Anda di halaman 1dari 24

ENERGI

MEKANIS

ENERGI ENERGI
LISTRIK LISTRIK
DEFINISI
 Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-
balik (AC).
 Lambang transformator
Komponen trafo
 kumparan primer yang bertindak sebagai input
 kumparan sekunder yang bertindak sebagai output
 inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan
magnet yang dihasilkan.
Prinsip Kerja Transformator

 kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik,


 perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang
berubah.
 Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi
ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl
induksi.
 Jika kumparan sekunder dihubungkan ke beban, maka pada kumparan sekunder akan
timbul arus ac sekunder sebagai akibat adanya ggl induksi sekunder
Arus Penguat
 Arus penguat adalah arus primer Io yang mengalir pada
saat kumparan sekunder tidak dibebani.
 Io terdiri dari
 IM (arus pemagnitan) menghasilkan fluks 
 IC (Arus rugi besi) menyatakan daya yang hilang
akibat adanya histerisis dan arus eddy (IC sefasa dengan
V1).
I0 I c  I o cos 

I M  I o sin 
V1 RC XM
IC IM I0
IM I0  I c 2  I M 2
V1 E1
IC
KEADAAN BERBEBAN
 Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan
beban ZL (lihat gambar), maka pada kumparan
sekunder akan mengalir arus I2 yang besarnya:
V2
I2 
ZL
I1 I2

N1 N2
V1 E1 E2 V2 ZL
KEADAAN BERBEBAN …
 Arus beban I2 ini akan menimbulkan ggm.
 N2I2 yang cenderung menentang fluks  bersama yang telah
ada akibat arus pemagnitan IM.
 Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan
primer harus mengalir arus I’2 yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh beban I2,
 hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer
menjadi
I1  I 0  I 2'
 Bila rugi besi (IC)diabaikan, maka
I0 = I M,
sehingga
I1 = IM + I’2 .
KEADAAN BERBEBAN …
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm
yang dihasilkan oleh arus pemagnitan IM saja, maka berlaku
hubungan:
N1 IM = N1 I1 – N2 I2
N1 IM = N1 (IM + I’2) – N2 I2
N1 IM = N1 IM + N1 I’2 – N2 I2
sehingga:
N1 I’2 = N2 I2
Pada keadaan beban penuh nilai IM sangat kecil dibanding I1,
maka I’2 = I1
Jadi: N1 I1 = N2 I2
atau : I1  N 2  1
I2 N1 a
Fluks bocor
 Tidak seluruh fluks ф yang dihasilkan oleh IM
merupakan fluks bersama (ф M),
 Sebagian dari padanya hanya mencakup kumparan
primer (ф 1l) atau kumparan sekunder (ф2l) saja.

ф 1l : fluks bocor pada kumparan primer


ф2l : fluks bocor pada kumparan sekunder
Rangkaian Ekivalen
 Dalam rangkaian ekivalen suatu trafo adanya ф1l
dan ф2l ditunjukkan dengan reaktansi X1 dan X2.
 Rugi tahanan (tembaga)ditunjukkan dengan R1
dan R2, sehingga rangkaian ekivalensinya dapat
digambarkan
Rangkaian Ekivalen …

V1 = E1 + I1 R1 + I1 X1
E2 = V2 + I2 R2 + I2 X2 = I2 ZL + I2 R2 + I2 X2
karena : E1 N1
 a atau E1 = a E2
E2 N 2

maka : E1 = a (I2 ZL + I2 R2 + I2 X2)


Karena:
I 2' N 2 1
  atau I2 = a I’2
I 2 N1 a
maka :
E1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2
V1 = a2 I’2 ZL + a2 I’2 R2 + a2 I’2 X2 + I1 R1 + I1 X1
Rangkaian Ekivalen …
 Apabila parameter rangkaian sekunder dinyatakan
dalam harga rangkaian primer, harganya perlu
dikalikan dengan faktor a2.
 Sekarang rangkaian ekivalensinya menjadi seperti
terlihat pada gambar
Rangkaian Ekivalen …
 Karena i1 ≈ i2’, maka gambar di atas dapat didekati
dengan:

 Rangkaian ekivalen trafo dalam pernyataan primer:


Rangkaian ekivalen trafo dalam
pernyataan primer
 Dalam pernyataan primer V1 ditulis Vpp, sehingga besar Vpp
adalah:

atau

Maka dapat digambarkan


RANGKAIAN EKIVALEN PERNYATAAN
SEKUNDER

 Oleh karena

 atau
RANGKAIAN EKIVALEN PERNYATAAN SEKUNDER

Atau

Dimana dan
CONTOH SOAL 1
 Trafo 25 KVA, 2300/230 Volt mempunyai tahanan
primer R1=0,8 ohm, reaktansi primer X1= 3,2 ohm.
Pada bagian sekunder R2= 0,009 ohm, X2=0,03 ohm
 Hitunglah:
a. Tahanan, reaktansi, impedansi ekivalen sekunder
dibawa ke primer
b. Tahanan, reaktansi, impedansi ekivalen primer
dibawa ke sekunder
Jawab
2300
a  10
230

a. Req1  R1  a 2 R2  0,8  100.0,009  1,7

X eq1  X1  a 2 X 2  3,2  100.0,03  6,2

Z eq1  R   X 
eq1
2
eq1
2
 1,72  6,22  6,42

R1 0,8
b. Req 2  R2  2
 0,009   0,0170
a 100
X 3,2
X eq 2  X 2  21  0,03   0,062
a 100
Z eq 2  R   X 
eq 2
2
eq 2
2
 0,0172  0,0622  0,0642
RANGKAIAN EKIVALEN
TRANSFORMATOR
Contoh Soal

N1 2000
a  4
N2 500
Req1  R1  a 2 R2  2  0,1254  4,0
2

X eq1  X 1  a 2 X 2  8  0,54  16


2

Z 2'  12  4  192


2

Rangkaian Ekivalen Transformator


Contoh Soal
Contoh Soal
Contoh Soal

Anda mungkin juga menyukai