dengan :
Trafo I : 30 mVA, prosentasi ini impedansi 15 %
Trafo II : 20 mVa, prosentase ini impedansi 8 %
Trafo III : 20 mVa, prosentase ini impedansi 10 %
55
PT PLN (Persero)
Jasa Pendidikan dan Pelatihan Transformator
56