Anda di halaman 1dari 20

Created By :

Luthfi Fauzan Akuan Merlin Nandiani XII IPA 1 SMAN 23 Bandung

Transformator atau transformer atau trafo Merupakan komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Transformator adalah suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik

Bagian utama Transformator


Sumber Tegangan AC

Kumparan primer

Kumparan sekunder

Kumparan primer Inti besi

Kumparan sekunder

Inti besi

1. Transformator step up Ciri ciri Penaik Tegangan Ns > Np Vs > Vp Is < Ip

2. Transformator step down Ciri ciri Penurun Tegangan Ns < Np Vs < Vp Is > Ip

Vp

Np

Ns

Vs

Vp

Np

Ns

Vs

Pada trnasformator jumlah lilitan transformator sebanding dengan tegangannya.

Np Vp Ns Vs

Np Ns Vp Vs

= Jumlah lilitan primer = Jumlah lilitan sekunder = Tegangan primer = Tegangan sekunder

Transformator ideal jika energi yang masuk pada transformator sama dengan energi yang keluar dari transformator

Wp = Ws Vp. Ip . t = Vs . Is . t

Vp Is Vs Ip

Is
Ip

= kuat arus sekunder


= kuat arus primer

Np Vp

Ns Vs
Lampu

Primer Masukan In Put Hasil Dihubungkan pada sumbertegangan

Sekunder Keluar Out Put Hasil Dihubungkan pada lampu

Efisiensi Transformator adalah perbandingan energi yang keluar dari transformator dengan energi yang masuk pada transformator
Ws x100% Wp

Ps x100% Pp
Vs Is x100% Vp Ip

Ws Wp Ps Pp

= Efisiensi transformator = energi sekunder = energi primer = daya sekunder = daya primer

Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitansekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna,semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.

Pada dasarnya,suatu transformator itu terdiri dari dua atau lebih kumparan yang dihubungkan oleh medan magnetik bersama (mutual magnetic field).Bila satu diantara kumparan inti,yang primernya dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,akan timbul fluks bolak-balik yang amplitudonya bergantung pada tegangan primer dan jumlah lilitan.Fluks bersama akan menghubungkan kumparan yang lain, yang sekundernya akan menginduksikan tegangan di dalamnya yang nilainya bergantung pada jumlah lilitan sekunder.

Keadaaan Transformator Tanpa beban


F

I0 N1 E1 N2 E2

F
Transformator tanpa beban
V1 I0 E1

Vektor transformator tanpa

Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang sinusoid, akan mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan mengannggap belitan N1 reaktif murni, Io akan tertinggal 90o dari V1 (lihat gambar ). Arus primer Io menimbulkan fluks (f) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid. f = fmaks sin wt

Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1 (Hukum Faraday). Fluks yang berubah-ubah memotong suatu kumparan maka pada kumparan tersebut akan di induksikan suatu tegangan listrik :
e1 N1
e1 N1

df dt
(tertinggal 90o dari f)

d (f maks sin wt ) N1f maks cos wt dt


4,44 N 1 ff maks

Harga efektifnya E1

N 1 2ff maks 2

Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi menimbulkan


e2 N 2 df dt

e2 N 2 wf m cos wt

E 2 4,44 N 2 ff maks

E1 N 1 E2 N 2

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,


E1 V1 N 1 a E 2 V2 N 2

a = perbandingan transformasi

Dalam hai ini tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.

Arus Penguat

Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua komponen: (1) Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks (f). (2) Komponen arus rugi tembaga IC, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi histeris dan arus eddy. IC sefasa dengan V1, dengan demikian hasil perkaliannya (IC x IV1) F 0 merupakan daya (watt) yang hilang
I0 V1 IM IC E1
V1 RC IC IM XM

Vektor hubungan fasor Io, IM dan IC

Rangkain pengganti Io, IM dan IC

F1 F2 I1 N1 V1 E1 N2 E2 ZL V2 I2

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ZL .

Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung menentang fluks (f) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada primer menjadi :
I1 I o I '2 I o I1 I '2

Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM I1 = IM + I2 Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku hubungan : N1 IM = N1 I1 N2 I2 N1IM = N1(IM + I2) N2I2 Sehingga N1I2 = N2I2 Karena nilai IM dianggap kecil maka I2 = I1 N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1

Bila pada PLTA gambar di atas menghasilkan daya 30 MW dan tegangan yang keluar dari generator 10.000 volt akan di transmisikan jika hambatan kawat untuk transmisi 10 .
1. Dengan Arus Besar
Kita tentukan kuat arus transmisi

2. Dengan Tegangan Tinggi


Kita tentukan kuat arus transmisi

P I V 30.000.000 watt I 10.000 volt I = 3.000 A kuat arus tinggi


Daya yang hilang diperjalanan karena berubah menjadi kalor adalah P = I2 R = 3.0002 . 10 = 90 MW daya yang hilang besar

P V

30.000.000 watt I 150.000 volt


I = 200 A kuat arus rendah
Daya yang hilang diperjalanan karena berubah menjadi kalor adalah P = I2 R = 2002 . 10 = 0,4 MW

daya yang hilang kecil

20 kV Trafo Step down


Trafo Step Up

Generator PLTA 30MW 10000 V

220 V

Trafo Step down

Terimakasih Untuk Perhatiannya

Wasslammualaikum

Anda mungkin juga menyukai