Anda di halaman 1dari 14

Transformator

Transformator Fasa Tunggal

Transformator Fasa
tunggal merupakan
transformator yang
digunakan seperti pada
umumnya namun hanya
untuk penggunaan
kapasitas kecil
Tipe Transformator

• Trafo tipe inti (core type)


•Trafo tipe cangkang (shell type)

Tipe inti
Tipe cangkang
Bentuk Inti Besi Transformator
Right Hand Rule

Hubungan antara arah arus


dan arah medan magnet

• Ibu jari
menunjukkan arah
arus
• Jari lainnya
menunjukkan arah
medan magnet
Hukum Dasar Transformator

• Hukum Maxwell Panjang jalur magnetik (L)


• Hukum Induksi Faraday

1. Gaya gerak magnet


(ggm / mmf):


F  H L  NI

2. Gaya gerak listrik


(ggl / emf):
d N lilit
e( t )   N
dt Luas penampang inti besi(A)
Induksi Gandeng


I

d d
e1 ( t )   N1 e 2 ( t )   N2
dt dt
Hubungan Antara Arus dan Tegangan Terinduksi

Inti besi jenuh :


dengan betambah besarnya arus
maka tegangan terinduksi
besarnya hampir tetap
Transformator Tanpa Beban

ggm (N1.Io) fluksi 


( t )   m sin t
Io
 2f
+
-
1. Tegangan terinduksi
belitan primer:
N1 N2
2. Tegangan terinduksi
belitan sekunder:
Rangkaian Equivalen Transformator Tanpa Beban

Io

Ic Im
V1

Io = Ic + Im

V1 = E1 + Io (R1 + j X1)
R1 – tahanan belitan primer
X1 – reaktansi belitan primer
Rc – tahanan pemagnetan
Xm – reaktansi pemagnetan
Ic – arus rugi inti
Im – arus magnetisasi
Transformator Berban

I1 I2

+
- (ZL )

N1 N2
1. Keadaan tanpa beban: I1 = Io
2. Keadaan berbeban:
Contoh
1. Transformator 1 fasa, daya 1000VA, Tegangan 220/110 V, 50 Hz
Dalam keadaan tanpa beban, Hitung tegangan sisi sekunder (sisi TR) apabila
sisi primer (sisi TT) disuplai dengan tegangan :

 Tegangan 110 V, 50 Hz.


 Tegangan 220 V, 50 Hz.
 Tegangan 330 V, 50 Hz.
E1  220 , E 2  110 V1 V
Trafo ideal :  a  V2  1
E 220 V2 a
a 1  2
E2 110

V1 110
V1 = 110, maka: V2    55 volt
a 2
V1 220
V1 = 220, maka: V2    110 volt
a 2

V1 = 330, maka: V2  V1  330  165 volt  ???


a 2
Contoh

2. Trafo 1 fasa, daya 20 kVA, tegangan 2000/200 V,


50 Hz. Diketahui jumlah lilitan sekunder 66

• Hitung jumlah lilitan primer


• Arus beban penuh (nominal) sisi primer dan
sekunder

E1  2000 , E 2  200 20000


I1 (nom.)   10 A
E1 2000 2000
a   10
E2 200 20000
I2 (nom.)   100 A
E1 N1 E 200
  N1  1 x N2
E 2 N2 E2
2000
N1  x 66  66 lilit
200
Contoh
3. Transformator dengan daya 10 kVA, tegangan
2200/220 V, 50 Hz.
Arus penguat 0,60 A dan rugi inti besi 360 watt,
apabila sisi TT disuplai tegangan nominal.
• Hitung arus pemagnitan
• hitung arus rugi inti besi
V1  E1  2200 volt Pc  Ic2 R c  E1 Ic
Io ( R1  j X1 )  diabaikan Pc 360
Ic    0,164 A
E1 2200

Io  Ic  Im
Im  Io2  Ic2
Im  0,6 2  0,164  0,576 A

Anda mungkin juga menyukai