Anda di halaman 1dari 18

TEKNIK TENAGA LISTRIK

TRANSFORMATOR

Marcel Samuel AA (073.15.061)


Muhammad Bagir (073.15.066)
Muhammad Yoga F (073.15.069)
Muhammad Abyan S (073.15.072)
Pengertian transformator
Alat listrik yang dapat memindahkan energi listrik dengan
merubah tegangan dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian
listrik lain melalui prinsip induksi dengan frekuensi.
Yang dimaksud dengan bagian-bagian yaitu bagian dari
transformator yang tercakup dalam transformator, yaitu:
- Lilitan primer dan sekunder
- Inti besi dan medan magnet bolak balik
Jika pada lilitan primer kita berikan tegangan bolak-balik
sebesar maka pada bagian sekunder timbul tegangan
sebesar .
Kalau U1 < U2, maka transformator disebut step up
transformator.
Kalau U1 > U2, maka transformator disebut step down
transformator.
Prinsip kerja transformator
Keadaaan Transformator Tanpa beban

F
F
I0

N1 N2
E1 E2
I0

V1 E1
Transformator tanpa beban
Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan
dengan sumber tegangan V1 yang sinusoid, akan
mengalirlah arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan
mengannggap belitan N1 reaktif murni, Io akan tertinggal
90o dari V1 (lihat gambar ). Arus primer Io menimbulkan
fluks (f) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid.
f = fmaks sin wt
Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan induksi
e1 (Hukum Faraday). Fluks yang berubah-ubah memotong
suatu kumparan maka pada kumparan tersebut akan di
induksikan suatu tegangan listrik :
df
e1 N 1
dt
d (fmaks sin wt ) (tertinggal 90o dari f)
e1 N1 N1fmaks cos wt
dt

N 1 2ff maks
E1 4,44 N 1 ff maks
2
Pada rangkaian sekunder, fluks (f) bersama tadi menimbulkan

df E1 N1
e2 N 2 e2 N 2 wfm cos wt E2 4,44 N 2 ffmaks
E2 N 2
dt

Dengan mengabaikan rugi tahanan dan adanya fluks bocor,

E1 V1 N1
a a = perbandingan transformasi
E2 V2 N 2

Dalam hai ini tegangan E1 mempunyai kebesaran yang sama tetapi


berlawanan arah dengan tegangan sumber V1.
Transformator berbeban

Apabila kumparan sekunder dihubungkan dengan beban ZL, I2 mengalir


pada kumparan sekunder, di mana I2 = V2/ZL .
F1

F2
I1 I2

N1 N2

V1 E1 E2 ZL V2
Arus beban I2 ini akan menimbulkan gaya gerak magnet
(ggm) N2 I2 yang cenderung menentang fluks (f) bersama
yang telah ada akibat arus pemagnetan IM. Agar fluks
bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer
harus mengalir arus I2, yang menentang fluks yang
dibangkitkan oleh arus beban I2, hingga keseluruhan arus
yang mengalir pada primer menjadi :

I1 I o I '
2

I o I1 I '
2
Bila rugi besi diabaikan (IC diabaikan) maka Io = IM
I1 = IM + I2
Untuk menjaga agar fluks tetap tidak berubah sebesar ggm yang dihasilkan oleh
arus pemagnetan IM saja, berlaku hubungan :
N1IM = N1I1 N2I2
N1IM = N1(IM + I2) N2I2
Sehingga
N1I2 = N2I2
Karena nilai IM dianggap kecil maka I2 = I1
N1I1 = N2I2 atau I1/I2 = N2/N1
Kerugian pada trafo


Kerugian kapasitas liar
Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan - lilitan
transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-
acak (bank winding)

kerugian histerisis
Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti
transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat
dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah.

Kerugian arus eddy


Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet
yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet
yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang
kalau digunakan inti berlapis-lapisan.
Trafo tiga phasa

Secara umum ada 3 macam jenis hubungan pada


transformator tiga phasa yaitu bintang, delta, dan zig zag
Hubungan bintang (y)

Hubungan bintang ialah hubungan transformator tiga fasa, dimana ujung-ujung awal
atau akhir lilitan disatukan. Titik dimana tempat penyatuan dari ujung-ujung lilitan
merupakan titik netral. Arus transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan
bintang yaitu; IA, IB, IC masing-masing berbeda 120.

Transformator tiga phasa hubungan bintang.


Dari gambar diperoleh bahwa : IA = IB = IC = IL
IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph
Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Segitiga/ Delta ()

Hubungan segitiga adalah suatu hubungan transformator tiga fasa, dimana cara penyambungannya
ialah ujung akhir lilitan fasa pertama disambung dengan ujung mula lilitan fasa kedua, akhir fasa
kedua dengan ujung mula fasa ketiga dan akhir fasa ketiga dengan ujung mula fasa pertama. Tegangan
transformator tiga phasa dengan kumparan yang dihubungkan segitiga yaitu;VA,VB,VC masing-
masing berbeda 120.

Transformator tiga phasa hubungan segitiga/delta. IA = IB = IC = IL


Dari gambar diperoleh bahwa : IL = Iph
VAB = VBC = VCA = VL-L
VL-L = Vph

Dimana :
VL-L = tegangan line to line (Volt)
Vph = tegangan phasa (Volt)
IL = arus line (Ampere)
Iph = arus phasa (Ampere)
Hubungan Zigzag

Transformatorzigzag merupakan transformator dengan tujuan khusus.


Salah satu aplikasinya adalah menyediakan titik netral untuk sistem listrik yang tidak memiliki titik
netral. Pada transformator zigzag masingmasing lilitan tiga fasa dibagi menjadi dua bagian dan
masingmasing dihubungkan pada kaki yang berlainan.

Transformator tiga phasa hubungan zig-zag.


Perbandingan Rugi-rugi untuk tiap kumparan yang
terhubung Y, , zigzag adalah

Dimana :
iY = arus pada kumparan yang terhubung Y
= hambatan jenis tembaga
LY = panjang kumparan yang terhubung Y
AY = Luas penampang kumparan yang terhubung Y
A = Luas penampang kumparan yang terhubung
AZZ = Luas penampang kumparan yang terhubung
Zig-zag
Syarat kerja parallel transformator
Perbandingan tegangan harus sama, utk mencegah arus
sirkulasi dlm rankaian parallel
Polaritas transformator harus sama, utk mencegah terjadinya
arus sirkulasi karenaadanya beda potensial pada polaritas yg
berbeda
Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama,
agar kedua transformator membagi beban sesuai dengan
kemampuan KVAnya, sehingga tak terjadi pembebanan lebih
pada salah satu trafo.
Perbandingan reaktansi terhadap tegangan sebaiknya sama,
agar kedua transformator bekerja pada factor daya yang
sama
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai