Anda di halaman 1dari 52

TRANSFORMATOR

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis


yang berfungsi untuk mengubah daya listrik dari suatu
rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya,dengan
frekuensi yang sama dan perbandingan transformasi
tertentu melalui suatu gandengan magnet dan bekerja
berdasarkan prinsip induksi elektromagnetis

Dalam bidang teknik listrik pemakaian transformator


dikelompokkan menjadi:
➢ Transformator daya
➢ Transformator elektronik
➢ Transformator pengukuran; yang terdiri dari
transformator arus dan transformator tegangan.
Berdasar cara melilitkan kumparan pada inti.

Shell type

Windings are wrapped around the center leg of a laminated


core.
Core type

• Windings are wrapped around two sides of a laminated square


core.
Cara Kerja
• Keadaaan Transformator Tanpa beban

I0
F
F
N1 N2
E1 E2 I0

V1 E1

Transformator tanpa beban


Vektor transformator tanpa beban
Keadaan Tanpa Beban

• Bila kumparan primer suatu transformator


dihubungkan dengan sumber tegangan V1 yang
sinusoid, akan mengalirlah arus primer Io yang juga
sinusoid dan dengan menganggap belitan N1 reaktif
murni, Io akan tertinggal 90o dari V1. Arus primer Io
menimbulkan fluks (f) yang sefasa dan juga
berbentuk sinusoid.

• f = fmaks sin wt
• Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi e1
(Hukum Faraday). Fluks yang berubah-ubah memotong suatu
kumparan maka pada kumparan tersebut akan di induksikan
suatu tegangan listrik :
df
e1 = − N 1
dt

d (f maks sin wt )
e1 = − N1 = − N1fmaks cos wt (tertinggal 90o dari f)
dt

N1 2ff maks
Harga efektifnya E1 = = 4,44 N1 ff maks
2
• Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi
menimbulkan

df E1 N1
e2 = − N 2 e2 = − N 2 wfm cos wt E2 = 4,44 N 2 ffmaks =
E2 N 2
dt

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,

E1 V1 N1
= = =a a = perbandingan transformasi
E 2 V2 N 2

Tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi berlawanan arah


dengan tegangan sumber V1.
Arus Penguat
• Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sekunder tidak dibebani
disebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukanlah
merupakan arus induktif murni, hingga ia terdiri atas dua komponen:
(1) Komponen arus pemagnetan IM, yang menghasilkan fluks (f).
(2) Komponen arus rugi tembaga IC, menyatakan daya yang hilang akibat
adanya rugi histeris dan ‘arus eddy’. IC sefasa dengan V1, dengan
demikian hasil perkaliannya (IC x V1) merupakan daya (watt) yang hilang

F I0

I0 IM RC IC IM XM
V1

V1 IC E1

Vektor hubungan fasor Io, IM dan IC Rangkain pengganti Io, IM dan IC


Keadaaan Transformator Berbeban

F1

F2
I1 I2

N1 N2

V1 E1 E2 ZL V2

• Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2


mengalir pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ZL .
• Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak
magnet (ggm) N2 I2 yang cenderung menentang
fluks (f) bersama yang telah ada akibat arus
pemagnetan IM. Agar fluks bersama itu tidak
berubah nilainya, pada kumparan primer harus
mengalir arus I’2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga
keseluruhan arus yang mengalir pada primer
menjadi :
I1 = I o + I '2
I o = I1 − I '2
• Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM
I1 = IM + I’2
• Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm
yang dihasilkan oleh arus pemagnetan IM saja, berlaku
hubungan :
N1IM = N1I1 – N2I2
N1IM = N1(IM + I’2) – N2I2
Sehingga
N1I’2 = N2I2
• Karena nilai IM dianggap kecil maka I’2 = I1
N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1
Equivalent circuit parameters referred to
primary and secondary sides respectively
Rangkaian Ekivalen
Dari model rangkaian diatas dapat pula diketahui hubungan
penjumlahan vektor :

𝑉1 = 𝐸1 + 𝐼1𝑅1 + 𝐼1𝑋1
𝐸2 = 𝑉2 = 𝐼2𝑅2 + 𝐼2𝑋2

𝐸1 / 𝐸2 = 𝑁1 / 𝑁2 = 𝑎 atau 𝐸1 = 𝑎 𝐸2
𝐸1 = 𝑎 ( 𝐼2𝑍𝐿 + 𝐼2𝑅2 + 𝐼2𝑋2)

Karena 𝐼’2 / 𝐼2 = 𝑁2 / 𝑁1 = 𝑎 atau 𝐼2 = 𝑎𝐼’2

Maka 𝐸1 = 𝑎2 ( 𝐼’2𝑍𝐿 + 𝐼’2𝑅2 + 𝐼’2𝑋2)

Dan 𝑉1 = 𝐸1 = 𝑎2 ( 𝐼2𝑍𝐿 + 𝐼2𝑅2 + 𝐼2𝑋2) + 𝐼1(𝑅1 + 𝑋1 )


Menentukan parameter

1. Pengukuran Beban Nol (Open-circuit Test)


In Open Circuit Test the transformer’s secondary winding is
open-circuited, and its primary winding is connected to a
full-rated line voltage.
2. Pengukuran Hubung Singkat (Short-circuit Test)
In Short Circuit Test the secondary terminals are short circuited,
and the primary terminals are connected to a fairly low-voltage
source
The input voltage is adjusted until the current in the short
circuited windings is equal to its rated value. The input voltage,
current and power is measured.
Perubahan Tegangan sekunder antara beban nol dan
beban penuh pada factor kerja tertentu , dengan
tegangan primer konstan.

no−load voltage − full−load voltage


Voltage regulation =
full−load voltage

V2,nl − V2, fl
VR = 100%
V2, fl
rugi daya
Rugi Besi/Inti ( 𝑷𝒊 )

Rugi besi terdiri dari :


1. Rugi histerisis: rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada
inti besi.

𝑥
𝑃ℎ= 𝐾ℎ 𝑓 𝐵𝑚𝑎𝑥 watt

𝐾ℎ = konstanta tergantung volume dan kualitas inti


𝐵𝑚𝑎𝑘𝑠 = kerapatan fluks maksimum inti (weber)
x = konstanta Steinmetz (1,5 – 2,5) tergantung sifat
magnetic inti
f = frekwensi
2. Rugi ‘eddy current’ : rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi.
2
𝑃𝑎 = 𝐾𝑎 𝑓 2 𝐵𝑚𝑎𝑘𝑠 watt
𝐾𝑎 = konstanta tergantung resistifitas inti ( ketebalan laminasi)
Jadi rugi besi (rugi inti) :
𝑃𝑖 = 𝑃ℎ + 𝑃𝑎

Rugi Tembaga ( 𝑷𝒄𝒖 )


Rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga dapat
ditulis sbb :
𝑃𝑐𝑢 = 𝐼 2 R
Karena arus beban berubah ubah, rugi tembaga juga tidak konstan
bergantung pada beban
Efisiensi
Perubahan Efisiensi terhadap beban:

Untuk beban tertentu, efisiensi maksimum terjadi


ketika rugi tembaga = rugi inti.
Perubahan Efisiensi terhadap faktor kerja (cos φ ) Beban.

Perubahan efisiensi terhadap cos φ beban

Hubungan antara efisiensi dan beban pada cos φ yang berbeda-


beda dapat dilihat pada gambar di atas.
Contoh Soal 1:

Suatu trafo 1∅ 10 KVA, 2500/500 V, memberikan data pada tes


berikut:
O.C test: 250 V; 0,8 A; 50 W
S.C. test: 60 V; 3 A, 45 W
Hitung efisiensi pada beban penuh dengan factor kerja 0,8
lagging.
Tes hs pada sisi t.r, V=250 V sama dengan teg rating pd sisi t.r.
Tes oc pada sisi t.t, V = 60 V

P beban penuh = 104 𝑋0,8 = 8000 𝑊


Teg. beban dr rangkaian ekivalen t.t =𝑎 × 𝑉2 = 5 × 250 = 1250 𝑉

𝑃𝑜𝑢𝑡 10000
Arus beban penuh =𝑉 = 1250 = 8
2 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ

𝑃𝑐=50 𝑊
𝑃𝑐𝑢 = 45 𝑊 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 3 𝐴
𝑃𝑐𝑢 = 120 𝑊 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑟𝑢𝑠 8 𝐴

𝑃𝑟𝑢𝑔𝑖 50+120
Efisiensi = 1 − = 1-8000+50+120 = 0.98
𝑃𝑖𝑛
Kerja Paralel
➢ Perbandingan tegangan sama
➢ Polaritas trafo sama
➢ Tegangan kerja per fasa
sama
➢ Frekuensi kerja sama
➢ Perbandingan antara tahanan
dan reaktansi sama
➢ Pada transformator tiga
fasa urutan fasa sama
Trafo Tiga Fasa
Core Type Construction
Shell Type Construction
Hubungan Kumparan 3 Fasa
Ia
a
a
Sistem Terhubung Delta
Iab Zca
Arus LINE : Vab Zab
b
• 𝑰𝒂 = 𝑰𝒂𝒃 − 𝑰𝒄𝒂 Vca Ib Ibc Ica
Vbc
• 𝑰𝒃 = 𝑰𝒃𝒄 − 𝑰𝒂𝒃 b Zbc c
Ic
• 𝑰𝒄 = 𝑰𝒄𝒂 − 𝑰𝒃𝒄 c

• Pada beban setimbang:


• 𝐼𝑙 = 3𝐼𝑝ℎ
• 𝑉𝑙 = 𝑉𝑝ℎ
Sistem dihubungkan Wye
• Tegangan LINE to LINE berbeda dg Ia
tegangan FASA

Vab = Van - Vbn = 3 Van  + 30


Va n Va b
Vbc = Vbn - Vcn = 3 Vbn  - 90 Vb n
n
Ib Vc a
Vca = Vcn - Van = 3 Vcn  + 150
Vc n
𝐼𝑙 = 𝐼𝑝ℎ
Vb c
𝑉𝑙 = 3𝑉𝑝ℎ Ic

Besar Tegangan LINE to LINE adalah  tegangan FASA (rms)

𝑃𝑜𝑢𝑡 = 3𝑉𝑠 𝐼𝑠 𝑐𝑜𝑠𝜑𝑠


Contoh 2.
1. Trafo 3 fasa 50 Hz. Mempunyai hubungan ∆ - 𝑌
tegangan sisi primer dan sekunder berturut turut
adalah 6600 V dan 400 V. Sisi sekunder dihubungkan
dengan beban yang simetri dalam 𝑌 dengan pf 0,8
lagging . Bila arus line pada sisi primer adalah 5 A,
tentukan arus dari setiap coil pada sisi primer dan
sekunder. Berapa kW output dari trafo?
2. Seperti soal (1) trafo terhubung ∆ - ∆
3. Seperti soal (1) trafo terhubung 𝑌- ∆
The usual connections for three-phase transformers are:

➢wye / wye seldom used, unbalance and 3th harmonics


problem
➢wye / delta frequently used step down.(345 kV/69 kV)
➢delta / delta used medium voltage (15 kV), one of the
transformer can be removed (open delta)
➢delta / wye step up transformer in a generation station

For most cases the neutral point is grounded.


Hubungan Open Delta

Ini dimungkinkan untuk mentransformasi sistem tegangan 3


fasa hanya menggunakan 2 buah trafo yang terhubung secara
open delta. Hubungan open delta identik dengan hubungan
delta delta tetapi salah satu trafo tidak dipasang. Hubungan ini
jarang digunakan karena load capacity nya hanya 86.6 % dari
kapasitas terpasangnya.
Hubungan Zig Zag

Untuk trafo distribusi dan trafo konverter


Autotransformer
Trafo yang hanya mempunyai satu kumparan saja ,
yang digunakan sebagai primer dan sebagian dari
kumparan digunakan sebagai sekunder
Trafo dengan tap changers

Agar suplai tidak terganggu, transformator


ganti tap on-load .
Dalam metode ini, transformator terputus dari Saat mengatur tap, dua kondisi penting
suplai utama ketika pengaturan tap diubah. harus dipenuhi.
Pengaturan tap biasanya dilakukan secara
manual. Rangkaian beban tidak boleh rusak untuk
menghindari arching dan mencegah
kerusakan kontak.
Tidak ada bagian belitan yang dihubung
pendek .

Anda mungkin juga menyukai