Anda di halaman 1dari 50

FIRMANSYAH

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com
Email : firmansyah.kepnp@gmail.com

Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Rekayasa


Instalasi Listrik-Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang 1
I. TRANSFORMATOR
F Trasformator suatu alat yang bekerja secara elektro magnetik.
F Fungsi Transformator untuk memindahkan daya listrik AC dan
Transformasi Tegangan.
F Transformator banyak digunakan pada bidang elektronika dan tenaga
listrik.

I1 NP NS I2
I1 I2

NP NS eS U U Z

S
U1 eP U2 Z
S

1 2

2 3

1. Inti / Kern U1 = Teg. Primer U2 = Teg.Skunder


2. Litian Primer I1 = Arus Primer I2 = Arus Skunder
3. Lilitan Skunder eP = GGL Primer eS = GGL Skunder
Np = Kumparan Primer Ns = Kumparan Skunder
Æb = Fluks Bersama Z = Beban
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 2
I.1 PRINSIP KERJA TRANFORMATOR

F Kumparan Primer dihubungkan Tegangan AC maka akan mengalir


arus I1.
F Arus I1 Menimbulkan fluks pada kumparan primer.
F GGL sisi primer : eP = 4,44 x f x Np x Æ m.
F Sisi skunder terbentuk juga fluks bersama.
F GGL sisi skunder : eS = 4,44 x f x Ns x Æ m
F Dengan menganggap trafo adalah ideal maka :

I1 U 2 Np U 1 I 1
U1.I1 = U2 . I2 Þ  a  
I2 U1 Ns U 2 I 2

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 3
I.1 PRINSIP KERJA TRANFORMATOR (Con’t)

Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk


menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya. Transformator menggunakan prinsip hukum
induksi faraday dan hukum lorentz dalam menyalurkan daya,

Hukum Lorenz 4
I.1 PRINSIP KERJA TRANFORMATOR (Con’t)

Prinsip Kerja : Induksi Faraday

5
•Transformator dalam keadaan terbuka/ tanpa beban / beban
nol (no-load)
•Transformator dalam keadaan berbeban (load)

9/22/2022 6
I.1 PRINSIP KERJA TRANFORMATOR (Con’t)

Arus listrik mengelilingi inti Lilitan mengelilingi magnit maka


besi maka besi itu menjadi akan timbul gaya gerak listrik
magnit. (GGL)

7

Io

V E1
V1 N1 N2 E2

Pada saat trafo diberi sumber V sinusoid maka akan mengalir I0


yang juga sinusoid. Dengan menganggap belitan reaktif murni ,
maka I0 tertinggal 90o dari V sumber.
Arus I0 pada saat yang sama akan menghasilkan  yang sefasa dan
berbentuk sinusoid pula.
9/22/2022 9
V  Vmax sin t    max sin t
……………. Tertinggal 90o dari V
Selanjutnya, fluks ini akan menginduksikan pada belitan primer dan
sekunder sehingga muncul Eggl
d
E1   N 1
dt
d ( max sin t )
  N1
dt
  N 1 max cos t ……………. Tertinggal 90o dari 

9/22/2022 10
Harga effektif :

N 1 max
E1   4,44 N 1 . f . max dimana   2. . f
2

d
sehingga E2   N 2
dt

E 2  4,44 N 2 . f . max

9/22/2022 11
Sehingga dari persamaan diatas diperoleh :
E1 N 1
 a
E2 N 2

Dimana a adalah angka transformasi, yang menunjukkan angka


perbandingan disisi primer dan sisi sekunder transformator
V1

I0 

E1 Gambar vektor dari trafo no load (ideal)


9/22/2022 12
Trafo tanpa beban (non ideal)

Pada kenyataannya arus yang mengalir pada belitan primer trafo (arus
penguat Io) bukanlah arus induktif murni, melainkan terdapat dua
komponen arus yaitu :

• Im, berfungsi menghasilkan fluks magnetik


• Ic, merupakan komponen rugi tembaga yang menyatakan daya
yang hilang akibat rugi histerisis dan rugi arus eddy (eddy current).
Ic sefasa dengan V1 sehingga V1.Ic adalah daya yang hilang

9/22/2022 13
V1

Ic
Karena terdapat rugi
I0
tahanan dan fluks bocor
Im  dari rangkaian maka,….

E1

9/22/2022 14
R X
V1 1
1
I0.X1
R C N N
1 2
I0.R1
E1

I0
Ic


Im

9/22/2022 15
I.2 TRANSFORMATOR BERBEBAN

F Bila kumparan sekunder dihubungkan ke beban ( Z ) I2 akan mengalir


pada rangkaian ini.
F Belitan Amper sekunder ( I2 Ns ) akan melemahkan fluks magnit pada
inti ( eP turun ).
F Untuk keseimbangan ( I1 nP ) mengimbangi fluks sehingga I1 naik
(Konstant)
b

I1 I2 Æb = Fluks Bersama
Æ1 = Fluks sisi primer
l1 l2 U2 Z
Æ2 = Fluks sisi Sekunder
U1
S

U1 = GGL sisi Primer


U2 = GGL sisi Sekunder

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 17
Trafo berbeban (non ideal)
Pada saat berbeban, maka rugi yang ada pada trafo adalah sebagai berikut :
-rugi tembaga
-rugi tahanan dan fluks bocor pada kumparan primer
-rugi tahanan dan fluks bocor pada kumparan sekunder

R1 X1 R2 X2

Rc Xm N1 N2 ZL

9/22/2022 18
V1
I1.X1
Rugi-rugi diatas apabila digambar secara
I1.R1 vektor akan menghasilkan diagram
E1 disamping
I1
I’2

Ic I0

Im
V2

E2

I2

9/22/2022 19
Dari gambar vektor diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

V1  E1  I 1 .R1  I 1 . X 1

E 2  V2  I 2 .R2  I 2 . X 2
E1 N
karena a 1 maka E1  a.E 2
E2 N2

E1  a(V2  I 2 .R2  I 2 .X 2 )
E1  a( I 2 .Z L  I 2 .R2  I 2 . X 2 )

dengan mengabaikan I0 pada saat berbeban maka,

9/22/2022 20
N1 I
 a  2' …………………..I0 sangat kecil sehingga I 1  I 2'
N2 I2

I 2  aI 2'

E1  a 2 .I 2' .Z L  a 2 .I 2' .R2  a 2 .I 2' . X 2

E1  I 2' (a 2 .Z L  a 2 .R2  a 2 . X 2 )

9/22/2022 21
R1 X1 a2 R2 a2 X2
I1 I’2
I0

RC XM a 2 ZL

V1  a 2 .I 2' .Z L  a 2 .I 2' .R2  a 2 .I 2' . X 2  I 1 .R1  I 1 . X 1 …………………….. I 1  I 2'

V1  a 2 .I 2' .Z L  a 2 .I 2' .R2  a 2 .I 2' . X 2  I 2' .R1  I 2' . X 1

V1  I 2' (a 2 .Z L  a 2 .R2  a 2 . X 2  R1  X 1 )

9/22/2022 22
R1 X1 a2 a2 X2 I’2
I1
I0 R2

RC X a 2 ZL
M

I1 R1 X1 a2 a2 I’2
R2 X2

a2
ZL

Req Xeq

a 2 ZL
9/22/2022 24
RUGI TEMBAGA RUGI TEMBAGA

KUMPARAN FLUKS KUMPARAN DAYA


DAYA BERSAMA
PRIMER SEKUNDER KELUAR
MASUK (INTI)

RUGI FLUKS RUGI FLUKS


BOCOR PRIMER BOCOR SEKUNDER

RUGI-RUGI BESI
(HISTERISIS & EDDY CURRENT)

9/22/2022 26
II. RUGI-RUGI TRANSFORMATOR

II.1. TEST HUBUNG TERBUKA ( OPEN CIRCUIT TEST )


F Open Circuit Test digunakan untuk menghitung rugi-rugi inti
Transformator.
F Rangkaian Open Circuit Test
I0 TR TT
W A

U1
V

1.Pengukuran Daya ( P )
U1 =(Tegangan primer)
I0= Arus tanpa beban

F Daya ( P ) Merupakan rugi-rugi besi Transformator

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 27
II.2 PERSAMAAN OPEN CIRCUIT TEST

U1 U1 U1
W = U1 I0 Cos j 0 = I0 R0  Z0 
2  R0   X0 
I0 Ih  e Im
Im = I0 Sin j 0  Ih+e = I0 Cos j 0

Ih+e = Rugi-rugi besi untuk pembentukan fluks magnet

Im = Harga arus yang effektif dalam pembentukan magnet

Rugi pada hubung terbuka I2.R ( Pm ) dapat diabaikan


Im
I0

0
U1 I h+e o

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 28
II.3 TEST HUBUNG SINGKAT ( SHORT CIRCUIT TEST )

F I2 kecil - u2 harus kecil - U1 ± 5-10 % Tegangan kerja.


F Rangkaian Test Hubung Singkat.
I1
W A
TR TT Persamaan Test Hubung Singkat
 ESC
U1 PSC
V U2 R ' ek 2  Zek 2 
( ISC ) 2 ISC

X ' ek 2  ( Z ' ek 2 ) 2  ( R ' ek 2 ) 2

F Tegangan primer U1 ( kecil )


F Sisi sekunder dihubung singkat
F Diukur U1 I1, W
F Z = 0 -- I2 lebih besar dari pada I0

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 29
Arus magnitisasi secara grafis tanpa Arus magnitisasi secara grafis
memperhitungkan rugi-rugi besi memperhitungkan rugi-rugi besi

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 30
II.4 RANGKAIAN EKIVALEN
F Rangkaian transformator dapat disederhanakan seperti gambar
F Tahanan dan reaktansi bocor sisi perimer dan sekunder dinyatakan secara
total ( R1 1 x 1 dan R2 1 x 2 )
F Sirkit shunt dinyatakan dengan ( r0 dan x0 ) sehingga
I1 E1 E1 N 1
 I 0R dan  I 0R ß  a
r0 X0 E2 N 2
r1 x1 x2 r2
I1 I2

Ior

E1 E2
V1 r0 x0 V2

F Bila N1 = N2 -- E1 = E2 Kedua sisi transformator dapat dihubung paralel


r1 x1 x2 r2
I1

Ior

V1 r0 x0 V2

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 31
F Rangkaian ekivalen berguna untuk menghitung regulation dan kerja paralel
F Rugi dalam rangkaian ekivalen I2R sehingga sirkit ekivalen mempunyai
r’2 dan reaktansi bocor x’2 dan didapat :
2
I 22  N1 
I12 r12 = I22 - r12 =  r2  
I12  N2 
2
I1 X 21 I 2 X 2 I E N 
  X 12  2 . 1  X 2  1 
I1 E2 I1 E 2  N2 

F Arus I 2 pada rangkaian ekivalen sama dengan I 1 , sehingga sekunder


ekivalen dapat mengalihkan tahanan dan reaktansinya dengan kwadrat
perbandingan kumparan ( a2 )
N1
F V12 adalah dikali tegangan output V2 sehingga turn ratio menjadi nol
N2

F Argumen diatas dapat dibalik, transformator terdiri dari sisi sekunder


sesungguhnya dan sisi primernya yang ekivalen dengan lillitan N2.
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 32
II.5 REGULASI DAN EFISIENSI

F Regulasi = Tegangan sekunder tanpa beban - Tegangan sekunder berbeban X 100 %


Tegangan sekunder berbeban
V1 / a  V2
F VR 
V2
F Daya output ( P out ) transformator akan lebih kecil dari daya input ( P in )
F Persentase ( P in ) lebih kecil pada transformator disebabkan :
¶ Kerugian daya pada lilitan ( I2 R )
· Kerugian karena arus putar (Arus Edy ) ( Pe )
¸ Kerugian karena Hysteresis ( Ph )
F Efisiensi transformator didapat :
Pout KVACostj
Effisiensi (h ) = x100%  x100%
Pin KVACosj  Kerugiantembaga  Phe
F Untuk mencari Effisien primer dibawa ke sekunder
U 2 I 2 Cosj2
Effisien = x100%
 R 
U 2 I 2 Cosj2  POC  I 2  R2  1 
 a 2
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 33
II.6 VEKTOR GROUP
F Polaritas Trafo ditentukan oleh arah gulungan kumparan trafo
P1 S1 P1 S1
(K) (k) I1
I1 I2 I2
P2 S2 P2 S2
(L) (l)

F Arah arus sekunder tergantung pada arah gulungan


Tabel hubungan Yy
Vektor Group Pengawatan Diagram Vektor Penggeseran Fase

R
R r r
Yy0 S s 00
t s
T t T S

R
R s t
r
Yy6 S 1800
s
T T S
t r

F Angka 0 pada Yy0 dan angka 6 pada Yy6 dengan aturan sebagai berikut :
0
11 1
10 2 *0 = Beda Fase primer dan sekunder adalah 00
9 1800 3

8 4 *6 = Beda Fase primer dan sekunder adalah 6 x 300 = 1800


7
6
5 http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 34
Tabel hubungan Yd

Vektor Group Pengawatan Diagram Vektor Penggeseran Fase

r
R r R

Yd1 S s t 300
T S
T t s
R
r
R
Yd5 S r t 1500
T S
T s s
t
r R
s
R s
Yd7 S t t 2100
T S
T r
R
r
R r
Yd11 S s s 3300
T S
T t t

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 35
II.7 TRANSFORMATOR PARALEL
F Syarat - syarat transformator paralel
¶ Tegangan kerja primer dan sekunder harus sama (a) Iph.P / Iph. S
· Penyambungan harus memperhatikan polaritas masing-masing
transformator.
¸ Impedansi ekivalen (Zek) berbanding terbalik dengan KVA Rating
I A Zek B

I B Zek A

¹ Tahanan ekivalen dan reaktansi ekivalen primer dan sekunder harus


sama.
Rek A Rek B

X ek A X ek B

º Untuk trafo 3 phasa harus mempunyai vektor group yang sama

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 36
Primer

Ie1 Ie2

1E1 2E2

Trf 1 Trf 2

Ie1 Ie2

Sekunder

F Dari gambar IE1= IE2 Sebelum PMT S dihubungkan


F Dengan melalui pengukuran terminal tegangan Trf.1 dan Trf.2 bisa
diketahui trafo sama atau tidak sama.
F Dalam keadaan beban nol tegangan Trf 1 = Trf.2
Eph T1 = Eph T2 Õ Eph T1 = EphT 2 = 0 Õ E 0

o
F Besar arus sirkulasi =  0A
ET 1  ET 2
F Pengaruh arus sirkulasi mengurangi nilai kapasitas trafo
F Perbedaan transformasi umumnya diperbolehkan ± 0,5 %
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 37
II.8 PENGARUH PENGATURAN TAP CHANGER
F Perubahan tap changer dapat manuver transformasi tegangan dari trafo.
Contoh :
30.000V
Trf 1 -- a = 5
6.000V
30.000V
Trf 2 -- a =  4,92
6.100V
0,08
Perbedaan 5 - 4,92 = 0,08 Õ 5 x100%  1,6% lebih dari 0,5 %

II.9 PROSENTASI IMPEDANSI ( % Z ) SAMA


IxZ V
%Z= V x100%  z 
I
I = Arus beban penuh ( Sekunder dihubung singkat )
Z = Impedansi Sekunder
V = Tegangan jepit sekunder dihubung singkat dan primer diberi
tegangan sehingga didapat arus beban penuh
%Z = Drop voltage pada impedansi trafo
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 38
II.10 PEMBEBANAN TRANSFORMATOR
F Pemebebanan trafo berpedoman dengan SPLN 17:A 1970 ( IEC 354 1972 ).
F Untuk trafo terendam minyak tabel di bawah ini memperlihatkan temperatur
dan susut umur trafo.
F Berdasarkan IEC 354. 1972 hot spot temperatur lilitan trafo bisa mencapai
980C
F Dengan Refrensi IEC 354. 1972 umur trafo ditentukan 20 Th ( 7.300 Hari )
F Dalam SPLN 17 A : 1979 dapat dilihat contoh perhitungan mengenai susut
umur trafo dimana suhu pengenal trafo adalah 200C.
F Pemburukan isolasi trafo dengan asumsi t = 200C adalah 30 Tahun.
0
C Susut umur
Contoh perhitungan :
80 0,125
86 0,25 Trafo dalam 24 jam dengan pola pembebanan sbb :
92 0,5
98 1,0 12 jam = 1040C dan 12 jam = 980C
104 2,0
110 4,0 Selisih umur : (12x2)+(12x1) = 36 jam umur
116
122
8,0
16,0
selama 24 jam
128 32,0
134 64,0
140 128,0

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 39
F Tabel rugi-rugi trafo dalam % daya pengenal

FASA
FASA - Tiga
Tunggal

25 50 50 100 160 200 250 315 400 500 630 800 1000 1250 1600
2,21 1,75 2,5 2,07 1,76 1,71 1,56 1,48 1,37 1,32 1,24 1,52 1,44 1,42 1,33

F Catatan rugi - rugi adalah komponen rugi-rugi besi ditambah rugi-rugi


tembaga pada t 750C Cos j 1dan beban 100 %

X MINYAK TRAFO
F Fungsi minyak trafo
¶ Sebagai pendingin

· Sebagai isolasi

¸ sebagai penghantar panas dari bagian yang panas (coil dan inti ) ke
konsevator dan radiator

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 40
TABEL BATAS-BATAS PENGUSAHAAN
MINYAK TRAF0
LANGKAH 2 YANG
No. MINYAK DIAMBIL BILA STANDAR YANG
SIFAT-SIFAT DARI MINYAK TRANSFORMATOR MINYAK BARU
Urut TERPAKAI KOLOM 3 & 4 TIDAK DIPAKAI
TERPENUHI
1 2 3 4 5 6
1 Kekuatan dielektrik (tegangan tembus)
Untuk tegangan kerja :

- 60 KV 80 KV / cm
60 KV - 150 KV 110 KV / cm  200 KV / cm difilter IEC 156 / 1963
 150 KV 140 KV / cm IEC 296 / 1969
380 KV 180 Kv / cm B S 148 / 1959

2 Kadar garam ( mgKOH/g) maks. I 0,02 - 0,04 0,4 s/d 1


( difilter ) ASTM D877
>1
( diganti )

3 Kadar air ( ppm ) maks. 30 nol -- --

4 Viscosity ( eSt) pada 300C 22 18 Difilter B S 148 / 1959


JIS c 2320 / 1978

5 Kadar endapan ( % ) 0,1 nol Difilter IES 296 / 1969

6. Flash point 146,1 0C -- -- BS 148 / 1959


( 295 0F )

7. Color ( warna ) Mineral oil 3,5 max 3,5 max Difilter ASTM D877
Color ( warna ) Askarels ( Gardner scales ) 2,0 Max 2,0 Max Difilter ASTM D877

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 41
III. JENIS-JENIS TRANSFORMATOR
F A. Letak kumparan pada Inti
F B. Perbandingan Transformator
F C. Konstruksi Inti Transformator
F D. Pendingin Transformator
F E. Jenis Tegangan
F F. Kegunaan
X A. LETAK KUMPARAN TERHADAP INTI
F 1. Jenis Inti ( Core Type )
F 2. Jenis Shell ( Shell Type )
Inti
Kumparan

Inti

Kumparan
Kumparan

Konstruksi Core Type dan Shell Type


http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 42
X B. DITINJAU DARI PERBANDINGAN

NP EP
a 
NS ES

F ES Lebih besar dari EP ( a > 1 ) -- Transformator penaik


tegangan ( Step-Up )
F ES lebih kecil dari EP ( a < 1 ) -- Transformator penurun
tegangan ( Step Down )

X C. KONSTRUKSI INTI TRANSFORMATOR

Bentuk Inti Hurup L, E, F


http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 43
X D. PENDINGIN TRANSFORMATOR

MEDIA
NO SISTEM DI DALAM TRAFO DI LUAR TRAFO
PENDINGIN SIRKULASI SIRKULASI SIRKULASI SIRKULASI
ALAM PAKSA ALAM PAKSA
1 AN --- --- UDARA ---
2 AF --- --- --- UDARA
3 ONAN MINYAK --- UDARA ---
4 ONAF MINYAK --- --- UDARA
5 OFAN --- MINYAK UDARA ---
6 OFAF --- MINYAK --- UDARA
7 OFWF --- MINYAK ---
8 ONAN/ONAF KOMBINASI 3 DAN 4
9 ONAN/OFAN KOMBINASI 3 DAN 5
10 ONAN/OFAF KOMBINASI 3 DAN 6
11 ONAN/OFWF KOMBINASI 3 DAN 7

X E. JENIS PHASE TEGANGAN


F Tegangan 1 Phasa
F Tegangan 3 Phasa

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 44
III. 1 TRANSFORMATOR 3 ( TIGA ) PHASA

X TRANSFORMATOR 3 (TIGA) PHASA HUBUNG (Y-Y)


C1 B1 A1
A2 a2

YN YN
C2 B2 A2 YN
c2 b2 a2 YN
C2 B2 c2 b2

c1 b1 a1

Keuntungan :
F Kemungkinan titik netral untuk pentanahan di sisi Primer dan
Sekunder.
F Hubungan untuk paralel paling mudah.
Kerugian
F Kestabilan sulit dicapai, kecuali titik netral ditanahkan langsung.
http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 45
X TRANSFORMATOR 3 (TIGA) PHASA HUBUNG (Y-D)

C1 B1 A1
A2

YN
C2 B2 A2 YN
C2 B2
c2 b2 a2
a2

b2
a1
c1 b1
c2

Keuntungan :
F Ttitik netral sisi primer bisa dihubung tanahkan
F Sisi Sekunder stabil karena sambungan D
Kerugian :
F Titik netral sekunder tidak ada, dan tidak bisa mensuplay sistim empat
kawat. http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 46
X TRANSFORMATOR 3 (TIGA) PHASA HUBUNG (ZIG-ZAG)
C1 B1 A1
A2

YN
C2 B2 A2 YN
C2 B2
c4 b4 a4
a4

c3 b3 a3

c2 b2 a2
b4

c1 b1 a1
c4

Keuntungan :
F Bisa digunakan untuk Transformator Distribusi
F Dapat menampung beban yang tidak seimbang.

http://www.firmansyah-kepnp.blogspot.com 47
Contoh Transformator Tiga Fasa dan Rangkaian
hubungan Kumparan Δ-Y

(a) (b)
50

Anda mungkin juga menyukai